Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ISLAM DAN DISIPLIN ILMU

Mata Kuliah : Seminar Pendidikan Agama Islam


Dosen Pengampu : Dr. Jenuri, S.Ag,. M.Pd.
Diajukan sebagai persyaratan lulus mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam.

Disusun Oleh:
Kelompok 8
Deafrida Oxaura Albana (180741)
Muhammad Feby (1804036)
Ariq Nurmansyah (1807210)

Teknik Elektro A
Departemen Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia- Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta
salam kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir
pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul ‘Islam dan Disiplin Ilmu’ bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Islam & Pendidikan.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Jenuri, S.Ag., M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait Islam & pendidikan. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan
kami agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2

C. Tujuan.................................................................................................................................2

D. Manfaat...............................................................................................................................2

BAB II............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN............................................................................................................................3

A. Konsep Dasar Disiplin Ilmu................................................................................................3

B. Hakikat Islam sebagai Disiplin Ilmu...................................................................................4

C. Disiplin Ilmu Yang Dipelajari Dalam Islam.......................................................................7

D. Islam Dalam Disiplin Ilmu Kelistrikan.............................................................................13

BAB III........................................................................................................................................15

PENUTUP....................................................................................................................................15

A. Kesimpulan.......................................................................................................................15

B. Saran.................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang
tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada
dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT
hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran.
Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang
baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi,
dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus
memperhatikan beberapa hal yang penting.
Sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan tidak semua baik untuk
kita. Terkadang adapula yang menggunakan bahan–bahan berbahaya bagi kesehatan
lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian
tersebut. Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi, seperti
dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf : 56). Artinya: “Dan janganlah kamu
membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah
kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang–orang yang berbuat baik.”
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah
dimuka bumi. Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dan seluruh isinya agar
tetap asri. Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah dibumi ini?!!,
yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir dan mengenali lingkungannya.
Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Bahkan malaikat
pun pernah protes lantaran adam memiliki jabatan sebagai khalifah. Seperti yang
dikatakan Allah dalam firman-Nya Q.S. Al-Baqarah : 34 yang artinya: “Dan ingatlah
tatkala kami berkata kepada malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam! Maka sujudlah
mereka, kecuali iblis dimuka bumi ini jika dibandingkan dengan malaikat yang kita
ketahui sebagai makhluk yang maksum dari dosa. Bisa disimpulkan bahwa untuk
menjadi khalifah tidak hanya bertasbih menyebut asma-Nya tapi juga kemampuannya
dalam mengenali lingkungannya dan berfikir.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu islam dan disiplin ilmu?
2. Bagaimana hakikat disiplin ilmu dalam islam?
3. Bagaimana disiplin ilmu yang diajarkan oleh agama islam?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Agar mahasiswa dapat memahami tentang disiplin ilmu dalam islam.
2. Agar mahasiswa dapat memahami hakikat islam sebagai disiplin ilmu
3. Agar Mahasiswa dapat memahami berbagai disiplin ilmu yang di pelajari oleh
agama islam

D. Manfaat
Penyusunan makalah ini untuk kepentingan teoritis, yaitu untuk menambah
khazanah keilmuan tentang disiplin ilmu dalam islam sehingga dapat mewarnai
menambah pengetahuan mahasiswa, serta diharapkan dapat memberi informasi
tambahan atau pembanding bagi peneliti lain dengan masalah sejenis. Manfaat
penyusunan makalah pengamatan ini adalah untuk kepentingan praktis, yaitu
kontribusi terhadap pemikiran Islam serta menghadirkan Islam secara lebih
komprehensif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Disiplin Ilmu


1. Pengertian Disiplin Ilmu
Dalam mempelajari ilmu-ilmu keislaman akan lebih baik jika memahami
pentingnya ilmu dalam Islam. Ilmu dalam Islam menempati posisi sangat
penting. Salah satunya al-Qur’an menyebut kata ‘ilm dan deravisanya sebanyak
750 kali. Sehingga orang berilmu menempati posisi yang mulia. Allah Swt
berfirman;

