DI SUSUN OLEH:
ASFARUDIN
1
Daftar Isi
BAB I.....................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................3
A. Latar Belakang................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................3
C. Tujuan Penulisan............................................................4
BAB II......................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................4
A. Definisi Kurikulum...........................................................4
B. Unsur-Unsur Kurikulum...................................................4
C. Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum.........4
BAB III...................................................................................12
PENUTUP..............................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran. Pembelajaran
adalah kesatuan proses, cara, dan tindakan untuk membuat seseorang belajar.
Pembelajaran lahir dari proses interaksi antara peserta didik, pendidik, dan sumber
belajar pada suatu kondisi dan lingkungan belajar. Tujuan penyelenggaraan
pendidikan secara substansial adalah untuk mempersiapkan peserta didik seutuhnya
sehingga dapat memaknai hidup dan menjawab tantangan kehidupan yang
dihadapinya. Oleh karena itu, sasaran pendidikan tidak saja pada pengembangan
aspek kognitif, namun juga emosional-spiritual dan sosial. Daya nalar, kedewasaan
emosi, empati sosial, dan spiritualitas merupakan sasaran yang harus terus dilibatkan
pada proses transformasi peserta didik di dalam pendidikan.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Namun demikian, kita akan sulit
melihat bagaimana proses terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang.
Oleh karena itu, agar proses perubahan tingkah laku dapat berjalan dalam sistem
maka dibutuhkan proses pembelajaran yang berhasil. Sebagai suatu sistem kita perlu
menganalisis berbagai komponen yang membentuk sistem proses pembelajaran
yang akan kita bahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Apa itu definisi kurikulum?
3
C. Tujuan Penulisan
Setiap pekerjaan tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, demikian pula
halnya dengan penyusunan makalah ini yang memiliki tujuan untuk mengetahui
landasan pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kurikulum
Macam-macam definisi yang diberikan tentang kurikulum. Lazimnya kurikulum
dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajarmengajar dibawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah atau lembaga
pendidikan
B. Unsur-Unsur Kurikulum
Suatu kurikulum memiliki empat unsur pokok yaitu: tujuan, isi pelajaran dan
metode, evaluasi dan umpan balik. Keempat unsur ini saling bertalian satu sama lain.
Perubahan salah satu unsur atau aspek itu akan menimbulkan perubahan pula pada
unsur atau aspek lainnya. Setiap unsur tersebut harus mendapat perhatian dan
dipelajari dalam rangka proses pengembangan kurikulum.[3]
4
Subandijah (1993: 4) membagi komponen kurikulum ke dalam: (1) Tujuan, (2) Isi atau
materi, (3) Organisasi atau strategi, (4) Media dan (5) Komponen proses belajar
mengajar. Sedangkan yang dikategorikan komponen penunjang kurikulum
mencakup: (1)
Sistem/administrasi dan supervisi, (2) Pelayanan bimbingan dan penyuluhan, dan (3)
Sistem evaluasi.
1. Komponen Tujuan
Tujuan merupakan hal paling penting dalam proses pendidikan, yakni hal yang
ingin dicapai secara keseluruhan, yang meliputi tujuan domain kognitif, domain
efektif, dan domain psikomotor. Domain kognitif adalah tujuan yang diinginkan yang
mengarah pada pengembangan akal dan intelektual anak didik, sedangkan tujuan
domain psikomotor adalah tujuan yang mengarah pada pengembangan keterampilan
jasmani anak didik. Tujuan pendidikan nasional pun menghendaki pencapaian ketiga
domain yang ada secara integral dalam rangka memperoleh lulusan (output)
pendidikan yang relevan dengan tujuan pendidikan nasional.
3. Komponen Media/Sarana-Prasarana
5
Media merupakan sarana perantara dalam mengajar. Sarana dan prasarana atau
media merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam mengaplikasi isi kurikulum
agar lebih mudah dimengerti oleh anak didik dalam proses belajar mengajar.
