BAB I
PENDAHULUAN
II.Rumusan Masalah
1. Bagaimana perpindahan jabatan pegawai?
2. Bagaimana perpindahan jabatan pegawai vertikal secara demosi?
3. Bagaimana perpindahan jabatan pegawai vertikal secara promosi?
III. TUJUAN
1. Untuk mengetahui perpindahan jabatan pegawai
2. Untuk mengetahui perpindahan jabatan pegawai vertikal secara demosi
BAB II
PEMBAHASAN
PERPINDAHAN JABATAN PEGAWAI
1. MUTASI
Kegiatan memindahkan tenaga kerja dari suatu tempat kerja ke tempat kerja lain disebut
mutasi. Akan tetapi, mutasi sebenarnya tidak selamanya sama dengan pemindahan. Mutasi
meliputi kegiatan memindahkan tenaga kerja, pengoperan tanggung jawab, pemindahan
status ketenagakerjaan, dan sejenisnya. Adapun pemindahan hanya terbatas pada
mengalihkan tenaga kerja dari suatu tempat ke tempat lain. Jadi, mutasi lebih luas ruang
lingkupnya ketimbang pemindahan. Salah satu perwujudan kegiatan mutasi adalah
pemindahan tenaga kerja dari satu tempat kerja ke tempat kerja lain.[1]
1.1 PENGERTIAN MUTASI
Kata mutasi atau pemindahan oleh sebagian masyarakat sudah dikenal, baik dalam
lingkungan maupun di luar lingkungan perusahaan (pemerintahan). Mutasi adalah kegiatan
memindahkan tenaga kerja dari satu tempat tenaga kerja ke tempat kerja lain. Akan tetapi
mutasi tidak selamanya sama dengan pemindahan. Mutasi meliputi kegiatan memindahkan
tenaga kerja, pengoperan tanggung jawab, pemindahan status ketenagakerjaan, dan
sejenisnya. Adapun pemindahan hanya terbatas pada mengalihkan tenaga kerja dari satu
tempat ke tempat lain.[2]
Perpindahan pegawai terjadi dalam setiap organisasi baik lembaga pemerintahan maupun
organisasi perusahaan. Ada berbagai istilah perpindahan yang digunakan setiap organisasi,
istilah yang umum digunakan adalah mutasi. Seperti yang dijelaskan oleh Hasibuan (2002,
h.102) “Istilah-istilah yang sama pengertiannya dengan mutasi adalah pemindahan, alih
tugas, transfer dan job rotation karyawan”. Mutasi memiliki banyak arti yang dijelaskan oleh
para ahli. Menurut Moekijat (1987, h.152) yang menggunakan istilah mutasi dengan istilah
pemindahan men- jelaskan bahwa “Pemindahan adalah suatu perubahan horizontal, bukan
suatu kenaikan atau suatu penurunan”. Selain itu menurut Simamora (2006, h.640) me-
ngutarakan mutasi dengan istilah transfer: “Transfer adalah perpindahan seorang karyawan
dari satu pekerjaan ke posisi lainnya yang gaji, tanggung jawab dan/atau jenjang
organisasionalnya sama”.[3]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutasi diartikan sebagai perubahan mengenai atau
pemindahan kerja/ jabatan lain dengan harapan pada jabatan baru itu dia akan lebih
berkembang.
Sedangkan landasan hukum pelaksanaan mutasi, pengangkatan dan pemberhentian
pegawai negeri sipil adalah:
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaga Negara Tahun 1999 Nomor 16 Tambahan lembaran Negara Nomor 3890).