“Allah Swt akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Swt
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Mujadalah: 11).
Dalam satu hadis, mencari ilmu juga mendapatkan tempat yang mulia;
“Barang siapa yang mencari ilmu maka ia di jalan Allah Swt sampai ia pulang”
(HR. Tirmidzi).
Pengertian ini hampir sama dengan apa yang telah didefinisikan Imam al-
Ghazali bahwa ilmu merupakan segala hal yang menyangkut hakikat yang tak
berubah. Defini lebih filosofis diberikan oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas,
bahwa ilmu adalah tibanya makna dalam jiwa sekaligus tibanya jiwa pada
makna. Jika menurut al-Ghazali dan al-Isfahani, ilmu merupakan hakikat, maka
al-Attas mengatakan bahwa ilmu merupakan makna sesuatu. Benda atau sesuatu
apapun jika diketahui dan bermakna bagi dirinya, maka itu disebut ilmu.
Dengan demikian, ilmu dalam Islam tidak sekedar informasi, tapi ilmu itu
memancarkan pengenalan terhadap sesuatu. Ilmu juga terkait dengan akidah.
Syeikh Abdul Qohir al-Baghdadi mengatakan; “pilar pertama (dari ciri akidah
Ahlussunnah wal Jama’ah) adalah menetapkan realitas dan ilmu. Menyesatkan
orang yang menolak ilmu seperti kaum Sufastoiyyah”. Syed Muhammad Naquib
al-Attas mengatakan “Mengawali akidah (yang disusun oleh al-Nasafi) dengan

3
pernyataan yang jelas tentang ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sangat
penting, sebab Islam adalah agama yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
Penyangkalan terhadap kemungkinan dan objektifitas ilmu pengetahuan akan
mengakibatkan hancurnya dasar yang tidak hanya menjadi akar bagi agama,
tetapi juga bagi semua jenis sains”.
Pengertian ini hampir sama dengan apa yang telah didefinisikan Imam al-
Ghazali bahwa ilmu merupakan segala hal yang menyangkut hakikat yang tak
berubah. Defini lebih filosofis diberikan oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas,
bahwa ilmu adalah tibanya makna dalam jiwa sekaligus tibanya jiwa pada
makna. Jika menurut al-Ghazali dan al-Isfahani, ilmu merupakan hakikat, maka
al-Attas mengatakan bahwa ilmu merupakan makna sesuatu. Benda atau sesuatu
apapun jika diketahui dan bermakna bagi dirinya, maka itu disebut ilmu.
Dengan demikian, ilmu dalam Islam tidak sekedar informasi, tapi ilmu itu
memancarkan pengenalan terhadap sesuatu. Ilmu juga terkait dengan akidah.
Syeikh Abdul Qohir al-Baghdadi mengatakan; “pilar pertama (dari ciri akidah
Ahlussunnah wal Jama’ah) adalah menetapkan realitas dan ilmu. Menyesatkan
orang yang menolak ilmu seperti kaum Sufastoiyyah”. Syed Muhammad Naquib
al-Attas mengatakan “Mengawali akidah (yang disusun oleh al-Nasafi) dengan
pernyataan yang jelas tentang ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sangat
penting, sebab Islam adalah agama yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
Penyangkalan terhadap kemungkinan dan objektifitas ilmu pengetahuan akan
mengakibatkan hancurnya dasar yang tidak hanya menjadi akar bagi agama,
tetapi juga bagi semua jenis sains”.

B. Hakikat Islam sebagai Disiplin Ilmu


Sebelum membahas menganai hakikat pendidikan Islam sebagai disiplin Ilmu,
terlebih dahulu kita bahas arti pendidikan dalam syarat-syarat suatu ilmu
pengetahuan. Karena dari pembahasan ini akan muncul adanya benang merah antara
pendidikan, maupun pendidikan Islam dengan ilmu pengetahuan.
1. Menurut Dr. Sutari Barnadib ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap
dan tersusun tentang suatu obyek.
2. Menurut Drs. Amir Daien yang mengartikan bahwa ilmu pengetahuan adalah
uraian yang sistematis dan metodis tentang suatu hal atau masalah. Oleh karena
itu ilmu pengetahuan itu menguraikan tentang sesuatu, makaharuslah ilmu itu

