Anda di halaman 1dari 21

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM

DAN PENGEMBANGANNYA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah: Pengembangan Kurikulum

Dosen: Muh. Fery Mustika, M.Pd.I

Oleh :

Akil Mursyid PAI/4A 021.011.0021

Farah Fadhilah PAI/4A 021.011.0023

Siti Awaliyah PAI/4A 021.011.0002

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BANDUNG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul“Komponen-Komponen Kurikulum dan Pengembangannya”. Adapun
makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan agar berguna bagi
siapapun kedepannya.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua yang


telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan
makalah ini. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada
Bapak Muh. Fery Mustika, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Kurikulum.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi
materi maupun penyajian. Untuk itu saran dan kritik yang dapat membuat
makalah ini lebih sempurna sangat diharapkan oleh penulis. Mudah mudahan
Allah SWT memberikan limpahan rahmat serta hidayah-Nya dan menjadikan
karya tulis yang bermanfaat bagi semua kedepannya.

Cimahi, 15 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Pengertian Komponen............................................................................................2
B. Komponen-Komponen Kurikulum.........................................................................2
BAB III............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Simpulan..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum bisa diibaratkan dengan organisme, salah satu
alasannya adalah karena keduanya sama-sama merupakan sistem yang
memiliki tujuanSeperti organism, maka kurikulum juga perlu
mengadakan pengembangan diri untuk menjaga eksistensinya agar bisa
tetap berguna dan bisa mendapat legitimasi dari lingkungan. Dalam
mengembangkan kurikulum perlu memperhatikan komponen-komponen
dan model pengembangan kurikulum. Hal ini dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendiagnosis dari sudut mana dan arah
pengembangannya ke mana pengembangan tersebut dilakukan.

Pengembangan kurikulum merupakan sebuah kebutuhan dan


kewajiban. Pernyataan tersebut didasarkan pada perubahan iklim
masyarakat yang pasti terjadi dan terus menerus mengalami dinamisasi,
sehingga kebutuhan masyarakat juga berubah. Oleh karena itu kurikulum
juga harus dikembangkan untuk menjawab tantangan zaman yang
semakin berkembang. Jika tidak diadakan pengembangan maka bisa
dipastikan kurikulum tersebut tidak lagi relevan, mandek, ketinggalan
jaman, sehingga menyebabkan lembaga ditinggalkan oleh masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat makna komponen ?
2. Bagaimana rincian serta penjelasan dari komponen-komponen
kurikulum serta pengembangannya ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui arti komponen.
2. Mengetahui, memahami dan mengaplikasikan komponen-komponen
kurikulum serta pengembangannya.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Komponen
Komponen sering didefinisikan sebagai bagian-bagian atau unsur-
unsur yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara satu bagian
dengan bagian yang lain dalam sebuah system. Dengan demikian antara
satu komponen dengan komponen lainnya tidak dapat dipisahkan. Nana
Shaodih Sukmadinata mengemukakan bahwa kurikulum sebagai anatomi
dari batang tubuh yang mempunyai beberapa komponen. Jadi sebuah
kurikulum tentu mempunyai beberapa komponen yang antara yang satu
dengan yang lainnya memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang saling
mempengaruhi.

B. Komponen-Komponen Kurikulum
Komponen kurikulum secara umum dalam dunia pendidikan yang
luas menurut Syaodih Sukmadinata teridentifikasi dalam unsur atau
anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah terdiri dari bagian-bagian
sebagai berikut yaitu tujuan, isi atau materi, proses atau sistem
penyampaian dan media, dan evaluasi, yang mana keempatnya berkaitan
erat satu dengan lainnya. Anatomi dapat diartikan sebagai struktur atau
komponen yang selalu menjadi kajian dalam kurikulum. Ada perbedaan
pendapat para pakar pendidikan tentang jumlah komponen dalam sebuah
kurikulum adalah sebagai berikut:

a. Dr. Sixten Marklund

Beliau mengemukakan ada 13 komponen kurikulum seperti yang


dikutif oleh Drs. Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, yaitu:

1) National School Laws Regulation


2) Compulsory schooling
3) Structure of diversification

2
4) Lines relation between primary and secondary etc.
5) Guidance special education
6) Subjects, major content
7) Specific contents course, individualization
8) Methods of teaching and learning
9) Text books, learning aids, and school equipments
10) Testing and evaluation
11) Cooperation: school- industry- business
12) Cooperation: school-home
13) Cooperation: student-teacher
b. Drs. Hendyat Soetopo & Drs. Wasty Soemanto (1982) Mereka
mencoba menyederhanakan pendapat Marklund di atas, menjadi 7
komponen, yaitu:
1) Komponen nomor 1 – 4 menjadi komponen tujuan.
2) Komponen nomor 5 adalah komponen Bimbingan
Penyuluhan (BP)
3) Komponen nomor 6 – 7 adalah komponen isi/materi
kurikulum
4) Komponen nomor 8 adalah komponen metode.
5) Komponen nomor 9 adalah komponen sarana dan prasarana.
6) Komponen nomor 10 adalah komponen evaluasi.
7) Komponen nomor 11- 13 adalah komponen administrasi.
c. Sedangkan pada kurikulum 1975 mengemukakan ada 7 komponen
juga, yaitu:
1) Tujuan
2) Materi
3) Metode
4) Evaluasi
5) Sarana
6) Supervisi dan administrasi
7) Bimbingan dan Penyuluhan

3
d. Dra. Subandijah

Dra. Subandijah dalam bukunya “Pengembangan dan Inovasi


Kurikulum” mengemukakan terdapat 5 komponen utama kurikulum,
yaitu:

1) Komponen tujuan
2) Komponen isi/materi kurikulum.
3) Komponen organisasi atau strategi
4) Komponen media
5) Komponen proses belajar mengajar (PBM)

Sedangkan yang dikategorikan komponen penunjang kurikulum


adalah:

1) Sistem administrasi.
2) Pelayanan Bimbingan dan penyuluhan
3) Sistem evaluasi.
e. Drs. Abdullah Idi, M.Ed.

Adullah Idi berpandapat bahwa evaluasi adalah komponen yang


sangat penting, karenanya dia tidak sependapat dengan Subandijah
yang mengatakan evaluasi sebagai komponen penunjang dalam
kurkulum, sehingga komponen kurikulum, menurutnya ada 6, yaitu:

1) Komponen tujuan
2) Komponen isi/materi kurikulum.
3) Komponen organisasi atau strategi
4) Komponen media
5) Komponen proses belajar mengajar (PBM)
6) Komponen evaluasi.
f. Kebanyakan para pakar pendidikan berpendapat ada 4 (empat)
komponen kurikulum, para pakar pendidikan tersebut diantara; S.

4
Nasution, John F. Kerr, Fuaduddin, H. Sukama Karya, Nana Syaodih
Sukmadinata, dan lain-lain, 4 komponen tersebut adalah:
1) Komponen tujuan
2) Komponen isi/materi kurikulum.
3) Komponen proses belajar mengajar (PBM)
4) Komponen Evaluasi

Keempat komponen tersebut menurut John F. Kerr adalah;

1) Objectives,
2) Knowledges,
3) School Learning Experiences,
4) Evaluation.
g. Hamid Hasan (1988), menguraikan kurikulum secara struktural
terbagi menjadi beberapa Komponen. Kaber (1988) menggambarkan
interelasi komponenkomponen kurikulum tersebut dalam suatu siklus
sebagai berikut :

Gambar 1.1

Interelasi Komponen Kurikulum

5
TUJUAN

MATERI
EVALUASI

METODE

Hal ini senada dengan pendapat yang disampaikan oleh S. Nasution


(1987 ), proses pengembangan kurikulum dimulai dari perumusan tujuan,
diikuti oleh penentuan atau pemilihan bahan pelajaran, proses belajar-
mengajar, dan alat penilaian.

Proses pengembangan kurikulum tersebut dapat digambarkan sebagai


berikut.

6
Merumuskan apa
yang akan di capai

Menentukan alat Menentukan


evaluasi isi/bahan

Gambar 1.2
Merancang
metode

Langkah-langkah yang telah dikemukakan di atas menggambarkan


aspek-aspek atau komponen-komponen yang harus dikembangkan
dalam setiap kegiatan pengembangan kurikulum dan pengembangan
pembelajaran. Zais (1976) menyebut aspekaspek tersebut dengan istilah
anatomi kurikulum (anatomy of the curriculum) yang terdiri dari
komponen tujuan (aims, goals, dan objectives), isi (content), aktivitas
belajar (learning activities), dan evaluasi (evaluation).

