Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

“Komponen Kurikulum dalam Pengembangan Kurikulum”

Dosen Pengampu:

Rayendra, M.Pd.,

Oleh Kelompok 3 :

NIA AMANDA

LATIFAH

KURNIA FEBRIYOLA

DZAKIYA ZAHRA FADHILA

FAHRUL RIVAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Komponen
Kurikulum dalam Pengembangan Kurikulum” dengan tepat waktu. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Selain
itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rayendra, M.Pd.,
selaku dosen mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai


kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasa. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan
makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.

Padang, 18 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Komponen dalam Pengembangan Kurikulum
B. Komponen Tujuan
C. Komponen Isi/Materi
D. Komponen Media (Sarana dan Prasarana)
E. Komponen Strategi Pembelajaran
F. Komponen Proses Belajar
G. Komponen Evaluasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan fondasi bagi perkembangan masyarakat dan
kemajuan suatu bangsa. Seiring dengan perkembangan dinamis dalam
ekonomi, teknologi, dan masyarakat, sistem pendidikan pun terus
menuntut peningkatan. Pengembangan kurikulum merupakan komponen
penting dari perubahan ini. Kurikulum, sebagai panduan utama dalam
pengajaran dan pembelajaran, harus selalu disesuaikan dengan perubahan
zaman untuk memastikan bahwa pendidikan tetap relevan, efektif, dan
memenuhi kebutuhan siswa.
Komponen kurikulum dapat merupakan bagian dari hal-hal yang
sudah ada atau dapat merupakan bagian dari sesuatu yang masih ada.
Untuk tetap relevan, kurikulum harus berkembang. Komponen dan model
pengembangan kurikulum harus dipertimbangkan saat membangun
kurikulum. Ini dilakukan untuk menemukan dan mengidentifikasi sudut
dan arah pengembangan.
Dalam makalah ini, akan dibahas secara menyeluruh masing-
masing komponen pengembangan kurikulum karena masing-masing
komponen memiliki peran penting dalam memastikan bahwa pendidikan
diberikan dengan cara yang paling efektif bagi siswa. Memahami
komponen-komponen ini akan membantu pendidik, administrator, dan
pengambil kebijakan merancang, menerapkan, dan mengevaluasi
kurikulum dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan
industri, dan tujuan akademik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen komponen dalam pengembangan kurikulum?
2. Apa yang dimaksud dengan komponen tujuan kurikulum?
3. Apa yang dimaksud dengan komponen isi/materi kurikulum?
4. Apa yang dimaksud dengan komponen media (sarana dan
prasarana) kurikulum?
5. Apa yang dimaksud dengan komponen strategi pembelajaran
kurikulum?
6. Apa yang dimaksud dengan komponen proses belajar mengajar
kurikulum?
7. Apa yang dimaksud dengan komponen evaluasi kurikulum?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui komponen komponen dalam pengembangan
kurikulum.
2. Untuk mengetahui komponen tujuan kurikulum.
3. Untuk mengetahui komponen isi/materi kurikulum.
4. Untuk mengetahui komponen media (sarana dan prasarana)
kurikulum.
5. Untuk mengetahui komponen strategi pembelajaran dalam
kurikulum.
6. Untuk mengetahui komponen proses belajar mengajar dalam
kurikulum.
7. Untuk mengetahui komponen evaluasi dalam kurikulum.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen dalam Pengembangan Kurikulum


Sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945, kurikulum harus
memperhatikan kebutuhan masyarakat akan pendidikan sehingga dapat
mencapai tujuan pendidikan yang dinamis. Oleh karena itu, dalam proses
belajar dan mengajar, kurikulum perlu memilih dan memantapkan model
pembelajaran yang tepat. Kurikulum yang dilaksanakan harus
berlandaskan kepribadian bangsa Indonesia serta dikelola sesuai dengan
lingkungan, kebutuhan, minat dan bakat peserta didik sehingga dapat
memperlancar pelaksanaan untuk menggapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian kurikulum yang dikelola harus bisa dikembangkan dan
disempurnakan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan kurikulum adalah penyusun kurikulum yang sangat
baru sehingga menjadi penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Pada
sisi lain perkembangan kurikulum adalah penyusun dasar dari perangkat
yang dimulai dari hal dasar, gambaran kasar tentang program kerja,
struktur, sampai pada bagian pedoman pelaksanaan (Wahyudin, 2014).
Menurut Hamalik (2012), pengembangan kurikulum merupakan sebuah
hakikat program belajar yang telah disusun secara sedemikian rupa dan
dilakukan dengan sengaja sehingga terbentuknya suatu tujuan tertentu.
Dari pengembangan kurikulum dapat diambil suatu keseluruhan yang
mana dapat mencakup sesuatu yang sangat kompleks diantaranya:
1) Perkembangan dari sasaran dan tujuan pendidikan.
2) Perkembangan dari teori-teori belajar dan pembelajaran.
3) Perkembangan peserta didik.
4) Perkembangan sosial budaya.
5) Perkembangan dari bentuk dan model kurikulum yang digunakan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa komponen pengembangan kurikulum
merupakan bagian penyusun yang saling berkaitan sehingga bisa menjadi
kesatuan yang saling mendukung dari kurikulum yang dibuat sebelumnya
yang terdiri atas jajaran garis besar dasar kerja, sampai ke pedoman
pelaksanaan.
Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Sebagai alat pendidikan kurikulum memiliki
bagian-bagian penting yang dapat mendukung operasinya secara baik.
Bagian-bagian ini disebut komponen kurikulum. Kurikulum sebagai alat
untuk mencapai tujuan pendidikan memiliki komponen pokok yang saling
berkaitan, berinteraksi dalam rangka mendukung tercapainya tujuan.
Komponen kurikulum secara umum dalam dunia pendidikan yang luas
menurut Syaodih Sukmadinata teridentifikasi dalam unsur atau anatomi
tubuh kurikulum yang utama adalah terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut yaitu tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan
media, dan evaluasi, yang mana keempatnya berkaitan erat satu dengan
lainnya.
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu (a) tujuan; (b)
materi; (c) strategi pembelajaran; (d) organisasi kurikulum, dan (e)
evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan
tidak bisa dipisahkan.

B. Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan
segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya
program pengajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan
seberapa banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dalam setiap
kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicantumkan tujuan-tujuan
pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
Meskipun rumusan tujuan pendidikan dari suatu negara dengan
negara lain berbeda, tetapi sebenarnya memiliki esensi yang sama secara
umum. Menurut Sadulloh (1994) yang mengutip pendapat Hummel, tujuan
pendidikan secara universal akan menjangkau tiga jenis nilai utama yaitu:
(1) otonomi yang memberikan setiap individu dan kelompok untuk
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memungkinkan mereka
mengelola kehidupan mereka sendiri; (2) equity (kesetaraan) dalam
kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan budaya maupun ekonomi
dengan jalan memberikan kepada mereka dasar-dasar pendidikan yang
setara; (3) survival, memberi izin kepada semua bangsa untuk menularkan
dan memperkaya warisan budaya kepada semua generasi dengan
memberikan panduan pendidikan untuk saling memahami.
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional
dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: ”Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Tujuan pendidikan nasional selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan
institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis
maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu. Dalam
Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu
kepada tujuan umum pendidikan berikut.
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Tujuan kurikulum biasanya terbagi atas tiga level atau tingkatan, yaitu
sebagai berikut.
1. Tujuan Jangka Panjang (aims)
Tujuan ini, menggambarkan tujuan hidup yang diharapkan serta
didasarkan pada nilai yang diambil dari filsafat. Tujuan ini tidak
berhubungan langsung dengan tujuan sekolah, melainkan sebagai
target setelah anak didik menyelesaikan sekolah, seperti;
“bertanggung jawab sebagai warga negara”, “bangsa berbangsa
Indonesia” dan sebagainya.
2. Tujuan Jangka Menengah (goals)
Tujuan ini merujuk pada tujuan sekolah yang berdasarkan pada
jenjangnya, terdapat tujuan sekolah SD, SMP, SMA dan lain-
lainnya.
Tujuan Jangka Pendek (objective)
Tujuan yang dikhususkan dicapai pada pembelajaran di kelas,
misalnya; siswa dapat mengerjakan perkalian dengan betul, siswa
dapat mempraktekkan sholat, dan sebagainya.
Dalam sebuah kurikulum lembaga pendidikan terdapat dua (2) tujuan,
yaitu sebagai berikut.
1) Tujuan yang dicapai secara keseluruhan Mata Pelajaran/Bidang
Studi Tujuan ini biasanya meliputi aspek-aspek pengetahuan
(pengetahuan), keterampilan (psikomotor), sikap (afektif), dan
nilai-nilai yang diharapkan dapat dimiliki oleh para lulusan
lembaga pendidikan yang bersangkutan. Hal tersebut juga disebut
tujuan lembaga (institusional).
2) Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi Tujuan ini
biasanya disebut dengan tujuan kurikuler. Pada kurikulum yang
sekarang berlaku, tujuan ini tertulis dalam bentuk Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi Mata Pelajaran,
Kompetensi Dasar. Setelah dijabarkan oleh guru diperoleh
Indikator dan Tujuan Pembelajaran.

