Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH INDIVIDU ISLAM DAN KEILMUAN

KEDUDUKAN ILMU DALAM ISLAM

NAMA : HABIB ALHABSYI GUSFEI

NPM : 207210287

KELAS : (3B) ADMINISTRASI BISNIS

DOSEN PEMBIMBING :

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT,tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik dan insyaallah tanpa kekurangan apa
pun. Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Islam dan Keilmuan, yang berjudul
Kedudukan Ilmu dalam Islam. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
mengenai Kedudukan Ilmu dalam Islam.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Besar harapan kami
agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga Makalah ini
memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin. Wassalamualaikum Wr.Wb

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................................................ii
Daftar isi............................................................................................................................. iii
BAB I................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1. Latar belakang................................................................................................................. 1
2. Rumusan masalah........................................................................................................... 2
3. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN................................................................................................................... 3
1. Pengertian ilmu pengetahuan.......................................................................................... 3
2. Perintah mencari ilmu pengetahuan................................................................................4.
3.Kedudukan orang yang berilmu......................................................................................
4. Isyarat al-Qur’an dan sunnah tentang pentingnya menguasai ilmu pengetahuan...........
BABIII ..................................................................................................................................
PENUTUP............................................................................................................................
1. Kesimpulan....................................................................................................................
2. Saran..............................................................................................................................
Daftar pustaka.......................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
1.Latar Belakang

Dalam perspektif Islam, kedudukan ilmu sangat agung dan mulia. Ayat Al-Qur‟an dan hadis
Rasulullah ` telah banyak menjelaskannya. Demikian pula para ulama yang telah banyak
menegaskan urgensi ilmu dalam karya-karya mereka. Ilmu adalah komponen terpenting yang
harus dimiliki setiap manusia. Tak ada satu pun peran dan fungsi yang dapat dilakukan oleh
seseorang tanpa bekal ilmu. Demikian pula halnya dalam dunia pendidikan, bekal kompetensi
berupa ilmu adalah hal mendasar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Seorang yang
berilmu (ahlu al-„ilm) harus memiliki adab yang dengannya ia akan dapat bersikap dengan tepat
dalam menyikapi segala sesuatu. Betapapun tingginya kadar keilmuan yang dimiliki, tidak
menjadikannya takabbur dengan mengandalkan logika semata dalam memahami hakikat
sesuatu. Dengan adab Islami pula mereka mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah l.

ISLAM adalah agama wahyu yang sangat menjunjung tinggi kedudukan ilmu dan yang terkait
dengannya seperti para penempuhnya (Tholabul Ilm) maupun pengajarnya (Aalim).

Allah Swt berfirman,

“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para
malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan
melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Ali Imran : 18).

Kedudukan ilmu di dalam Islam memang sangat vital bahkan merupakan fardhu Ain bagi tiap
Muslim untuk mencarinya. Hal ini seperti yang termaktub di dalam beberapa riwayat hadis.

Rasulullah SAW bersabda,

“Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan. Orang yang
mencari ilmu itu akan dimintakan ampun oleh setiap sesuatu yang ada di muka bumi ini sampai
ikan-ikan yang berada di lautan”.(HR. Thobroni).

Bahkan saking tegasnya Islam dalam memposisikan kedudukan ilmu hingga dikatakan
bahwasannya manusia itu dibagi menjadi dua golongan saja yakni orang yang mengajarkan ilmu
dan yang belajar ilmu. Di luar kedua golongan itu adalah kelompok yang tidak dianggap.

2. Rumusan masalah
a. Pengertian ilmu pengetahuan

b. Perintah mencari ilmu pengetahuan

c. Kedudukan orang yang berilmu

d. Isyarat al-Qur’an dan sunnah tentang pentingnya menguasai ilmu pengetahuan

3. Tujuan

a. Mengetahui pengertian ilmu pengetahuan

b. Mengetahui tentang perintah dalam mencari ilmu pengetahuan

c. Mengetahui kedudukan dari orang yang berilmu

d. Mengetahui bagaimana isyarat al-Qur’an dan sunnah tentang pentinya menguasai ilmu

pengetahuan

BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian ilmu pengetahuan

Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan (Inggris: science) adalah usaha-usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan


berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk
karena manusia berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari epistemologi, dengan kata lain ilmu terbentuk dari 3 cabang
filsafat yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi, jika ketiga cabang itu terpenuhi berarti sah
dan diakui sebagai sebuah ilmu.

Ilmu alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani
(material saja), atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup
pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan
dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan
bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat

Dalam Islam, ilmu pengetahuan memiliki landasan yang kokoh melalui al-Qur'ān dan Sunnah;
bersumber dari alam fisik dan alam metafisik; diperoleh melalui indra, akal, dan hati/intuitif.
Cakupan ilmunya sangat luas, tidak hanya menyangkut persoalan-persoalan duniawi, namun
juga terkait dengan permasalahan ukhrāwi.

