Disusun Oleh :
2019
Daftar Isi
Bab 1
Pendahuluan ..............................................................................
......... 3
Tujuan
Pembahasan ...........................................................................
Bab 2
Manajer ....................................................... 5
Enterpreneur .............................................. 10
Supervisor .................................................. 13
Kompi ............................................. 16
Bab 3
Kesimpulan ................................................................................
......... 19
Daftar
Pustaka ..........................................................................................
. 20
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja
yang semakin efektif dan efisien.
B. Tujuan Pembahasan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Hubungan antara otoritas formal dan status dengan ketiga peranan tersebut
digambarkan seperti berikut ini.
a. Peranan Interpersonal
6
mempelajari kerjasama dengan setiap orang baik di dalam maupun di luar
sekolah/madrasah yaitu orang-orang yang dapat mememenuhi
kepentingannya yaitu untuk mencapai tujuan sekolah/madrasah,
membangun jaringan kerja dan dukungan terhadap kepemimpinannya,
beraliansi dan berkoalisi jika masih lemah, dan bila sudah kuat berani
berkompetisi dalam rangka memenangkan sekolah/madrasahnya sebagai
yang paling unggul (Stoner & Freeman, 2000).
b. Peranan Informasional
7
beberapa kasus, kepala sekolah/madrasah bertanggung jawab memberikan
informasi-informasi penting yang dibutuhkan pendidik dan tenaga
kependidikannya sehingga pendidik dan tenaga kependidikannya dapat
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara profesional (Stoner &
Freeman, 2000).
c. Peranan Decisional
8
Peranan kepala sekolah/madrasah sebagai enterpreneur sangat
diutamakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK) dalam mengelola unit produksi sekolah/madrasahnya
sehingga unit produksi dapat dijadikan sebagai sumber belajar peserta
didik dan salah satu sumber pendanaan sekolah/madrasah. Melalui unit
produksi sekolah/madrasah, siswa ditumbuhkembangkan jiwa
kewirausahaannya sehingga lulusannya diharapkan bukan menjadi pencari
kerja tetapi menjadi pencipta lapangan kerja secara mandiri atau
berwirausaha. Karena tujuan utama SMK/MAK adalah untuk menyiapkan
tamatan yang bekerja sesuai bidangnya.
9
Peranan kepala sekolah/madrasah sebagai disturbance hander ada
kemiripan dengan peranan kepala sekolah/madrasah sebagai leader di atas.
10
Penerapan prinsip kewirausahaan dalam mempengaruhi anggota organisasi akan
memberi dampak pada kinerja mereka sejalan dengan prinsip dan nilai seorang
entrepreneur .
11
Keberanian kepala sekolah dalam membuat sebuah kebijakan serta
kemampuannya dalam membaca peluang sangat menentukan keberhasilan kepala
sekolah entrepreneurship. Steinhoff dalam Mulyasa mengidentifikasikan
karakteristik kepribadian kepala sekolah entrepreneur sebagai berikut:
a. Percaya diri (Self confidence)yang tinggi, pekerja keras, cerdas,
mandiri, dan berani menanggung resiko dari keputusan yang diambil.
b. Memiliki kreativitas diri (self creativity) tinggi , kemauan dan
kemampuan mencari alternatif untuk merealisasikan berbagai kegiatan
melalui kewirausahaan.
c. Memiliki pikiran positif (positive thinking)dalam menghadapi suatu
masalah atau kejadian senantiasa melihat aspek positifnya. Dengan
begitu kepala sekola entrepreneur akan senantiasa melihat peluang
dan memanfaatkannya untuk mendukung kegiatan yang dilakukan.
d. Memiliki orientasi pada hasil (output oriented).
e. Memiliki keberanian untuk mengambil resiko.
f. Memiliki jiwa pemimpin.
g. Berfikir orisinal, selalu punya gagasan baru, baik untuk mendapatkan
peluangmaupun mengatasi masalah secara kreatif dan inovatif.
h. Memiliki orientasi ke depan, menggunakan masa lalu sebagai
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
i. Suka tantangan, dan menemukan diri dengan merealisasikan ide-
idenya.
