Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM BAHASA ARAB

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kurikulum Bahasa Arab

Dosen Pengampu : Dr. Isop Syafe’i, M.Ag.

Disusun oleh :

Kelompok 3

Moh Zulfa Dzulfiqor (1212030085)


Muhamad Fikri Fauzan Najib (1212030089)
Neneng Sari Ayu Yulianti (1212030109)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB 4C

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah robbil ‘alamin, puji dan syukur kami panjatkan


kehadirat Allah SWT, atas segala nikmatnya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Sholawat teriring salam selalu tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, kerabat, serta
pengikutnya hingga akhir zaman.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Baapak Dr. Isop Syafe’i,


M.Ag. selaku Dosen mata kuliah Kurikulum Bahasa Arab yang telah
membimbing dan berkontribusi sehingga makalah yang berjudul “Komponen-
Komponen Kurikulum Bahasa Arab” ini dapat terselesaikan di waktu yang
tepat. Adapun tujuan penyusunan makalah yakni untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Kurikulum Bahasa Arab Program Studi Pendidikan Bahasa
Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan


ataupun materi yang disampaikan, karena keterbatasan pengetahuan dan
kurangnya pengalaman kami. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan
saran yang membangun dari pembaca yang budiman untuk ketepatan makalah
ini.

Bandung, 24 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan Makalah ........................................................................................... 1

BAB II 2

PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A. Pengertian Komponen Kurikulum Bahasa Arab .......................................... 2

B. Komponen-Komponen Kurikulum Bahasa Arab ......................................... 3

1. Tujuan ..................................................................................................... 3

2. Isi/Materi ................................................................................................. 5

3. Strategi..................................................................................................... 7

4. Evaluasi ................................................................................................... 9

BAB III 13

PENUTUP ............................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum dapat diartikan dengan beragam variasi. Ada yang memandangnya


secara sempit, yaitu kurikulum sebagai kumpulan mata pelajaran atau bahan ajar.
Ada yang mengartikannya secara luas, meliputi semua pengalaman yang diperoleh
siswa karena pengarahan, bimbingan dan tanggung jawab sekolah. Kurikulum juga
diartikan sebagai dokumen tertulis dari suatu rencana atau program pendidikan, dan
juga sebagai pelaksanaan dari rencana yang sudah direncanakan. Tidak semua yang
ada dalam kurikulum tertulis, kemungkinan dilaksanakan dikelas.

Kurikulum dapat mencakup lingkup yang sangat luas, yaitu sebagai program
pengajaran pada suatu jenjang pendidikan, dan dapat pula menyangkut lingkup
yang sempit, seperti program pengajaran suatu mata pelajaran untuk beberapa
macam mata pelajaran. Apakah dalam lingkup yang luas atau sempit, kurikulum
membentuk desain yang menggambarkan pola organisasi dari komponen-
komponen kurikulum dengan perlengkapan penunjangnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Komponen Kurikulum Bahasa Arab?


2. Apa Saja Komponen – Komponen Kurikulum Bahasa Arab?
3. Bagaimana penjelasan Komponen – Komponen Bahasa Arab?

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui pengertian komponen kurikulum bahasa arab


2. Mengetahui apa saja komponen-komponen kurikulum bahasa arab
3. Mengetahui bagaimana penjelasan komponen bahasa arab?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komponen Kurikulum Bahasa Arab

Kurikulum merupakan penjabaran dari idealisme, cita-cita, tuntutan


masyarakat, atau kebutuhan tertentu. Arah pendidikan, alternative pendidikan,
fungsi pendidikan serta hasil pendidikan banyak tergantung dan bergantung pada
kurikulum.

Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan
dari suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai peranan
dalam pembentukan sistem kurikulum. Sebagai sebuah sistem, kurikulum
mempunyai komponen-komponen. Seperti halnya dalam sistem manapun,
kurikulum harus mempunyai komponen lengkap dan fungsional baru bisa dikatakan
baik. Sebaliknya kurikulum tidak dikatakan baik apabila didalamnya terdapat
komponen yang tidak lengkap sekarang dipandang kurikulum yang tidak sempurna.

Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang saling


berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni tujuan, materi/isi, metode/strategi,
dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut baik secara sendiri maupun bersama
menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran. Ada
beberapa pendapat yang menegaskan mengenai komponen kurikulum. Ralph W.
Tyler menyatakan ada empat komponen kurikulum yaitu tujuan, materi, organisasi
dan evaluasi. Senada dengan pendapat tersebut adalah Hilda Taba menulis bahwa
komponen-komponen kurikulum itu antara lain tujuan, materi pelajaran, metode
dan organisasi serta evaluasi. Komponen-komponen kurikulum saling
berhubungan. Setiap komponen bertalian erat dengan komponen lainnya. Tujuan
menetukan bahan apa yang dipelajari, bagaiamana proses belajarnya dan apa yang
harus dinilai. Demikian pula penilaian dapat mempengaruhi komponen lainnya.

