Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ISLAM DALAM KAJIAN DISIPLIN ILMU

DI SUSUN OLEH:

Kelompok 6

Virgian Pratiwi (M011221035)


Nurhidayah Asrorina (M011221003)
Nabilah Salsabilah (M011221048)
Djaelani Batara Wali (M011221027)
Muh. Hasib Syafaat (M011221049)
Irwan Djaelani S (M011221021)
Muh. Fatwa (M011221046)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas membuat makalah mengenai “Islam dalam Kajian Disiplin Ilmu” dengan
tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai Kedisiplinan Ilmu dalam Islam
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. St. Wijdana Ram, S.S., M.Si Selaku Dosen
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu selesainya makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah kami berikutnya. Terima Kasih.

Makassar, 22 November 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................................. 2
D. Manfaat............................................................................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................... 3
A. Hakikat Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu........................................... 3
B. Hubungan Islam Dengan Ilmu Pengetahuan................................................... 4
C. Disiplin Ilmu Yang Dipelajari Oleh Agama Islam.......................................... 5

BAB III
PENUTUP.............................................................................................................. 11
A. Kesimpulan....................................................................................................... 11
B. Saran.................................................................................................................. 11

DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita
lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia
mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak
untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu
akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik
pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus
memperhatikan beberapa hal yang penting. Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para
ilmuwan itu baik untuk kita. Terkadang ada pula yang menggunakan bahan- bahan berbahaya bagi
kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian
tsb. Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya
dalam (Q.S. Al-A'raf : 56).
Sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan tidak semua baik untuk kita. Terkadang
adapula yang menggunakan bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa
dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian tersebut. Sesungguhnya Allah melarang
kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nyx dalam (QS. Al-A'raf: 56). Artinya:
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bum sesudah (Allah) memperbaikinya dan
berdo'alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah dimuka bumi.
Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dau seluruh isinya agar tetap asri Ada alasan
mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah dibumi ini, yaitu karena mani memiliki akal
untuk berfikir dan mengenali lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk
hidup lainnya. Bahkan malaikat pun pernah protes lantaran alam memiliki jabatan sebagai
khalifah. Seperti yang dikatakan Allah dalam firman-Nya QS. Al Baqarah: 34. Artinya: "Dan
ingatlah tatkala kami berkata kepada malaikat Sujudlah kamu kepada Adu! Maks sujudlah mereka,
kecuali iblis dimuka bumi ini jika dibandingkan dengan malakat yang kita ketahui sebagai
makhluk yang maksim dari dosa Bia disimpulkan bolewa untuk menjadi khalifah tidak hanya
bertasbih menyebat ama-Nya tapi Juga kemampuannya dalam mengenali lingkungannya dan
berfikir Tai adkita berukur dan Maitu memanfaatkannya dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah hakikat pendidikan islam sebagai disiplin ilmu?
2. Apa hubungan islam dengan ilmu pengetahuan?
3. Apa sajakah disiplin ilmu yang dipelajari oleh agama islam?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan hakikat islam sebagai disiplin ilmu
2. Menjelaskan hubungan islam dengan ilmu pengetahuan
3. Menjelaskan berbagai disiplin ilmu yang di pelajari dalam Islam