Tentang wewenang pengangkatan, pemindahan, pemberhentian pegawai negeri sipil,
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96, Tahun 2000. Kedua peraturan perundang-
undangan tersebut di atas merupakan pedoman pelaksanaan mutasi kepegawaian di setiap
instansi pemerintah umum dan daerah.[6]
Mutasi jabatan merupakan program untuk menghargai prestasi kerja yang diikuti dengan
peningkatan kewajiban, hak, status dan penghasilan pegawai. Dengan demikian mutasi
jabatan merupakan salah satu usaha dari pimpinan untuk memenuhi kebutuhan pegawai, juga
sebagai pengakuan dan aktualitas diri pegawai atas segala kemampuan yang dimilikinya.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka mutasi harus berjalan sesuai dengan
prosedurnya agar pelaksanaan terhadap rencana mutasi berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.[7]
1.2.2 TUJUAN MUTASI
Sedangkan tujuan pelaksanaan mutasi menurut H. Malayu S.P Hasibuan (2008 : 102) antara
lain, adalah:[12]
a. Untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
b.Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau
jabatan.
c. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan pegawai.
d. Untuk menghilangkan rasa bosan/ jemu terhadap pekerjaannya.
e. Untuk memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan karier yang lebih
tinggi.
f. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik pegawai.
g. Untuk mengatasi perselisihan antara sesama pegawai.
h. Untuk mengusahakan pelaksanaan prinsip orang tepat pada tempat yang tepat.
Adapun kelengkapan yang harus dipenuhi untuk mengurus mutasi PNS antar propinsi
adalah sebagai berikut :
1) PNS yang bersangkutan mengajukan permohonan pindah secara hirarkis ke Instansi yang
dituju/menerima
2) Apabila Instansi yang dituju membutuhkan pegawai dan menyetujui permohonan tersebut,
maka Pejabat Pembina Kepegawaian yang dituju menghubungi ( Secara Tertulis ) kepada
Pejabat Pembina Kepegawaian asal, untuk meminta persetujuan
3) Karena disetujui untuk pindah, maka Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi asal membuat
surat pernyataan persetujuan
4) Berdasarkan pernyataan persetujuan tersebut, Instansi yang menerima/ membutuhkan usul
pindah antar Instansi dengan melampirkan :
Surat permintaan persetujuan Instansi yang menerima
Surat pernyataan persetujuan dari Instansi asal
Surat keputusan pangkat terakhir
Nota Usul surat pengantar usul pindah Instansi diajukan oleh Instansi yang menerima,
dan ditujukan kepada Kepala BKN Pusat/Kantor Regional BKN sesuai dengan wilayah
kerjanya.
Berkas disusun dalam 2 bendel, dimasukkan dalam Stopmap. Stopmap Warna Biru untuk
Golongan IV, Stopmap warna Hijau untuk Golongan III, Warna Kuning untuk Golongan II
dan Warna Merah untuk Golongan I. Berkas dikirimkan kepada Yth. Bupati Rembang
(Bendel 1), dengan Tembusan kepada Yth. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Rembang (Bendel 2)
CONTOH MUTASI PNS ANTAR PROPINSI 2 :
Mutasi dari luar DKI ke Pemda DKI Jakarta [25]
1. membuat surat permohonan rekomendasi pindah tugas ke kepala daerah (bupati/walikota cq
kepala BKD wilayah asal. Dengan persetujuan dari kepala instansi asal. Dalam surat
permohonan ini di lampirkan foto copy: SK CPNS, SK, PNS, SK pangkat terakhir, kartu
pegawai, DP3 2 tahun terakhir. Prosesnya kurang lebih sebulan tergantung ada tidaknya
kepala daerah.
2. Surat rekomendasi pidah tugas dari bupati/walikota yang ditujukan kepada gubernur Cq.
Kepala BKD provinsi asal untuk diserahkan ke BKD provinsi asal. BKD propinsi
mengeluarkan surat persetujuan pindah antar instansi yang ditujukan kepada gubernur DKI
Up. Sekretaris daerah.
3. Surat persetujuan pindah dari gubernur asal yang disertai lampiran (no.1) dimasukan ke
sekretaris daerah DKI untuk diteruskan ke BKD propinsi DKI. Selanjtnya tinggal tunggu
pemberitahuan.
4. Setelah menunggu kurang lebih 3 bulan, akan ada surat undangan untuk mengikuti seleksi
mutasi dengan materi prikotes dan wawancara.