Tohari Musnamar telah mengidentifikasikan dan merinci komponen-komponen


yang dipertimbangkan dalam rangka pengembangan kurikulum yaitu: dasar dan

2
tujuan pendidikan, pendidik, materi pendidikan, sistem penjenjangan, sistem
penyampaian, sistem evaluasi, peserta didik, proses pelaksanaan (belajar
mengajar), tindak lanjut, organisasi kurikulum, bimbingan dan konseling,
administrasi pendidikan, sarana dan prasarana, usaha pengembangan, biaya
pendidikan, dan lingkungan. Sementara itu Hasan Langgulung membagi unsur
kurikulum menjadi empat yaitu: tujuan pendidikan, isi atau kandungan pendidikan,
metode pengajaran, dan metode penilaian. Kurikulum harus memiliki kesesuaian
atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal, pertama kesesuaian kurikulum
tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua, kesesuaan
antara komponen-komponen kurikulum, yaitu sesuai dengan isi dan tujuan,
demikian juga dengan evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.

B. Komponen-Komponen Kurikulum Bahasa Arab

1. Tujuan
Komponen tujuan berhubungan erat dengan arah atau hasil yang diharapan
secara mikro maupun makro. Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi dari mulai
tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat
diukur, yang kemudian dinamakan dengan kompetensi. Pembahasan lebih lanjut
tujuan pendidikan nasional diklasifikasikan menjadi empat yaitu:

a) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN); merupakan tujuan dan arah pendidikan


secara umum yang harus dijadikan patokan atau pedoman bagi setiap
lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Maka untuk setiap madrasah di
seluruh Indonesia tidak boleh membuat rumusan tujuan sendiri yang keluar
dari koridor Tujuan pendidikan Nasional. Aturan main atau pedoman tujuan
pendidikan nasional tertuang dalam Undang-undang RI terbaru yang telah
disahkan oleh anggota DPR RI. Sebagaimana dalam UU RI no. 20 tahun
2003 pasal 3 tentang SISDIKNAS bahwa tujuan pendidikan nasional
adalah: “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

3
mandiri, dan menjadi warg Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
b) Tujuan Intstitusional (TI) atau lembaga; tujuan kelembagaan dirumuskan
oleh masing-masing lembaga sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
lembaga dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Ini berarti bahwa
tujuan Insitusional tidak boleh keluar dari bingkai tujuan pendidkan
Nasional yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang. Tujuan Isntitusional
biasanya juga melihat dari jenjang masing-masing lembaga atau sesuai
dengan tingkat usia siswa, sehingga setiap jenjang harus memiliki
keterkaitan satu sama lain yang mana jenjang yang paling dasar mendukung
tujuan institusional secara umum jenjang yang lebih tinggi.
c) Tujuan Kurikuler (TK); tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi
atau mata pelajaran merupakan bagian dari salah satu cakupan tujuan
lembaga. Tujuan kurikuler merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan
tujuan institusional. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat
mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
d) Tujuan Intruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP); tujuan intruksional
merupakan bagian dari tujuan kurikuler. Tujuan pembelajaran adalah tujuan
yang harus dicapai oleh guru dan siswa dalam satu kali tatap muka atau satu
kali pertemuan. Dalam setiap sesi pertemuan merupakan salah satu upaya
untuk mencapai tujuan kurikuler. Dapat disimpulkan bahwa dalam setiap
pertemuan harus memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Berdasarkan pemaparan di atas terutama berdasarkan UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam
lembaga memiliki kewenangan dan hak untuk mengembangkan,
mengelaborasi, dan menyusun atau memprogram komponen-komponen
kurikulum yang berlandaskan nilai-nilai yang menjadi ciri khas bagi
masing-masing sekolah.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.

4
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
e) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
f) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

2. Isi/Materi

Komponen isi adalah komponen yang didesain untuk mencapai


komponen tujuan. Yang dimaksud komponen materi adalah bahan-bahan kajian
yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman, dan keterampilan yang
dikembangkan ke dalam proses pembelajaran guna mencapai komponen tujuan.
Komponen materi harus dikembangkan untuk mencapai komponen tujuan, oleh
karena itu komponen tujuan dengan komponen materi atau dengan komponen-
komponen yang lainnya haruslah dilihat dari sudut hubungan yang
fungsional.Pada hakekatnya materi kurikulum adalah isi kurikulum. Dalam
Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa
“Isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan
penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya
pencapaian tujuan pendidikan nasional” (Bab IX, Ps. 39). Sesuai dengan
rumusan tersebut isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut :

a) Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan


kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam
proses belajar dan pembelajaran.