D. Manfaat
Penyusunan makalah pengamatan ini untuk kepentingan teoritis, yaitu untuk menambah
khazanah keilmuan tentang disiplin ilmu dalam islam sehingga dapat mewarnai menambah
pengetahuan mahasiswa, serta diharapkan dapat memberi informasi tambahan atau pembanding
bagi peneliti lain dengan masalah sejenis. Manfaat penyusunan makalah pengamatan ini adalah
untuk kepentingan praktis, yaitu kontribusi terhadap pemikiran Islam serta menghadirkan Islam
secara lebih komprehensif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Ilmu merupakan satu hal yang sangat penting dalam proses perkembangan kehidupan manusia.
Bayangkan saja ka manusia tidak mengenal ilmu, tentu saja peradaban manusia tidak akan seperti
yang nampak saat ini. Kemajuan bidang tehnologi, pangan, ekonomi. pembangunan, kesehatan,
dan sebagainya dapat berkembang karena adanya ilmu. Masing masing bidang diolah dan
dikembangkan sesuai dengan disiplin ilmu yang berkaitan. Misalnya untuk mengolah bidang
ekonomi dan mengembangkannya, manusia membutuhkan disiplin ilmu ekonomi mikroekonomi
makro, dll.
1. Menurut Shapere, pada dasarnya konsep mengenai ilmu itu mencakup 3 hal penting yaitu
dapat disistematisasi, dapat digeneralkan dan rasional. Lain halnya dengan Schulz is
menyatakan bahwa ilmu merupakan interpretasi dari hal yang subicktif dengan konsistensi
terhadap realita sosial yang ada.
2. Menurut Nazir ilmu merupakan sesuatu yang sistematis, dapat untuk menyimpulkan dalil
tertentu dari kaidah umum, dan juga merupakan pengetahuan yang sifatnya umum Artinya,
ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang dapat dikembangkan oleh manusia melalui
berbagai pendekatan dan metode. Dalam ilmu. ada berbagai cabang ilmu yang berada di
dalamnya. Cabang ilmu ini dikembangkan sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.