5. Setelah proses seleksi mutasi selesai menunggu pemberitahuan hasil seleksi yang kira-kira
memakan waktu sekitar 5 bulan. Apabila lulus seleksi maka harus melengkapi berkas-berkas
berupa SK CPNS, SK, PNS, SK pangkat terakhir, Karpeg, ijazah terakhir + transkrip nilai
dan surat persetujuan mutasi dari gubernur asal. Berkas-berkas tersebut dipergunakan untuk
mengurus SK BKN tentang ahli tugas.
6. Setelah SK ahli tugas dari BKN terbit masih harus menunggu SK gubernur tentang
pencacatan pemindahan PNS. Setelah sk gubernur terbit, maka yang bersangkutan sudah bisa
meulai bertugas dan pindah gaji di tempat baru.
Waktu yang dibutuhkan mulai dari membuat permohonan dari tempat asal sampai resmi
bekerja di tempat yang baru kurang lebih, waktu yang cukup lama.
2. DEMOSI
Demosi merupakan penurunan jabatan dalam suatu instansi yang biasa dikarenakan oleh
berbagai hal, seperti keteledoran dalam bekerja. Turun jabatan biasanya diberikan kepada
pegawai yang memiliki kinerja yang kurang baik atau buruk serta bisa juga diberikan pada
karyawan yang bermasalah sebagai sanksi hukuman. Demosi juga merupakan suatu hal yang
sangat dihindari oleh setiap pekerja karena dapat menurunkan status, jabatan, dan gaji.
Namun demosi atau turun jabatan ini biasa dilakukan oleh beberapa instansi demi
peningkatan kualitas kerja dan juga sebagai motivasi pada pegawainya agar mau berusaha
untuk memperoleh yang diinginkan (Suratman, 1998).[27]
Flippo yang dikutif oleh H. Malayu S.P Hasibuan (2000 ; 108 ) menyatakan bahwa : “
promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang mempunyai status
yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan kejabatan yang lebih tinggi ini disertai dengan
peningkatan gaji atau cepat lainnya, walaupun tidak selalu demikian.”
Sedangkan Andrew F. Sikula yang dikutif oleh Malayu S.P Hasibuan ( 2004 ; 100 )
sebagai berikut : “ secara teknis promosi adalah suatu perpindahan didalam organisasi dan
posisi lainnya yang melibatkan baik peningkatan upah maupun status.
Berdasarkan kepada definisi di atas maka penuli dapat menyimpulkan bahwa promosi
mempunyai arti yang penting bagi instansi, sebab dengan promosi berarti kestabilan instansi
dan moral pegawai akan lebih terjamin. Promosi akan selalu diikuti oleh tugas, tanggung
jawab, dan wewenang yang lebih tinggi daripada jabatan yang diduduki sebelumnya.
Seseorang dipromosikan karena dianggap mempunyai prestasi rata - rata lebih tinggi dari
pegawai yang lain meskipun mungkin oleh pimpinan dinilai prest asi yang ada belum
memuaskan.[33]
Menurut Moekijat (1991: 190) Promosi merupakan insentif terbesar dariinsentif pegawai.
Promosi berarti perbaikan kedudukan dan atau pembayarantambahan. Promosi biasanya
didasarkan atas:[38]
Kemampuan (sering tidaknya dinilai secara layak).
Senioritas (biasanya dihitung masa kerja dalam organisasi/lembaga).
Ujian (lebih banyak menguji pengetahuan daripada kemampuan).
Wawancara perseorangan (menguji kepribadian dan sifat).
Rasa senang dan tidak senang perseorangan (dapat berarti penurunan prestasi kerja dan
pengurangan efisiensi).
3.6 Syarat-syarat Promosi
Adapun syarat-syarat promosi jabatan menurut Nitisemito (1996: 82)
adalah:[39]
1. Pengalaman, dengan pengalaman yang lebih banyak diharapkan kemampuan yang lebih
tinggi, ide yang lebih banyak dan sebagainya.
2. Tingkat pendidikan, bahwa dengan pendidikan yang lebih tinggi dapat diharapkan pemikiran
yang lebih baik.
3. Loyalitas, dengan loyalitas yang tinggi dapat diharapkan tanggung jawab yang lebih besar.
4. Kejujuran, masalah kejujuran merupakan syarat yang penting, misalnya kasir pada umumnya
syarat kejujuran merupakan syarat umum yang harus diperhatikan.