4
mempunyai persoalan, mampunyai masalah yang akandibicarakan. Persoalan
atau masalah yang dibahas oleh suatu ilmu pengetahuan itulah yang merupakan
obyek atau sasaran dari ilmu pengetahuan tersebut.Dalam dunia ilmu
pengetahuan ada dua macam obyek yaitu:
a) Obyek material adalah bahan atau masalah yang menjadi sasaran
pembicaraan atau penyelidikan dari suatu ilmu pengetahuan. Misalnya
tentang manusia, tentang ekonomi, tentang hukum, tentang alam dan
sebagainya.
b) Obyek formal adalah sudut tinjauan dari penyelidikan atau pembicaraan
suatu ilmu pengetahuan. Misalnya tentang manusia. Deri segi manakah kita
mengadakan penelaahan tentang manusia itu? Dari segi tubuhnya atau dari
segi jiwanya? Jika mengenai tubuhnya,mengenai bagian-bagian tubuhnya
atau mengenai fungsi bagian-bagian tubuh itu. Dua macam ilmu
pengetahuan dapat mempunyai obyek material yang sama. Tetapi obyek
formalnya tidak boleh sama, atau harus berbeda. Contoh ilmu psikologi
dengan ilmu biologi manusia. Kedua macam ilmu pengetahuan ini
mempunyai obyek material yang sama yaitu manusia, tetapi, kedua ilmu itu
mempunyai obyek formal yang berbeda. Obyek formal dari ilmu psikologi
adalah keadaan atau kehidupan dari jiwa manusia itu. Sedangkan, obyek
formal dari ilmu biologi manusia adalah keadaan atau kehidupan dari tubuh
manusia itu.
Ilmu pengetahuan haruslah memenuhi tiga syarat pokok(Ibid, hal. 122 Abu
Ahmadi, opcit hal. 80) yaitu:
1. Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai obyek tertentu (khususnya obyek
formal).
2. Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode tertentu yangsesuai.
3. Suatu ilmu pengetahuan harus mengggunakan sistematika tertentu.
Disamping ketiga macam syarat tersebut, maka dapat diajakukan syarat-syarat
tambahan bagi suatu ilmu pengetahuan ialah antara lain:
1. Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai dinamika, artinya ilmu
pengetahuanharus senantiasa tumbuh dan berkembang untuk mencapai
kesempurnaan diri.
2. Suatu ilmu pengetahuan harus praktis, artinya ilmu pengetahuan harus
bergunaatau dapat dipraktekkan untuk kehidupan sehari-hari.

5
3. Suatu ilmu pengetahuan harus diabdikan untuk kesejahteraan umat manusia.Oleh
kerena itu penyelidikan-penyelidikan suatu ilmu pengetahuan yangmempunyai
akibat kehancuran bagi manusia selalu mendapat tantangan-tantanan dan
kutukan.
Ilmu pendidikan Islam itu telah memenuhi syarat-syaratnya untuk menjadi suatu
ilmu pengetahuan, dimulai dari obyeknya, metodenya, dan sistematikanya.
1. Obyek, dalam ilmu pendidikan Islam obyek materialnya yaitu peserta didik
(manusia). Sedangkan obyek formalnya yaitu problema-problem yang
menyangkut apa, siapa, mengapa yang berhubungan dengan usaha membawa
peserta didik kepada tujuan. Dengan kata lain, obyek formal dari ilmu
pengetahuan Islam adalah kegiatan manusia dalam usahanya membawa atau
membimbing menusia lain kepada daerah kedewasaan berdasarkan nilai-nilai
Islam.
2. Metode pengembangan, banyak metode-metode yang dipergunakan dalam ilmu
pengetahuan Islam. Metode-metode yang digunakannya dapat
dipertanggungjawabkan, dapat dikontrol, dan dapat dibuktikan kebenarannya
untuk mengembangkan pendidikan Islam.Metode pengembangan yang kiranya
digunakan ilmu pengetahuan Islam adalah metode test, metode interview, metode
observasi, dan lain sebagainya.
3. Sistematika, mengenai sistematika pendidikan Islam dapat dapat diketahui dengan
adanya penggolongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan masalah
demi masalah di dalam pendidikan Islam, ini menunjukkan bahwa penyusunan
ilmu pendidikan Islam itu telah menggunakan sistematika.Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa ilmu pendidikan Islam telah memenuhi persyaratan-
persyaratan pokok sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
Untuk lebih menegaskan lagi bahwa ilmu pendidikan Islam termasuk dalam
disiplin ilmu, kita melihat syarat tambahan dalam ilmu pengetahuan, yaitu:
1. Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai dinamika, artinya ilmu
pengetahuanharus senantiasa tumbuh dan berkembang untuk mencapai
kesempurnaan diri.
2. Suatu ilmu pengetahuan harus praktis, artinya ilmu pengetahuan harus
bergunaatau dapat dipraktekkan untuk kehidupan sehari-hari.
3. Suatu ilmu pengetahuan harus diabdikan untuk kesejahteraan umat manusia. Ilmu
pendidikan Islam dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.

