Anda di halaman 1dari 13

ILMU PENGETAHUAN dan KEUTAMAAN ORANG YANG BERULMU

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah: Hadist I

Dosen: Pepep, M. Pd.

Oleh:

Fajar Sidik PAI/ IV A 021.011.0022

Siti Hamidah TADRIS/ IV A 021.031.0125

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang Yang Berilmu Dalam
Persfektif Hadits. Adapun makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok dan agar berguna bagi siapapun kedepannya.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua yang
telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan
makalah ini. secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada
Bapak Pepep, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Hadist II.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi
maupun penyajian. Untuk itu saran dan kritik yang dapat membuat makalah ini
lebih sempurna sangat diharapkan oleh penulis.

Bandung, 17 Maret 2023

Penulis

2
ABSTRAK
Sejak awal kelahirannya, Islam sudah memberikan penghargaan yang begitu
besar kepada ilmu. Sebagaimana sudah diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW
ketika diutus oleh Allah SWT sebagai Rasul hidup dalam masyarakat yang
terbelakang, di mana paganisme tumbuh menjadi sebuah identitas yang melekat
pada masyarakat Arab masa itu. Kemudian Islam datang menawarkan cahaya
penerang yang mengubah masyarakat Arab jahiliyah menjadi masyarakat yang
berilmu dan beradab. Salah satu pencerahan yang dibawa oleh Islam bagi
kemanusiaan adalah pemikiran secara ilmiah, masyarakat Arab dan Timur Tengah
pra-Islam tidak memperdulikan persoalan-persoalan mengenai alam semesta,
bagaimana alam tercipta dan bagaimana alam bekerja maka dari sinilah mereka
belajar merenungi pertanyaan-pertanyaan ini dan untuk mencari jawabannya
tentang itu semua, mereka merujuk kepada Al-Quran dan Hadis.

Dalam Al-Quran surah Ali-Imran ayat 190-191 Allah memerintahkan


memikirkan bagaimana langit dan bumi tercipta, cara fikir ini menggerakkan
bangkitnya ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam. Ini adalah pengembangan
ilmu pengetahuan yang istimewa dalam sejarah dunia, terutama tentang alam
semesta. 1 Kemudian ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam
ajaran Islam, hal ini terlihat dari banyaknya ayat al-Quran yang memandang orang
berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulia di samping hadis-hadis nabi yang
banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu. Tulisan ini
secara khusus membahas hadis tentang keutamaan ilmu pengetahuan, dengan
mengangkat pembahasan mengenai apa maksud ilmu pengetahuan dan bagaimana
keutamaan orang yang berilmu.

3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii

ABSTRAK.............................................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................1

C. Tujuan Masalah..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan....................................................................2

B. Keutamaan Orang Yang Berilmu.............................................................3

C. Hadits Tentang Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang Yang


Berilmu................................................................................................................6

BAB III PENUTUP................................................................................................8

A. Kesimpulan..................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................v

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Keistimewaan manusia dibandingkan binatang, yaitu memiliki akal,


pemahaman dan bentuk fisiknya yang tegak lurus. Untuk itu Allah karuniakan
manusia sebuah akal untuk membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Allah
berbuat demikian karena Allah ingin menjadikan manusia sebagai khalifah di
bumi. Oleh karenanya Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk,
sehingga tidak ada satu makhlukpun yang lebih tinggi derajatnya dari manusia.
Selayaknya ilmu perakitan komputer, maka Allah telah merakit manusia dengan
sistem hardware dan software, lengkap, berkualitas tinggi dan multifungsi.
Kesemua perangkat ini bekerja secara sinergis dan dinamis agar manusia bisa
menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di bumi.

Dan bagaimana manusia itu diciptakan Allah sebagai makhluk berpribadi


luhur, berakhlak karimah, berkualitas, taat kepada Allah, dan sebagai makhluk
yang hidup bersama-sama dengan orang lain, juga sebagai makhluk yang hidup di
tengah-tengah alam dan sebagai makhluk yang diciptakan dan diasuh oleh Allah.
Tidak lain adalah manusia itu harus mencari dan memiliki ilmu. Sebab harta yang
paling berharga bagi orang-orang muslim yang hilang adalah ilmu maka apabila
kalian menemukannya maka ambilah.