5
b) Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing
satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan
pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut.
c) Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional merupakan target
tertinggi yang hendak dicapai melalui pencapaian materi kurikulum.

Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan tujuan


kurikulum, yang meliputi :

a) Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan preposisi


yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang
gejala dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variable-
variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
b) Konsep, ialah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dan
kekhususan-kekhususan. Konsep adalah definisi singkat dari
sekelompok fakta atau gejala.
c) Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang
khusus, bersumber dari analisis, pendapat, atau pembuktian dalam
penelitian.
d) Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
e) Prosedur, adalah suatu seri langkah-langkah yang berurutan dalam
materi pelajaran yang harus dilakukan oleh siswa.
f) Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap
penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat, dan kejadian.
g) Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru yang khusus yang
diperkenalkan dalam materi.
h) Contoh atau ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses yang
bertujuan untuk memperjelas suatu uraian.

6
i) Definisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu
hal/suatu kata dalam garis besarnya.Preposisi, adalah suatu pernyataan
atau theorem, atau pendapat yang tidak diberi argumentasi.

3. Strategi

Dalam pelaksanaan kurikulum diperlukan strategi yang baik agar


pembelajaran menjadi lebih efektif dan tujuan dari peserta didik pun dapat
tercapai. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
kurikulum, antara lain:1

1) Ekspositori klasikal, yaitu siswa lebih banyak menerima penjelasan materi


yang telah jadi yang diolah oleh guru.
2) Pembelajaran heuristik (discovery dan inquiry), yaitu lebih menekankan
terhadap aktivitas siswa dalam proses belajar dalam mengembangkan
proses berfikir siswa.
3) Pembelajaran kelompok kecil.
4) Pembelajaran individual.

Dari beberapa strategi tersebut ada juga yang disebut dengan metode, karena
metode juga termasuk kedalam strategi pelaksanaan kurikulum. Guru dapat
memilih metode – metode dalam pembelajaran agar materi yang disampaikan
membekas pada siswa. Untuk menentukan metode pembelajaran, guru
diharuskan mengetahui pendekatan – pendekatan pembelajaran.

Untuk menentukan metode pembelajaran diperlukan pendekatan yang


dilakukan oleh guru, khususnya dalam pembelajaran bahasa arab. Menurut
Taufiqurrahman mengutip pendapat Thu’aimah dalam pembelajaran ada
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu: 1) Pendekatan
Kemanusiaan (Humanistic Approach). 2) Pendekatan Berbasis Media (Media
Based Approach). 3) Pendekatan Mendengar-Mengucapkan (Aural Oral

1
Ahmad Muradi dan Taufiqurrahman, Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab
Konsep dan Aplikasinya, (Depok: RAJAGRAFINDO PERSADA, 2021).hlm. 23

7
Approach). 4) Pendekatan Komunikatif (Communicative Apprroach)2.
Taufiqurrahman mnyatakan bahwa pendekatan yang paling banyak digunakan
dan disrankan oleh para pakar yaitu pendekatan Pendekatan Komunikatif
(Communicative Apprroach) dalam pembelajaran bahasa asing.

Dengan menggunakan strategi yang tepat, peserta didik diharapkan dapat


menguasai dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Pada saat ini
seorang pendidik mengarah ke two ways communicationi atau bisa disebut
komunikasi dua arah. Dan pada saat ini strategi pembelajaran mengarah kepada
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).

Ada banyak sekali metode yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran, diantaranya, a) metode guru diam (silent way), b) metode
sugestopedia, c) metode belajar bahasa kelompok (communitiy language
learning), d) metode respon fisik total, e) metode mim-mem.

Adapun metode – metode dalam pembelajaran khusus, contohnya metode


dalam pembelajaran bahsa arab yang dikemuakan oleh Taufiqurrahman
mengutip dati Thu’aimah dkk yaitu, Metode Tata Bahasa dan Terjemah,
Metode Langsung, Metode Audio Lingual, Metode Membaca, Metode Kognitif
dan Metode Campuran/Electic.