Ada beberapa syarat agar suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu, yaitu:
➢ Adanya suatu obyek yang diamati atau diteliti
Obyek yang akan diamati dapat berupa obiek manusia maupun yang berkaitan dengan alam.
Lorens mengatakan bahwa ada dua jenis obyck, yaitu obyek material dan formal. Yang
menunjukkan suatu ilmu adalah obyck formalnya, sedangkan obyck matenalnya dapat dikaji
dengan disiplin ilam yang lain.
➢ Adanya suatu metode
Untuk mendapatkan sebuah ilmu dibutuhkan suatu pendekatan atau metode. Metode inisering
dikenal dengan istilah metode ilmiah. Almack menyatakan bahwa metode ilmiah merupakan suatu
cara untuk menerapkan prinsip logis pada penemuan pengesahan, serta penjelasan kebenaran.
➢ Pokok permasalahan
Ilmu menunjukkan adanya suatu pokok bahasan atau permasalahan yang dikaji. Berbagai disiplin
ilmu yang ada dalam setan cabang ilmu akan sangat membantu manusia dalam memperlari
fenomena alam manusia serta mehkluk hidup lainnya Bahkan manusia juga bisa mempelajari
berbagai benda mati yang memiliki siklus tertentu. Melalu berbagai disiplin ilmu manusia dapat
mengembangkan kualitas hidup mereka. Itulah mengapa ilmu sangat penting ban kehidupan
manusia.
B. Hubungan Islam Dengan Ilmu Pengetahuan
Islam merupakan kesatuan ajaran yang utuh, yang mencakup semua aspek kehidupan manusia.
Islam tidak hanya membahas apa yang wajib dikerjakan dan apa yang dilarang, tetapi juga
membahas apa yang perlu diketahuinya. Dengan kata lain, Islam adalah cara berbuat dan
melakukan sesuatu sekaligus sebuah cara untuk mengetahui.
Dalam hal ini aspek mengetahui menjadi sangat penting sehingga antara Islam dan Ilmu
Pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena secara esensial Islam adalah agama ilmu
pengetahuan. Islam memandang ilmu pengetahuan sebagai cara pandang utama bagi penyelamatan
jiwa dan pencapaian kebahagiaan serta kesejahteraan manusia dalam kehidupan kini dan nanti.
Islam menempuh jalan yang paling lurus dalam keseimbangan antara kepribadian perseorangan
dan kepribadian masyarakat, serta mempersatukannya dengan tali hubungan yang kuat.
Bagian pertama ketika seorang masuk agama Islam dari kesaksian iman Islam adalah ucapan,
"Laa ilaha illallah" (Tak ada tuhan selain Allah), merupakan sebuah pernyataan pengetahuan
tentang realitas. Kalimat ini adalah pernyataan yang secara popular dikenal dalam Islam sebagai
prinsip utama/ prinsip tauhid atau keesaan tuhan.
Orang Islam memandang berbagai jenis ilmu pengetahuan seperti sains, ilmu alam, ilmu sosial
dan humaniora sebagai beragam bukti yang menunjukkan kebenaran bagi pernyataan yang paling
fundamental dalam Islam ini. Benturan dan ketidakcocokan antara Islam dan ilmu pengetahuan
dipandang dari sisi manapun tidak akan pernah ada. Karena sesungguhnya kesadaran beragama
orang Islam pada dasarnya adalah kesadaran akan Keesaan Tuhan. Semangat ilmiah tidak
bertentangan dengan kesadaran religious, karena ia merupakan bagian yang terpadu dengan
Keesaan Tuhan itu. Memiliki kesadaran akan Keesaan Tuhan berarti meneguhkan bahwa
kebenaran Tuhan Allah adalah satu dalam Esensi nya, dalam Nama-nama dan Sifat-Sifat-Nya, dan
dalam perbuatam-Nya. Konsekuensi penting dari pengukuhan kebenaran sentral ini adalah bahwa
orang harus menerima realitas obiektif kesatuan alam semesta.
Sebagai sebuah sumber ilmu pengetahuan, agama Islam bersifat empatik ketika mengatakan
bahwa segala sesuatu di alam semesta ini saling berkaitan dalam jaringan kesatuan alam melalui
hukum-hukum kosmis yang mengatur mereka. Kosmos teriri atas berbagai berbagai tingkat
realitas, bukan hanya yang fisik. Tetapi ia membentuk suatu kesatuan karena ia mesti
memanifestasikan ketunggalan sumber dan asal-usul metafisikanya yang dalam agama disebut
Tuhan. Semangat ilmiah para ilmuan dan sarjana muslim pada kenyataanya mengalir dari
kesadaran mereka akan tauhid. Tak diragukan bahwa, secara religius dan historis, asal-usul dan
perkembanga semangat ilmiah dalam Islam berbeda dari asal usul dan perkembangan sains di
Barat. Tak ada yang lebih baik dalam mengilustrasikan sumber religius semangat ilmiyah dalam
Islam ini daripada fakta bahwa semangat ini pertama kali terlihat dalam ilmu-ilmu agama. Orang-
orang Islam mulai menaruh perhatian pada ilmu-ilmu alam secara serius pada abad ketiga Hijriyah
atau abad ke sembilan masehi. Tetapi pada saat itu mereka telah memiliki sikap ilmiyah dan
ketrangka berfikir ilmiyah, yang mereka warisi dari ilmu-ilmu agama. Semangat untuk mencari
kebenaran dan objektifitas, penghormatan pada bukti empiris yang memiliki dasar yang kuat, dan
pikiran yang terampil dalam pengklasifikasian merupakan sebagian ciri-ciri ilmuan muslim yang
sangat luar biasa. Kecintaan ummat muslim terlebih para ulama'dan ilmuan di zamanya pada
definisi- definisi dan analitis konseptual atau semantik dengan penekanan yang besar pada
kejelasan dan ketepatan logis, juga sangat nyata dalam pemikiran hukum seorang Muslim maupun
dalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan studi atas berbagai aspek al-Qur'an, seperti limu
tafsir.Dalam Islam, ilmu pengetahuan logika tak pernah dianggap berlawanan dengan keyakinan
agama. Bahkan para ahli tata bahasa, yang pada awalnya menentang diperkenalkanya logika
Aristoteles (Mantiq) oleh para filosof muslim seperti al-Farabi, bersikap demikian karena
keyakinan bahwa logika- teologis-yuridis seperti Stoics, yang dikenal sebagai adab al-jadal atau
seni berdebat sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan logika mereka. Ilmu bukan sekedar
pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori
yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
epistemologi.

