Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ILMU PENGETAHUAN DALAM PANDANGAN HADITS”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

Pendidikan Agama

Dosen Pengampu : Dr.Andi Hajar, S.PdI., M.PdI.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9

RAHIMAWATI (2169010635)

IMAS TANDIWARA (2169010622)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan Asma Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

karena atas rahmat dan hidayahnya Lah sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “ILMU PENGETAHUAN

DALAM PANDANGAN HADITS” disusun untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Pendidikan Agama oleh Ibu Dr.Andi.Hajar,S.PdI., M.PdI.

Adapun makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan

tentunya dengan bantuan berbagai pihak. Namun tidak lepas dari itu semua, kami

menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya

maupun segi lainnya.

Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka

selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami

sehingga kedepannya dapat memperbaiki makalah ini. Kami mengharapkan

semoga makalah ini bisa bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi terhadap

pembaca.

Bone, 17 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................2

C. Tujuan Penyusunan ..................................................................................2

D. Manfaat Penulisan ....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Dari Hadis................................................................................3

B. Keutamaan Menuntut Ilmu Pengetahuan Menurut Pandangan Hadits 3

C. Peranan Hadis Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan 4

D. Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Hadits Nabi 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................10

B. Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Sepenjang sejarah kehidupan manusia belum pernah ditemukan suatu

minat dan greget yang menyamai apalagi melebihi minat yang pernah ditunjukkan

oleh umat islam terhadap hadis.sejak awal pemunculannya hingga saat ini, ia

merupakan suatu lahan kajian yang sangat menarik. Ini dikarenakan eksistensinya

yang vital dalam kehidupan umat manusia. Sudah banyak komentar mengenai

hadis,baik dari kalangan umat islam maupun non muslim, baik yang membela

maupun yang menyerang dan ingin menghancurkannya. Yang jelas,terlepas dari

semua itu para ulama dari berbagai golongan dan aliran, hamper tidak ada

perbedaan dalam memandang hadis-hadis nabi sebagai dasar dalam syariat

islam.karena hadis merupakan perkataan,perbuatan,taqrif,dan sifat dari nabi.

Sebagai sumber ilmu pengetahuan kedua, hadis telah menjadi factor

pendukung utama dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban. Banyak hadis

yang berbicara tentang ilmu terutama ilmu pengetahuan, misalnya hadis tentang

mencari ilmu (tholabul ilmi). Perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban

menuntut adanya rambu-rambu yang menjadi landasannya. Hadis sebagai sumber

ajaran Islam yang ke dua setelah al-Qur’an, memperkenalkan prinsip-prinsip atau

rambu-rambu yang menjadi dasar perilaku berbudaya, selain itu juga memuat

tentang teori ilmu pengetahuan dan peradaban. Oleh karenanya, selain al-Qur’an,

hadis bisa dijadikan landasan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan

peradaban. Hadis bisa menghantarkan manusia dari pemahaman yang dangkal dan

primitif menuju pemahaman yang luas dan mendalam mengenai alam dan

kehidupan, yang dikenal dengan istilah al-fiqh al-hadlari (fiqh peradaban).

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan hadis ?

2. Apa Keutamaan Menuntut Ilmu Pengetahuan Menurut Pandangan

Hadis ?

3. Apa Peranan Hadis Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan ?

4. Bagaimana ilmu pengetahuan dalam perspektif hadis nabi ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari Hadis
2. Mengetahui keutamaan menuntut ilmu pengetahuan menurut pandangan
hadis
3. Mengetahui peranan hadis dalam perkembangan pengetahuan
4. Mengetahui ilmu pengetahuan dalam perspektif hadis nabi

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini yaitu:
1. Mampu memahami pengertian dari hadis
2. Mampu memahami keutamaan menuntut ilmu pengetahuan menurut
pandangan hadis
3. Mampu memahami peranan hadis dalam perkembangan ilmu
pengetahuan
4. Mampu mengetahui ilmu pengetahuan dalam perspektif hadis nabi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Hadits

Arti dari Al Hadits menurut Bahasa adalah “sesuatu yang baru”.

