Anda di halaman 1dari 13

REVISI KURIKULUM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Prof. Dr. C. Asri Budiningsih

Disusun oleh:
Hastomo Aji Pangeling (18703254005)
Nurul Istiqomah (18703254008)
Aminatul Syakdiyah (18703254013)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

BAB I

Pendahuluan ....................................................................................... 1

Tujuan Pembahasan ........................................................................... 1

BAB II

Masalah dalam Perbaikan Kurikulum ..................................................... 2

Prinsip Perbaikan Kurikulum….. .......................................................... 4

Prosedur Perbaikan Kurikulum…………………………….. .................5

Kendala Perbaikan Kurikulum…………………………….. ..................6

Contoh Perbedaan dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013.................7

BAB III

Kesimpulan ......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 11

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin cepat menuntut seluruh elemen
masyarakat turut aktif dalam menyikapinya. Bidang pendidikan merupakan
salah satu bidang yang ikut merasakannya. Sehingga hal ini akan
mengakibatkan perlunya sebuah perbaikan dan inovasi dalam
penyelenggaraannya. Sebagai salah satu perangkat rencana dan pengaturan
terkait tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran, kurikulum dituntut mampu
bersifat relevan sehingga dapat mendukung seluruh aktifitas belajar yang
dikembangkan oleh sebuah lembaga pendidikan.
Perbaikan dilakukan pasti memiliki sebuah tujuan. Selain untuk
memperbaiki komponen yang sudah ada sebelumnya, tentu saja hal ini untuk
memberikan penyempuraan atas komponen yang sudah ada. Sehingga hasil
yang dirasakan lebih maksimal. Dari hal tersebut, nantinya dapat membantu
dan mendukung terselenggaranya pendidikan yang lebih baik dan
berkesesuaian dengan perkembangan zaman.
Namun ternyata dalam pelaksanaan revisi atau perbaikan kurikulum tetap
memiliki prosedur. Sehingga hasil revisi yang dilakukan bukanlah suatu yang
asal jadi ataupun asal suka. Namun berdasarkan fakta dan kebutuhan
lapangan pendidikan sehingga diperlukan adanya revisi terhadap kurikulum
tersebut. Berangkat dari wacana di atas, makalah ini mencoba mengupas
terkait penyelengaraan revisi atau perbaikan dalam sebuah kurikulum.

B. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan materi dalam makalah ini adalah:
1. Memahami hal yang melatarbelakangi perbaikan kurikulum
2. Memahami prinsip dan prosedur dalam revisi kurikulum
3. Memahami kendala dalam pengadaan revisi kurikulum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Ada 3 konsep tentang kurikulum, yang pertama, kurikulum sebagai substansi
yaitu sebuah rencana pembelajaran di kelas. Kedua, kurikulum sebagai sistem
yaitu bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem
masyarakat, dan ketiga, kurikulum sebagai bidang studi yaitu bidang studi atau
kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Sebagai sebuah
rencana pembelajaran di kelas, wajar jika terjadi perubahan-perubahan apabila
dirasa tidak sesuai dengan kondisi kelas. Terlebih lagi menurut Hamalik,
kurikulum tidak pernah statis, melainkan senantiasa berubah dan bersifat dinamis.
Perubahan-perubahan yang terjadi sebenarnya mencirikan bahwa kurikulum
tersebut hidup dan terus berkembang sesuai dengan zamannya. Secara lebih
terperinci, faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan kurikulum adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan sosial yang berdampak pada pendidikan
Perubahan sosial merupakan perubahan tingkah laku dan sikap yang
terjadi pada individu, kelompok individu, maupun organisasi. Perubahan
itu terjadi dapat disebabkan karena interaksi antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok,
organisasi dengan kelompok, atau organisasi dengan organisasi.
Perubahan ini dapat pula terjadi pada sektor pendidikan karena sekolah
juga merupakan sebuah organisasi pendidikan.
2. Relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
Tujuan utama dari seseorang menyekolahkan anaknya adalah agar suatu
saat mampu bekerja dan memiliki penghasilan yang cukup untuk
kelangsungan hidup mereka. Kalau kita simak perubahan-perubahan yang
terjadi pada sistem pendidikan yang ada di indonesia, hal tersebut
merupakan dampak dari tuntutan masyarakat, yang terpenuhinya
kebutuhan akan pekerjaan yang layak.