6
ilmu pendidikan Islam, membawa peserta didik kepada tujuan yang lebih baik,
maka tidaklah benar kalau ilmu ini membawa kehancuran kepada umat manusia.
Pendidikan Islam masuk dalam disiplin ilmu dikarenakan telah memenuhi
persyaratan ilmu pengetahuan yaitu:
1. Pendidikan Islam mempunyai obyek material yaitu manusia sebagai peserta didik,
dan mempunyai obyak formal yaitu kegiatan manusia dalam usahanya
membimbing manusia lain kepada arah kedewasaan berdasarkan nilai-nilaiIslam.
2. Pendidikan Islam mempunyai metode, metode pengembangan yang
kiranyadigunakan ilmu pengetahuan Islam adalah metode test, metode interview,
metode observasi, dan lain sebagainya.
3. Pendidikan Islam mempunyai sistematika, walaupun sistematika tersebut kadang
tidak tersurat. Sistematika pendidikan Islam dapat diketahui dengan adanya
penggolongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan masalah demi
masalah di dalam pendidikan Islam.

C. Disiplin Ilmu Yang Dipelajari Dalam Islam


Disiplin Ilmu Yang Dipelajari Dalam Islam, meliputi:
1. Islam untuk disiplin ilmu filsafat
Islam untuk disiplin ilmu filsafat merupakan suatu tinjauan tentang pendapat-
pendapat ilmiah. Filsafat ilmu adalah pembandingan atau pengembangan
pendapat-pendapat masa lampau terhadap pendapat-pendapat masa sekarang
yang didukung dengan bukti-bukti ilmiah.
Inti sari filsafat ilmu:
a) Kebenaran
b) Fakta
c) Logika
d) Konfirmasi
Fungsi filsafat ilmu:
1) Alat untuk menelusuri kebenaran segala hal-hal yang dapat disaksikan
dengan panca indra dan dapt diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
2) Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan hidup.
3) Panduan tentang ajaran moral dan etika.
4) Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.
5) Sarana untuk mempertahankan, mendukung, menyerang, atau juga tidak

7
memihak terhadap pandangan filsafat lainnya.
2. Islam untuk disiplin ilmu hukum, sosial, dan politik
Disini hukum berarti ilmu tentang kaidah atau normwissenschaft atau
sallenwissenschaft yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai kaidah atau sistem
kaidah-kaidah, dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum. Dalam arti ini
hukum dilihatnya sebagai ilmu pengetahuan atau science yang merupakan karya
manusia yang berusaha mencari kebenaran tentang sesuatu yang memiliki ciri-
ciri, sistimatis, logis, empiris, metodis, umum dan akumulatif.
Ilmu sosial (Inggris:social science) adalah sekelompok disiplin akademis
yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan
lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena
menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk
metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan
penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku
dan interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu.
Ilmu politik adalah salah satu ilmu tertua dari berbagai cabang ilmu yang ada.
Sejak orang mulai hidup bersama, masalah tentang pengaturan dan pengawasan
dimulai. Sejak itu para pemikir politik mulai membahas masalah-masalah yang
menyangkut batasan penerapan kekuasaan, hubungan antara yang memerintah
serta yang diperintah, serta sistem apa yang paling baik menjamin adanya
pemenuhan kebutuhan tentang pengaturan dan pengawasan.
Jadi islam untuk disiplin ilmu hukum, sosial, dan politik adalah sebagai
pedoman untuk mengatur tata kehidupan manusia agar sesuai dengan kaidah
yang ada dalam agama islam.
3. Islam untuk disiplin ilmu kedokteran dan kesehatan
Hubungan kedokteran dengan islam sangat erat, mungkin kita sering
melupakan hal itu, banyak juga cara pengobatan yang luar biasa yang di ajarkan
islam dan terkait sekali dengan ilmu kedokteran, contoh orang yang sakit di
rumah sakit , terbaring, saraf-sarafnya yang kaku, saat di bacakan ayat suci al
qur'an maka saraf sarafnya akan kembali aktif melalui pendengarannya yang
mendengarkan bacaan al qur'an, begitu luar biasanya al qur'an yang hanya di
bacakan langsung bisa menjadi pengobatan, hal hal seperti ini seharusnya juga
disadari para dokter muslim, alangkah baik dan indahnya apabila semua dokter
bekerja dengan berlandaskan islam, sehingga setiap apa yang dilakukannya,