Untuk itu mengapa manusia khususnya kaum muslimin supaya memiliki


ilmu pengetahuan dan berilmu, agar manusia itu sebagai makhluk yang hidup di
tengah-tengah alam, berfungsi terhadap alam. Manusia sebagai makhluk yang
diciptakan dan diasuh, berfungsi terhadap yang menciptakan dan yang
mengasuhnya. Oleh karena kaum muslimin dan muslimat wajiblah memilki ilmu,
sebab ilmu tidak akan binasa layaknya harta, ilmu akan terus mengalir, karena
ilmu pulalah seorang hamba bisa mengenal dan mencintai Tuhan-Nya (Allah).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi mengenai ilmu pengetahuan?
2. Apa keutamaan orang yang berilmu?
3. Apa saja hadits tentang ilmu pengetahuan dan keutamaan orang yang
berilmu?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi mengenai ilmu pengetahuan
2. Untuk mengetahui keutamaan orang yang berilmu
3. Untuk mengetahu apa saja hadits tentang ilmu pengetahuan dan keutamaan
orang yang berilmu

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan
adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi
ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.
Sejalan dengan itu ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi
merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan
dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemology.
Mengingat begitu banyaknya informasi yang menjelaskan mengenai ilmu
pengetahuan, maka berikut ini kami berikan beberapa sumber yang menjelaskan
Pengertian Ilmu Pengetahuan Menurut Para Ahli, Selain pengertian ilmu
pengetahuan secara umum, terdapat beberapa pendapat para ahli yang
mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian ilmu pengetahuan yaitu
sebagai berikut, yaitu: 7 Pengertian Ilmu Pengetahuan Menurut Para Ahli Dalam
Negeri :
1. Hatta: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Moh. Hatta bahwa ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan atau studi yang teratur tentang pekerjaan
hokum umum, sebab akibat dalam suatu kelompok masalah yang sifatnya
sama baik dilihat dari kedudukannya maupun hubungannya.
2. Soerjono Soekanto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Soerjono
Soekanto adalah pengetahuan yang tersusun sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat
diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang
mengetahuinya.
3. Dadang Ahmad S: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Dadang Ahmad S,
adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus hingga
dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
4. Helmy A. Kotto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Helmy. A. Kotto
bahwasanya ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan
pengetahuan yang terus menerus sampai menjelaskan fenomena dan
keberadaan alam itu sendiri.
5. Mappadjantji Amien: Menurutnya, pengertian ilmu pengetahuan adalah
sesuatu yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan

2
semesta yang memiliki paradigma, objek pengamatan, metode, dan media
komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan untuk memahami semesta
untuk memanfaatkannya dan menemukan diri untuk menggali potensi
fitrawi guna mengenal Allah.
6. Syahruddin Kasim: Menurut Syahruddin Kasim, bahwa pengertian ilmu
pengetahuan adalah pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai hidayah
sang pencipta yang berasal dari proses interaksi fenomena fitrawimelalui
dimensi hati, akal, nafsu yang rasional empirik dan hakiki dalam
menjelaskan hasanah alam semesta demi untuk menyempurnakan tanggung
jawab kekhalifaan.
7. Sondang Siagian: Menurut Sondang Siagian bahwa ilmu pengetahuan
adalah suatu objek, ilmiah yang memiliki sekelompok prinsipol, dalil,
rumus, yang melalui percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali
telah teruji kebenarannya, dalil-dalil, prinsip-prinsip dan rumus-rumus mana
yang dapat diajarkan dan dipelajari.

B. Keutamaan Orang Yang Berilmu


Perlu diketahui bahwa setiap dari kita adalah penuntut ilmu, baik itu yang
tua ataupun yang muda, baik laki-laki maupun perempuan, semuanya wajib
menuntut ilmu. Dan perlu diketahui pula, bahwa menuntut ilmu agama tidak harus
di pondok pesantren, namun bisa juga di masjid dan tempat lainnya yang di sana
ada majelis ilmu yang mengajarkan Al-Quran dan As-Sunnah dengan benar.
Agar lebih termotivasi dan lebih semangat dalam belajar ilmu agama, ada
baiknya kita mengetahui beberapa keutamaan yang akan diberikan kepada orang-
orang yang menempuh jalan atau pergi menuntut ilmu. Di antara keutamaan
tersebut adalah sebagai berikut.
a) Dimudahkan jalannya menuju surga
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:

‫ك طَ ِريقً==ا يَ ْلتَ ِمسُ فِي= ِه‬


َ َ‫ َ َم ْن َس=ل‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وس==لم‬: ‫وعن ابي هر يرة رضى هللا عنه قال‬
‫ِع ْل ًما َسهَّ َل هللاُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬

Artinya:”Dan barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut


ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”

Derajat hadits yang pertama tentang balasan bagi orang yang menuntut
ilmu, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yaitu: (HR Muslim dan yang lainnya.
Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-
Tarhib no. 84.)