C. Disiplin Ilmu Yang Dipelajari Dalam Islam


Disiplin Ilmu Yang Dipelajari Dalam Islam, meliputi:
1. Islam Untuk Disiplin Ilmu Filsafat
Merupakan suatu tinjauan tentang pendapatpendapat ilmiah. Filsafat ilmu adalah
pembandingan atau pengembangan pendapat-pendapat masa lampau terhadap pendapat-pendapat
masa sekarang yang didukung dengan bukti-bukti ilmiah. Inti sari filsafat ilmu yaitu: Kebenaran,
Fakta, Logika, Konfirmasi.
Fungsi filsafat ilmu:
a. Alat untuk menelusuri kebenaran segala hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indra
dan dapt diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
b. Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan hidup.
c. Panduan tentang ajaran moral dan etika.
d. Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.
e. Sarana untuk mempertahankan, mendukung, menyerang, atau juga tidak memihak terhadap
pandangan filsafat lainnya.
2. Islam Untuk Disiplin Imu Hukum, Sosial, dan politik
Disini hukum berarti ilmu tentang kaidah atau normwissenschaft atau sallenwissenschaft yaitu
ilmu yang menelaah hukum sebagai kaidah atau sistem kaidah-kaidah, dengan dogmatik hukum
dan sistematik hukum. Dalam arti ini hukum dilihatnya sebagai ilmu pengetahuan atau science
yang merupakan karya manusia yang berusaha mencari kebenaran tentang sesuatu yang memiliki
ciriciri, sistimatis, logis, empiris, metodis, umum dan akumulatif.
Ilmu sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang
berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan
humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk
metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan
cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa
kini dan masa lalu.
Ilmu politik adalah salah satu ilmu tertua dari berbagai cabang ilmu yang ada. Sejak orang
mulai hidup bersama, masalah tentang pengaturan dan pengawasan dimulai. Sejak itu para pemikir
politik mulai membahas masalah-masalah yang menyangkut batasan penerapan kekuasaan,
hubungan antara yang memerintah serta yang diperintah, serta sistem apa yang paling baik
menjamin adanya pemenuhan kebutuhan tentang pengaturan dan pengawasan. Jadi islam untuk
disiplin ilmu hukum, sosial, dan politik adalah sebagai pedoman untuk mengatur tata kehidupan
manusia agar sesuai dengan kaidah yang ada dalam agama islam.
3. Islam Untuk Disiplin Ilmu Kedokteran dan Kesehatan
Hubungan kedokteran dengan islam sangat erat, mungkin kita sering melupakan itu, banyak
juga cara pengobatan yang luar biasa yang di ajarkan islam dan terkait sekali dengan ilmu
kedokteran, contoh orang yang sakit di rumah sakit , terbaring, saraf-sarafnya yang kaku, saat di
bacakan ayat suci al qur'an maka saraf sarafnya akan kembali aktif melalui pendengarannya yang
mendengarkan bacaan al qur'an, begitu luar biasanya al qur'an yang hanya di bacakan langsung
bisa menjadi pengobatan, hal hal seperti ini seharusnya juga disadari para dokter muslim, alangkah
baik dan indahnya apabila semua dokter bekerja dengan berlandaskan islam, sehingga setiap apa
yang dilakukannya, setiap yang di putuskannya tidak merugikan orang lain. Contoh kasus seorang
dokter yang tidak mau melakukan operasi kepada pasien yang belum menyelesaikan adminitrasi,
ini sering sekali terjadi sehingga merenggut nyawa si pasien, mungkin ini lah yang dikatakan sudah
jauh dari pedoman hidup kita yaitu Al qur'an, saya yakin mereka yang berpedoman kepada Al
qur'an tidak akan melakukan hal seperti itu . Untuk lebih memperjelas bagaimana hubungan erat
antara ilmu kedokteran dengan islam. Menurut al-Qayyim, dia seorang dokter wajib berlaku sesuai
dengan duapuluh hal. Perlu dicatat bahwa butir ke 20 merupakan enam prinsip pengobatan yang
menentukan apakah dia seorang dokter atau tidak.
1. Pertama melakukan diagnosa mengenai jenis penyakit.
2. Mencari penyebab yang ada dibalik penyakit tersebut.
3. Memeriksa pasien untuk menentukan kalau-kalau tubuhnya mampu mengatasi penyakit