5. Tanggung jawab, kadang-kadang suatu perusahaan diperlukan suatu tanggung jawab yang
cukup besar, sehingga masalah tanggung jawab merupakan syarat utama untuk promosi.
6. Kepandaian bergaul, untuk promosi jabatan tertentu mungkin diperlukan kepandaian bergaul,
sehingga persyaratan kemampuan bergaul dengan orang lain perlu dibutuhkan untuk promosi
jabatan tersebut.
7. Prestasi kerja, pada umumnya setiap perusahaan selalu mencantumkan syarat-syarat untuk
prestasi kerjanya dan ini dapat dilihat dari catatan- catatan prestasi yang telah dikerjakan.
8. Inisiatif dan kreatif, syarat tingkat inisiatif dan kreatif merupakan syarat yang harus
diperhatikan. Hal ini disebabkan karena untuk jabatan tersebut sangat diperlukan inisiatif dan
kreatif, meskipun demikian tidak setiap perusahaan menentukan hal itu sebagai syaratnya.
Melalui penetapan syarat-syarat secara tegas dan jelas, maka hal ini dapat dipakai
sebagai pedoman setiap karyawan tanpa menimbulkan keraguan dan penafsiran yang berbeda
juga akan menimbulkan moral yang lebih tinggi bagi para karyawan. Sebab bagi mereka yang
mempunyai kemampuan dan berambisi untuk dipromosikan harus berusaha untuk berprestasi
lebih baik, sesuai dengan penetapan syarat-syarat yang tegas dan jelas, maka dapat mencegah
dan meminimalkan kemungkinan timbulnya pilih kasih didalam melaksanakan promosi.
3.7 JENIS-JENIS PROMOSI[40]
1. Promosi Sementara
Seseorang dinaikkan jabatannya untuk sementara karena adanya jabatan yang lowong yang
harus segera diisi.
2. Promosi Tetap
Seseorag dipromosikan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi karena karyawan
tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan.
3. Promosi Kecil
Menaikkan jabatan seseorang dari jabatan yang tidak sulit dipindahkan kejabatan yang sulit
yang meminta keterampilan tertentu, tetapi tidak disertai dengan peningkatan wewenang,
tanggung jawab, maupun gaji
4. Promosi Kering
Seseorang dinaikkan jabatannya ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan
pangkat, wewenang, dan tanggung jawab tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji atau upah
Untuk melaksanakan promosi dengan baik, terlebih dahulu organisasi atau perusahaan
harus menetapkan syarat-syarat promosi.
Syarat- syarat promosi itu harus dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan siapa
yang berhak memenuhi persyaratan untuk dapat dipromosikan. Syarat-syarat untuk promosi
suatu jabatan dengan jabatan lainnya adalah tidak sama, hal ini disebabkan karena masing-
masing pekerjaan menuntut kemampuan yang berbeda untuk dapat menduduki jabatan
tersebut karena kegiatan perusahaannya berbeda. Disamping itu besar kecilnya perusahaan
juga menentukan syarat yang diperlukan karena kompleksitas yang dihadapinya berbeda. [41]
3.8 PROSES PROMOSI JABATAN
Untuk melakukan promosi jabatan struktural atau pengisian lowongan jabatan
dilakukan secara terbuka versi Jokowi- Ahok. Proses promosi jabatan dilakukan dengan
tahapan:
Pertama; pengumuman secara terbuka kepada instansi lain dalam bentuk surat edaran
melalui papan pengumuman,dan/atau media cetak, media elektronik (termasuk media on-
line/internet) sesuai dengan anggaran yang tersedia. Setiap pegawai yang telah memenuhi
syarat administratif berupa tingkat kepangkatan dan golongan, diperbolehkan mendaftarkan
diri untuk mengisi lowongan yang tersedia
Kedua, mekanisme seleksi/ penilaian kompetensi manejerial dan kompetensi bidang
(substansi tugas) Penilaian kompetensi manejerial dilakukan dengan menggunakan
metodologi psikometri, wawancara kompetensi dan analisa kasus dan presentasi. Sedangkan
penilaian kompetensi bidang dilakukan dengan metode tertulis dan wawancara (Standar
kompetensi Bidang disusun dan ditetapkan oleh masing-masing instansi sesuai kebutuhan
jabatan dan dapat dibantu oleh assessor.
