Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DESAIN KURIKULUM

KOMPONEN DAN PRINSIP – PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK V

ERNAWATI (NIM 201302102)

MULIA (NIM 201302091)

NIA APRILIA (NIM 201302100)

ARI DEMAYANTI (NIM 201302097)

LENNY YUNUS (NIM 201302111)

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

PROGRAM D4 BIDAN PENDIDIK

TAHUN 2020

1
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................          1

DAFTAR ISI..............................................................................................            2

BAB  I     PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah..............................................................              3

B.       Rumusan Masalah........................................................................            3

BAB II    PEMBAHASAN

A.       Komponen Kurikulum..................................................................             4

B.      Keterkaitan Antara Komponen......................................................             8

C.       Sumber – Sumber Prinsip Kurikulum............................................            8

D. Tipe – Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum…………………………… 9

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum…………………………………………….... 10

BAB III   PENUTUP

A.      Kesimpulan......................................................................................           17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................            18

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum memiliki pengertian yang cukup kompleks, dan sudah
banyak didefinisikan oleh para pakar. Esensinya,kurikulum membicarakan
proses penyelenggaraan pendidikan sekolah, berupa acuan, rencana,
norma-norma yang dapat dipakai sebagai pegangan. Secara umum struktur
kurikulum mempunyai empat komponen utama, yaitu: tujuan,
materi/bahan (organisasi isi), proses belajar mengajar, dan evaluasi. Dalam
arti sempit kurikulum ditafsirkan sebagai materi pelajaran, sedangkan
menurut pengertian yang luas, kurikulum dikatakan sebagai keseluruhan
program lembaga pendidikan (Nurdin, 2018)
Pengembangan kurikulum harus dimulai dengan menentukan
landasan atau azas-azas pengembangannya sebagai pondasi, selanjutnya
mengembangkan komponen-komponen kurikulum. Pengembangan
komponen-komponen inilah yang kemudian membentuk sistem
kurikulum. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan, berinteraksi dalam
rangka dukungannya untuk mencapai tujuan itu.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sangat penting untuk
panduan pembuatan kurikulum yang tepat. Prinsip berarti asas, dasar,
keyakinan dan pendirian. Prinsip itu menunjukan ada suatu hal yang
penting, mendasar, harus yang bisaanya selalu ada atau terjadi pada situasi
dan kondisi yang serupa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana komponen-komponen kurikulum?
2. Bagaimana keterkaitan antara komponen kurikulum?
3. Apa saja sumber-sumber prinsip kurikulum?
4. Apa saja tipe-tipe dari prinsip pengembangan kurikulum?
5. Apa saja prinsip pengembangan kurikulum?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen kurikulum
Komponen-komponen kurikulum pada prinsifnya terdiri dari empat
macam komponen yaitu: tujuan, materi, metode dan evaluasi
1. Komponen tujuan
Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi
target atau sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan suatu
kurikulum. komponen ini sangat penting, karena melalui tujuan, materi
proses dan evaluasi dapat dikendalikan untuk kepentingan mencapai
tujuan kurikulum dimaksud. Tujuan kurikulum dapat dispesifikasikan
ke dalam tujuan pembelajaran umum yaitu berupa tujuan yang dicapai
untuk satu semester. Sedangkan tujuan pembelajaran khusus yang
menjadi target setiap kali tatap muka. Dalam konteks kurikulum
berbasis kompetensi tujuan pembelajaran umum disebut dengan istilah
standar kompetensi dan tujuan pembelajaran khusus disebut dengan
istilah kompetensi dasar.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berlaku
a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut
c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

4
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Tujuan pendidikan
institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan
kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari
setiap mata pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah
atau satuan pendidikan
2. Komponen materi/isi
Komponen materi adalah komponen yang didesain untuk mencapai
komponen tujuan. Yang dimaksud dengan komponen materi adalah
bahan-bahan kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai,
pengalaman dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses
pembelajaran guna mencapai komponen tujuan.
Siswa belajar dalam bentuk interaksi dengan lingkungannya,
lingkungan orang-orang, alat-alat, dan ide-ide. Tugas utama seorang
guru adalah menciptakan lingkungan tersebut, untuk mendorong siswa
melakukan interaksi yang produktif dan memberikan dirancang dalam
suatu rencana mengajar. Materi pembelajaran disusun secara logis dan
sistematis, dalam bentuk (Nana, 2010):
Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang
saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang
gejala dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variabel-
variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari
kekhususan-kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok
fakta atau gejala
Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus,
bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi
pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.