8
setiap yang di putuskannya tidak merugikan orang lain, contoh kasus seorang
dokter yang tidak mau melakukan operasi kepada pasien yang belum
menyelesaikan adminitrasi, ini sering sekali terjadi sehingga merenggut nyawa si
pasien, mungkin ini lah yang dikatakan sudah jauh dari pedoman hidup kita yaitu
Al qur'an, saya yakin mereka yang berpedoman kepada Al qur'an tidak akan
melakukan hal seperti itu .
Untuk lebih memperjelas bagaimana hubungan erat antara ilmu
kedokteran dengan islam.
Menurut al-Qayyim, dia seorang dokter wajib berlaku sesuai dengan
duapuluh hal. Perlu dicatat bahwa butir ke 20 merupakan enam prinsip
pengobatan yang menentukan apakah dia seorang dokter atau tidak.
1. Pertama melakukan diagnosa mengenai jenis penyakit.
2. Mencari penyebab yang ada dibalik penyakit tersebut.
3. Memeriksa pasien untuk menentukan kalau-kalau tubuhnya mampu
mengatasi penyakit atau keadaannya lebih lemah disbanding penyakitnya
4. Memeriksa pasien, perilaku dan kondisinya
5. Meneliti peruzat-peruzat kondisi pasien
6. Mencari tahu umur pasien
7. Meneliti kebiasaannya dan apa yang terbiasa baginya
8. Mengingat pengaruh musim
9. Memasukkan kedalam pertimbangan tempat asal si pasien
10. Mempertimbangkan kondisi atmosfir pada saat dia terserang penyakit
11. Mencari obat yang tepat dan sesuai
12. Meneliti keefektifan dan ukuran banyaknya obat
13. Dokter tidak saja bertujuan menyembuhkan penyakit, tetapi juga mencegah
apa-apa yang lebih berat menjadi terjadi.
14. Memilih dan memberi resep dengan obat yang paling sederhana untuk
pengobatan, itu dibenarkan.
15. Dokter meneliti apakah penyakitnya dapat di obati atau tidak.
16. Dokter tersebut tidak boleh mengeluarkan dulu zat-zat busuk (beracun)
sebelum menjadi stabil dan matang
17. Dokter harus sangat luas pengetahuannya mengenai berbagai penyakit
jantung dan jiwa serta cara-cara untuk mengobati penyakit-penyakit
semacam itu.

9
18. Bersikap lembut dan sabar kepada orang sakit, seperti seorang yang lapang
dada dan lembut kepada anak kecil.
19. Dokter harus menggunakan berbagai jenis obat biasa dan obat batin,
sekalian dengan menggunakan mata hatinya.
20. Dokter harus membuat pengobatannya berkisar disekitar enam prinsip
utama, yang merupakan landasan dari profesinya. Pertama, dokter harus
memelihara kesehatan. Kedua, dia harus berupaya dan mengembalikan
kesehatan yang hilang. Ketiga, dokter harus menyembuhkan penyakit.
Keempat, setidaknya mengurangi beratnya penyakit. Kelima, dokter harus
mengabaikan mudarat yang lebih kecil dan mengobati yang lebih besar.
Keenam, dokter harus mengabaikan manfaat yang lebih kecil untuk
mendapatkan manfaat yang lebih besar. Ilmu pengetahuan kedokteran
berkisar di sekitar enam prinsip dasar ini, dan dokter yang tidak berpegang
kepada yang enam ini bukanlah dokter. Allah-lah yang Maha Mengetahui.
Ringkasnya: seorang dokter harus kompeten (butir 17). Ia dituntut untuk
mampu membuat diagnosa dan penyebabnya (butir 1-2). ia harus melihat
pasiennya secara holistik. Ia bukan hanya mengobati jasmani tetapi juga rohani
(butir 3 – 10). Ia harus berempati, memahami penderitaan pasien (butir 18-19).
Dan akhirnya ia harus mengobati pasien dengan efektif dan efisien (butir 11-16).
4. Islam untuk disiplin ilmu gizi
Allah berfirman:

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan
kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”.
(QS. 5:8)
Selanjutnya makanan yang thayyib artinya yang baik, tentunya dari segi ilmu
makanan/gizi yaitu makanan yang cukup mengandung unsur-unsur gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan

10
air.
Kita mengenal pola makanan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari:
a. Makanan pokok (nasi/jagung/ketela/sagu/roti/gandum dll)
b. Lauk (ikan/daging/telur/tahu/tempe dll)
c. Sayur (daun ketela/daun pepaya/kembang turi/buah nangka muda dll)
d. Buah (pisang/pepaya/jeruk/duku/jambu/nangka dll)
e. Susu
Jenis makanan yang diperintahkan Allah sebagaimana ayat-ayat di atas telah
mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh sel-sel tubuh kita seperti
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Dengan memakan makanan
yang memenuhi unsur gizi ini (thayyib) diharapkan tubuh akan berada dalam
keadaan yang optimal sehingga daya pertahanan tubuh menjadi maksimal dalam
menolak segala macam penyakit seperti penyakit infeksi (Tifus, TBC, Demam
Berdarah, Desentri, Hepatitis dll), Penyakit Alergi (Asma, Gatal-gatal, Pilek dll),
Penyakit Degenerasi (Diabetes, Jantung koroner, Stroke, Alzeimer dll), dan
Penyakit Keganasan / Kanker (Payudara, Paru, Hati, Prostat dIl).
5. Islam untuk disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi
Islam adalah agama yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam hal
pengkajian berbagai fenomena alam. Beberapa ilmuwan Muslim yang telah
mengukir namanya dalam sejarah Ilmu Pengetahuan Alam adalah merupakan
bukti tentang bagaimana Islam sebagai agama universal yang sangat konsen
dengan pengembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman. Agama Islam
telah memberi pilihan dan panduan kepada manusia tentang jalan hidup yang
akan dilaluinya. Dengan ilmu pengetahuan, manusia akan lebih bijaksana untuk
menentukan pilihan-pilihan hidup. Nabi Muhammad SAW (Salallahu ‘Alaihi
Wassalam) mengatakan bahwa “Ilmu tanpa iman bencana, iman tanpa ilmu
gelap”. Dengan demikian harus dilakukan pengkajian fenomena alam dalam
rangka pengembangan ilmu pengetahuan alam dalam konteks mempertebal
iman, takwa, da sikap rohaniyah kepada Tuhan dengan berpijak pada sejarah
bagaimana kejayaan Islam dalam penguasaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan sejak zaman pertengahan hingga sekarang adalah merupakan
kesinambungan dan perubahan.
a. Menurut ahli sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra (2004, 107)
mendefinisikan teknologi sebagai kumpulan alat, aturan dan prosedur yang

