Dosen Pengampu:
Rayendra, M.Pd.,
Oleh Kelompok 3 :
NIA AMANDA
LATIFAH
KURNIA FEBRIYOLA
FAHRUL RIVAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Komponen
Kurikulum dalam Pengembangan Kurikulum” dengan tepat waktu. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Selain
itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rayendra, M.Pd.,
selaku dosen mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Komponen dalam Pengembangan Kurikulum
B. Komponen Tujuan
C. Komponen Isi/Materi
D. Komponen Media (Sarana dan Prasarana)
E. Komponen Strategi Pembelajaran
F. Komponen Proses Belajar
G. Komponen Evaluasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan fondasi bagi perkembangan masyarakat dan
kemajuan suatu bangsa. Seiring dengan perkembangan dinamis dalam
ekonomi, teknologi, dan masyarakat, sistem pendidikan pun terus
menuntut peningkatan. Pengembangan kurikulum merupakan komponen
penting dari perubahan ini. Kurikulum, sebagai panduan utama dalam
pengajaran dan pembelajaran, harus selalu disesuaikan dengan perubahan
zaman untuk memastikan bahwa pendidikan tetap relevan, efektif, dan
memenuhi kebutuhan siswa.
Komponen kurikulum dapat merupakan bagian dari hal-hal yang
sudah ada atau dapat merupakan bagian dari sesuatu yang masih ada.
Untuk tetap relevan, kurikulum harus berkembang. Komponen dan model
pengembangan kurikulum harus dipertimbangkan saat membangun
kurikulum. Ini dilakukan untuk menemukan dan mengidentifikasi sudut
dan arah pengembangan.
Dalam makalah ini, akan dibahas secara menyeluruh masing-
masing komponen pengembangan kurikulum karena masing-masing
komponen memiliki peran penting dalam memastikan bahwa pendidikan
diberikan dengan cara yang paling efektif bagi siswa. Memahami
komponen-komponen ini akan membantu pendidik, administrator, dan
pengambil kebijakan merancang, menerapkan, dan mengevaluasi
kurikulum dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan
industri, dan tujuan akademik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen komponen dalam pengembangan kurikulum?
2. Apa yang dimaksud dengan komponen tujuan kurikulum?
3. Apa yang dimaksud dengan komponen isi/materi kurikulum?
4. Apa yang dimaksud dengan komponen media (sarana dan
prasarana) kurikulum?
5. Apa yang dimaksud dengan komponen strategi pembelajaran
kurikulum?
6. Apa yang dimaksud dengan komponen proses belajar mengajar
kurikulum?
7. Apa yang dimaksud dengan komponen evaluasi kurikulum?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui komponen komponen dalam pengembangan
kurikulum.
2. Untuk mengetahui komponen tujuan kurikulum.
3. Untuk mengetahui komponen isi/materi kurikulum.
4. Untuk mengetahui komponen media (sarana dan prasarana)
kurikulum.
5. Untuk mengetahui komponen strategi pembelajaran dalam
kurikulum.
6. Untuk mengetahui komponen proses belajar mengajar dalam
kurikulum.
7. Untuk mengetahui komponen evaluasi dalam kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan
segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya
program pengajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan
seberapa banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dalam setiap
kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicantumkan tujuan-tujuan
pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
Meskipun rumusan tujuan pendidikan dari suatu negara dengan
negara lain berbeda, tetapi sebenarnya memiliki esensi yang sama secara
umum. Menurut Sadulloh (1994) yang mengutip pendapat Hummel, tujuan
pendidikan secara universal akan menjangkau tiga jenis nilai utama yaitu:
(1) otonomi yang memberikan setiap individu dan kelompok untuk
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memungkinkan mereka
mengelola kehidupan mereka sendiri; (2) equity (kesetaraan) dalam
kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan budaya maupun ekonomi
dengan jalan memberikan kepada mereka dasar-dasar pendidikan yang
setara; (3) survival, memberi izin kepada semua bangsa untuk menularkan
dan memperkaya warisan budaya kepada semua generasi dengan
memberikan panduan pendidikan untuk saling memahami.
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional
dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: ”Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Tujuan pendidikan nasional selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan
institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis
maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu. Dalam
Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu
kepada tujuan umum pendidikan berikut.
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Tujuan kurikulum biasanya terbagi atas tiga level atau tingkatan, yaitu
sebagai berikut.
1. Tujuan Jangka Panjang (aims)
Tujuan ini, menggambarkan tujuan hidup yang diharapkan serta
didasarkan pada nilai yang diambil dari filsafat. Tujuan ini tidak
berhubungan langsung dengan tujuan sekolah, melainkan sebagai
target setelah anak didik menyelesaikan sekolah, seperti;
“bertanggung jawab sebagai warga negara”, “bangsa berbangsa
Indonesia” dan sebagainya.
2. Tujuan Jangka Menengah (goals)
Tujuan ini merujuk pada tujuan sekolah yang berdasarkan pada
jenjangnya, terdapat tujuan sekolah SD, SMP, SMA dan lain-
lainnya.
Tujuan Jangka Pendek (objective)
Tujuan yang dikhususkan dicapai pada pembelajaran di kelas,
misalnya; siswa dapat mengerjakan perkalian dengan betul, siswa
dapat mempraktekkan sholat, dan sebagainya.
Dalam sebuah kurikulum lembaga pendidikan terdapat dua (2) tujuan,
yaitu sebagai berikut.
1) Tujuan yang dicapai secara keseluruhan Mata Pelajaran/Bidang
Studi Tujuan ini biasanya meliputi aspek-aspek pengetahuan
(pengetahuan), keterampilan (psikomotor), sikap (afektif), dan
nilai-nilai yang diharapkan dapat dimiliki oleh para lulusan
lembaga pendidikan yang bersangkutan. Hal tersebut juga disebut
tujuan lembaga (institusional).
2) Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi Tujuan ini
biasanya disebut dengan tujuan kurikuler. Pada kurikulum yang
sekarang berlaku, tujuan ini tertulis dalam bentuk Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi Mata Pelajaran,
Kompetensi Dasar. Setelah dijabarkan oleh guru diperoleh
Indikator dan Tujuan Pembelajaran.
C. Komponen isi/materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan
kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang
diajarkan dan isi program tiap-tiap bidang studi tersebut. Bidang-bidang
studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan
yang ada.
Dalam Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
ditetapkan bahwa “Isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran
untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang
bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional”
(Bab IX, Ps. 39). Sesuai dengan rumusan tersebut isi kurikulum
dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari
bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh
siswa dalam proses belajar dan pembelajaran.
2. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing
satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan
bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan
pendidikan tersebut.
3. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional merupakan
target tertinggi yang hendak dicapai melalui pencapaian materi
kurikulum.
Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan
tujuan kurikulum, yang meliputi :
1. Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan
preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat
sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan-
hubungan antara variable variabel dengan maksud menjelaskan
dan meramalkan gejala tersebut.
2. Konsep, ialah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dan
kekhususan-kekhususan. Konsep adalah definisi singkat dari
sekelompok fakta atau gejala.
3. Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang
khusus, bersumber dari analisis, pendapat, atau pembuktian dalam
penelitian.
4. Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5. Prosedur, adalah suatu seri langkah-langkah yang berurutan dalam
materi pelajaran yang harus dilakukan oleh siswa.
6. Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang
dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat, dan
kejadian.
7. Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru yang khusus
yang diperkenalkan dalam materi.
8. Contoh atau ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses
yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian.
9. Definisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang
suatu hal/suatu kata dalam garis besarnya.
10. Preposisi, adalah suatu pernyataan atau theorem, atau pendapat
yang tidak diberi argumentasi.
G. Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi adalah komponen kurikulum yang dapat
diperbandingkan seperti halnya penjaga gawang dalam permainan sepak
bola, memfungsikan evaluasi berarti melakukan seleksi terhadap siapa
yang berhak untuk diluluskan dan siapa yang belum berhak diluluskan,
karena itu siswa yang dapat mencapai targetlah yang berhak untuk
diluluskan,sedangkan siswa yang tidak mencapai target (prilaku yang
diharapkan) tidak berhak untuk diluluskan. Dilihat dari fungsi dan urgeni
evaluasi yang demikian, Dari sudut komponen evaluasi misalnya, berapa
banyak guru yang mengerjakan suatu mata pelajaran yang sesuai dengan
latar belakang pendidikan guru dan ditunjang pula oleh media dan sarana
belajar yang memedai serta murid yang normal.
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang
telah ditentukan serta menilai proses pelaksaan mengajar secara
keseluruhan. Setiap kegiatan akan memberikan umpan balik demikian juga
dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan proses pelaksanaan mengajar.
Umpan balik tersebut digunakan untuk mengadakan berbagai usaha
penyempurnaan baik bagi penentuan dan perumusan tujuan mengajar,
penentuan sekuens bahan ajar, strategi, dan media mengajar.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk
penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk
pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi
kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan
para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan
pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum
yang digunakan.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-
guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam
memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan
pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian
serta fasilitas pendidikan lainnya (Sukmadinata, 1997).
Sukmadinata (1997) mengemukakan tiga pendekatan dalam
evaluasi kurikulum, yaitu: (1) pendekatan penelitian (analisis komparatif);
(2) pendekatan obyektif; dan (3) pendekatan campuran multivariasi. Di
samping itu, terdapat beberapa model evaluasi kurikulum, diantaranya
adalah Model CIPP (Context, Input, Process, dan Product) yang bertitik
tolak pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: karakteristik peserta didik dan
lingkungan, tujuan program dan peralatan yang digunakan prosedur dan
mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi model ini
bermaksud membandingkan kinerja (performance) dari berbagai dimensi
program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada
deskripsi dan judgment mengenai kekuatan dan kelemahan program yang
dievaluasi sebagai berikut.
1. Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi
jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan
dalam program yang bersangkutan, seperti: kebijakan departemen
atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh
unit kerja dalam kurun waktu tertentu, masalah ketenagaan yang
dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan, dan sebagainya.
2. Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan
pendidikan, seperti: dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran
yang dikembangkan, staf pengajar, sarana, dan prasarana, media
pendidikan yang digunakan dan sebagainya.
3. Process; pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut,
meliputi : pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan
evaluasi yang dilakukan oleh para pengajar, pengelolaan program,
dan lain-lain.
4. Product; keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan,
mencakup: jangka pendek dan jangka lebih panjang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komponen-komponen kurikulum, seperti standar pendidikan,
tujuan pembelajaran, metode pengajaran, evaluasi, sumber daya, dan
lainnya, adalah elemen-elemen kunci yang membentuk rencana
pembelajaran yang efektif. Pengintegrasian dengan cermat dari semua
komponen ini dalam pengembangan kurikulum membantu menciptakan
pengalaman belajar yang berarti dan relevan bagi siswa, memungkinkan
pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran, dan mendukung
pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini memiliki
banyak kesalahan dan sangat jauh dari kata sempurna. Tentunya kami akan
terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Setiyadi, B., Rohima, Sari, Y., & Yani, M. A. (2020). Komponen Pengembangan
Kurikulum, 22(1). Diperoleh dari
https://media.neliti.com/media/publications/500373-none-d494ab81.pdf