Sedangkan arti Hadits menurut istilah Syar’i adalah segala perkataan,

perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang

dijadikan sebagai ketetapan hukum dalam syari’at agama Islam. Hadits

sendiri dijadikan sebagai sumber hukum dalam syari’at agama Islam

disamping Al-Qur’an, Ijma dan Qiyas, dan hadits menjadi sumber hukum

kedua setelah AL Quran. karena hadis merupakan perkataan,perbuatan,taqrif,dan

sifat dari nabi. Sebagai sumber ilmu pengetahuan kedua, hadis telah menjadi factor

pendukung utama dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban. Banyak hadis

yang berbicara tentang ilmu terutama ilmu pengetahuan, misalnya hadis tentang

mencari ilmu (tholabul ilmi).

B.  Keutamaan Menuntut Ilmu Pengetahuan Menurut Pandangan Hadits

Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang wajib dituntut oleh setiap umat

manusia. Maka dari itu ada keutamaan menuntut ilmu pengetahuan menurut

pandangan hadis yaitu adalah diantaranya ditinggikan Derajatnya oleh allah

swt dan dimudahkan jalan untuk ke surga. Hadits tentang menuntut ilmu

yaitu :

Rasulullah SAW bersabda:

‫ب ْال ِع ْل َم ِمنَ ْال َم ْه ِد إِلَى اللَّحْ ِد‬ ْ ُ‫أ‬


ِ ُ ‫طل‬

Uthlubul 'ilma minal mahdi ilal lakhdi.

Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”

3
Kewajiban mencari ilmu juga dibebankan tiap Muslim sebagaian sabda

Rasulullah SAW:

َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ْم فَ ِر ْث‬


‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم‬

Tholabul 'ilmi faridhotan 'alaa kulli muslimin

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim."

Hadis mencari ilmu lainnya disebutkan tentang keutamaan mempelajari

ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:

‫ك طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسه ََّل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة‬
َ َ‫َو َم ْن َسل‬

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan

mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

C.  Peranan Hadits Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Sumber ilmu pengetahuan menurut para penganut aliran

materialisme adalah terbatas pada materi yang dapat ditangkap oleh panca

indera atau hal-hal rasional yang hanya dapat dipahami oleh akal saja,

mereka tidak mempercayai sumber ilmu pengetahuan apapun selain kedua

sumber di atas.Ciri yang paling menonjol dari ilmu dalam pengetahuan

kontemporer atau pengertian Barat adalah bahwa ia tidak dibangun

berdasarkan logika formal atau imajiner atau analogi yang berasal dari

Aristoteles. Tetapi ilmu dalam pengertian ini dibangun atas dasar observasi

dan eksperimen, karena itu dinamai ilmu eksperimental dengan metode

yang dinamai metode eksperimental. Prinsip-prinsip eksperimental ini telah

lebih dahulu diakui oleh Rasulullah dalam masalah dunia yang bersifat

4
teknis seperti urusan pertanian, pabrik, kedokteran, dan sejenisnya.

Eksperimen yang dianggap bermanfaat menjadi tuntutan syari‟at.

Sebaliknya eksperimen yang dianggap berdampak negatif, oleh syari‟at

ditolak. Apabila kita ingin mengambil suatu contoh perhatian Islam –

khususnya Rasulullah Saw. – terhadap ilmu eksperimental, maka ilmu

kedokteran adalah yang paling tepat; di dalam ilmu ini sikap al-Qur‟an

bersenyawa dengan hadis. Yusuf Qardhawi memperkenalkan prinsip-prinsip

asasi yg dibawa oleh Islam, sebagai fundasi berdirinya suatu ilmu

kedokteran yang sempurna.

 Pertama, Islam menetapkan nilai tubuh dan hak tubuh atas

pemiliknya.Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap

tubuhmu Jika tubuh berhak untuk diberi makan bila lapar,

diistirahatkan bila capek, dibersihkan bila kotor, maka tubuh pun

berhak untuk diobati bila sakit. Ini artinya hak wajib yang tidak boleh

diabaikan atau dilupakan karena di situ menyangkut hak yang lain, di

antaranya hak Allah seperti yang ditekankan pula oleh ajaran Islam

dan hadis Nabi: “Siapa yang membenci sunnah-ku, maka ia tidak

termasuk golonganku.