Pemakaian media dalam proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang perlu
dilaksanakan oleh seorang pendidik atau guru agar apa yang disampaikannya
terhadap anak didik dapat memiliki makna dan arti penting bagi anak didik,
dikarenakan telah berhasilnya menyerap dan memahami suatu materi pelajaran yang
telah ditempuhnya.
Ketepatan memilih alat media, menurut Subandijah (1993: 5) merupakan suatu hal
yang dituntut bagi seorang pendidik atau guru agar materi yang ditransfernya bisa
berjalan sebagaimana mestinya, dan tujuan pengajaran atau pendidikan dari proses
belajar mengajar yang ada diharapkan bisa tercapai dengan baik.
Dengan menggunakan strategi yang tepat, diharapkan hasil yang diperoleh dalam
proses belajar mengajar dapat memuaskan baik bagi pendidik maupun anak didik.
Namun, penggunaan strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat
kompetensi pendidik. Pendidik akhir-akhir ini sudah mulai mengarah pada two ways
communication dalam proses belajar dan mengajar di kelas.
6
digunakan oleh seorang pendidik dalam menggeluti profesinya agar lebih
professional, namun bagi kita mungkin masih terlalu ideal.
6. Komponen Evaluasi/Penilaian
Untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, diperlukan
evaluasi. Mengingat komponen evaluasi berhubungan erat dengan komponen
lainnya, maka cara penilaian atau evaluasi ini akan menentukan tujuan kurikulum,
materi atau bahan, serta proses belajar mengajar.
Lebih lanjut, penilaian sangat penting tidak hanya untuk memperlihatkan sejauh
mana tingkat prestasi anak didik, tetapi juga suatu sumber input dalam upaya
perbaikan dan pembaruan suatu kurikulum. Penelitian, dalam arti luas, dapat
dilakukan tidak hanya oleh pendidik, tetapi juga kalangan masyarakat luas dan
mereka yang memang berwenang dalam pendidikan.[4]
Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai tujuan-
tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah tertentu yang dianggap cukup tepat dan
krusial untuk dicapai, sehingga salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah
meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakan oleh sekolah bersangkutan
(Soetopo & Soemanto, 1993:17). Maksudnya, bila tujuan-tujuan yang diinginkan
belum tercapai, orang akan cenderung meninjau kembali alat yang digunakan untuk
mencapai tujuan itu, misalnya dengan meninjau kurikulumnya. Pendidikan tertinggi
sampai pendidikan rendah mempunyai tujuan, yakni tujuan yang akan dicapai
setelah berakhirnya aktivitas belajar.
Di Indonesia, ada empat tujuan pendidikan utama yang secara hierarkis dapat
dikemukakan:
Tujuan Nasional
Tujuan Institusional
Tujuan Kurikuler
7
Tujuan Instruksional
2. Fungsi Kurikulum
Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu
persiapan lagi bagi anak didik. Anak didik diharapkan mendapat sejumlah
pengalaman baru yang dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan
perkembangan anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.
39)
Dengan adanya kurikulum, sudah barang tentu guru/pendidik sebagai pengajar dan
pendidik lebih terarah. Pendidik juga merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan dan sangat penting dalam proses pendidikan, dan merupakan salah satu
komponen yang berinteraksi secara aktif dengan anak didik dalam pendidikan.
8
Sebagai pedoman, kurikulum dijadikan alat yang berfungsi untuk mencapai
tujuantujuan pendidikan. Kurikulum suatu sekolah memuat uraian mengenai jenis-
jenis program apa yang dilaksanakan di sekolah tersebut, bagaimana
menyelenggarakan setiap jenis program, siapa yang bertanggungjawab dalam
pelaksanaannya, dan perlengkapan apa yang dibutuhkan.
Atas dasar itu, sekolah dapat merencanakan secara lebih tepat jenis tenaga apa
yang masih dibutuhkan sekolah, keterampilan-keterampilan apa yang masih perlu
dikembangkan dikalangan para petugas yang ada sekarang, perlengkapan apa yang
masih perlu diadakan dan lain-lain.
belajar.