2
3. Masalah mutu pendidikan
Tuntutan terhadap peningkatan mutu pendidikan dapat menyebabkan
perubahan kurikulum yang berlaku. Pemerintah berupaya keras mengejar
ketertinggalan di bidang kualitas atau mutu pendidikan dengan
menetapkan standar kelulusan. Standar kelulusan ini diharapkan mampu
menjadi tolak ukur bagi mutu pendidikan di sekolah. Setiap satuan
pendidikan harus mengoptimalkan seluruh kemampuan dan potensi yang
ada agar standar kelulusan terpenuhi.
4. Adanya pergeseran penekanan tujuan pembelajaran
Menurut Nasution, kurikulum diubah apabila terjadi pergeseran penekanan
tujuan pembelajaran
5. Adanya pergeseran orientasi proses pembelajaran
Sebelum diterapkannya KBK dan KTSP, proses pembelajaran di kelas
lebih berorientasi ke guru. Pada kondisi ini, guru menjadi pusat
pembelajaran dan seolah-olah menjadi satu-satunya sumber belajar.
Setelah pemberlakuan KBK dan KTSP, orientasi pembelajaran bergeser ke
siswa. Dalam pembelajaran ini, aktivitas siswa dalam belajar menjadi
pusat perhatian.
6. Studi komparatif terhadap kurikulum negara lain
Di bidang kurikulum, studi komparatif dilakukan dengan cara
membandingkan kurikulum dalam negeri dengan kurikulum luar negeri
atau lintas kurikulum yang ada di dalam negeri, dalam studi ini diambil
berbagai hal yang masih relevan dan dianggap sesuai dan mampu
memperbaiki kurikulum yang sedang digunakan.
7. Tantangan kurikulum pada abad 21
Untuk menghadapi abad 21, masayarakat pendidikan yang ada di sekolah
perlu berpikir kritis dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi,
termasuk masalah di bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan, guru
harus mampu merancang pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa
sehingga tujuan pembelajaran lebih mudah dicapai. Guru harus
mengajarkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa untuk

3
mempertahankan hidupnya di masyarakat kelak setelah mereka
menyelesaikan studi. Ketrampilan yang dibutuhkan oleh siswa abad 21
iniadalah kecakapan hidup dan ketrampilan melek informasi. Kedua
ketrampilan tersebut sebenarnya merupakan ketrampilan yang saling
berkaitan dan keduanya perlu diperhatikan guru saat mengembangkan
kurikulum (silabus) di sekolah.
8. Globalisasi di bidang pendidikan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin
kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia
pendidikan. Tujuan pendidikan mulai diarahkan pada kesiapan peserta didik
untuk menghadapi persaingan di dunia global, seperti perdagangan bebas.
Proses pembelajaran pun mulai menggunakan 2 bahasa, seperti bahasa inggris
dan bahasa indonesia. Pemerintah juga telah menyiapkan sekolah-sekolah
bertaraf internasional yaitu bahasa inggris. Dari sekolah internasional inilah
diharapkan menghasilkan output yang diap bersaing di dunia internasional.
(Wahyudin, 2014: 163).

B. Prinsip-Prinsip Perbaikan Kurikulum


1. Perbaikan ;kurikulum proses berkesinambungan. Memperbaiki
kurikulum adalah suatu pekerjaan yang tidak pernah berhenti, melalui
penilaian secara berkala yang pada gilirannya menuntut perubahan
pada sistem instruksional di lingkungan sekolah untuk memenuhi
program tersebut.
2. Perbaikan kurikulum merupakan suatu proses kerjasama. Dalam
proses ini terlibat secara aktif beberapa kelompok.
3. Perbaikan kurikulum dilaksanakan pada skala yang lebih kecil, pada
dasarnya kelompok guru-guru dan individu-individu yang
mengemukakan keinginannya sendiri, memnetukan suatu pemikiran
kepemimpinannya, membatasi masalah, melakukan penilaian dan
melaksanakan perbaikan kurikulum dalam bidangnya masing-masing.

4
Dalam pekerjaan perbaikan kurikulum tidak berartisemua aspek harus
diubah, tetapi dapat dilakukan iterhadap aspel-aspek tertentu saja yang
dirasa perlu diperbaiki, dan tidak harus dilaksanakan dalam bentuk proyek
dengan dana yang besar, asalkan tetap berada dalam lingkup sistem
pendidikan yang berlaku (Hamalik, 2012: 277).

