DOSEN PEMBIMBING
Abdul Syukur, MA
DISUSUN OLEH
Afif Nabighah
Taliyah Shofiyana
Yaqzan Almagribi
Mekatronika Kelas C
POLITEKNIK ASTRA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt. Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang bertemakan “Islam dan Ilmu
Pengetahuan” tepat pada waktunya dan dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam. Selain itu
makalah ini juga bertujuan untuk mempelajari tentang kaitan antara islam dan ilmu pengetahuan.
Karena makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Abdul Syukur karena telah memberikan tugas ini, sehingga kami dapat
mempelajari hal baru. Terima kasih juga kepada para anggota kelompok yang turut berkontribusi
dalam pengerjaan makalah ini.
Semoga dengan disusunnya makalah ini, kami dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan bagi kami juga selaku penyusun. Mohon maaf apabila ada kesalahan selama
penulisan dan ada beberapa kata serta kalimat yang kurang berkenan.
I|Page
DAFTAR ISI
II | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1|Page
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan akal dan wahyu dalam pandangan islam?
2. Bagaimana klasifikasi dan karakteristik ilmu dalam islam?
3. Bagaimana kewajiban menuntut ilmu dalam pandangan islam?
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
3|Page
pendapatnya adalah orang yang mempunyai kecakapan untuk menyelesaikan masalah.
Bagaimana pun kata ‘aqala mengandung arti mengerti, memahami dan berfikir.
Sedangkan Muhammad Abduh berpendapat bahwa akal adalah: sutu daya yang hanya
dimiliki manusia dan oleh karena itu dialah yang memperbedakan manusia dari mahluk
lain.
b. Pengertian Wahyu
Kata wahyu berasal dari kata arab الوحي, dan al-wahy adalah kata asli Arab dan
bukan pinjaman dari bahasa asing, yang berarti suara, api, dan kecepatan. Dan ketika Al-
Wahyu berbentuk masdar memiliki dua arti yaitu tersembunyi dan cepat. oleh sebab itu
wahyu sering disebut sebuah pemberitahuan tersembunyi dan cepat kepada seseorang
yang terpilih tanpa seorangpun yang mengetahuinya. Sedangkan ketika berbentuk maf’ul
wahyu Allah terhada Nabi-Nabi-Nya ini sering disebut Kalam Allah yang diberikan
kepada Nabi.
Menurut Muhammad Abduh dalam Risalatut Tauhid berpendapat bahwa wahyu adalah
pengetahuan yang di dapatkan oleh seseorang dalam dirinya sendiri disertai keyakinan
bahwa semua itu datang dari Allah SWT, baik melalui pelantara maupun tanpa pelantara.
Baik menjelma seperti suara yang masuk dalam telinga ataupun lainya.
Wahyu dalam Islam didefinisikan sebagai pesan atau pengungkapan yang
diterima oleh Nabi atau Rasul dari Allah, yang kemudian diteruskan kepada umat
manusia sebagai petunjuk hidup. Wahyu dalam Islam merupakan sumber utama dari
ajaran Islam dan memuat perintah-perintah, petunjuk, dan nasihat dari Allah.
Wahyu dalam Islam diterima oleh Nabi Muhammad SAW selama kurang lebih 23
tahun dan diterima melalui perantara malaikat Jibril. Hasil wahyu ini kemudian
diteruskan kepada umat manusia melalui pengajaran dan pengalaman Nabi Muhammad
SAW. Hasil wahyu ini kemudian dikumpulkan dan diterima sebagai Al-Qur'an, yang saat
ini merupakan sumber utama dari ajaran Islam. Wahyu dalam Islam juga dipercaya
sebagai sumber ilmu dan pengetahuan, dan dianggap sebagai jalan yang benar bagi
manusia untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan dalam hidup dan kehidupan
setelah mati. Oleh karena itu, penerimaan dan pengikutan terhadap wahyu Allah
merupakan bagian dari kewajiban setiap Muslim.
4|Page
c. Kedudukan Akal dan Wahyu
Kedudukan antara wahyu dalam Islam sama-sama penting. Karena Islam tak akan
terlihat sempurna jika tak ada wahyu maupun akal. Dan kedua hal ini sangat berpengaruh
dalam segala hal dalam Islam. Dapat dilihat dalam hukum Islam, antar wahyu dan akal
ibarat penyeimbang. Andai ketika hukum Islam berbicara yang identik dengan wahyu,
maka akal akan segerah menerima dan mengambil kesimpulan bahwa hal tersebut sesuai
akan suatu tindakan yang terkena hukum tersebut.karena sesungguhnya akal dan wahyu
itu memiliki kesamaan yang diberikan Allah namun kalau wahyu hanya orang-orang
tertentu yang mendapatkanya tanpa seorangpun yang mengetahu, dan akal adalah hadiah
terindah bagi setiap manusia yang diberikan Allah.