atau keadaannya lebih lemah disbanding penyakitnya
4. Memeriksa pasien, perilaku dan kondisinya
5. Meneliti peruzat-peruzat kondisi pasien
6. Mencari tahu umur pasien
7. Meneliti kebiasaannya dan apa yang terbiasa baginya
8. Mengingat pengaruh musim
9. Memasukkan kedalam pertimbangan tempat asal si pasien
10. Mempertimbangkan kondisi atmosfir pada saat dia terserang penyakit
11. mencari obat yang tepat dan sesuai
12. Meneliti keefektifan dan ukuran banyaknya obat
13. Dokter tidak saja bertujuan menyembuhkan penyakit, tetapi juga mencegah apaapa yang
lebih berat menjadi terjadi.
14. Memilih dan memberi resep dengan obat yang paling sederhana untuk pengobatan, itu
dibenarkan.
15. Dokter meneliti apakah penyakitnya dapat di obati atau tidak.
16. Dokter tersebut tidak boleh mengeluarkan dulu zat-zat busuk (beracun) sebelum menjadi
stabil dan matang
17. Dokter harus sangat luas pengetahuannya mengenai berbagai penyakit jantung dan jiwa serta
cara-cara untuk mengobati penyakit-penyakit semacam itu.
18. Bersikap lembut dan sabar kepada orang sakit, seperti seorang yang lapang dada dan lembut
kepada anak kecil.
19. Dokter harus menggunakan berbagai jenis obat biasa dan obat batin, sekalian dengan
menggunakan mata hatinya.
20. Dokter harus membuat pengobatannya berkisar disekitar enam prinsip utama, yang
merupakan landasan dari profesinya. Pertama, dokter harus memelihara kesehatan. Kedua,
dia harus berupaya dan mengembalikan kesehatan yang hilang. Ketiga, dokter harus
menyembuhkan penyakit. Keempat, setidaknya mengurangi beratnya penyakit. Kelima,
dokter harus mengabaikan mudarat yang lebih kecil dan mengobati yang lebih besar.
Keenam, dokter harus mengabaikan manfaat yang lebih kecil untuk mendapatkan manfaat
yang lebih besar. Ilmu pengetahuan kedokteran berkisar di sekitar enam prinsip dasar ini,
dan dokter yang tidak berpegang kepada yang enam ini bukanlah dokter. Allah-lah yang
Maha Mengetahui.
Ringkasnya: seorang dokter harus kompeten (butir 17). Ia dituntut untuk mampu membuat
diagnosa dan penyebabnya (butir 1-2). ia harus melihat pasiennya secara holistik. Ia bukan hanya
mengobati jasmani tetapi juga rohani (butir 3 – 10). Ia harus berempati, memahami penderitaan
pasien (butir 18-19). Dan akhirnya ia harus mengobati pasien dengan efektif dan efisien (butir 11-
16).
4. Islam Untuk Disiplin Ilmu Gizi
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya
dengan kesehatan optimal. Kata "gizi" berasal dari bahasa Arab ghidza, yang berarti "makanan".
Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan disisi lain dengan tubuh manusia.
Allah berfirman yang artinya:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan kepadamu, dan
bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. (QS. Almaidah ayat 88)
Selanjutnya makanan yang thayyib artinya yang baik, tentunya dari segi ilmu makanan/gizi
yaitu makanan yang cukup mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.
Kita mengenal pola makanan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari:
a. Makanan pokok (nasi/jagung/ketela/sagu/roti/gandum dll)
b. Lauk (ikan/daging/telur/tahu/tempe dll)
c. Sayur (daun ketela/daun pepaya/kembang turi/buah nangka muda dli)
d. Buah (pisang/pepaya/jeruk/duku/jambu/nangka dll)
e. Susu
Jenis makanan yang diperintahkan Allah sebagaimana ayat-ayat di atas telah mengandung
unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh sel-sel tubuh kita seperti karbohidrat, lemak, protein,
mineral dan vitamin. Dengan memakan makanan yang memenuhi unsur gizi ini (thayyib)
diharapkan tubuh akan berada dalam keadaan yang optimal sehingga daya pertahanan tubuh
menjadi maksimal dalam menolak segala macam penyakit seperti penyakit infeksi (Tifus, TBC,
Demam Berdarah, Desentri, Hepatitis dll), Penyakit Alergi (Asma, Gatal-gatal, Pilek dll), Penyakit
Degenerasi (Diabetes, Jantung koroner, Stroke, Alzeimer dll), dan Penyakit Keganasan / Kanker