2.Perintah mencari ilmu pengetahuan


Sesungguhnya Islam adalah syarat keselamatan di sisi Allah. Islam tidak tegak dan tidak akan
ada kecuali dengan ilmu. Tidak ada cara dan jalan untuk mengenal Allah dan sampai kepada-
Nya kecuali dengan ilmu. Allah lah yang telah menunjukan jalan yang paling dekat dan mudah
untuk sampai kepada-Nya. Barangsiapa yang menempuh jalan tersebut, tidak akan
menyimpang dari tujuan yang dicita-citakannya.

Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih mengelompokannya
dalam dua bagian, yaitu 1). Fardhu ‘ain; dan 2). Fardhu kifayah. 1). Fardhu ‘ain : adalah setiap
ilmu yang harus dipelajari oleh setiap muslim tentang Ilmu Agama Islam, agar akidahnya
selamat, ibadahnya benar, mu’amalahnya lurus dan sesuai dengan yang disyariatkan Allah Azza
wa Jalla, yang tertuang dalam Al Qur’an dan Sunah Nabi-Nya yang sahih. Inilah yang
diperintahkan Allah dalam firman-Nya, “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada
Tuhan (yang hak) Melainkan Allah”. (Q.S. Muhammad [47]: 19). Juga yang dimaksudkan oleh
Rasulullah Saw dalam haditsnya, “ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (H.R. Ibnu
Majah). Pengertian mencari ilmu di sini, adalah mencari ilmu agama Islam, hukumnya wajib
bagi laki-laki dan perempuan; 2). Fardhu kifayah : adalah ilmu yang memperdalam ilmu-ilmu
syariat dengan mempelajari, menghafal, dan membahasnya. Misalnya spesialisasi dalam ilmu-
ilmu yang dibutuhkan umat Islam, seperti sistem pemerintahan, hukum, kedokteran,
perekonomian, dan lain-lain. Tapi jika sebagian dari mereka ada yang mengerjakannya, maka
gugurlah kewajiban dari yang lainnya. Sedangkan jika tidak ada seorang pun yang
melakukannya, maka semua menanggung resikonya.

Inilah yang diserukan Allah SWT dalam firman-Nya, “Tidak sepatutnya bagi orang-orang
mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (Q.S. At-Taubah [9]: 122).

Bahwa tidak ada jalan untuk mengenal Allah, meraih ridha-Nya serta menggapai keuntungan
dan kedekatan dengan-Nya, kecuali dengan ilmu. Ilmu adalah cahaya yang dengannya Allah
mengutus para Rasul, menurunkan kitab-kitab, dan dengannya pula memberi petunjuk dari
kesesatan dan kebodohan. Dengan ilmu terungkaplah seluruh keraguan, khurafat dan
kerancuan. (Q.S. Al Maidah [5]: 15-16) dan (Q.S. Al-A’raf [7] : 157).

4.

3.Kedudukan orang yang berilmu


Menuntut Ilmu merupakan salah satu upaya manusia untuk menambah ilmu pengetahuan.
Dalam agama Islam, belajar atau mencari ilmu hukumnya wajib bagi setiap umat Islam.
Menuntut ilmu bernilai ibadah bila diniatkan dan lakukan dengan benar sesuai syari’at Islam,
sehingga tidak salah orang berilmu akan memiliki keutamaan dan kemuliaan yang begitu
banyaknya.

Dengan ilmu juga seseorang akan bisa melakukan segala sesuatu hal dengan mudah. Misalnya
ibadah, seseorang tidak akan merasa bingung dengan cara beribadah jika ia mengetahui
ilmunya, begitupun hal nya dengan melakukan pekerjaan lain. Berikut keutamaan-keutamaan
orang yang berilmu Menurut Islam dan dalilnya:

Pertama, Orang berilmu akan dimudahkan jalan menuju surga. Dalam sebuah hadits, Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari
ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim)

Penjelasan dari hadits tersebut adalah bahwa orang-orang Islam yang berilmu akan
dimudahkan oleh Allah dalam menuju surga dikarenakan dengan Ilmunya. Hadits tersebut
dapat kita lihat, bahwa ilmu sangatlah penting bagi umat muslim dan memiliki manfaat dalam
kehidupan dunia juga akhirat.

Kedua, Orang berilmu akan memiliki pahala yang mengalir. Dari Abu Hurairah, Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah segala
amalnya, kecuali tiga hal. Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak yang sholeh
atau sholehah.” (HR. Muslim)

Ilmu yang mengandung kebaikan yang diajarkan oleh seseorang kepada orang lain, kelak ilmu
itu akan mengalirkan pahala kepada orang yang mengajarkan meskipun ia sudah meninggal
dunia.

Allah akan meninggikan derajat orang berilmu. dalam firman_Nya : Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah:
11).

dipermudah jalan menuju surga. Nabi bersabda : “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk
menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

4.Isyarat al-Qur’an dan sunnah tentang pentingnya menguasai ilmu pengetahuan


“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian dan orang-orang yang
berilmu beberapa derajat.” (QS. Al Mujadalah 58:11)

Salah satu keindahan ketika seseorang telah berilmu adalah Allah akan meninggikan derajat kita
beberapa derajat. Mengapa kita harus senang akan hal ini? Karena semakin tinggi derajat kita,
semakin dekat pula kita dengan Allah.

“Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang
dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-
orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS. Al Baqarah
2:269)

Hikmah adalah kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia syariat agama yang ada dalam
Al-Qur’an dan As-sunah

“Dan mereka berkata‘ sekiranya kamu mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya
tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.’” (QS. Al Mulk 67:10)

Segala kenikmatan yang diberikan Allah kepada kita hendaknya kita manfaaatkan dengan baik
untuk lebih memperhatikan dan mempelajari segala sesuatu dengan baik agar tidak termasuk
golongan yang merugi.

isyarat yang Allah berikan pada wahyu pertama yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad
saw yaitu lima ayat pertama dari surah al-‘Alaq : 8

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia. Yang mengajarkan
(manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”

Perintah Allah untuk membaca itu sendiri merupakan isyarat untuk belajar, karena membaca
merupakan salah satu pintu atau cara untuk meraih ilmu pengetahuan. Pada wahyu yang
pertama ini, Allah tidaklah menjelaskan dan menentukan apa yang harus dibaca melainkan
perintah tersebut bersifat umum, yang berarti bacalah, telitilah, cermatilah, dalamilah ayat-ayat
Allah yang tertulis sebagaimana surah al-‘Alaq itu sendiri (ayat qur’aniyyah), atau dapat pula
berupa ayat-ayat Allah yang tidak tertulis pada alam semesta dengan segala hukum kausalitas
yang ada di dalamnya, dan pada diri manusia (ayat kauniyyah)

Sunnah tentang pentingnya menguasai ilmu pengetahuan


Sunah tentang pentingnya ilmu menguasai ilmu pengetahuan dalam Al Qur'an sendiri terdapat
diantara Beberapa banyak ayat, Allah Ta’ala menyeru dan mengajak hamba-Nya untuk
merenungkan dan memikirkan penciptaan langit dan bumi, serta makhluk-Nya yang ada di
dalam keduanya. Allah Ta’ala mengabarkan bahwa mereka telah disiapkan dan disediakan
untuk kemaslahatan dan keberlangsungan hidup manusia.

Allah Ta’ala berfirman

“Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat
bagi manusia.” (QS. Al-Hadiid [57]: 25)

Ayat di atas adalah isyarat dari Allah Ta’ala agar kita berpikir dan berinovasi, sehingga dapat
mengambil manfaat dari besi yang telah Allah Ta’ala ciptakan. Allah Ta’ala tidak menyebutkan
lebih detil lagi, bagaimanakah cara dan metode agar manusia dapat memanfaatkan besi? Untuk
keperluan apa saja besi itu dapat dipergunakan dan dimanfaatkan? Allah Ta’ala hanya
menyebutkan bahwa besi itu memiliki banyak manfaat bagi manusia. Ini adalah isyarat dari
Allah Ta’ala bahwa tugas kita selanjutnya sebagai hamba adalah memikirkan dan mempelajari
bagaimana besi tersebut dapat dimanfaatkan, yaitu dengan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terkait dengannya. Ini adalah metode Al-Qur’an dalam
membimbing manusia agar menggunakan akal dan pikiran untuk berinovasi dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.

BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan

Ilmu adalah pengetahuan, pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan telah disusun dengan
baik. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkumi sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Ilmu pengetahuan dalam islam
tersusun dalam kesatuan dan bahkan dalam Alqur’an sendiri terkandung ilmu pengetahuan di
dalamnya. Sebagaimana Allah menyebutkan dalam Alqur’an tentang orang-orang yang berilmu,
berpikir dan berakal. Seperti yang kita ketahui, manusia lahir ke dunia ini dalam keadaan tidak
berilmu. Maka dalam pandangan Islam, umat Islam diwajibkan belajar dan menuntut ilmu
pengetahuan

2. Saran

Para pembaca hendaknya memahami betul pentingnya memahami mengenai kedudukan ilmu
dalam islam ini,agar kita semua dapat mengetahui bagaimana ilmu itu dalam pandangan agama
islam. Dan juga kita semua bisa menambah wawasan pengetahuan mengenai kedudukan ilmu
dalam islam.

DAFTAR PUSTAKA
http://islamiccenter.upi.edu/perintah-menuntut-ilmu/

https://www.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2020/10/15/193843/kedudukan-ilmu-
dalam-islam.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu

https://brainly.co.id/tugas/687913#:~:text=Allah%20akan%20meninggikan%20derajat
%20orang,diberi%20ilmu%20pengetahuan%20beberapa%20derajat.&text=Nabi%20bersabda
%20%3A%20%E2%80%9CBarang%20siapa%20menempuh,menuju%20surga.%E2%80%9D
%20(HR.

https://daaruttauhiidvirtual.com/kedudukan-orang-yang-berilmu/

Anda mungkin juga menyukai