Dalam Islam, akal memiliki posisi yang sangat mulia. Meski demikian bukan
berartiakal diberi kebebasan tanpa batas dalam memahami agama. Islam memiliki aturan
untuk menempatkan akal sebagaimana mestinya. Bagaimanapun, akal yang sehat akan
selalucocok dengan syariat Islam dalam permasalahan apapun. Dan Wahyu baik berupa
Al-qur’an dan Hadits bersumber dari Allah SWT, pribadi Nabi Muhammad SAW yang
menyampaikan wahyu ini, memainkan peranan yang sangat penting dalam turunnya
wahyu. Wahyu mmerupakan perintah yang berlaku umum atas seluruh umat manusia,
tanpamengenal ruang dan waktu, baik perintah itu disampaikan dalam bentuk umum
ataukhusus.Apa yang dibawa oleh wahyu tidak ada yang bertentangan dengan akal,
bahkan ia sejalan dengan prinsip-prinsip akal. Wahyu itu merupakan satu kesatuan yang
lengkap, tidak terpisah-pisah.Wahyu itu menegakkan hukum menurut kategori perbuatan
manusia. baik perintah maupun larangan. Sesungguhnya wahyu yang berupa al-qur’an
dan as-sunnah turun secara berangsur-angsur dalam rentang waktu yang cukup panjang.
Namun tidak selalu mendukung antara wahyu dan akal, karena seiring
perkembangan zaman akal yang semestinya mempercayai wahyu adalah sebuah anugrah
dari Allah terhadap orang yang terpilih, terkadang mempertanyakan keaslian wahyu
tersebut. Apakah wahyu itu benar dari Allah ataukah hanya pemikiran seseorang yang
beranggapan smua itu wahyu. Seperti pendapat Abu Jabbar bahwa akal tak dapat
mengetahui bahwa upah untuk suatu perbuatan baik lebih besar dari pada upah yang
ditentukan untuk suatu perbuatan baik lain, demikian pula akal tak mengetahui bahwa
5|Page
hkuman untuk suatu perbuatan buruk lebih besar dari hukuman untuk suatu perbuatan
buruk yang lain.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa hadis merupakan salah satu warisan yang
diberikan oleh Rasulullah SAW. Sebagai pengulas al-Qur’an, posisi hadis sangatlah
penting. Allah berfirman di dalam Surat al-Nisa ayat 26:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” (QS Ali ‘Imran) [3] 190).
Di dalam hadits Nabi banyak uraian mengenai akal, khususnya bila dikaitkan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut ini beberapa hadits Nabi yang
mengulas mengenai akal serta berbagai fungsinya.
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” (QS
An-Nahl : 44).
8|Page
mempelajarinya. Ilmu fardh kifayah antara lain ilmu tafsir, ilmu bahasa, ilmu kedokteran,
ilmu hukum dan sebagainya. Dengan pembagian dan klasifikasi di atas, jelaslah bahwa
Islam tidak memisahkan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum sebagaimana
yang dianggap oleh sebagian umat Islam. Islam memandang semua ilmu sebagai bagian
dari ajaran Islam yang harus dipelajari dan dikuasai oleh umat Islam. Semua ilmu
diarahkan untuk menunaikan tugas manusia di dunia, yaitu sebagai hamba Allah
(‘abdullah) dan pemimpin dan wakil Allah di muka bumi (khalifatullah fi al ardh).