C. Prosedur Perbaikan Kurikulum


1. Pembentukan panitia
Pembentukan panitia dilaksanakan dalam sebuah forum rapat antara
guru, kepala sekolah, dan komite untuk membentuk panitia yang
diprediksi mampu melaksanakan perbaikan kurikulum sekolah.
]panitia dibentuk sesuai dengan kebutuhan pelaksanakan
pengembangan.
2. Analisis masalah
Apabila panitia telah terbentuk, maka tugas pertama yang harus
dilakukan adalah menganalisis kondisi seluruh komponen kurikulum
pada seluruh mata pelajaran yang adaa. Analisis dilakukan untuk
menemukan aspek-aspek dari kurikulum yang memerlukan perbaikan
apakah tujuan, cakupan materi, metode, alat evaluasi, dan yang
lainnya.
3. Perencanaan perbaikan
Ada 2 tahap perencanaan yang harus jadi fokus dlam perbaikan
kurikulum:
a. Perencanaan biaya
Setelah analisis selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah
menentukan biaya yang diperlukan dalam pelaksnakan perbaikan
tersebut. Biaya yang dirancang lebih ke arah biaya operasional
pelaksanakan perbaikan , seperti biaya ATK, konsumsi, honor,
transportasi, ataupun biaya yang lainnya.
b. Perencanaan pelaksanakan perbaikan

5
Agar efektif dan efesien, pelaksnakan perbaikan kurikulum harus
dilaksanakan dengan baik. Setelah menganalisis hal-hal yang perlu
diperbaiki dan komponen-komponen apa yang diperlukan , langkah
selanjutnya adalah menentukan skala prioritas hal-hal yang akan
diperbaiki tersebut.
4. Pelaksanakan perbaikan
Setelah perencanaan perbaikan selesai dilaksanakan, langkah
selanjutnya adalah implementasi dari perencanaan tersebut.
Perencanaan dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah
dirancang.
5. Evaluasi terhadap perbaikan yang telah dilakukan
Evaluasi bertujuan untuk melihat tepat tidaknya sasaran
perbaikankurikulum yang dilakukan. Apakah tujuan perbaikan telah
dicapai atau belum ada perubahan ke arah yang lebih baik. Jika belum
ada perubahan, maka perbaikan harus dilaksanakan lagi karena salah
satu prinsip perbaikan kurikulum adalah kontinuitas dan
berkesinambungan. Oleh karena itu sampai ditemukan sebuah standar
kurikulum yang memberikan hasil yang terbaik. Perbaikan dihentikan
apabila tidak ditemukan lagi perubahan hasil yang signifikan sebagai
dampak dari perubahan yang dilakukan. Apabila perbaikan yang
terjadi dilaksanakan pada seluruh komponen dan seluruh aspek maka
akan terjadi perubahan kurikulum yang berlaku pada satuan
pendidikan.

D. Kendala Yang Dihadapi Dalam Perbaikan Kurikulum


1. Masalah biaya
Pihak sekolah jarang sekali menganggarkan dana sekolah untuk
perbaikan kurikulum. Sekoalah lebih memilih mengalokasikan dana
sekolah untuk implementasi kurikulum, bukan perbaikan kurikulum.
2. Masalah waktu

6
Padatnya materi yang harus disampaikan cenderung memaksa seorang
guru untuk sibuk berkonsentrasi pada bagaimana cara menghabiskan
materi ajar dengan waktu yang tersedia. Alih-alih mau melaksanakan
perbaikan kurikulum, menuntaskan materi pelajaran saja mereka sudah
merasa kesulitan. Kondisi ini menyebabkan guru tidak pernah berpikir
bagaimana melaksanakan perbaikan kurikulum.
3. Masalah kemauan dan sikap konservatif dari guru
Manusia umumnya bersikap konservatif. Demikian pula halnya dengan
guru. Guru lebih senang mengikuti jejak-jejak yang lama secara rutin.
Ada kalanya cara yang demikian inilah yang lebih mudah
dilaksanakan. Guru tidak memiliki kemauan untuk melaksanakan
perbaikan kurikulum yang ia terapkan.
4. Masalah guru yang tidak kompeten\
Tidak semua guru paham tentang apa itu kurikulum. Mereka hanya
memahami materi apa yang harus mereka sampaikan kepada siswa.
Jika seorang guru tidak menguasai materi dan metode pembelajaran
dengan baik, maka jangankan melaksanakan perbaikan atau inovasi
pembelajaran, menyampaikan materi pelajaran saja mereka merasa
kesulitan.
5. Masalah kepemimpinan yang tidak profesional
Kepala sekolah yang tidak memiliki jiwa pembaruan, cenderung
senang dengan pola lama. Kepala sekolah seperti ini cenderung kukuh
denganpendiriann;ya dan terkadang melarang guru untuk mengadakan
sebuah inovasi