11
merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu
dalam cara yang memungkinkan pengulangan. Teknologi bagai pisau
bermata dua. Memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif nya
dapat memberi kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia, sedangkan
dampak negatif nya adanya ketimpangan dalam kehidupan manusia yang
dapat menimbulkan kehancuran alam semesta.
6. Islam untuk disiplin ilmu ekonomi
Ilmu ekonomi berhubungan dengan soal bagaimana suatu barang atau jasa
diproduksi, misalnya teknik industri, manajemen atau pengembangan
sumberdaya baru. Islam tidak mengatur secara khusus tentang ilmu ekonomi.
Pilar Sistem Ekonomi Islam (SEI) meliputi:
a. konsep kepemilikan;
b. pengelolaan kepemilikan;
c. distribusi kekayaan di antara individu. Islam mengatur sedemikian rupa
kepemilikan yang memungkinkan individu untuk memuaskan kebutuhannya
seraya tetap menjaga hak-hak masyarakat. Islam membagi kepemilikan
menjadi 3: milik pribadi; milik umum; milik negara.
7. Islam untuk disiplin ilmu pertanian
Mengkaitkan teknologi pertanian dan Islam bagi kami tidaklah hal yang
mudah. Hal ini disebabkan teknologi Pertanian merupakan ilmu pengetahuan
terapan sebagai cabang dari ilmu pertanian. Dalam Al Qur’an perihal pertanian
banyak dibicarakan mulai dari macam tumbuhan hingga zakat yang harus
dikeluarkan. Teknologi pertanian sendiri diartikan sebagai penerapan ilmu
pengetahuan dalam rangka pendayagunaan sumber daya alam (pertanian) untuk
kesejahteraan manusia.
8. Islam untuk disiplin ilmu pendidikan
Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi
ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi.
Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu
pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori, tetapi isi
lain juga ada ialah :
1. Teori.
2. Penjelasan tentang teori itu.
3. Data yang mendukung tentang penjelasan itu.

12
9. Islam untuk disiplin ilmu sosiologi
Sebagai agama yang universal, ajaran Islam bersifat komprehensip dan global
dalam memberikan tuntunan kepada ummat manusia. Universalitas Islam
menunjukkan bahwa ajaran Islam berlaku universal, untuk seluruh umat manusia
di segala penjuru dunia sepanjang zaman. Universalitas Islam memberikan
peluang terbuka kepada umat Islam untuk beradaptasi di segala bidang sesuai
dengan situasi dan kondisi masyarakat yang terus berkembang, sehingga ajaran
Islam tidak pernah usang di makan zaman, tetap aktual ditawarkan kepada
segenap umat manusia di manapun dan kapanpun waktunya. Hampir sebagian
besar ayat-ayat al-Quran mengandung makna global, sehingga ajaran Islam
selalu aktual menghadapi arus globalisasi sekalipun-yang sekarang ini banyak
dibanggakan orang.
Ajaran fundamental Islam yang terangkum dalam rukun Islam dan rukun Iman
banyak berimplikasi sosial. Syahadat misalnya, dalam konteks sosial, pernyataan
pengakuan sangat diperlukan: saksikanlah bahwa saya seorang muslim, minimal
untuk menunjukkan kepada kelompok masyarakat yang bermaksud mengajak
berbuat dosa, melakukan perbuatan maksiat atau menyimpang dari ajaran Islam,
agar tidak memaksakan kehendaknya mendukung perbuatan dosanya. Inilah
prinsip hidup bermasyarakat secara islami, saling membantu dan menolong
dalam hal kebaikan dan taqwa, bkan dalam maksiat dan dosa.
10. Islam untuk disiplin ilmu sejarah
Sejarah sebagai sebuah disiplin ilmu yang sistematis pertama kali disusun oleh
umat Islam. Merekalah yang pertama kali memandang sejarah sebagai sumber
ibrah dan pelajaran, untuk mengenal perjalanan waktu dan peristiwa yang terjadi
di dalamnya. Perspektif seperti ini diajarkan kepada mereka oleh al-Qur'an dan
Nabi Besar Muhammad Saw.
Al-Qur'an mengajarkan kepada umat Islam dasar dan metodelogi perjalanan
sejarah dan menetapkannya sebagai kisah perjalanan yang tersusun rapi dengan
berbagai ibrah dan pelajaran kehidupan. Kitab suci ini membawakan kisah-kisah
yang juga disinggung dalam kitab-kitab suci sebelumnya yang terkadang dengan
lebih rinci dan terkadang pula secara ringkas.

D. Islam Dalam Disiplin Ilmu Kelistrikan

13
Menurut Islam, listrik merupakan kepemilikan umum yang wajib dikuasai dan
dikelola oleh negara untuk kepentingan seluruh rakyat. Karena, Listrik
merupakan kebutuhan pokok rakyat dan merupakan bentuk pelayanan
masyarakat yang wajib dilakukan negara. Oleh karena itu, negara tidak boleh
menyerahkan penguasaan dan pengelolaan listrik kepada swasta sebagaimana
mana negara juga tidak boleh menyerahkan penguasaan dan pengelolaan bahan
baku pembangkit listrik kepada swasta. Hal ini karena listrik dan barang
tambang yang jumlahnya sangat besar adalah milik umum yang tidak boleh
dikuasai oleh swasta dan individu.