Ilmu tentang cabang-cabang (furu’) atau prinsip-prinsip turunan
a) Ilmu tentang kewajiban manusia kepada Allah. Ini adalah ilmu tentang ritus-
ritus religius dan pengabdian (ubudiyah)
b) Ilmu tentang kewajiban manusia kepada masyarakat. Ilmu ini terdiri dari: (1)
Ilmu tentang transaksi. Ilmu ini membentuk transaksi-transaksi bisnis dan
keuangan. Jenis lain transaksi termasuk diantaranya qishash (2) Ilmu tentang
kewajiban kontraktual. Ilmu ini berhubungan dengan hukum keluarga
Selain itu terdapat ilmu-ilmu intelektual seperti:
1. Matematika
(a) Aritmetika
(b) Geometri
(c) antronomi dan astrologi
(d) music
2. Logika
3. Fisika atau ilmu alam
(a) Kedokteran
(b) Meteorologi
(c) Mineralogi
(d) Kimia
4. Ilmu-ilmu tentang wujud di luar alam atau metafisika
(a) ontology
(b) pengetahuan tentang esensi, sifat, dan aktifitas Ilahi
(c) pengetahuan tentang substansi sederhana, yaitu intelegensi-intelegensi dan
substansi-substansi malakut (angelic)
(d) pengetahuan tentang dunia halus
(e) ilmu tentang kenabian dan fenomena kewalian, ilmu tentang mimpi
9|Page
(f) teurgi (nairanjiyat), ilmu ini menggunakan kekuatan-kekuatan bumi untuk
menghasilkan efek tampak seperti supernatural
Dalam Islam, tidak ada ayat Al-Qur'an atau hadits yang secara eksplisit
mengklasifikasikan ilmu. Namun, beberapa ayat Al-Qur'an dan hadits menekankan
pentingnya mencari ilmu dan pengetahuan, dan memandang ilmu sebagai amanah dari
Allah yang harus diambil dengan serius oleh setiap Muslim. Berikut adalah beberapa
dalil yang mendasar tentang pentingnya mencari ilmu dalam Islam:
- Firman Allah dalam Al-Qur'an: "Dan bertanyalah kepada orang yang memiliki
pengetahuan jika kamu tidak mengetahuinya." (Surah al-Anbiya', ayat 7)
- Firman Allah dalam Al-Qur'an: "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan memberikan kepadanya jalan keluar (dari segala masalah) dan member
- Barang siapa yang Allah inginkan kebaikan baginya, Allah jadikan dia paham (faqih)
dalam urusan agama.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Surat Al-Mujadalah Ayat 11
11 | P a g e
Dengan demikian, menuntut ilmu dalam Islam dianggap sebagai kewajiban yang
harus dilakukan oleh setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Ini membantu
mereka untuk memahami ajaran-ajaran Islam dengan lebih baik, memecahkan
masalah hidup, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Menuntut ilmu merupakan salah satu bagian terpenting bagi kehidupan manusia,
tanpa adanya ilmu manusia tidak akan bisa berkembang. Menuntut ilmu juga dianggap
sebagai titik tolak dalam menumbuhkan kesadaran dalam bersikap (Ramly, 2005).
Menurut Driyakara dalam buku membangun pendidikan yang memberdayakan dan
mencerdaskan, beliau mengatakan bahwa proses menuntut ilmu merupakan proses untuk
membimbing manusia muda menjadi lebih dewasa dan lebih manusiawi.
Ilmu ialah pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang diperoleh melalui
metode penelitian, tentang perilaku sosial, budaya, maupun gejala alam yang dapat
diukur maupun diamati (Sarjuni, 2018). Karl Pearson merumuskan di dalam bukunya
Grammar of Science bahwasannya ilmu pengetahuan merupakan lukisan keterangan yang
lengkap dan konsisten mengenai fakta pengalaman dengan istilah sederhana. Menuntut
ilmu merupakan proses ke arah yang positif.
Pendidikan Islam dapat dipahami sebagai proses transformasi ilmu yang bertujuan
untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam Islam proses belajar
mengajar lebih dikenal dengan sebutan atTa’lim, yaitu proses ilmu pengetahuan agama
yang menghasilkan pemahaman yang baik terhadap anak didik sehingga dapat
melahirkan sikap yang positif. Yang dimaksud dengan sikap yang positif ialah ikhlas,
percaya diri, patuh, dapat berkorban dan teguh terhadap pendirian (Susanto, 2009).
Pendidikan menurut pandangan Hamka terbagi menjadi dua macam: pertama,
pendidikan jasmani, yakni ilmu untuk pertumbuhan dan kesempurnaan jasmani, kekuatan
jiwa dan akal. Kedua, pendidikan rohani, yakni ilmu untuk kesempurnaan manusia
dengan pengalaman dan ilmu yang didasarkan pada agama.kedua unsur tersebut
cenderung dapat menumbuhkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Karena
pendidikan dalam sarana yang tepat untuk menentukan berkembangnya kedua unsur
tersebut (Susanto, 2009).
Pentingnya menuntut ilmu menurut Hamka yang dikutip dari karangan Susanto
yang berjudul Pemikiran Pendidikan Islam bukan hanya sekedar agar manusia dapat
memperoleh kehidupan yang baik, namun dengan ilmu pengetahuan manusia dapat
12 | P a g e
mengenal Tuhannya, memperbaiki akhlaknya dan selalu berusaha untuk mencari ridho
Allah. Dengan pendidikan yang demikian, manusia akan mendapat ketentraman.