3
b) Para malaikat ridha apa yang dikerjakannya, dari Zir bin Hubaisy, dia
berkata, aku datang kepada Shafwan bin Assal al-Muradi, dia bertanya,”Apa
yang membuatmu datang?” Aku menjawab, “Mencari ilmu.” Dia
berkata,”Aku telah mengdengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

‫ ِرضًا بِ َما يَصْ نَ ُع‬،‫ت لَهُ ْال َمالِئ َكةُ َأجْ نِ َحتَهَا‬
ْ ‫ض َع‬ ْ َ‫ج يَ ْخ ُر ُج ِم ْن بَ ْيتِ ِه ي‬
َ ‫طلُبُ ْال ِع ْل َم ِإاَّل َو‬ ِ َ‫َما ِم ْن خ‬
ٍ ‫ار‬
Artinya:“Tidaklah seseorang itu keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu,
kecuali malaikat pasti meletakkan (mengepakkan) sayap-sayapnya
karena ridha dengan apa yang dilakukannya.” (HR At-Tirmidzi, Ibnu
Majah, dan Ibnu Hibban)

Hadits yang kedua mengenai tugas para malaikat yang ridha dengan apa
dikerjakan orang yang menuntut ilmu yaitu (HR At-Tirmidzi dan dishahihkannya,
Ibnu Majah dan lafaz hadits ini adalah lafaznya, dan Ibnu Hibban dalam
shahihnya dan al-Hakim dia berkata, “Sanadnya shahih”. Oleh Syaikh Al-Albani
dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 85.)
c) Mendapatkan pahala haji secara sempurna, dari Abu Umamah dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ‫ْج ِد اَل ي ُِري ُد ِإاَّل َأ ْن يَتَ َعلَّ َم خَ ْيرًا َأوْ يُ َعلِّ َمهُ َكانَ َكَأجْ ِر َحاجٍّ تَا ّمًا َح َّجتُه‬
ِ ‫َم ْن َغدَا ِإلَى ْال َمس‬

Artinya:“Barangsiapa yang pergi menuju masjid, dia tidak bermaksud kecuali


untuk belajar kebaikan atau untuk mengajarkannya, maka baginya
pahala seperti berhaji secara sempurna.” (HR Ath-Thabrani)

Derajat hadits keutamaan orang yang menuntut ilmu selanjutnya seperti


mendapatkan pahala haji secara sempurna. Yaitu (HR Ath-Thabrani dan
diriwayatkannya al-Mu’jam al-Kabir dengan sanad tidak mengapa. Al-Hafizh al-
Iraqi berkata 2/317,”Sanadnya baik (Jayid)”. Pada sanadnya terdapat Hisyam bin
Ammar. Saya berkata,”Diriwayatkan pula oleh al-Hakim 1/19 dengan lafazh, ”…
Pahala orang yang berumrah yang umrahnya sempurna.” Dia
menambahkan,”Barangsiapa pergi sore heri ke masjid dia tidak ingin kecuali
untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya maka dia meraih pahala orang
yang berhaji yang hajinya sempurna. Dia menshahihkannya di atas syarat al-
Bukhari dan disetujui oleh adz-Dzahabi, hadits ini dinilai hasan shahih oleh
Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 86.)
d) Kedudukannya seperti orang-orang yang berjihad di jalan Allah, dari Abu
Hurairah ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

4
ِ ِ‫ فَهُ َو بِ َم ْن ِزلَ ِة ْال ُم َجا ِه ِد ْينَ فِي َسب‬،ُ‫ْج ِدي هَ َذا لَ ْم يَْأتِ ِه ِإاَّل لِ َخي ٍْر يَتَ َعلَّ ُمهُ َأوْ يُ َعلِّ ُمه‬
‫ َو َم ْن َجا َء بِ َغي ِْر‬،ِ‫يل هللا‬ ِ ‫َم ْن َجا َء َمس‬
‫َاع َغي ِْر ِه‬ ِ ‫ك فَهُ َو بِ َم ْن ِزلَ ِة ال َّرج ُِل يَ ْنظُ ُر ِإلَى َمت‬
َ ِ‫َذل‬

Artinya:“Barangsiapa yang mendatangi masjidku ini (yaitu Masjid An-Nabawi)


tidaklah ia datang kecuali untuk kebaikan yang akan dipelajari atau
diajarkannya, maka ia berada di kedudukan seperti orang-orang yang
berjihad di jalan Allah. Dan barangsiapa yang datang dengan niat selain
itu, maka kedudukannya laksana seorang laki-laki yang hanya
memandang-mandang barang (perbekalan) saudaranya.” (HR Ibnu
Majah dan Al-Baihaqi)