9
Meskipun orangtua telah meyerahkan anak-anak mereka kepada sekolah agar
diajarkan ilmu pengetahuan dan dididik menjadi orang yang bermanfaat bagi
pribadinya, orangtua, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama, namun tidak berarti
tanggungjawab kesuksesan anaknya secara total diserahkan kepada sekolah alias
pendidik (guru). Keberhasilan tersebut merupakan hasil dari sistem kerja sama
berdasarkan fungsi masing-masing, yakni orangtua, sekolah dan guru/pendidik.
Karenanya, pemahaman orangtua mengenai kurikulum tampaknya menjadi hal yang
mutlak.
1. Peranan Konservatif
Kebudayaan sudah ada sebelum lahirnya suatu generasi dan tidak akan pernah
mati meski generasi yang bersangkutan sudah habis. Budaya diperlukan oleh
manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku, bahkan kebudayaan terwujud dan
didirikan dari perilaku manusia. Kebudayaan mencakup aturan yang berisi kewajiban
dan tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak atau tindakan yang dilarang dan
yang diizinkan. Semua kebudayaan yang sudah membudaya harus ditransmisikan
kepada anak didik selaku generasi penerus. Oleh karena itu, semua ini menjadi
tanggungjawab kurikulum dalam menafsirkan dan mewariskan nilai-nilai budaya
yang mengandung makna membina perilaku anak didik. Sekolah sebagai lambang
10
sosial sangat berperan dalam memengaruhi perilaku anak sesuai dengan nilai-nilai
sosial yang ada dalam masyarakat. Jadi, kurikulum bertugas menyimpan dan
mewariskan nilai-nilai budaya (Wiryokusumo dan Mulyadi, 1988: 7)
Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan
menekankan pada unsur kritis. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan
masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi serta dilakukan perbaikan.
Dengan demikian, kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria
tertentu.
3. Peranan Kreatif
Kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti
menciptakan dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa
sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu
dalam mengembangkan potensinya, kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman,
cara berpikir, berkemampuan dan berketerampilan baru, sehingga memberikan
manfaat bagi masyarakat.
Untuk itulah sekolah didirikan, yakni membantu dan membimbing anak didik untuk
tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang sanggup menghadapi segala
masalah dalam hidupnya sesuai dengan tujuan dan cita-cita negara. Oleh sebab itu,
kurikulum membuat kegiatan-kegiatan yang sifatnya kreatif dan konstruktif dalam
rangka membantu anak didik mendapatkan materi pelajaran atau program
pendidikan, pengalaman dan lain sebagainya. Kesemuanya itu guna membantu anak
didik dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
11
Ketiga peran diatas harus dilaksanakan secara seimbang sehingga tercipta
keharmonisan diantara ketiganya. Dengan demikian, kurikulum dapat memenuhi
tuntutan waktu dan keadaan untuk membantu peserta didik menuju kebudayaan
yang akan datang, sehingga mereka menjadi generasi yang siap dan terampil dalam
segala hal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan makalah di atas, maka dapat disimpulkan :
evaluasi/penilaian.
4. Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan menjadi alat untuk mencapai tujuan
pendidikan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ansyar, Mohamad. Kurikulum Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana, 2015.
Rosdakarya, 2010.
Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum Teori & Ptaktik. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014.
Contoh Makalah
__________________
[1] S. Nasution, Kurikulum Dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara), Cet. 2, 1995,
hlm. 5
[4] Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori & Ptaktik, (Jakarta: PT Raja
Grafindo
[5] Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori & Ptaktik, (Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada), Ed. 1, Cet. 1, 2014, hlm. 163-167
[6] Abdullah Idi, PENGEMBANGAN KURIKULUM Teori & Ptaktik, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada), Ed. 1, Cet. 1, 2014, hlm. 172-174
13