12
d. Komitemen, kerja keras, cerdas, dan berorientasi pada tujuan.
e. Kreatif dan optimis dalam mengembangkan hubungan baik dengan
pelanggan, tenaga kependidikan, guru, orang tua murid, masyarakat,
dan dunia usaha yang berpengaruh kemajuan dan perkembangan
usaha sekolah.
f. Kemampuan menerima tantangan dengan penuh jawab atas
keberhasilan dan kegagalan.
g. Transparansi dalam hal manajemen keuangan.
13
sebaliknya bagi guru yang kurang baik dapat dikembangkan kualitasnya menjadi
lebih baik. Di samping itu, baik guru yang berkompeten maupun yang masih
lemah harus diupayakan agar tidak ketinggalan zaman dalam proses pembelajaran
maupun materi yang diajarkan.
14
supervisi kepada semua guru mata pelajaran, sehingga kepala sekolah adalah
seorang aktor yang seakan-akan piawai di dalam penguasaan bidang pelajaran.
Misalnya kepala sekolah yang secara profesional dari lulusan fakultas agama,
bagaimana pun secara umum harus mampu memahami kerangka ilmu eksakta
seperti Matematika, IPA, Seni, dan sebagainya. Sehingga supervisi kepada guru-
guru yang bersangkutan bisa dilakukan dengan baik.
Hal paling penting yang harus dipegangi kepala sekolah adalah human
relationship-nya dengan sikap saling menghormati dan menghargai. Kepala
sekolah sebagai jabatan profesional mengandaikan adanya layanan maksimal di
segala waktu dan kesempatan untuk orang lain. Kepala sekolah juga mampu
membangun suasana dialogis-interaktif antara sesama guru. Urgensi human
relationship kepala sekolah sebagai supervisor akademik dapat pula dikatakan
bahwa suasana akademik dapat terbentuk jika guru-guru itu merasa aman dan
bebas mengembangkan kreativitas dan produktivitasnya dengan penuh
tanggungjawab (Ahmad Barizi, 2011).
15
mengikuti penataran-penataran, seminar sesuai dengan bidangnya
masing masing.
f. Membina hubungan kerjasama antara sekolah dengan BP3 dan
instansi-instansi lain dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para
siswa.
Dari dua pendapat di atas tentang peran kepala sekolah sebagai supervisor,
secara substansi tidak ada perbedaan, yaitu sama-sama bertujuan memberikan
kemudahan dan kenyamanan kepada para guru dan staf dalam mengatasi masalah-
masalah yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru dan juga membina hubungan kerjasama antara
guru dan instansi-instansi lain dalam rangka peningkatan mutu pendidikan siswa.
16
memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh
kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah
tidak hanya bertanggung jawab secara teknis akademis saja akan tetapi segala
kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan masyarakat sekitar merupakan
tanggung jawabnya pula.
Tugas pokok dan fungsi seorang kepala sekolah sebagai orang yang
bertanggun jawab penuh terhadap segala kegiatan dan keadaan sekolah tidak
berbeda dengan seorang Komandan Kompi dalam satuan setingkat kompi di
Kesatuan Brimob Polda DIY. Salah satu tugas pokok dan fungsi komandan kompi
dalam pasukan Brimob adalah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
kegiatan latihan yang bertujuan untuk membekali dan membina kemampuan
pasukan. Beberapa poin dari arahan atau Commander Wish Komandan Batalyon
selaku pembina di atas komandan kompi adalah agar setiap komandan kompi
dapat:
17
Untuk mengantisipasi perintah penugasan yang sewaktu-waktu dating
maka seorang komandan kompi bertanggung jawab untuk selalu menyiapkan
anggotanya. Oleh karena itu, pelatihan rutin bagi anggota menjadi sarana untuk
membuat anggota selalu dalam kondisi siap.
18
19
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Stoner, J.A.F. & Freeman, R.A. 2000. Management. Englewood Cliffs, New
Jersey: Prentice-Hall International Editions.
Hunsaker, P.L. 2001. Training in Management Skills. Upper Sadle River, New
Jersey: Prentice Hall.
Afaim, R.O. 2002. Are You: An Entrepreneur? Tips, Quizzes, Case Studies and
Test to Improve Your Entrepreneural Skills. Singapore: Wharton Books (S) Pte
Ltd.
Husaini Usman. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Jasmani Asf & Syaiful, Mustofa, Supervisi Pendidikan: Terobosan Baru dalam
Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2013.
21
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia.
22