 Kedua, mengatasi musykillah iman dengan qadar yang oleh sebagian

orang dianggap menafikan berobat dan mencari penyembuhan. Ketika

Nabi Saw. ditanyakan tentang obat-obatan yang dipergunakan untuk

menyembuhkan dan tindakan pencegahan dengan pertanyaan “Apakah

5
ia (obat-obat itu) dapat menolak ketentuan Allah?” Beliau menjawab

dengan tajam dan gamblang, “ia termasuk takdir Allah

 Ketiga, Islam membuka pintu harapan untuk dokter-dokter dan untuk

orang-orang sakit, mengenai dimungkinkannya penyembuhan dari

penyakit apa pun, dan mengubur rasa putus asa yang bisa menghancur

jiwa serta menolak pemikiran yang mengatakan adanya penyakit yang

tak tersembuhkan. Dalam hubungan ini terdapat beberapa hadis. Dari

Abu Hurairah: Allah tidak menurunkan penyakit kecuali Dia

menurunkan penyembunya (H.R. AlBukhari)

 Keempat, Islam mengakui adanya sunnatullah dalam penyakit

menular. Rasulullah bersabda yang artinya Larilah kamu dari

penyakit lepra seperti kamu melarikan diri dari singa. Beliau

pernah berkeberatan membai‟at orang yang terserang penyakit lepra

dengan meletakkan tangan di atas tangan. Bahkan beliau mengakui

adanya penyakit menular pada hewan. Sabda Rasulullah Janganlah

dicampurkan yang berpenyakit dengan yang seha.

 Kelima, melakukan perlawanan terhadap apa yang disebut “dokter

dalam”, dokter sihir dan dukun serta yang sejenisnya yang

memperdagangkan pekerjaan pengusiran (roh halus), kesambet, dan

lain-lainnya yang pada zaman jahiliyah mempunyai pasaran luas. Hal

ini dibantah oleh Rasulullah, dan beliau menganggapnya sebagai

syirik serta mengumumkan perang terhadapnya tanpa ampun. Dan

beliau juga tidak memperkenankan jampi-jampi, kecuali dengan

6
menggunakan dzikrullah atau asmaul-husna, ini dibenarkan dan

terpuji, sebab hal itu hanya sekedar doa. Lebih lanjut Yusuf Qardhawi

dalam halal wal-haram11 mengutip hadis yang diriwayatkan oleh

Bukhari: yang artinya Sesungguhnya Allah tidak menjadikan

kesembuhanmu dengan sesuatu yang Ia haramkan atasmu (H.R.

Bukhari).

 Keenam, ucapan, perbuatan, dan pengakuan Nabi Saw. merupakan

ikatan, baik dalam menunjukkan kearah pengobatan yang benar,

pengobatan yang dilandasi ilmu dan eksperimen, bukan untuk

mencelakakan dan mengaku-aku. Beliau berobat dan menyuruh

pengikutnya berobat, karena Allah yang membuat penyakit juga

menciptakan obat. Beliau mengirim dokter kepada Ubai bin Ka‟ab.

Dokter itu lalu membedah kulit Ubai, artinya dokter itu melakukan

operasi. Dan beliau juga mengutus seseorang untuk menjumpai al-

Harits bin Kildah, dokter Arab yang popular dari Tsaqif, seperti yang

dikisahkan kepada Sa‟ad bin Abi Waqash.

Selain mengandung beberapa prinsip dalam ilmu pengetahuan. Hadis

juga memuat tentang teori ilmu pengetahuan, salah satu di antaranya adalah

hadis yang diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwasanya Rasulullah Saw.

pernah ditanya kemana tenggelamnya benda-benda angkasa yang tenggelam

itu, dan dari mana terbitnya benda-benda angkasa yang terbit itu? Nabi

menjawab: Ia tetap berada pada tempatnya. Tidak berpindah dan bergeser.

Ia tenggelam bagi satu kaum dan terbit bagi kaum yang lain. Ia tenggelam

7
dan terbit pada suatu kaum (dan dalam waktu bersamaan) satu kaum

mengatakan ia tenggelam sementara kaum yang lain mengatakan ia terbit.

Hadits ini menjelaskan bahwa matahari terus menerus terbit dan terbenam

saling bergantian di atas permukaan bumi.