Ketiga, Panitia Seleksi mengumumkan hasil dari setiap tahap seleksi secara terbuka
melalui papan pengumuman, dan/atau media cetak, media elektronik (termasuk media
online/internet). [42]
A. KESIMPULAN
Mutasi pada dasarnya bermakna promosi dan demosi. Promosi merupakan bentuk
apresiasi dari organisasi kepada pegawai yang memiliki kinerja dan perilaku yang baik yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan karir atau jabatan ke posisi yang lebih tinggi dari
sebelumnya. Dengan demikian pegawai yang mendapat promosi akan memperoleh tugas,
wewenang dan tanggung jawab serta biasanya diiringin dengan penghasilan/ kesejahteraan
yang lebih besar. Adapun demosi merupakan tindakan hukuman dalam bentuk penurunan
jabatan atau dengan jabatan tetap tetapi terdapat pemotongan/ pengurangan kesejahteraan.
Hal ini dilakukan terhadap pegawai yang dianggap oleh pemimpin mempunyai kinerja yang
kurang dari standar yang telah ditentukan. Pola mutasi seringkali menimbulkan kecemasan di
kalangan pegawai jika alasan kepindahannya tidak dijelaskan secara jelas dan terbukan.
Pada umumnya promosi selalu diikuti, oleh tugas tanggung jawab dan wewenang yang
lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya, dan pada umumnya promosi juga diikuti
oleh peningkatan income serta fasiltas-fasilitas lain.
B. SARAN
Dalam pelaksanaa Mutasi/perpindahan Jabatan harus mengikuti alur prosedur yang telah
ditetapkan dan ketika akan melakukan demosi harus dilatar belakangin sebuah alasan yang
pasti, karena kalau tidak akan menimbulkan sebuah polemik. Sedangkan dalam mempromosi
jabatan harus memperhatikan syarat-syarat tertentu antara lain pengalaman, tingkat
pendidikan, loyalitas, kejujuran dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Santoso, dkk. 2012. “Rotasi, Mutasi Dan Promosi Karyawan Di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Klaten Program Pasca Sarjana Magister Manajemen, Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Daya Saing” Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya Vol. 13, No. 1, Juni
2012.
Eri Sapto Nugroho, dkk. 2013. “Pelaksanaan Mutasi Jabatan Struktural Yang Dilakukan Oleh
Pemerintah Kota Malang (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang)” Jurnal
Administrasi Publik (Jap), Vol. 1, No. 6, hal 1123 Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
Sriyana. 2013. “Pelaksanaan Mutasi Pejabat Struktural Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Sintang. Universitas Pgri Palangkaraya”. Jurnal Socioscientia Kopertis Wilayah
Xi Kalimatan. Februari 2013, Volume 5 Nomor 1
Ricca Adelina Siagian. 2010. “Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil
Pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Sosial Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan”
Hesti Nurani. Dkk. 2013. “Evaluasi Dampak Kebijakan Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dalam
Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang”. Jurnal Tesis PMIS-UNTAN-PSIAN-
2013.