Derajat hadits selanjutnya yaitu kedudukannya seperti orang-orang yang


berjihad di jalan Allah. (HR Ibnu Majah dan Al-Baihaqi. Pada sanadnya tidak
terdapat rawi yang ditinggalkan dan tidak pula disepakati kelemahannya. Bahkan
sanadnya Ibnu Majah shahih di atas syarat Muslim sebagaimana dikatakan oleh
al-Bushairi di az-Zawaid. Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hakim juga, dia
menshahihkannya di atas syarat asy-Saikhain dan disetujui oleh adz-Dzahabi.
Sebenarnya ia hanya di atas syarat Muslim dan membuka hadits dengan
‘Diriwayatkan’ yang menunjukkan bahwa ia dhaif tidaklah bagus. Hadits ini
dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no.
87.)
Di dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
‫ب ْال ِع ْل ِم فَهُ َو فِي َسبِي ِل هللاِ َحتَّى يَرْ ِج َع‬
ِ َ‫َم ْن خَ َر َج فِي طَل‬

Artinya:“Barangsiapa keluar (dari rumahnya) dalam rangka menuntut ilmu,


maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang.” (HR At-Tirmidzi)

Di dalam hadits yang lain, derajat haditsnya (HR At-Tirmidzi, hadits ini
dinilai hasan li ghairihi oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-
Tarhib no. 88.)
e) Ilmu lebih utama dari ibadah, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda:

‫فضل العلم أحب إلي من فضل العبادة و خير دينكم الورع‬

Artinya:“Keutamaan ilmu lebih aku sukai dari keutamaan ibadah, dan sebaik-
baik agama kalian adalah bersikap wara” (HR.Al-Hakim)

Derajat pembahasan hadits tentang ilmu lebih utama dari ibadah, yaitu
(HR.Al-Hakim, Al-Bazzar, At-Thayalisi, dari Hudzaifah bin Yaman Radhiallahu
Anhu. Disahihkan Al-Albani dalam sahih al-jami’: 4214)

5
Demikianlah beberapa hadits yang menunjukkan dengan jelas tentang
keutamaan yang akan diberikan kepada orang-orang yang pergi atau menempuh
suatu jalan dalam rangka belajar ilmu agama.
C. Hadits Tentang Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang Yang
Berilmu

Allah subhanallahuta’allah berfirman dalam surah al-Mujadilah ayat 11:

ٖ ۚ ‫وا ۡٱل ِع ۡل َم د ََر ٰ َج‬


ٞ ِ‫ت َوٱهَّلل ُ بِ َما ت َۡع َملُونَ َخب‬
١ ‫ير‬ ْ ُ‫وا ِمن ُكمۡ َوٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
ْ ُ‫…يَ ۡرفَ ِع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬

Artinya:”Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di


antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat dan Allah
Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. al-Mujadalah: 11)

Yaitu dengan ilmu Allah, akan mengangkat derajar orang-orang yang


berilmu beberapa derajat. Dengan begitu tentulah Allah sangat menyerukan
hamba-Nya untuk menuntut ilmu sebab manusia yang hanya pandai beribadah
namun tidak memiliki ilmu tentulah tak diperkenankan. Kemudian Allah tentunya
akan memberi berbagai macam kenikmatan apabila seseorang itu berilmu dan taat
pada perintahnya dan tak boleh saling mendeki kecuali dengan ilmu dan menjaga
ilmu, antara lain:
a) Fadhilah Ilmu
Tekun dalam mencari ilmu dan hikmah
ُ‫اعي ُل بْنُ َأبِي خَ الِ ٍد َعلَى َغي ِْر َما َح َّدثَنَاه‬ َ َ‫َح َّدثَنَا ْال ُح َم ْي ِديُّ قَا َل َح َّدثَنَا ُس ْفيَانُ ق‬
ِ ‫ال َح َّدثَنِي ِإ ْس َم‬
‫صلَّى‬
َ ‫ال النَّبِ ُّي‬َ َ‫ْت َع ْب َد هَّللا ِ ْبنَ َم ْسعُو ٍد قَا َل ق‬
ُ ‫از ٍم قَا َل َس ِمع‬ ِ ‫ْس ْبنَ َأبِي َح‬َ ‫ْت قَي‬ ُ ‫ال َس ِمع‬ َ َ‫الز ْه ِريُّ ق‬ ُّ
‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم ال حسد إال في اثنتين رجل آتاه هللا ماال فسلطه على هلكته في الحق رجل آتاه‬ َّ
‫هللا حكمة فهو يقضي بها ويعلمها‬

