Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen SDM dan Perilaku Organisasi Pendidikan
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Fatah Syukur NC, M.Ag.
Oleh:
Noor Akhlis (NIM: MP-16069)
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
2017
1
A. PENDAHULUAN
2
tentang kegiatan guru di kelas dan membantu mereka untuk meningkatkan
pengetahuan serta ketrampilannya. Dengan demikian dapat memberikan kontribusi
secara langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan,
sekaligus membantu pengembangan karier guru sebagai tenaga profesional. Untuk
meyakinkan bahwa setiap guru adalah seorang profesional dalam bidangnya, maka
penilaian kinerja guru harus dilakukan terhadap guru di semua satuan pendidikan
formal yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Guru dimaksud tidak terbatas pada guru yang bekerja di satuan
pendidikan di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, tetapi
juga mencakup guru yang bekerja disatuan pendidikan di lingkungan Kementerian
Agama.
Hasil penilaian kinerja guru dan evaluasi diri digunakan untuk menyusun
profil kinerja guru sebagai dasar penyusunan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan. Hasil penilaian kinerja guru juga merupakan dasar penetapan
perolehan angka kredit guru dari sub unsur pembelajaran/bimbingan dalam rangka
pengembangan karier guru sebagiamana diamanatkan dalam Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jika semua
ini dapat dilaksanakan dengan baik dan objektif, maka cita-cita Pemerintah untuk
menghasilkan “ insan yang cerdas, komperhensif, dan berdaya saing tinggi” lebih
cepat direalisasikan.
B. RUMUSAN MASALAH
3
1. Pengertian Evaluasi Kinerja Guru
4
sangat penting arti serta peranannya dalam pengambilan keputusan tentang
berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan,
rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi sistem imbalan
dan berbagai aspek lain dari keseluruhan program manajemen sumber daya
manusia secara efektif.5
Yang dimaksud evaluasi kinerja guru adalah evaluasi yang dilakukan
kepada semua guru yang ada di dalam suatu organisasi pendidikan pada tahap
akhir setelah melalui tahap-tahap penelitian, perencanaan dan penggiatan.
Evaluasi secara umum diartikan sebagai suatu penilaian terhadap suatu
perencanaan yang telah dilakukan oleh suatu organisasi yang bisa dilakukan
pada pertengahan bulan, akhir bulan atau pertengahan tahun atau akhir tahun.
Secara spesifik pengertian evaluasi kinerja menurut Hadari Nawawi
dalam Frank Jefkins, Public Relations, merupakan penilaian secara sistematik
tentang relevansi antara tugas-tugas yang diberikan dengan pelaksanaannya oleh
seorang pegawai dengan cara mengidentifikasi, mengukur dan mengelola
pekerjaan yang dilaksanakan oleh para pekerja di lingkungan suatu organisasi.
Kegiatan pengukuran tersebut merupakan usaha untuk menetapkan keputusan
tentang sukses atau tidaknya pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawan. 6
Evaluasi kinerja dalam hal ini disebut juga dengan penilaian kinerja.
Penilaian dilakukan secara sitematis terhadap kinerja karyawan dan potensi
mereka untuk berkembang. Penilaian kinerja mencakup prestasi kerja, cara
bekerja, dan pribadi mereka. Sedangkan penilaian terhadap potensi untuk
berkembang mencakup kreativitas dan hasil belajar atau kemampuan
mengembangkan profesinya.7
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian evaluasi
kinerja, terdapat benang merah yang dapat digunakan untuk menarik
kesimpulan bahwa evaluasi kinerja merupakan suatu sistem penilaian secara
5
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta, PT. Bumi Aksara: 2002),
hlm.135.
5
berkala terhadap kinerja pegawai yang mendukung kesuksesan organisasi atau
yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya. Proses penilaian dilakukan dengan
membandingkan kinerja pegawai terhadap standar yang telah ditetapkan atau
memperbandingkan kinerja antar pegawai yang memiliki kesamaan tugas.
6
2. Compensation Adjustment. Membantu para pengambil keputusan untuk
menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
3. Placement Decision. Menentukan promosi, transfer, dan demotion.
4. Training and Development Needs. Mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan
pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.
5. Carrer Planning and Development. Memandu untuk menentukan jenis karir
dan potensi karir yang dapat dicapai.
6. Staffing Process Deficiencies. Mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai.
7. Informational Inaccuracies and Job Design Errors. Membantu menjelaskan
apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia
terutama di bidang informasi job analysis, job design, dan sistem informasi
manajemen sumber daya manusia.
8. Equal Employment Opportunity. Menunjukkan bahwa placement decision
tidak diskriminatif.
9. External Chlmlenges. Kadang-kadang kinerja pegawai dipengaruhi oleh
faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-
lainnya. Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun dengan melakukan
penilaian kinerja, faktor-faktor eksternal ini akan kelihatan sehingga
membantu departemen sumber daya manusia untuk memberikan bantuan bagi
peningkatan kinerja pegawai.
10. Feedback. Memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian maupun bagi
pegawai itu sendiri.9
Di sekolah dasar penilaian guru sangat bermanfaat untuk
menilaikeberhasilan guru dalam melaksanakan pekerjaannya. Di antaranya
keberhasilan guru dalam merencanakan rancangan pembelajaran, dalam melakukan
pengelolaan pembelajaran, dalam membina hub ungan dengan siswa, dan dalam
melakukan penilaian. Penilaian kinerja guru juga bermanfaat untuk meninjau
kemampuan yang ada dan menentukan bentuk pembinaan yang dibutuhkan guna
meningkatkan kinerja yang ada.