Dari semua endaat ara ahli di itu, kita dapat mengambil pendapat para
pakar yang sepakat bahwa komponen kurikulum ada 4 komponen :

1) Komponen Tujuan

Komponen tujuan berhubungan erat dengan arah atau hasil


yang diharapan secara mikro maupun makro. Tujuan pendidikan
memiliki klasifikasi dari mulai tujuan yang sangat umum sampai
tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur, yang kemudian

7
dinamakan dengan kompetensi. Pembahasan lebih lanjut tujuan
pendidikan nasional diklasifikasikan menjadi empat yaitu:

a) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN); merupakan tujuan dan


arah pendidikan secara umum yang harus dijadikan patokan
atau pedoman bagi setiap lembaga pendidikan di seluruh
Indonesia. Maka untuk setiap madrasah di seluruh Indonesia
tidak boleh membuat rumusan tujuan sendiri yang keluar dari
koridor Tujuan pendidikan Nasional. Aturan main atau
pedoman tujuan pendidikan nasional tertuang dalam Undang-
undang RI terbaru yang telah disahkan oleh anggota DPR RI.
Sebagaimana dalam UU RI no. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang
SISDIKNAS bahwa tujuan pendidikan nasional adalah:
"Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warg
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab".

b) Tujuan Intstitusional (TI) atau lembaga; tujuan kelembagaan


dirumuskan oleh masing-masing lembaga sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan lembaga dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional. Ini berarti bahwa tujuan Insitusional
tidak boleh keluar dari bingkai tujuan pendidkan Nasional
yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang. Tujuan
Isntitusional biasanya juga melihat dari jenjang masing-
masing lembaga atau sesuai dengan tingkat usia siswa,
sehingga setiap jenjang harus memiliki keterkaitan satu sama
lain yang mana jenjang yang paling dasar mendukung tujuan
institusional secara umum jenjang yang lebih tinggi.

8
c) Tujuan Kurikuler (TK); tujuan yang harus dicapai oleh setiap
bidang studi atau mata pelajaran merupakan bagian dari salah
satu cakupan tujuan lembaga. Tujuan kurikuler merupakan
salah satu usaha untuk mewujudkan tujuan institusional.
Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat
mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan
institusional.

d) Tujuan Intruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP); tujuan


intruksional merupakan bagian dari tujuan kurikuler. Tujuan
pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai oleh guru dan
siswa dalam satu kali tatap muka atau satu kali pertemuan.
Dalam setiap sesi pertemuan merupakan salah satu upaya
untuk mencapai tujuan kurikuler. Dapat disimpulkan bahwa
dalam setiap pertemuan harus memiliki tujuan tertentu yang
ingin dicapai. Berdasarkan pemaparan di atas tertuama
berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam lembaga memiliki
kewenangan dan hak untuk mengembangkan, mengelaborasi,
dan menyusun atau memprogram komponen-komponen
kurikulum yang berlandaskan nilai-nilai yang menjadi ciri
khas bagi masing- masing sekolah.

2) Komponen Isi/ materi

Komponen isi adalah komponen yang didesain untuk


mencapai komponen tujuan. Yang dimaksud komponen materi adalah
bahan-bahan kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai,
pengalaman, dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses
pembelajaran guna mencapai komponen tujuan. Komponen materi
harus dikembangkan untuk mencapai komponen tujuan, oleh karena
itu komponen tujuan dengan komponen materi atau dengan

9
komponen-komponen yang lainnya haruslah dilihat dari sudut
hubungan yang fungsional.Pada hakekatnya materi kurikulum adalah
isi kurikulum. Dalam Undang-undang tentang Sistem Pendidikan
Nasional telah ditetapkan bahwa "Isi kurikulum merupakan bahan
kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian
tujuan pendidikan nasional" (Bab IX, Ps. 39). Sesuai dengan rumusan
tersebut isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut :

a) Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari


bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh
siswa dalam proses belajar dan pembelajaran.
b) Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-
masing satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan
urutan bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan
satuan pendidikan tersebut.
c) Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional
merupakan target tertinggi yang hendak dicapai melalui
pencapaian materi kurikulum.

Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai


dengan tujuan kurikulum, yang meliputi :
a) Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan
preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat
sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan-
hubungan antara variable-variabel dengan maksud
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

10
b) Konsep, ialah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi
dan kekhususan-kekhususan. Konsep adalah definisi singkat
dari sekelompok fakta atau gejala.
c) Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal
yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat, atau
pembuktian dalam penelitian.
d) Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada dalam materi
yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
e) Prosedur, adalah suatu seri langkah-langkah yang berurutan
dalam materi pelajaran yang harus dilakukan oleh siswa.
f) Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang
dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat,
dan kejadian.
g) Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru yang
khusus yang diperkenalkan dalam materi.
h) Contoh atau ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses
yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian.
i) Definisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian
tentang suatu hal/suatu kata dalam garis besamya. Preposisi,
adalah suatu pernyataan atau theorem, atau pendapat yang
tidak diberi argumentasi.

3) Komponen Strategi dan Metode

Komponen strategi dan metode merupakan komponen yang


memiliki peran yang sangat penting, dikarenakan berhubungan
dengan implementasi kurikulum. Strategi pembelajaran merupakan
pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dengan kata lain strategi memiliki dua hal yang penting
yaitu rencana yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan dan strategi
disusun untuk mencapai tujuan terentu. Sedangkan metode adalah

11
upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan belajar nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal.

Strategi menuju pada pendekatan, metode serta peralatan


mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Pada hakekatnya strategi
pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja, tetapi menyangkut
berbagai macam yang diusahakan oleh guru dalam membelajarakan
siswa tersebut. Dengan kata lain mengatur seluruh komponen, baik
pokok maupun penunjang dalam sistem pengajaran. Subandijah,
memasukkan komponen evaluasi kedalam komponen strategi. Hal ini
berbeda pula dengan pendapat para ahli lainnya yang mengatakan
bahwa komponen evaluasi adalah komponen yang berdiri sendiri.

4) Komponen Evaluasi

Komponen evaluasi adalah komponen kurikulum yang dapat


diperbandingkan seperti halnya penjaga gawang dalam permainan
sepak bola, memfungsikan evaluasi berarti melakukan seleksi
terhadap siapa yang berhak untuk diluluskan dan siapa yang belum
berhak diluluskan, karena itu siswa yang dapat mencapai target lah
yang berhak untuk diluluskan,sedangkan siswa yang tidak mencapai
target (prilaku yang diharapkan) tidak berhak untuk diluluskan.
Dilihat dari fungsi dan urgeni evaluasi yang demikian, Dari sudut
komponen evaluasi misalnya, berapa banyak guru yang mengerjakan
suatu mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikan
guru dan ditunjang pula oleh media dan sarana belajar yang memedai
serta murid yang normal.

Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan


yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksaan mengajar secara
keseluruhan. Setiap kegiatan akan memberikan umpan balik demikian
juga dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan proses pelaksanaan

12
mengajar. Umpan balik tersebut digunakan untuk mengadakan
berbagai usaha penyempurnaan baik bagi penentuan dan perumusan
tujuan mengajar, penentuan sekuens bahan ajar, strategi, dan media
mengajar.

5) Evaluasi hasil belajar mengajar

Untuk menilai keberhasilan penguasaan siswa atau tujuan-


tujuan khusus yang telah ditentukan, diadakan suatu evaluasi.
Evaluasi ini disebut juga evaluasi hasil belajar mengajar. Dalam
evaluasi ini disusun butir-butir soal untuk mengukur pencapaian tiap
tujuan khusus yang telah ditentukan. Untuk tiap tujuan khusus
minimal disusun satu butir soal. Menurut lingkup luas bahan dan
jangka waktu belajar dibedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif.