C. Komponen isi/materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan
kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang
diajarkan dan isi program tiap-tiap bidang studi tersebut. Bidang-bidang
studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan
yang ada.
Dalam Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
ditetapkan bahwa “Isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran
untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang
bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional”
(Bab IX, Ps. 39). Sesuai dengan rumusan tersebut isi kurikulum
dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari
bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh
siswa dalam proses belajar dan pembelajaran.
2. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing
satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan
bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan
pendidikan tersebut.
3. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional merupakan
target tertinggi yang hendak dicapai melalui pencapaian materi
kurikulum.
Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan
tujuan kurikulum, yang meliputi :
1. Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan
preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat
sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan-
hubungan antara variable variabel dengan maksud menjelaskan
dan meramalkan gejala tersebut.
2. Konsep, ialah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dan
kekhususan-kekhususan. Konsep adalah definisi singkat dari
sekelompok fakta atau gejala.
3. Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang
khusus, bersumber dari analisis, pendapat, atau pembuktian dalam
penelitian.
4. Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5. Prosedur, adalah suatu seri langkah-langkah yang berurutan dalam
materi pelajaran yang harus dilakukan oleh siswa.
6. Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang
dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat, dan
kejadian.
7. Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru yang khusus
yang diperkenalkan dalam materi.
8. Contoh atau ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses
yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian.
9. Definisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang
suatu hal/suatu kata dalam garis besarnya.
10. Preposisi, adalah suatu pernyataan atau theorem, atau pendapat
yang tidak diberi argumentasi.

D. Komponen Media (Sarana dan Prasarana)


Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Media
merupakan perantara untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah
dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu, pemanfaatan dan pemakaian
media dalam pengajaran secara tepat terhadap pokok bahasan yang
disajikan pada peserta didik akan mempermudah peserta didik dalam
menanggapi, memahami isi sajian guru dalam pengajaran.
E. Komponen Strategi Pembelajaran
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan
mengajar yang digunakan dalam pengajaran, tetapi pada hakikatnya
strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan
strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan
strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam
melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan
dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang
bersifat khusus dalam pengajaran.
Komponen strategi dan metode merupakan komponen yang
memiliki peran yang sangat penting, dikarenakan berhubungan dengan
implementasi kurikulum. Strategi pembelajaran merupakan pola dan
urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan kata lain
strategi memiliki dua hal yang penting yaitu rencana yang diwujudkan
dalam bentuk kegiatan dan strategi disusun untuk mencapai tujuan terentu.
Sedangkan metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan belajar nyata agar tujuan yang telah
disusun tercapai secara optimal.
Strategi menuju pada pendekatan, metode serta peralatan mengajar
yang digunakan dalam pengajaran. Pada hakekatnya strategi pengajaran
tidak hanya terbatas pada hal itu saja, tetapi menyangkut berbagai macam
yang diusahakan oleh guru dalam membelajarakan siswa tersebut. Dengan
kata lain mengatur seluruh komponen, baik pokok maupun penunjang
dalam sistem pengajaran. Subandijah, memasukkan komponen evaluasi
kedalam komponen strategi. Hal ini berbeda pula dengan pendapat para
ahli lainnya yang mengatakan bahwa komponen evaluasi adalah
komponen yang berdiri sendiri.

F. Komponen Proses Belajar Mengajar


Komponen ini sangat penting dalam sistem pembelajaran, sebab
diharapkan melalui proses belajar mengajar akan terjadi
perubahan perubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Keberhasilan
pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan indikator keberhasilan
pelaksanaan kurikulum.
Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif, merupakan indikator kreativitas dan efektivitas guru dalam
mengajar. Kecenderungan proses pembelajaran adalah terjadi perubahan
paradigma dan mengajar ke pembelajaran. Perubahan yang dimaksud
ditandai dengan terjadi perubahan sebagai berikut.
1) Berpusat pada guru beralih ke pembelajaran yang berpusat pada
siswa
2) Berorientasi disiplin (mapel tertentu) beralih ke pembelajaran yang
integratif.
3) Berorientasi topik tertentu beralih ke pembelajaran berorientasi
masalah.
4) Pembelajaran mengikuti alur tertentu (standardized) beralih ke
pembelajaran dengan alternatif-alternatif.

G. Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi adalah komponen kurikulum yang dapat
diperbandingkan seperti halnya penjaga gawang dalam permainan sepak
bola, memfungsikan evaluasi berarti melakukan seleksi terhadap siapa
yang berhak untuk diluluskan dan siapa yang belum berhak diluluskan,
karena itu siswa yang dapat mencapai targetlah yang berhak untuk
diluluskan,sedangkan siswa yang tidak mencapai target (prilaku yang
diharapkan) tidak berhak untuk diluluskan. Dilihat dari fungsi dan urgeni
evaluasi yang demikian, Dari sudut komponen evaluasi misalnya, berapa
banyak guru yang mengerjakan suatu mata pelajaran yang sesuai dengan
latar belakang pendidikan guru dan ditunjang pula oleh media dan sarana
belajar yang memedai serta murid yang normal.
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang
telah ditentukan serta menilai proses pelaksaan mengajar secara
keseluruhan. Setiap kegiatan akan memberikan umpan balik demikian juga
dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan proses pelaksanaan mengajar.
Umpan balik tersebut digunakan untuk mengadakan berbagai usaha
penyempurnaan baik bagi penentuan dan perumusan tujuan mengajar,
penentuan sekuens bahan ajar, strategi, dan media mengajar.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk
penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk
pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi
kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan
para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan
pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum
yang digunakan.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-
guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam
memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan
pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian
serta fasilitas pendidikan lainnya (Sukmadinata, 1997).
Sukmadinata (1997) mengemukakan tiga pendekatan dalam
evaluasi kurikulum, yaitu: (1) pendekatan penelitian (analisis komparatif);
(2) pendekatan obyektif; dan (3) pendekatan campuran multivariasi. Di
samping itu, terdapat beberapa model evaluasi kurikulum, diantaranya
adalah Model CIPP (Context, Input, Process, dan Product) yang bertitik
tolak pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: karakteristik peserta didik dan
lingkungan, tujuan program dan peralatan yang digunakan prosedur dan
mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi model ini
bermaksud membandingkan kinerja (performance) dari berbagai dimensi
program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada
deskripsi dan judgment mengenai kekuatan dan kelemahan program yang
dievaluasi sebagai berikut.
1. Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi
jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan
dalam program yang bersangkutan, seperti: kebijakan departemen
atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh
unit kerja dalam kurun waktu tertentu, masalah ketenagaan yang
dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan, dan sebagainya.
2. Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan
pendidikan, seperti: dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran
yang dikembangkan, staf pengajar, sarana, dan prasarana, media
pendidikan yang digunakan dan sebagainya.
3. Process; pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut,
meliputi : pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan
evaluasi yang dilakukan oleh para pengajar, pengelolaan program,
dan lain-lain.
4. Product; keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan,
mencakup: jangka pendek dan jangka lebih panjang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komponen-komponen kurikulum, seperti standar pendidikan,
tujuan pembelajaran, metode pengajaran, evaluasi, sumber daya, dan
lainnya, adalah elemen-elemen kunci yang membentuk rencana
pembelajaran yang efektif. Pengintegrasian dengan cermat dari semua
komponen ini dalam pengembangan kurikulum membantu menciptakan
pengalaman belajar yang berarti dan relevan bagi siswa, memungkinkan
pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran, dan mendukung
pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.

B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini memiliki
banyak kesalahan dan sangat jauh dari kata sempurna. Tentunya kami akan
terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Setiyadi, B., Rohima, Sari, Y., & Yani, M. A. (2020). Komponen Pengembangan
Kurikulum, 22(1). Diperoleh dari
https://media.neliti.com/media/publications/500373-none-d494ab81.pdf

Apriyani, A. N. (2013). Komponen-komponen Pengembangan Kurikulum.


Diperoleh dari https://afinynurapryani.blogspot.com/2013/02/komponen-
komponen-pengembangan-kurikulum_18.html

Anda mungkin juga menyukai