Rahmat Fajri dkk. 2013. “Senioritas, Kemampuan Berkomunikasi, Pengalaman Kerja, Dan
Promosi”. (Jabatan Jurnal Administrasi Pembangunan), Volume 2, Nomor 1, November
2013, Hlm. 1-114
Dinal Husna dkk. 2012 “Prestasi Kerja, Kondisi Organisasi, Perilaku Disfungsional Dan Demosi
Pns. Jurnal Kebijakan Publik”. Volume 3, Nomor 2, Oktober 2012, Hlm. 59-141
Ra Siagian. 2011 “Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas
Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Sosial Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan”
Dinnul Alfian Akbar , 2010. Materi Mutasi dan Promosi Manajemen Sumberdaya
Manusia (http://www.mdp.ac.id/) diakses 22 desember 2014
Noor Aini Pratitha dkk. 2013. “Pengaruh Penerapan Promosi Dan Demosi Terhadap Prestasi
Kerja Karyawan Pada Master Kredit Cabang Medan”
Turiman Fachturahman Nur. 2014. “Memahami Merit Sistem Dalam Promosi Jabatan Terbuka
Pada Tataran Birokrasi Di Daerah Berdasarkan UU No 5 Tahun 2014 Tentang
ASN”. http://rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2014/05/memahami-merit-sistem-dalam-
promosi.pdf
Rianto Ritonga. “Mutasi Dan Promosi Jabatan Sebagai Bagian Dari Upaya Pengembangan
Karier Pegawai” http://www.stiks-tarakanita.ac.id/files/Jurnal Vol. 1 No. 2/179. Murasi
Promosi Jabatan (Riri).pdf
W Ningsih. 2010. “Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Motivasi Kerja”
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2485/Bab%202.pdf?
sequence=8.pdf
Ridwan Iskandar Sudayat. 2009. “Promosi jabatan”
http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/45-promosi-jabatan.pdf
Asep ramlan. 2011. “Manajemen Sumber Daya Manusia”
http://asepramlan.blogspot.com/2011/01/manajemen-sumber-daya-manusia.html
BA Aziz. 2008. repository.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/991/bab4b.pdf
Djoko Mamet Prasetyo. 2014. “Prosedur Mutasi PNS Antar Propinsi”.
Pramata Bayu Putra Melodica. 2009. “Mutasi Dan Rotasi Merupakan Fenomena Yang Biasa
Terjadi Di Sebuah Organisasi”.
Phicumbrits. 2009. “Mutasi Promosi Dan Demosi”
http://phicumbritz.blogspot.com/2009/05/mutasi-promosi-dan-demosi-dalam.html.
[1] (Molidica, 2009, hal. 10)
[2] (Siagian, 2010, hal. 5-6)
[3] (Nugroho, 2013, hal. 1125)
[4] (Siagian, Ricca Adelina, 2010, hal. 6)
[5] (Santoso, 2012, hal. 28)
[6] (Siagian, 2010, hal. 7)
[7] (Sriyana, 2013, hal. 136)
[8] (Sriyana, 2013, hal. 136)
[9] (Nugraha)
[10] (Siagian, Ricca Adelina, 2010, hal. 7)
[11] (Ramlan, 2011)
[12] (Siagian, Ricca Adelina, 2010, hal. 7-8)
[13] Id. at 9.
[14] (Nurani, 2013, hal. 3-4)
[15] (Alfian, 2010, hal. 6-7)
[16] (Melodica, 2009, hal. 3)
[17] (Nurani, 2013, hal. 3)
[18] Id. at 10-11
[19] (Ritonga, hal. 10)
[20] (Siagian, 2010, hal. 12-13)
[21] (Siagian, Ricca Adelina, 2010, hal. 10)
[22] (Siagian, Ricca Adelina, 2010, hal. 11-12)
[23] (Alfian, 2010, hal. 12-13)
[24] (Prasetyo, 2014, hal. 1)
[25] (Prasetyo, 2014 , hal. 2)
[26] (Alfian, 2010, hal. 5)
[27] (husna, 2012, hal. 125-126)
[28] (Phicumbrits, 2009)
[29] (Aziz, 2008, hal. 67)
[30] (Santoso B. , 2012, hal. 28)
[31] (Sudayat, 2009, hal. 1-2)
[32] (Pratitha, 2013, hal. 3)
[33] (Sudayat, 2009, hal. 2)
[34] (Ritonga, hal. 19)
[35] Noor Aini Pratitha, hal 3
[36] (Ningsih, 2010, hal. 9)
[37] (Ningsih, 2010, hal. 10)
[38] (Ramlan, 2011)
[39] (Ningsih, 2010, hal. 10-11)
[40] (Alfian, 2010, hal. 25-56)
[41] (Fajri, 2013, hal. 70)
[42] (Nur, 2014)
[43] (Yahya, 2009, hal. 3)