(Payudara, Paru, Hati, Prostat dIl).
5. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi
Islam adalah agama yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam hal pengkajian
berbagai fenomena alam. Beberapa ilmuwan Muslim yang telah mengukir namanya dalam sejarah
Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi merupakan bukti tentang bagaimana Islam sebagai agama
universal yang sangat konsen dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari zaman
ke zaman. Agama Islam telah memberi pilihan dan panduan kepada manusia tentang jalan hidup
yang akan dilaluinya. Dengan ilmu pengetahuan, manusia akan lebih bijaksana untuk menentukan
pilihan-pilihan hidup.
Nabi Muhammad SAW (SalallahuAlaihi Wassalam) mengatakan bahwa “Ilmu tanpa iman
bencana, iman tanpa ilmu gelap”. Dengan demikian harus dilakukan pengkajian fenomena alam
dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan alam dalam konteks mempertebal iman, takwa, da
sikap rohaniyah kepada Tuhan dengan berpijak pada sejarah bagaimana kejayaan Islam dalam
penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan sejak zaman pertengahan hingga sekarang
adalah merupakan kesinambungan dan perubahan.
a. Menurut ahli sosiologi Manuel Castells sepertidikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan
teknologi sebagai kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan
ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan. Teknologi
bagai pisau bermata dua. Memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya dapat member
kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia, sedangkan dampak negatifnya adanya ketimpangan
dalam kehidupan manusia yang dapat menimbulkan kehancuran alam semesta.
6. Islam Untuk Disiplin Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi berhubungan dengan soal bagaimana suatu barang atau jasa diproduksi,
misalnya teknik industri, manajemen atau pengembangan sumberdaya baru. Islam tidak mengatur
secara khusus tentang ilmu ekonomi.
Pilar Sistem Ekonomi Islam (SEI) meliputi:
a. konsep kepemilikan;
b. pengelolaan kepemilikan;
c. distribusi kekayaan di antara individu. Islam mengatur sedemikian rupa kepemilikan yang
memungkinkan individu untuk memuaskan kebutuhannya seraya tetap menjaga hak-hak
masyarakat. Islam membagi kepemilikan menjadi 3: milikpribadi; milikumum; milik negara.
7. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pertanian
Teknologi Pertanian merupakan ilmu pengetahuan terapan sebagai cabang dari ilmu pertanian.
Dalam Al Qur‟an perihal pertanian banyak dibicarakan mulai dari macam tumbuhan hingga zakat
yang harus dikeluarkan. Teknologi pertanian sendiri diartikan sebagai penerapan ilmu
pengetahuan dalam rangka pendayagunaan sumber daya alam (pertanian) untuk kesejahteraan
manusia.
8. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan
Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori.
Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang
pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori, tetapi isi
lain juga ada ialah :
1. Teori.
2. Penjelasan tentang teori itu.
3. Data yang mendukung tentang penjelasan itu.
9. Islam Untuk Disiplin Ilmu Sosiologi
Sosiologi Islam adalah disiplin keilmuan yang membekukan kajiannya di ranah kelompok
masyarakat Islam. Sosiologi Islam berupaya memotret kelompok masyarakat Islam yang memiliki
sistem budaya kemasyarakatan yang terbangun atas sistem nilai, keyakinan, historis, dan moralitas
sendiri. Sosiologi Islam merefleksikan sikap keberagamaan umat Islam di Indonesia yang
menunjukkan pola hubungan tiga fase historis dan simbolis dapat disimpulkan menjadi empat hal
yakni ketegangan perumusan dasar negara, ketegangan ideologis, kediktatoran negara, dominasi
mayoritas. Pola hubungan yangbterbentuk menunjukkan bias dari objektivitas agama Islam.
Sebagai agama yang universal, ajaran Islam bersifat komprehensip dan global dalam