5
Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap
penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang
diperkenalkan dalam materi.
Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan
untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.
Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu
hal/kata dalam garis besarnya.
Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan
kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang
diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut.
Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang
maupun jalur pendidikan yang ada.
3. Komponen metode
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam
pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang
memiliki peran sangat penting, sebab berhubungan dengan
implementasi kurikulum. Strategi merujuk pada pendekatan dan
metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran.
Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada
hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang
ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian,
pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan, baik yang secara
umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana
kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana,
ide, harapan, yang harus diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga
mampu mampu mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan.

6
Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang maksimal, jika
pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik.
Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran,
penilaian, bimbingan dan penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah
4. Komponen evaluasi
Komponen evaluasi sangat penting artinya bagi pelaksanaan
kurikulum. Hasil evaluasi dapat memberi petunjuk, apakah sasaran 
yang ingin dituju dapat dicapai atau tidak. Di samping itu, evaluasi
juga berguna untuk menilai, apakah proses kurikulum berjalan secara
optimal atau tidak. Dengan demikian, dapat diperoleh petunjuk tentang
pelaksanaan kurikulum tersebut. Berdasarkan petunjuk yang diperoleh
dapat dilakukan perbaikan-perbaikan. Evaluasi kurikulum sepatutnya
dilakukan secara terus menerus. Untuk itu perlu terlebih dahulu
ditetapkan secara jelas apa yang akan dievaluasi, dengan menggunakan
acuan dan tolok ukur yang jelas pula. Sehubungan dengan rancang
bangun kurikulum ini, evaluasi dilakukan untuk mencapai dua sasaran
utama, yaitu; pertama, evaluasi terhadap hasil atau produk
kurikulum; kedua, evaluasi terhadap proses kurikulumKeterkaitan
antara komponen kurikulum (Ali, 2008).
Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai
program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektivitas, relevansi,
dan produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan.
Efisiensi berkenaan dengan penggunaan waktu, tenaga, sarana dan
sumber-sumber lainnya secara optimal. Efektivitas berkenaan dengan
pemilihan atau penggunaan cara atau jalan utama yang paling tepat
dalam mencapai suatu tujuan. Relevansi berkenaan dengan kesesuaian
suatu program dan pelaksanaannya dengan tuntutan dan kebutuhan
baik dari kepentingan masyarakat maupun peserta didik. Produktivitas
berkenaan dengan optimalnya hasil yang dicapai dari suatu program
(Nana, 2005).

7
B. Keterkaitan antara komponen
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang
diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya
dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan
tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Isi
kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman
belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua
aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran
yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan
maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu
seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Strategi berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi
yang menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan, ataupun
sebaliknya. Strategi yang berpusat kepada siswa biasa dinamakan teacher
centered. Strategi yang bagaimana yang dapat digunakan sangat
tergantung kepada tujuan dan materi kurikulum.
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas
pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau
belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan
strategi yang diterapkan.
C. Sumber-sumber prinsip kurikulum
1. Data empiris
Data empiris adalah data yang ditemukan atau disimpulkan dari sebuah
eksperimen atau penelitian. ilmu dan penelitian pada zaman modern
sekarang ini memiliki kiblat empiris. Segala penemuan atau bukti
harus berdasarkan penelitian atau eksperimen secara inderawi.
Perbedaan dengan penggunaan dalam bidang filsafat yang biasanya
disebut empirisme/empirisisme mangacu pada hipotesis yang dapat

8
diteliti dan dibuktikan kebenarannya melalui observasi atau
eksperimen.
2. Data eksperimental
3. Cerita kurikulum, disusun atas kepercayaan dan sikap-sikap yang
belum terbukti kebenarannya.
4. Anggapan umum, dalam pengetahuan dan teknologi, sikap-sikap
sering diberlakukan yaitu bahwa prinsip-prinsip harus diambil secara
ilmiah dari hasil penelitian. Ketika perencanaan kurikulum didasarkan
pada penilaian dan anggapan umum maka hal ini dapat diaplikasikan
untuk pembuatan keputusan. Beberapa pendidik yang profesional
menganggap penerapan anggapan umum atau penelitian sebagai
metodologi untuk penyelesaian masalah.
D. Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip kurikulum dipandang sebagai kebenaran menyeluruh, kebenaran
sebagian atau hipotesa.
1. Kebenaran Menyeluruh
Kebenaran menyeluruh adalah fakta-fakta atau konsep yang
diberikan melalui eksperimen dan biasanya diterima tanpa bertahap.
Fakta,konsep dan prinsip yang diperoleh dan telah diuji dalam
penelitian yang ketat dan berulang sehingga bisa dibuat generalisasi
dan bisa berlaku di tempat yang berbeda.
2. Kebenaran Sebagian
Kebenaran sebagian didasarkan pada data yang terbatas dan dapat
diterapkan pada beberapa atau banyak situasi tetapi kebenaran ini tidak
selalu universal.
3. Hipotesa
Para pekerja kurikulum mendasarkan ide-idenya pada penilaian,
cerita, dan anggapan umum yang terbaik.
4. Aksioma
Perubahan kurikulum adalah suatu kaharusan. Kurikulum
merupakan produk dari masa yang bersangkutan. Perubahan kurikulum