Adapun strategi – strategi atau teknik yang bisa dugunakan guru dalam
pembelajaran bahasa asing khususnya keterampilan berbahasa Arab (maharat
lughawiyah), diantaranya, strategi atau uslub pembelajaran Istima’
(Menyimak), Kalam (Berbicara), Qira’ah (Membaca), Kitabah (Menulis).ada
juga strategi atau uslub pembelajaran unsur bahasa seperti, Mufradat (Kosa
Kata), Nahwu (Tata Bahasa).3

2
Taufiqurrahman, Pengembangan Komponen-komponen Kurikulum Bahasa Arab, (Salatiga:
Lisania: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Bahasa Arab, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2011), hlm. 107-108.
3
Taufiqurrahman, Pengembangan Komponen-komponen Kurikulum Bahasa Arab, (Salatiga:
Lisania: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Bahasa Arab, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2011), hlm. 60

8
4. Evaluasi

Evaluasi diartikan sebagai pengambilan keputusan berdasarkan hasil


pengukuran dan standar kriteria. Evaluasi juga diartikan sebagai suatu proses
kegiatan untuk menilai sesuatu. Menurut Wiyono evaluasi adalah kegiatan
terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen,
hasilnya dibandingkan dengan suatu tolok ukur tertentu untuk memperoleh
kesimpulan yang di dalamnya terdapat proses pengukuran dan penilaian.

A. Model-model Evaluasi Kurikulum

Menurut perkembangan model-model evaluasi kurikulum sekarang ini terbagi


kepada dua kelompok besar yaitu model evaluasi kurikulum kuantitatif dan model
evaluasi kurikulum kualitatif. Berikut riniciannya.

1. Model Evaluasi Kuantitatif

Menurut Azeez (2015) evaluasi kuantitatif memiliki ciri yang khusus yaitu data
dikumpulkan sesuai dengan prosedur kuantitatif. Model-model evaluasi kurikulum
yang termasuk model evaluasi kuantitatif adalah sebagai berikut.

a. Model Black Box Tayler

Pelaksanaan dari model evaluasi Tyler adalah sebagai berikut.

1) Menentukan tujuan kurikulum yang akan dievaluasi.


2) Menentukan situasi di mana peserta didik mendapatkan kesempatan untuk
memperlihatkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan.
3) Menentukan alat evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkah
laku peserta didik. Alat evaluasi ini dapat berbentuk tes, observasi,
kuesioner, panduan wawancara, dan sebagainya.

b. Model Teoritik Taylor dan Maguire

Cara kerja model evaluasi Taylor dan Maguire ini adalah sebagai berikut.

1) Dimulai dari adanya tekanan/keinginan masyarakat terhadap pendidikan.

9
2) Evaluator mencari data mengenai keserasian antara tujuan umum dengan
tujuan behavioral.
3) Penafsiran tujuan kurikulum.
4) Mengevaluasi pengembangan tujuan menjadi pengalaman belajar.

c. Model Alkin

Alkin membagi model ini atas beberapa komponen. Yaitu masukan proses yang
dinamakannya dengan istilah perantara (mediating), dan keluaran (hasil). Alkin
juga mengenal sistem internal yang merupakan interaksi antarkomponen yang
langsung berhubungan dengan pendidikan dan sistem eksternal yang mempunyai
pengaruh dan dipengaruhi oleh pendidikan.

d. Model Countenance Stake

Model ini terdiri dari dua matriks. Matriks pertama dinamakan matriks deskripsi
dan matriks yang kedua dinamakan matriks pertimbangan. Matriks pertimbangan
baru dapat dikerjakan apabila evaluator telah menyelesaikan matriks deskripsi.
Setiap matriks terdiri atas dua kategori dan tiga bagian. Matriks deskripsi terdiri
atas kategori rencana (intent) dan observasi. Matriks pertimbangan terdiri atas
kategori standar dan pertimbangan. Pada setiap kategori terdapat tiga fokus penting
yang didasarkan pada pikiran Stake bahwa suatu evaluasi formal harus memberikan
perhatian terhadap keadaan sebelum suatu kegiatan kelas berlangsung, ketika
kegiatan kelas berlangsung, dan menghubungkannya dengan berbagai bentuk hasil
belajar.

e. Model CIPP

Model ini memiliki empat jenis evaluasi yaitu: evaluasi context (konteks), input
(masukan), process (proses), dan product (hasil). Model ini mengemukakan bahwa
untuk melakukan penilaian terhadap program pendidikan diperlakukan empat
macam jenis penilaian, yaitu sebagai berikut.

1) Penilaian konteks yang berkaitan dengan tujuan.


2) Penilaian masukan yang berguna untuk pengambilan keputusan desain.