Berkaitan dengan ini Rasulullah saw bersabda:


“Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput dan api.”
(HR. Abu Daud).

Termasuk dalam api disini adalah energi berupa listrik. Yang juga termasuk
kepemilikan umum adalah barang tambang yang jumlahmya sangat besar.

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Abyadh bin Hamal, bahwa ia


meminta kepada Rasulullah saw untuk dibolehkan mengelola tambang garam.
Lalu Rasulullah saw memberikannya. Setelah ia pergi, ada seorang laki-laki
bertanya : “Wahai Rasullullah, tahukah engkau, apa yang engkau berikan
kepadanya? Sesungguhnya engkau telah memberikan sesuatu bagaikan air yang
mengalir.”Rasulullah saw kemudian bersabda : “Tariklah tambang tersebut
darinya”(HR. At-Tirmidzi).

Tindakan rasul saw yang membatalkan pengelolaan tambang yang sangat


besar (bagaikan air yang mengalir) menunjukkan bahwa barang tambang yang
jumlah sangat besar tidak boleh dimiliki oleh pribadi, karena tambang tersebut
merupakan milik umum.

Oleh karena itu, barang-barang tambang seperti migas, batubara, emas, perak,
besi, tembaga, timah, dan lain sebagainya adalah kepemilikan umum. Dalam
Islam, kepemilikan umum wajib dikelola oleh negara karena negara adalah wakil
ummat. Kepemilikan umum tidak boleh dikuasai dan dikelola pribadi atau

14
swasta apalagi pihak asing. Karena listrik termasuk milik umum, seharusnya
listrik dapat diperoleh masyarakat dengan harga murah bahkan kalau perlu
gratis.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa Pembahasan pada makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Pendidikan Islam masuk dalam disiplin ilmu dikarenakan telah memenuhi persyaratan
ilmu pengetahuan yaitu:
a. Pendidikan Islam mempunyai obyek material yaitu manusia sebagai peserta
didikan
b. Pendidikan Islam mempunyai metode.
c. Pendidikan Islam mempunyai sistematika.
2. Ada sebelas hal yang dipelajari dalam disiplin ilmu menurut islam yaitu: dalam
bidang ilmu filsafat, ilmu hukum sosial politik, ilmu kedokteran dan kesehatan, ilmu
gizi, ilmu pengetahuan alam dan teknologi, ilmu ekonomi, ilmu pertanian, ilmu
pendidikan, ilmu sosiologi, dan ilmu sejarah.
B. Saran
1. Menjadikan Al Quran dan Al Sunnah sebagai pegangan hidup karena keduanya
merupakan sumber ilmu yang paling utama.
2. Sebagai umat islam kita harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang berguna bagi
umat manusia.
3. Dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh untuk kepentingan dan kemaslahatan
umat manusia.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Ravertz, Jerome R. 2007. Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
2. Ali, Mohammad Daud. 1988. Pendidikan Agama Islam. Cetakan Pertama. Jakarta:
Rajawali Press.
3. Berry. 2011. Hubungan Ilmu Kedokteran dengan islam [Online].
http://www.berryhs.com/2011/11/hubungan-ilmu-kedokteran-dengan-islam.html.
Diakses pada tanggal 30 September 2020.
4. Hizbut tahrir. 2011. Ekonomi Islam: Mensejahterakan Seluruh Rakyat.
http://www.hizbut-tahrir.or.id/. Diakses pada tanggal 30 September 2020.
5. Lembang info. 2015. Manajemen petanian dalam islam. http://www.bbpp-
lembang.info/index.php/en/arsip/artikel/artikel-manajemen/599-pertanian-dalam-
islam. Diakses pada tanggal 30 September 2020.
6. Wordpress. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. 2008.
http://udhiexz.wordpress.com/2008/04/12/ilmu-pendidikan-dalam-perspektif-islam/.
Diakses pada tanggal 30 September 2020.

16

Anda mungkin juga menyukai