memberikan tuntunan kepada ummat manusia. Universalitas Islam menunjukkan bahwa ajaran
Islam berlaku universal, untuk seluruh umat manusia di segala penjuru dunia sepanjang zaman.
Universalitas Islam memberikan peluang terbuka kepada umat Islam untuk beradaptasi di segala
bidang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang terus berkembang, sehingga ajaran
Islam tidak pernah usang di makan zaman, tetap aktual ditawarkan kepada segenap umat manusia
di manapun dan kapanpun waktunya. Hampir sebagian besar ayat-ayat al-Quran mengandung
makna global, sehingga ajaran Islam selalu aktual menghadapi arus globalisasi sekalipun-yang
sekarang ini banyak dibanggakan orang.
Ajaran fundamental Islam yang terangkum dalam rukun Islam dan rukun Iman banyak
berimplikasi sosial. Syahadat misalnya, dalam konteks sosial, pernyataan pengakuan sangat
diperlukan: saksikanlah bahwa saya seorang muslim, minimal untuk menunjukkan kepada
kelompok masyarakat yang bermaksud mengajak berbuat dosa, melakukan perbuatan maksiat atau
menyimpang dari ajaran Islam, agar tidak memaksakan kehendaknya mendukung perbuatan
dosanya. Inilah prinsip hidup bermasyarakat secara islami, saling membantu dan menolong dalam
hal kebaikan dan taqwa, bkan dalam maksiat dan dosa.
10. Islam Untuk Disiplin Ilmu Sejarah
Sejarah sebagai sebuah disiplin ilmu yang sistematis pertama kali disusun oleh umat Islam.
Merekalah yang pertama kali memandang sejarah sebagai sumber ibrah dan pelajaran, untuk
mengenal perjalanan waktu dan peristiwa yang terjadi di dalamnya. Perspektif seperti ini diajarkan
kepada mereka oleh al-Qur'an dan Nabi Besar Muhammad Saw.
Al-Qur'an mengajarkan kepada umat Islam dasar dan metodelogi perjalanan sejarah dan
menetapkannya sebagai kisah perjalanan yang tersusun rapi dengan berbagai ibrah dan pelajaran
kehidupan. Kitab suci ini membawakan kisah-kisah yang juga disinggung dalam kitab-kitab suci
sebelumnya yang terkadang dengan lebih rinci dan terkadang pula secara ringkas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu merupakan satu hal yang sangat penting dalam proses perkembangan kehidupan manusia.
Kemajuan bidang tehnologi, pangan, ekonomi. pembangunan, kesehatan, dan sebagainya dapat
berkembang karena adanya ilmu. Masing masing bidang diolah dan dikembangkan sesuai dengan
disiplin ilmu yang berkaitan. Misalnya untuk mengolah bidang ekonomi dan mengembangkannya,
manusia membutuhkan disiplin ilmu ekonomi mikroekonomi makro, dll. Ilmu juga merupakan
bagian dari pengetahuan yang dapat dikembangkan oleh manusia melalui berbagai pendekatan dan
metode. Dalam ilmu. ada berbagai cabang ilmu yang berada di dalamnya. Cabang ilmu ini
dikembangkan sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.
Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar
yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu
sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu.
Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula.

B. Saran
1. Sebagai umat islam sebaiknya kita harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang berguna bagi
umat manusia.
2. Kita juga harus menjadikan Al Quran dan Al Sunnah sebagai pegangan hidup karena keduanya
merupakan sumber ilmu yang paling utama.
3. Serta kita harus dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh untuk kepentingan dan
kemaslahatan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA

BLOGSPOT.COM Rabu, 25 September 2013 “Disiplin Ilmu Dalam Islam”


http://asjanah.blogspot.com/2013/09/disiplin-ilmu-dalam-islam.html?m=1
(diakses pada 18 November 2022)

Academia.edu 2019 “Makalah Tentang Islam Dan Disiplin Ilmu”


https://www.academia.edu/41092175/Makalah_Tentang_Islam_Dan_Disiplin_
Ilmu (diakses pada tanggal 18 November 2022)

Novi Anggrayni 2014 “Disiplin Ilmu Dalam Islam"


https://novianggrayni.files.wordpress.com/2014/12/disiplin-ilmu-dalam-
islam.pdf (diakses pada 18 November 2022)

Anda mungkin juga menyukai