10
3) Penilaian proses yang membimbing langkah operasional dalam pembuatan
keputusan.
4) Penilaian keluaran yang memberikan data sebagai bahan pembuatan
keputusan (product).

f. Model Ekonomi Mikro

Adapun model di lingkungan ekonomi mikro ada empat, adapun yang tepat
digunakan dalam evaluasi kurikulum adalah model cost effectiviness. Dalam model
tersebut seorang evaluator harus dapat membandingkan dua program atau lebih,
baik dalam pengertian dana yang digunakan untuk masing-masing program maupun
hasil yang diakibatkan oleh setiap program.

g. Model Evaluasi Pendidikan

Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan atau cara-cara di


antaranya:

1) membandingkan performance setiap dimensi program dengan kriteria


internal;
2) membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria
eksternal, yaitu performance program yang lain;
3) teknik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, angket, dan analisis
dokumen.

2. Model Evaluasi Kualitatif


A. Model Studi Kasus

Model studi kasus (case study) adalah model utama dalam evaluasi kualitatif.
Evaluasi model studi kasus memusatkan perhatiannya pada kegiatan
pengembangan kurikulum di satu satuan pendidikan. Unit tersebut dapat berupa
satu sekolah, satu kelas, bahkan terdapat seorang guru atau kepala sekolah. Yang

11
dimaksud studi kasus adalah suatu studi yang dilakukan di tempat atau unit tertentu
yang memiliki kekhasan atau karakter yang beda dengan tempat atau unit yang lain.

B. Model Iluminatif

Model ini mendasarkan dirinya pada paradigma antropologi sosial. Model ini
juga memberikan perhatian tidak hanya pada kelas di mana suatu inovasi kurikulum
dilaksanakan. Adapun dua dasar konsep yang digunakan model ini adalah:

1) Sistem intruksi

Sistem intruksional di sini diartikan sebagai catalog, perspektus, dan laporan-


laporan kependidikan yang secara khusus berisi berbagai macam rencana dan
pernyataan yang resmi berhubungan dengan pengaturan suatu pengajaran.

2) Lingkungan belajar

Lingkungan belajar ialah lingkungan sosial-psikologis dan materi di mana guru


dan peserta didik berinteraksi. Dalam langkah pelaksanaannya, model evaluasi
iluminatif memiliki tiga kegiatan, yaitu:

a. Observasi
b. Inkuiri lanjutan
c. Bahan penjelasan

Sebagaimana sifat dari kurikulum bahwa kurikulum dapat berubah sesuai


dengan perkembangannya. Namun perkembangan kurikulum harus memiliki dasar
yang kuat sebagai alasan bahwa kurikulum harus dikembangkan. Dasar yang kuat
di sini adalah hasil dari evaluasi yang dilakukan terhadap kurikulum tersebut.

Model-model evaluasi yang ditawarkan sebelumnya adalah pilihan bagi


evaluator dan pengembang kurikulum. Model apa pun yang dipilih haruslah
memperhatikan tiga aspek yaitu tujuan, isi/materi, pendekatan dan metode sehingga
evaluasi yang dilakukan dapat berjalan dan sesuai dengan tahapannya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan
dari suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai peranan
dalam pembentukan sistem kurikulum.

Kurikulum bahasa Arab terdiri dari beberapa komponen utama yang harus
dipertimbangkan dalam pengembangan dan implementasinya. Komponen –
komponen kurikulum terbagi menjadi 5, yaitu 1) Tujuan, 2) Isi/Materi, 3) Strategi,
4) Evaluasi, 5) Penutup.

Tujuan: Komponen ini menentukan hasil akhir yang diharapkan dari


pembelajaran bahasa Arab.

Materi: Komponen ini mencakup bahan ajar atau isi kurikulum yang diperlukan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi harus disesuaikan dengan level
kemampuan dan kebutuhan siswa.

Strategi : Komponen ini mencakup metode, teknik, dan strategi pembelajaran


yang digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Metode ini harus sesuai
dengan karakteristik siswa dan materi ajar yang dipelajari.

Evaluasi: Evaluasi diartikan sebagai pengambilan keputusan berdasarkan hasil


pengukuran dan standar kriteria.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Muradi dan Taufiqurrahman, Pengembangan Kurikulum Pembelajaran


Bahasa Arab Konsep dan Aplikasinya, (Depok: RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2021)

Mohamad Bisri. 2020. Komponen-Komponen dan Model Pengembangan


Kurikulum. Prosiding Pascasarjana IAIN Kediri. 3.

Taufiqurrahman, Pengembangan Komponen-komponen Kurikulum Bahasa Arab,


(Salatiga: Lisania: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Bahasa Arab, Vol. 2, Nomor 1,
Juni 2011)

14

Anda mungkin juga menyukai