D.  Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Hadits Nabi

Di samping ayat–ayat Qur’an yang memposisikan Ilmu dan orang

berilmu sangat istimewa, al-Qur’an juga mendorong umat Islam untuk

berdo’a agar ditambahi ilmu, dan katakanlah, tuhanku ,tambahkanlah

kepadaku ilmu penggetahuan. Dalam hubungan inilah konsep membaca,

sebagai salah satu wahana menambah ilmu, menjadi sangat penting,dan

Islam telah sejak awal menekankan pentingnya membaca. Mencari dan

menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi seorang muslim baik lakilaki

maupun perempuan. Rasululullah SAW., menjadikan kegiatan menuntut

ilmu dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh kaum Muslimin untuk

menegakkan urusanurusan agamanya, sebagai kewajiban yang Fardlu ‘Ain

bagi setiap Muslim. Ilmu yang Fardlu Ain yaitu ilmu yang setiap orang yang

sudah berumur aqil baligh wajib mengamalkannya yang mencakup; ilmu

aqidah, mengerjakan perintah Allah, dan meninggalkan laranganNya.

Sebagai sumber ilmu pengetahuan kedua, hadis telah menjadi factor

pendukung utama dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban.

Banyak hadis yang berbicara tentang ilmu terutama ilmu pengetahuan,

misalnya hadis tentang mencari ilmu (tholabul ilmi). Perkembangan ilmu

pengetahuan dan peradaban menuntut adanya rambu-rambu yang menjadi

8
landasannya. Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang ke dua setelah al-

Qur’an, memperkenalkan prinsip-prinsip atau rambu-rambu yang menjadi

dasar perilaku berbudaya, selain itu juga memuat tentang teori ilmu

pengetahuan dan peradaban. Oleh karenanya, selain al-Qur’an, hadis bisa

dijadikan landasan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban.

Hadis bisa menghantarkan manusia dari pemahaman yang dangkal dan

primitif menuju pemahaman yang luas dan mendalam mengenai alam dan

kehidupan, yang dikenal dengan istilah al-fiqh al-hadlari (fiqh peradaban).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Arti dari Al Hadits menurut Bahasa adalah “sesuatu yang baru”.

Sedangkan arti Hadits menurut istilah Syar’i adalah segala perkataan,

perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang

dijadikan sebagai ketetapan hukum dalam syari’at agama Islam.

Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang wajib dituntut oleh setiap

umat manusia. Maka dari itu ada keutamaan menuntut ilmu pengetahuan

menurut pandangan hadis yaitu adalah diantaranya ditinggikan Derajatnya

oleh allah swt dan dimudahkan jalan untuk ke surge.

Sumber ilmu pengetahuan menurut para penganut aliran materialisme

adalah terbatas pada materi yang dapat ditangkap oleh panca indera atau

hal-hal rasional yang hanya dapat dipahami oleh akal saja, mereka tidak

memperca Sebagai sumber ilmu pengetahuan.

Hadis telah menjadi factor pendukung utama dalam kemajuan ilmu

pengetahuan dan peradaban. Banyak hadis yang berbicara tentang ilmu

terutama ilmu pengetahuan, misalnya hadis tentang mencari ilmu (tholabul

ilmi)yai sumber ilmu pengetahuan apapun selain kedua sumber di atas

B. Saran
Setelah mengetahui dan memahami materi dari Pandangan Ilmu
Pengetahuan Dalam Pandangan Hadits maka diharapkan untuk bisa mencari
lebih lanjut literatur terkait yang mendukung proses pemahaman yang lebih
kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mutiara.2021. Pengertian dan Macam-Macam Hadits Menurut Bahasa dan


Istilah (diakses pada tanggal 17 Desember 2021).
Kastolani. 2020. Hadits Menuntut Ilmu dan Keutamaannya (diakses pada
tanggal 17 Desember 2021).
Herlinawati.2016. Peranan Hadits Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Peradaban. Politehnik Negeri Banjarmasin (diakses pada tanggal 10 desember
2021
Sarifandi.2014. Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Hadis Nabi (diakses pada
tanggal 10 Desember 2021)

11

Anda mungkin juga menyukai