Artinya:“Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi berkata, telah


menceritakan kepada kami Sufyan berkata, telah menceritakan kepadaku
Isma'il bin Abu Khalid -dengan lafazh hadits yang lain dari yang dia
ceritakan kepada kami dari Az Zuhri- berkata; aku mendengar Qais bin
Abu Hazim berkata; aku mendengar Abdullah bin Mas'ud berkata; Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh mendengki kecuali
terhadap dua hal; (terhadap) seorang yang Allah berikan harta lalu dia
pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran dan seseorang yang Allah
berikan hikmah lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya kepada
orang lain".(H.R. Bukhori)

Derajat hadits yang selanjutnya adalah tentang anjuran untuk Menuntut Ilmu
yakni H.R. Tirmidzi, hadits ini dinilai hasan. Di kumpulkan oleh tirmidzi dan

6
disyarahkan oleh Tuhfa al-Ahwazi dalam bab keutamaan ilmu 7/405, hadits no
2784)
b) Diangkatnya ilmu dan munculnya kebodohan
ِ ‫ال قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬َ َ‫ك ق‬ ِ ‫َّاح ع َْن َأن‬
ٍ ِ‫َس ْب ِن َمال‬ ِ ‫ث ع َْن َأبِي التَّي‬ ِ ‫ار‬ِ ‫َح َّدثَنَا ِع ْم َرانُ بْنُ َم ْي َس َرةَ قَا َل َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َو‬
ِّ ‫ظهَ َر‬
‫الزنَا‬ ْ َ‫ب ْالخَ ْم ُر َوي‬ َ ‫اط السَّا َع ِة َأ ْن يُرْ فَ َع ْال ِع ْل ُم َويَ ْثبُتَ ْال َج ْه ُل َويُ ْش َر‬ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َّن ِم ْن َأ ْش َر‬
َ

Artinya:”Telah menceritakan kepada kami 'Imran bin Maisarah berkata, telah


menceritakan kepada kami Abdul Warits dari Abu At Tayyah dari Anas
bin Malik berkata, telah bersabda Rasul shallallahu 'alaihi wasallam:
"Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu
dan merebaknya kebodohan dan diminumnya khamer serta praktek
perzinahan secara terang-terangan". (H.R. Bukhori)

Fadhilah Ilmu dalam ketekunan untuk mencari ilmu dan hikmah, (H.R.
Bukhori, shahih dalam Kitab: “Ilmu” Bab: Ilmu diangkat dan tampaknya
kebodohan hadits ke 1709)

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia. Sebab itulah Sondang Siagian
menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu objek, ilmiah yang memiliki
sekelompok prinsipol, dalil, rumus, yang melalui percobaan yang sistematis
dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya, dalil-dalil, prinsip-prinsip dan
rumus-rumus mana yang dapat diajarkan dan dipelajari.
Untuk itu dengan ilmu seseorang tentunya akan memiliki keutamaan yang
Allah berikan, sehingga apapun segala perbuatan baik yang dilakukan manusia
khususnya orang-orang yang beriman pasti akan Allah balas dengan apa yang
telah ia perbuat. Diantaranya keutamaan yaitu diimudahkan jalannya menuju
surge, para malaikat ridha apa yang dikerjakannya, mendapatkan pahala haji
secara sempurna, kedudukannya seperti orang-orang yang berjihad di jalan Allah.
Dimudahkan jalannya kesyurga sebab Allah telah menaungi seorang yang
menuntut ilmu dari ia keluar sampai ia kembali lagi, dan juga dengan perbuatan
baik tersebut Allah senantiasa mengirim para malaikatnya untuk ridha terhadap
apa yang dikerjakannya.

8
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran al-Karim

Abdil Muhsin, Abdullah. 2014. Silsilah Ta’lim al-Lughoh al-Arobi al-Hadits.


Jakarta: Jami’ah Imam Muhammad bin Suud al-Islami,

Fuad Abdul Baqi, Muhammad. 2013. Al-Lu’lu’ Wal Marjan. Jakarta: Ummul
Qura

H. Inu kencana Syafiie. Pengantar Ilmu Pemerintahan. PT Refika Aditama:


Bandung, 2005.

H.R. Muslim no 6 , Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin, Jakarta: Pustaka


Imani, hlm. 316

Imam Nawawi. Terjemah Riyadhus Shalihin. Jakarta: Pustaka Imani

Syafiie, Inu kencana. 2005. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: PT Refika


Aditama

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. 2007. Shahih At-Targhib wa At-


Tarhib Jilid I. Jakarta: Pustaka Sahifa

Anda mungkin juga menyukai