Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Besarannya


Menurut Fattah, N. (2013:54) ada 3 jenis perencanaan pendidikan berdasarkan besarannya
yaitu :
1. Perencanaan Makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang
akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara untukmencapai tujuan itu pada
tingkat nasional. Tujuan yang harus dicapai negara (khususnya dalam bidang peningkatan
SDM) adalah pengembangan sisitem pendidikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Secara kuantitatif pendidikan harus menghasilkan tenaga kerja yang banyak sesuai dengan
kebutuhan pembangunan. Sedangkan secara kualitatif harus menghasilkan tenaga terampil
sesuai dengan bidangnya dan memiliki jiwa Pancasila. Contoh perencanaan makro, yaitu
perencanaan penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi.
2. Perencanaan Meso
Kebijaksanaan yang telah ditentukan dalam tingkat makro dijabarkan kembai ke dalam
program berskala kecil. Pada tingkat ini, perencanaan telah bersifat operasional disesuaikan
dengan unit-unit. Contoh perencanaan meso, yaitu perencanaan pada tingkat Departemen dan
Direktorat Jenderal di pusat.
3. Perencanaan Mikro
Merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Kekhususan dari lembaga
mendapat perhatian, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam
perencanaan makro ataupun meso. Contoh perencanaan mikro, yaitu kegiatan belajar
mengajar.
B. Perencanaan Berdasarkan Tingkatannya
Menurut Matin (2013:44) perencanaan pendidikan berdasarkan tingkatannya ada 3 jenis yaitu
:
1. Perencanaan Strategis
Berbagai upaya untuk mempersiapkan seperangkat keputusan dimasa yang akan
datang yang mempengaruhi keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi.
2. Perencanaan Taktis
Upaya dalam mempersiapkan berbagai keputusan untuk kegiatan-kegiatan jangka
pendek terutama dalam mengalokasi berbagai sumber yang diperlukan dalam pencapaian
tujuan.
3. Perencanaan Teknis
Upaya untuk mempersiapkan berbagai keputusan untuk dilaksanakan, terutama dalam
jangka waktu yang pendek dan untuk pelaksanaan tugas-tugas yang spesifik dalam rangka
pencapaian tujuan yang sudah ditentukan.

C. Perencanaan Berdasarkan Jangka Waktunya


Menurut Matin (2014:38) perencanaan pendidikan berdasarkan jangka waktunya ada 3 yakni
:
1. Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang, yaitu perencanaan yang mempunyai cakupan waktu
antara 10 sampai 25 tahun. Rencana yang disusun bersifat perspektif, umum, global, dan
belum terperinci.
2. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan jangka menengah, yaitu perencanaan yang mempunyai cakupan waktu
antara 5 sampai 10 tahun. Rencana yang disusun merupakan penjabaran dari rencana jangka
panjang.

3. Perencanaan Jangka Pendek


Perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan tahunan atau perencanaan yang disusun
untuk kurun waktu kurang dari 5 tahun. Perencanaan ini sering disebut sebagai perencanaan
operasional karena pada hakikatnya merupakan operasionalisasi dari perencanaan jangka
panjang dan jangka menengah.
D. Perencanaan Berdasarkan Area yang Direncanakan
Menurut Anwar, Idochi, dkk (1986:81) ada 3 perencanaan berdasarkan area yang
direncanakan yaitu :
1. Perencanaan Tingkat Nasional
Yaitu perencanaan yang dibuat untuk pencapaian tujuan-tujuan nasional.
2. Perencanaan Tingkat Regional
Yaitu perencanaan yang dibuat pada tingkat daerah tertentu, misalnya pada setiap
daerah tingkat I atau II.
3. Perencanaan Tingkat Lokal
Yaitu perencanaan pada tingkat lokal tertentu, misalnya pada tingkat kecamatan atau
desa.
E. Perencanaan Berdasarkan Metode yang Digunakan
Menurut Matin (2013:43) ada 2 jenis perencanaan berdasarkan metodenya yaitu :
1. Perencanaan Rational
Perencanaan pendidikan yang menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik berpikir
sistematis dan rasional ilmiah.
2. Perencanaan Transaksional
Perencanaan pendidikan yang memiliki jaringan yang kuat untuk menghubungkan
antara perencanaan dengan implementasi dari perencanaan dalam satu program.
F. Perencanan Berdasarkan Sifat yng Melekat pada Objek