9
masa lalu sering terdapat secara bersamaan bahkan tumpang tindih
dengan perubahan kurikulum yang terjadi masa kini. Perubahan
kurikulum akan terjadi dan berhasil jika ada perubahan pada orang
atau masyarakat.
E. Prinsip pengembangan kurikulum
a. Prinsip Umum
Prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai
totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.
1. Prinsip Relevansi/ keterpaduan
Kurikulum dilaksanakan dan dirancang berdasarkan prinsip
keterpaduan/ relevansi. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari
masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsurnya.
Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik di
lingkungan sekolah maupun di tingkat intersektoral. Dengan
keterpaduan ini diharapkan terbetuknya pribadi yang bulat dan
utuh. Disamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses
pembelajaran, baik dalam interaksi antara siswa dan guru maupun
antara teori dan praktek. Prinsip Relevansi ada dua jenis yakni :
 Relevansi eksternal artinya kurikulum harus sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat baik pada masa kini
maupun masa yang akan datang.
 Relevansi internal yaitu kesesuaian antara komponen
kurikulum itu sendiri. Secara umum istilah relevansi
pendidikan dapat diartikan sebagai kesesuaian atau
keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan.
Pendidikan dipandang relevan bila hasil yang diperoleh dari
pendidikan tersebut berguna bagi kehidupan. Relevansi
kehidupan dapat ditnjau dari tiga segi, yaitu: relevansi
pendidikan dengan perkembangan kehidupan sekarang dan
masa yang akan datang, serta relevansi pendidikan  dengan
tuntutan dalam dunia pekerjaan.

10
2. Prinsip efektifitas
Menunjuk pada pengertian bahwa kurikulum selalu berorientasi
pada tujuan. Kejelasan tujuan akan mengarahkan dalam pemilihan
dan penentuan isi,metode dan sistem evaluasi serta model konsep
kurikulum apa yang akan digunakan.
Efektifitas berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan
atau dapat diinginkan dapat terlaksana atau tercapai. Apabila ada
sepuluh kegiatan yang kita rencanakan dan tercapai hanya empat
kegiatan yang dapat dilaksanakan, maka efektifitas kegiatan belum
memadai. Di dalam bidang penddikan, efektifitas dapat ditinjau
dari dua segi yaitu:
 Efektifitas mengajar guru
Efektifitas mengajar guru mencakup sejauh mana jenis-
jenis kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik. Dalam rangka pengembangan
kurikulum, usaha untuk meningkatkan efektifitas mengajar
guru perlu diperhatikan misalnya melalui penataran.
 Efektifitas belajar murid
Efektifitas belajar murid menyangkut sejauh mana tujuan-
tujuan pelajaran yang diinginkan telah dapat dicapai
melalui kegiatan belajar mengajar yang dtempuh. Dalam
rangka pengembangan kurikulum, usaha untuk
meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar murid
dilakukan dengan memilih jenis-jenis metode atau cara dan
alat yang dipandang paling ampuh dalam mencapai tujuan
yang diinginkan.
3. Prinsip efisiensi (Prinsip Praktis)
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
aplikabilitas di lapangan.Kurikulum harus bisa diterapkan dalam