Evaluasi formatif ditujukan untuk menilai penugasan siswa


terhadap tujuan-tujan belajar dalam jangka waktu yang cukup pendek.
Tujuan utama dari evaluasi format if sebenarnya lebih besar ditujukan
untuk menilai proses pengajaran. Dalam kurikulum pendidikan dasar
dan menengah evaluasi formatif digunakan untuk menilai penugasan
siswa setelah selesai mempelajari satu pokok bahasan. Hasil evaluasi
formatif ini terutama digunakan untuk memeprbaiki proses belajar-
mengajar dan membantu mengatassi kesulitan-kesulitan belajar siswa.
Dengan demikian evaluasi formatif, selain sebagai fungsi menilai
proses, juga merupakan evaluasi atau tes diagnostic

Evaluasi sumatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa


terhadap tujuan-tujuan yang lebih luas, sebagai hasil usaha belajar
dalam jangkaa waktu yang cukup lama, satu semester, satu tahun atau
selama jenjang pendididkan. Evaluasi sumatif mempunyai fungsi yang
lebih luas dari pada evaluasi formatif. Dalm kurikulum pendidikan

13
dasar dan menengah, evaluasi sumatif dimaksudkan untuk menilai
kemajuan belajar siswa (kenaikan kelas, Kelulusan ujian) serta
menilai efektifitas program secara menyeluruh.

Untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-


tujuan yang telah ditentukan atau bahan yang telah diajarkan ada dua
macam, yaitu: Criterion Referenced dan Norm Referenced.

Dalam Criterion Referenced, Yaitu penguasaan siswa yang


diukur dengan sesuatu tes hasil belajar dibandingkan dengan sesuatu
kriteria tertentu umpamanya 80% dari tujuan atau bahan yang
diberikan. Dengan demikian dalam criterion referenced ada suatu
kriteria standar. Dalam Norm Referenced, tidak ada suatu kriteria
sebagai standar, penguasaan siswa dibandingkan tingkat penguasaan
kawan-kawannya satu kelompok. Dengan demikian norma yang
digunakan adalah norma kelompok, yang lebih bersifat relatif.
Kelompok ini dapat berupa kelompok kelas, sekolah, daerah, ataupun
nasional, Dalm implementasi kurikulum atau pelaksanaan pengajaran,
criterion referenced digunakan pada evaluasi formatif, sedangkan
norm referenced digunakan pad evaluasi sumatif.

6) Evaluasi pelaksanaan mengajar

Komponen yang dievaluasi dalam pengajaran bukan hanya


hasil belajar mengajar tetapi keseluruhan pelaksanaan pengajaran,
yang meliputi evaluasi komponen tujuan mengajar, bahan pengajaran
(yang menyangkut sekuens bahan ajar), strategi dan media
pengajaran, serta komponen evaluasi mengajar sendiri.

Dalam program mengajar komponen-komponen yang


dievaluasi meliputi: komponen tingkah laku yang meliputi aspek-
aspek (subkomponen): kognitif, afektif, dan psikomotor; komponen
mengajar meliputi isi, metode, organisasi, fasilitas, dan biaya; dan
komponen populasi mencakup: siswa, guru, administator, spesialis

14
pendididkan, keluarga, dan masyarakat. Untuk mengevaluasi
komponen-komponen dan proses pelaksanaan mengajar bukan hanya
digunakan tes tetapi juga digunakan bentuk-bentuk nontes, seperti
observasi, studi dokumenter, analisis hasil pekerjaan, angket dan
checklist. Evaluasi dapat digunakan oleh guru atau pihak-pihak lain
yang berwenang atau diberi tugas, seperti kepala sekolah dan
pengawas, tim evaluasi kanwil atau pusat. Sesuai dengan prinsip
sistem, evalasi dan umpan balik diadakan secara terus menerus,
walaupun tidak semua komponen mendapat evaluasi yang sama
kedalaman dan keluasannya. Karena sifatnya menyeluruh dan terus
menerus tersebut maka evaluasi pelaksaan sistem mengajar dapat
dipandang sebagai monitoring.

15
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan

Komponen sering didefinisikan sebagai bagian-bagian atau unsur-


unsur yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara satu bagian
dengan bagian yang lain dalam sebuah system. . Komponen kurikulum
dapat diartikan sebagai struktur yang selalu menjadi kajian dalam
kurikulum.

Komponen kurikulum secara umum dalam dunia pendidikan yang


luas terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut yaitu tujuan, isi atau materi,
proses atau sistem penyampaian dan media (metode), dan evaluasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

R. Masykur (2019), Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, Bandar


Lampung,

Aura publishing.

H. Hamdan (2014), Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)


Teori Dan Praktek, Banjarmasin, IAIN Antasari press.

https://journal.uin-alaudin.ac.id, diunduh pada Sabtu,11 Maret 2023, pukul 11.00.

17
18

Anda mungkin juga menyukai