9
Werther, William B. & Keith Davis, Human Resources And Personal Management. (USA:
International Edition. McGraw-Hiil, Inc., 1996), hlm. 342.
7
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa penilaian kinerja sangat
bermanfaat untuk mengevaluasi hasil kerja yang telah diperoleh. Dan dari hasil
penilaian tersebut akan dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan
tindakan selanjutnya guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan
adanya penilaian kinerja guru, diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
berharga bagi sekolah bila dilakukan dengan sikap yang positif dan semangat
kerjasama antara petugas penilai dengan guru yang dinilai.
10
Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, (Semarang: Program
Pasca Sarjana IAIN Walisongo Dan Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 132
Mondy and Noe, Human Resource Management, (United States of America: A Devision of
11
8
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun sistem
penilaian kinerja yaitu harus digali terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasi dengan adanya sistem penilaian kinerja yang akan disusun.
hlm ini menjadi penting karena dengan mengetahui tujuan yang ingin dicapai
akan lebih memudahkan dalam menentukan desainpenilaian kinerja.
Langkah yang kedua, menetapkan standar yang diharapkan dari suatu
jabatan, sehingga akan diketahui dimensi-dimensi apa saja yang akan diukur
dalam penilaian kinerja. Dimensi-dimensi tersebut tentunya harus sangat
terkait dengan pelaksanaan tugas pada jabatan itu. Tahap ini biasanya dapat
dilakukan dengan menganalisa jabatan (job analysis) atau menganalisa uraian
tugas masing-masing jabatan.
Setelah tujuan dan dimensi yang akan diukur dalam penilaian kinerja
diketahui, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan desain yang sesuai
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penentuan desain penilaian kinerja
ini harus selalu dikaitkan dengan tujuan penilaian. hlm ini karena tiap-tiap
desain penilaian kinerja memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-
masing. Sebagai contoh, penilaian kinerja yang dilakukan untuk menentukan
besaran gaji pegawai dengan penilaian kinerja yang bertujuan hanya untuk
mengetahui kebutuhan pengembangan tentunya memiliki desain yang
berbeda.
Langkah berikutnya adalah melakukan penilaian kinerja terhadap
pegawai yang menduduki suatu jabatan. Penilaian kinerja ini dapat dilakukan
oleh atasan saja, atau dengan sistem 360o. Penilaian dengan sistem 360o
maksudnya adalah penilaian satu pegawai dilakukan oleh atasan, rekan kerja
yang sejajar/setingkat, dan bawahannya. Hasil dari penilaian kinerja,
selanjutnya dianalisa dan dikomunikasikan kembali kepada pegawai yang
dinilai agar mereka mengetahui kinerjanya selama ini serta mengetahui
9
kinerja yang diharapkan oleh organisasi. Evaluasi terhadap sistem penilaian
kinerja yang telah dilakukan juga dilaksanakan pada tahap ini. Apakah
penilaian kinerja tersebut sudah dapat mencapai tujuan dari diadakannya
penilaian kinerja atau belum. Apabila ternyata belum, maka harus dilakukan
revisi atau mendesain ulang sistem penilaian kinerja.
12
Direktorat Tenaga Kependidikan, (Jakarta: 2008), hlm. 34.
10
PK Guru Formatif digunakan untuk menyusun profil kinerja guru dan
harus dilaksanakan dalam kurun waktu 6 ( enam ) minggu di awal tahun
pelajaran . Berdasarkan profil kinerja guru ini dan hasil evaluasi dari
yang dilakukan oleh guru secara mandiri, sekolah/madrasah menyusun
rencana PKB. Sebagai guru dengan PK Guru di bawah standar, program
PKB di arahkan untuk pencapaian standar kompetensi tersebut.
Sementara itu, bagi guru dengan PK Guru yang telah mencapai di atas
standar, program PKB dioreantasikan untuk meningkatkan atau
memperbaharui pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dan perilaku
keprofesiannya.
b. PK Guru Sumatif
PK Guru sumatif digunakan untuk menetapkan perolehan angka kredit
guru pada tahun tersebut. PK Guru sumatif juga digunakan untuk
menganalisis kemajuan yang dicapai guru dalam pelaksanaan PKB, baik
bagi guru yang nilainya masih di bawah standar,telah mencapai standar,
atau melebihi standar kompetensi yang ditetapkan.
D. KESIMPULAN
11
pengetahuan dan keterampilannya pada kompetensi tertentu sesuai keperluan.
Dengan demikian diharapkan guru akan mampu berkontribusi secara optimal
dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik dan sekaligus
membantu guru dalam pengembagan karirnya sebagai seseorang yang professional.
Jadi, PK Guru merupakan bagian dari proses untuk meyakinkan semua
pihak bahwa setiap guru adalah seseorang yang professional, dan perserta didik
dapat memperoleh kesempatan terbaik untuk dapat mengembangkan sesuia
kapasitas masing-masing. Pelaksanaan terintegrasi antara PK Guru dan PKB akan
menciptakan guru yang mempunyai motivasi tinggi, berdedikasi tinggi, tarampil
dalam membangkitkan minat peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memiliki intergitas kepribadian yang tangguh untuk berkompetisi
di era global.
E. PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
13