11
praktek pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi tertetu.
Efisiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan perbandingan
antara hasil yang dicapai (output) dan usaha yang telah dikeluarkan
(input). Dalam dunia pendidikan, sukar untuk menentukan untuk
membandingkan nilai hasil dan usaha dengan cara seperti yang
diatas. Dalam pengembangan kurikulum dan pendidikan, prinsip
efisiensi perlu diperhatikan, baik dalam efisiensi dalam segi waktu,
tenaga, peralatan, yang tetunya akan menghasilkan efisiensi dan
segi biaya. Sehubungan dengan efisiensi waktu, misalnya perlu
direncanakan kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga
murid tidak banyak membuang waktu di sekolah dengan mengajar
hal-hal yang bisa dikerjakan di luar sekolah dengan mencatat
bahan-bahan yang ada dalam buku pelajaran.
Sehubungan dengan efisiensi penggunaan tenaga dan
peralatan perlu ditetapkan jumlah minimal murid yang harus
dipenuhi oleh suatu sekolah dan cara menentukan jumlah guru
yang dibutuhkan. Dengan mengusahakan tercapainya berbagai segi
efisiensi di atas diharapkan akan dapat dicapai efisiensi dalam
pembiayaan pendidikan.
4. Prinsip Kontinuitas/ berkesinambungan
Kurikulum dikembangkan secara berkesinambungan meliputi
kesinambungan antarkelas maupun antarjenjang pendidikan.
 Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah
Dalam menyusun kurikulum sekolah, hendaknya
dipertimbangkan hal-hal: bahan-bahan pelajaran yang
diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat sekolah yang
berikutnya hendaknya sudah diajarkan pada tingkat sekolah
yang sebelumnya. Kesinambungan antara berbagai bidang studi
Bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada tingkat sekolah
yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi pada sekolah yang
lebih tinggi.

12
 Kesinambungan antara berbagai bidang studi
Bahan yang diajarkan dalam berbagai bidang studi mempunyai
hubungan satu sama lainnya. Sehubungan dengan hal itu urutan
dalam penyajian berbagai bidang studi hendaknya diusahakan
sedemikian rupa agar hubungan tersebut dapat terjalin dengan
baik.
5. Prinsip Fleksibilitas
Fleksibitas artinya tidak kaku, yaitu adanya semacam ruang
gerak yang memberikan sedikit kebebasan di dalam bertindak.
Bahwa kurikulum harus lentur tidak kaku terutama dalam
pelaksanaan pembelajaran. Dalam kurikulum harus terdapat suatu
sistem yang mampu memberikan alternatif dalam pencapaian
tujuan melalui berbagai metode atau cara tertentu yang sesuia
dengan situasi dan kondisi tertentu. Di dalam kurikulum
fleksibilitas mencakup fleksibilitas murid di dalam memilih
program pendidikan yang dapat diujudkan dalam bentuk
pengadaan program-program pilihan tersebut misalnya parogram-
program pendidikan keterampilan yang dapat dipilih murid atas
dasar kemampuan dan minatnya. Serta fleksibilitas dalam
mengembangkan program pengajaran yang dapat diwujudkan
dalam bentuk memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk
mengembangkan sendiri program-program pengajaran dengan
berpegang pada tujuan dan bahan pengajaran di dalam kurikulum
yang masih bersifat agak umum. Dalam memberikan pengajaran
guru diberi kesempatan untuk menjabarkan bahan kurikulum atas
satuan-satuan bahan yang nantinya akan dikembangkan dalam
bentuk program-program pengajaran
6. Prinsip berorientasi pada tujuan
Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional.
Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk

13
mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan
kurikulum mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai, yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah
laku peserta didik yang mencakup ketiga aspek tersebut dan
bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan
pendidikan nasional.
7. Prinsip keseimbangan
Penyusunan kurikulum supaya memperhatikan keseimbangan
secara proporsioanl dan fungsional antara berbagai program dan
sub-program, antara semua mata pelajaran dan antara semua aspek-
aspek perilaku yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga
perlu diadakan antara teori dan praktik, antara unsur-unsur
keilmuan sains, sosial, humoniora, dan keilmuan perilaku. Dengan
keseimbangan tersebut diharapkan terjalin perpaduan yang lengkap
dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan
sumbangannya terhadap pengembangan  pribadi.
8. Prinsip mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan
mutu dan mutu pendidikan. Pendidikan mutu berarti pelaksanaan
pembelajaran yang bermutu, sedang mutu pendidikan berorientas
pada hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang bermutu
ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar,
peralatan atau media yang bermutu. Hasil pendidikan yang
bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional
yang diharapkan.
b. Prinsip Khusus
Toto Ruhimat dkk (Sukmadinata, 2000) menjelaskan beberapa prinsip
pengembangan kurikulum khusus yaitu:
1. Prinsip penentuan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum dan
khusus, perumusan tujuan pendidikan bersumber pada :