Menurut Matin (2013:39) perencanan berdasarkan sifat yang melekat pada objek ada 2 yaitu :
1. Perencanaan Kuantitatif
Perencanaan kuantitatif yaitu jika dalam perencanaan itu target-target yang ingin
dicapai ditetapkan secara tegas jumlahnya. Misalnya, akan meningkatkan jumlah siswa baru
di sekolah dasar (SD) di masa depan, akan mengangkat jumlah guru SD untuk mencukupi
kebutuhan, akan membangun jumlah ruang keas SMP yang dibutuhkan untuk tahun depan ,
dan lain sebagainya.
2. Perencanaan Kualitatif
Perencanaan kualitatif yaitu perencanaan yang berkaitan dengan pencapaian mutu,
dimana target-targetnya bukan berupa jumlah, tetapi berupa mutu. Misalnya, tahun depan
akan meningkatkan prestasi belajar siswa SD untuk semua mata pelajaran yang diujikan
secara nasional, akan meningkatkan mutu guru SD dalam penguasaan materi pelajaran
melalui program pendidikan dan latihan dan tugas belajar, dan lain sebagainya.
G. Perencanaan Berdasarkan Kewenangan dalam Pembuatannya
Menurut Matin (2013:40) ada 2 jenis perencanaan berdasarkan kewenangan dalam
pembuatannya yaitu :
1. Perencanaan Sentralisasi
Suatu perencanaan pendidikan dimana seluruh rencana baik untuk pusat maupun untuk
daerah disusun oleh unit organisasi dintingkat pusat, seperti oleh Sekretariat Jenderal
Kemendikbud, Inspektorat Jenderal Kemendikbud, Direktorat Jenderal di lingkungan
Kemendikbud, dan lain-lain.
2. Perencanaan Desentralisasi
Suatu perencanaan pendidikan untuk suatu daerah (provinsi, kota/kabupaten,
kecamatan, dan sekolah) disusun oleh daerah itu sendiri, tidak ditentukan oleh unit di tingkat
pusat.
H. Perencanaan Berdasarkan Orang yang Terlibat
1. Perencanaan Individual
Perencanaan yang hanya dilakukan oleh seorang individu dalam suatu kegiatan
perencanaan tanpa melibatkan pihak-pihak lain. Perencanaan yang bersifat individual
biasanya terjadi pada organisasi kecil atau pimpinan yang bergaya otoriter. Namun,demikian
masukan-masukan dari pihak-pihak lain serta data dan informasi yang ada tetap dimanfaatkan
dalam proses perencanaan pendidikan (Kurniaty, B., 2013).
2. Perencanaan Partisipatori
Perencanaan yang melibatkan beberapa atau banyak orang dalam suatu kegiatan.
Perencanaan partisipatori melibatkan orang yang berkepentingan dan kadang sering
bertentangan dengan perencanaan yang dibuat oleh beberapa orang atas dasar wewenang,
kedudukan, dan fungsi. Misalnya, perencanaan tingkat pemerintah pusat oleh kementrian atau

biro perencanaan, kepala kantor atau kepala dinas di sekolah dan para kepala sekolah pada
satu satuan pendidikan.(Kurniaty, B., 2013).
I.

Perencanaan Berdasarkan Peranan Pemerintah


1. Perencanaan Wajib
Perencanaan wajib adalah perencanaan yang dilakukan oleh suatu badan yang
memiliki kekuasaan secara penuh karena mendapat tugas dan mandate dari pemerintah untuk

menentukan sasaran, kebijakan, dan strategi pembangunan (Kurniaty, B., 2013).


2. Perencanaan Arahan
Perencanaan arahan adalah perencanaan yang hanya mennujukan arah sasaran
kebijakan dan strategi pembangunan. Arahan yang diberikan tidak bersifat mengikat, dan
fungsinya hanya berupa nasehat.(Kurniaty, B., 2013).

J. Perencanaan Berdasarkan Frekuensinya


Menurut Matin (2013:40) ada 2 jenis perencanaan berdasarkan frekuensinya yaitu:
1. Perencanaan Rutin
Perencanaan yang bersifat terus-menerus berulang dalam kurun waktu paling lama
satu tahun. Perencanaan ini mengikuti sektor, sub sektor, program kegiatan, jenis
pengeluaran, dan mata anggaran yang sudah ditentukan. Misalnya perencanaan gaji pegawai,
perencanaan pembelajaran, penyusunan kalender pendidikan, dan lain sebagainya.
2. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan yang tidak berulang, terkait investasi, dan dapat menjangkau waktu lama,
sedang atau pendek. Perencanaan ini sering dikenal dengan sebutan sebagai perencanaan
proyek. Misalnya, proyek pembangunan gedung sekolah, proyek pengadaan sarana
pendidikan, proyek peningkatan mutu guru SMP, dan lain sebagainya.
K. Perencanaan Ditinjau dari Posisi, Sifat dan Karakteristiknya
Menurut Matin (2013:43) ada 3 jenis perencanaan ditinjau dari posisi, sifat dan
karateristiknya yaitu :
1. Perencanaan Terpadu
Perencanaan terpadu adalah perencanaan pendidikan yang mencakup seluruh aspek
esensial pembangunan pendidikan dalam pola dasar perencanaan pemabangunan nasional.
2. Perencanaan Komprehensif
Perencanaan komprehensif yaitu mengandung konsep keseluruhan yang disusun secara
sistemik dan sistematis.
3. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis yaitu perencanaan yang menagandung pendekatan strategic
issues yang dihadapi dalam upaya membangun pendidikan.
L. Perencanaan Berdasarkan Sifatnya
1. Perencanaan Strategik

Perencanaan yang berhubungan dengan proses penetapan tujuan, pengalokasian


sumber-sumber untuk mencapai tujuan dan kebijakan-kebijakan yang dipakai sebagai
pedoman untuk memperoleh, menggunakan atau menghilangkan hal-hal tersebut.
Perencanaan strategik cenderung dipusatkan pada masalah-masalah yang tidak begitu
terstruktur yang melibatkan variable-variabel yang jumlahnya dan parameternya tidak pasti
(Wijasa, C.I., 2011).
2. Perencanaan Koordinatif (managerial)
Perencanaan koordinatif ditujukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Perencanaan koordinatif biasanya sudah terperinci dan menggunakan data statistik. Namun
demikian kadang-kadang juga menggunakan pertimbangan akal sehat. Perencanaan ini
mempunyai cakupan semua aspek yang telah ditetapkan pada tingkat perencanaan strategik
(Fattah, N., 2013 : 58).
3. Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada
tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu rencana strategi untuk jangka waktu pendek dan
untuk pelaksanaan tugas-tugas yang spesifik dalam rangka pencapaian tujuan yang sudah
pasti. Perencanaan operasional bersifat teknik dan tidak memerlukan lagi penafsiran karena
didasarkan pada data kuantitatif yang dapat diukur (Kurniaty, B., 2013)

Anda mungkin juga menyukai