E. Contoh Perbedaan dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013


Kurikulum 2006 Kurikulum 2013
1. Mata pelajaran tertentu mendukung 1. Tiap mata pelajaran
kompetensi tertentu mendukung semua kompetensi
(sikap, pengetahuan,
2. Mata pelajaran dirancang berdiri keterampilan)

7
sendiri dan meliki kompetensi dasar 2. Mata pelajaran dirancang
sendiri terkait satu dengan yang lain dan
memiliki kompetensi dasar yang
3. Bahasa Indonesia sejajar dengan diikat oleh kompetensi inti tiap
maple lain kelas.
3. Bahasa Indonesia sebagai
4. Tiap maple diajarkan dengan penghela maple lain (sikap dan
pendekatan berbeda keterampilan bahasa)
4. Semua mata pelajaran diajarkan
5. Tiap konten pembelajran diajarkan dengan pendekatan yang sama
terpisah (separated curriculum) (saintifik) melalui mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dll
6. Tematik untuk kelas i-ii sd (belum 5. Bermacam jenis konten
terintegratif) pembelajaran di ajarkan terkait
dan terpadu satu sama lain (cross
7. Tik adalah mata eplajaran sendiri curriculum atau integrated
curriculum ), konten ilmu
8. BAHASA Indonesia sebagai pengetahuan diintegrasikan dan
pengetahuan dijadikan penggerak konten
pembelajaran lainnya.
9. Untuk SMA ada penjurusan di kelas 6. Tematik integratif untuk kelas I
XI – IV SD
7. TIK merupakan sarana
10. SMA dan SMK tidak ada kesamaan pembelajaran, dipergunakan
kompetensi sebagai media pembelajaran mata
pelajaran lain.
11. Penjurusan di SMK sangat detail 8. Bahasa Indonesia sebagai alat
(sampai keahlian) komunikasi dan carrier of
knowledge
9. Tidak ada penjurusan di SMA.
Ada mata pelajaran wajib,

8
permintaan, antar minat dan
pendalaman minat.
10. SMA dan SMK memiliki mata
pelajaran wajib yang sama terkait
dasar – dasar pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
11. Penjurusan di SMK tidak
terlalu detil (sampai bidang studi),
didalamnya terdapat
pengelompokkan peminatan dan
pendalaman.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Ada 3 konsep tentang kurikulum, yang pertama, kurikulum sebagai substansi
yaitu sebuah rencana pembelajaran di kelas. Kedua, kurikulum sebagai sistem
yaitu bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem
masyarakat, dan ketiga, kurikulum sebagai bidang studi yaitu bidang studi atau
kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.. Faktor-faktor
yang dapat menyebabkan perubahan kurikulum adalah sebagai berikut: perubahan
sosial yang berdampak pada pendidikan, relevansi pendidikan dengan kebutuhan
masyarakat, masalah mutu pendidikan, tuntutan terhadap peningkatan mutu
pendidikan, adanya pergeseran penekanan tujuan pembelajaran, adanya
pergeseran orientasi proses pembelajaran, studi komparatif terhadap kurikulum
negara lain, tantangan kurikulum pada abad 21 dan globalisasi di bidang
pendidikan
Ada 2 prosedur utama untuk mengubah kurikulum yaitu: administrative
approach dan grass roots approach. Prosedur perbaikan kurikulum yaitu;
pembentukan panitia, analisis masalah, perencanaan perbaikan (perencanaan biaya
dan perencanaan pelaksanakan perbaikan), pelaksanakan perbaikan dan evaluasi
terhadap perbaikan yang telah dilakukan. Sedangkan kendala yang dihadapi
dalam perbaikan kurikulum yaitu: masalah biaya, masalah waktu, masalah
kemauan dan sikap konservatif dari guru, masalah guru yang tidak kompeten, dan
masalah kepemimpinan yang tidak profesional

10
DAFTAR PUSTAKA

Wahyudin, Dinn. 2014. Manajemen Kurikulum. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.
Nasution, S. 2006. Asas -Asas Kurikulum. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Machalli, Imam. 2014. Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 Menyongsong
Indonesia Emas Tahun 2045. Journal Pendidikan Islam. Vol III No. 1 Juni
2014. DOI: 10.14421/ipi.2014.31.71-94.

11

Anda mungkin juga menyukai