14
 Ketentuan dan kebijakan pemerintah
 Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang
kebutuhan mereka
  Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang tertentu
 Survei tentang manpower (SDM)
 Pengalaman negara lain dalam masalah yang sama
 Penelitian
2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi kurikulum
Ada beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk
menentukan isi kurikulum :
 Perlu penjabaran tujuan pendidikan kedalam perbuatan
hasil belajar yang khusus dan sederhana
 Isi bahan pelajaran harusmeliputi segi pengetahuan,sikap
dan ketrampilan
 Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis
dan sistematis.
3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Untuk menentukan kegiatan proses belajar mengajar harus
memperhatikan hal-hal berikut :
 Apakah metode belajar mengajar yang digunakan cocok
untuk mengajarkan bahan pelajaran ?
 Apakah metode tersebut memberikan kegiatan yang
bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual
siswa?
 Apakah metode tersebut dapat memberikan urutan kegiatan
yang bertingkat?
 Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk
mencapai tujuan kognitif afektif dan psikomotor?
 Apakah metode tersebut lebih mengaktifkan siswa atau
guru atau kedua-duanya?

15
 Apakah metode tersebut mendorong berkembangnya
kemampuan baru?
 Apakah metode tersebut menimbulkan jalinan kegiatan
belajar mengajar di rumah dan di sekolah
 Untuk apa ketrampilan sangat dibutuhkan kegiatan yang
menekankan learning by doing disamping learning by
seeing and knowing
4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
 Alat/media apa yang diperlukan?apakah semuanya sudah
tersedia?Bila alat tidak ada,apakah ada penggantinya?
 Kalau ada yang harus dibuat,hendaknya memperhatikan
bagaimana membuatnya,siapa,biaya,serta waktu
pembuatan
  Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan
pembelajaran,dalam bentuk modul,paket belajar dan lain-
lain?
 Bagaimana pengintegrasian dalam keseluruhan kegiatan
belajar?
5. Prinsip berkenaan dengan penilaian
 Merencanakan alat penilaian
 Menyusun alat penilaian
  Pengelolaan hasil penilaian

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Komponen pengembangan kurikulum terdiri dari 4 komponen, yaitu :
1) Komponen Tujuan
2) Komponen Struktur Program dan Materi
3) Komponen Strategi
4) Dan komponen Evaluasi.
Masing-masing komponen tersebut berkaitan erat, saling menunjang, dan
merupakan kesatuan yang tak dapat lepas satu dengan lainnya. Apabila satu
komponen saja memiliki kelemahan, maka akan berpengaruh dan menjadi lemah
pula komponen-komponen lainnya, yang pada akhirnya akan menyebabkan
lemahnya kurikulum itu. Komponen tujuan misalnya, yang diantaranya memuat
berbagai “kemampuan” yang diharapkan dapat dimiliki lulusannya, harus
ditunjang oleh “kesesuaian” materi (bahan) pelajaran, proses Belajar Mengajar
(PBM), dan evaluasi yang dapat mengukur keberhasilan tujuan tersebut
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sangat penting untuk panduan
pembuatan kurikulum yang tepat. Prinsip berarti asas, dasar, keyakinan dan
pendirian. Prinsip itu menunjukan ada suatu hal yang penting, mendasar, harus
yang bisaanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa.
Dalam prinsip pengembangan kurikulum terdapat beberapa macam sumber
prinsip pengembangan kurikulum, tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum,
macam-macam prinsip pengembangan kurikulum, yang harus ada dalam prinsip
pengembangan kurikulum. Prinsip pengembangan kurikulum terbagi menjadi 2
yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum dalam pengembangan
kurikulum ada beberapa, diantaranya : prinsip efektifitas, prinsip efisiensi, prinsip
kontinuitas, prinsip fleksibilitas, prinsip berorientasi pada tujuan, prinsip
keseimbangan, prinsip keterpaduan, dan prinsip mutu.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: Sinar Baru


Algensindo, 2008

Hamalik, Omar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran dan Pembelajaran.


Jakarta:PT Bumi Aksara.

Hamid Syarif. 2009. Pengembanagan Kurikulum, Pasuruan: Garoeda Buana


Indah

Hasibuan, Lias. Kurukulum dan Pemikiran Pendidikan.  Jakarta: Gaung Persada


Press. 2010

Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung:


Sinar Baru Algensindo, 2005, hal. 49

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum; Teori dan


Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2010. Hal. 102

Nurdin, S. (2018). Pengembangan kurikulum dari rencana pembelajaran semester


(RPS) berbasis KKNI di perguruan tinggi. Al-Fikrah: Jurnal Manajemen
Pendidikan, 5(1), 21-30

Soetopo, Hendyat. 1986. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:


Bina Aksara

Sukmadinata, Nana S. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.


Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Tim Pengembang. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI

18

Anda mungkin juga menyukai