Menuntut ilmu dalam pandangan Islam bukan hanya ajakan saja, akan tetapi telah
menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Islam. Di dalam Alquran dan hadis telah
banyak membahas mengenai menuntut ilmu, yakni tentang pentingnya dalam menguasai
ilmu dan segala hal yang mengarah pada kewajiban menuntut ilmu. Salah satu ciri yang
dapat menbedakan agama Islam dengan agama lain ialah penekanan terhadap ilmu.
Alquran dan Hadis menghibau umat Islam untuk mencari ilmu. Dalam pandangan Islam,
ilmu merupakan keistimewaan yang dapat menjadikan manusia lebih unggul dari pada
makhluk yang lainnya untuk menjalankan kekhalifahan. Dalam Alquran dan Hadis
disebutkan secara berulang-ulang bahwasannya kedudukan umat Islam yang berilmu
memiliki kedudukan yang tinggi (Ulum, 2007).
Imam al-Ghazali berpendapat bahwasannya ilmu merupakan salah satu kewajiban
bagi manusia, baik itu laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, dewasa maupun
anak-anak menurut cara yang sesuai dengan keadaan, bakat dan kemampuan. Menuntut
ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim maupun muslimah, tanpa membedakan
gender. Dalilnya terdapat di dalam Alquran maupun Hadis Nabi Saw (Ali, 2010).
Hadis yang menjelaskan tentang kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadis
riwayat Ibnu Majah No. 224, dari Anas bin Malik ra, yang dishahihkan oleh al-Albani
dalam Shahih al-Jaami ash-Shaghir No. 3913 sebagai berikut:
قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم طلب العلم فريضة على كل مسلم:عن أنس بن مالك قال
Dari Anas bin Malik beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda “menuntut ilmu
itu wajib bagi setiap muslim” (al-Qazwani, 2000). Menuntut ilmu itu wajib hukumnya
bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan. Ketika Allah telah menurunkan
perintah yang mewajibkan atas suatu hal, maka kita harus menaatinya. Allah Ta’ala
berfirman dalam QS. An-Nur ayat 51:
ٓ
َ وا َس ِم ْعنَا َوَأطَ ْعنَا ۚ َوُأ ۟و ٰلَِئ
َك هُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُون ۟ ُنَّما َكانَ قَوْ َل ْٱل ُمْؤ ِمنِينَ َذا ُدع ُٓو ۟ا لَى ٱهَّلل ِ َو َرسُولِ ِهۦ لِيَحْ ُكم بَ ْينَهُ ْم َأن يَقُول
َ ِإ ِإ َ ِإ
13 | P a g e
ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.
14 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam Islam, ilmu merupakan salah satu perantara untuk memperkuat keimanan.
Iman hanya akan bertambah dan menguat jika disertai dengan ilmu pengetahuan. Ilmu
tanpa agama sifatnya buta dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Islam tidak pernah
mendikotomi antara ilmu satu dengan ilmu yang lain.
Dalam Islam ilmu agama dan ilmu yang bersifat umum sama-sama berguna dan
berkedudukan sama, ilmu hanya dibedakan dari manfaat nya terhadap manusia. Islam
juga sangat menganjurkan umatnya untuk mempelajari setiap ilmu pengetahuan,
memahami setiap ilmu pengetahuan pada prinsipnya adalah memahami ilmu-ilmu Allah
yang dipedomankan melalui al-Quran dan al-Sunnah.
Selain ilmu, akal dan wahyu juga penting kedudukannya dalam islam. Hal yang
membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Allah yang lain adalah akal nya. Tanpa
akal manusia tidak dapat mencerna ilmu yang didapatkan. Wahyu juga sebagai patokan
akan ilmu-ilmu yang didapatkan di dunia ini. Baik akal dan wahyu kedudukannya sama-
sama sebagai anugerah yang diberikan Allah kepada manusia.
15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Qadir, C.A., Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam, Terjemahan dari Philosophy and
Science is The Islamic World, oleh Hasan Basri, Jakarta: Yayasan Obor, 1988.
Husaini, Adian dan Dinar Dewi Kania. Filsafat Ilmu: Perspektif Barat dan Islam. Depok:
Gema Insani, 2013.
https://www.neliti.com/id/publications/76085/islam-dan-ilmu-pengetahuan-pengaruh-
temuan-sains-terhadap-perubahan-islam
http://eprints.ums.ac.id/6508/1/H000040021.pdf
https://www.researchgate.net/publication/336727031_Kedudukan_Akal_dalam_al-
Qur'an_dan_al-Hadis
16 | P a g e