Dosen Pengampu:
Eko Sri Wahyuni, M.Pd
Anggota Kelompok:
Tiara Tis’atun Hasanah (F1072211001)
Septiani Widya Wahyuni (F1072211003)
Nia Amalia Pradana (F1072211006)
Fransiska Yulia Menge (F1072211010)
A. Latar Belakang
Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan
yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat
pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan
kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan
tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para
penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai
kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar
pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan
para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan
pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan
pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan.
Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara
sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan
dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga
dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih
efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen – komponen yang terdapat dalam kurikulum?
2. Bagaimana identifikasi Komponen Kurikulum dalam perencanaan
program pembelajaran dan pendidikan?
3. Bagaimana karakteristik Kurikulum?
C. Tujuan Pembelajaraan
1. Dapat memahami tentang komponen – komponen kurikulum
2. Dapat mengidentifikasi komponen – komponen kurikulum dalam
perencanaan program pembelajaran dan pendidikan
3. Dapat mengetahui karakteristik yang ada dalam kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
TUJUAN
EVALUASI ISI
METODE
D. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian
terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian
tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang
bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan oleh Wright dalam (Sudrajat, 2010)
bahwa: “curriculum evaluation may be defined as the estimation of growth and
progress of students toward objectives or values of the curriculum”. Sementara
itu, dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai
evaluasi program, untuk mengakses kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau
dari berbagai kriteria.Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu
dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan hasil belajar siswa.
Evaluasi kurikulum juga bervariasi, bergantung pada dimensi-dimensi yang
akan dievaluasi. Dimensi yang sering mendapat sorotan adalah dimensi kuantitas
dan kualitas. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi dimensi kuantitatif
berbeda dengan dimensi kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi
dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes prestasi belajar, dan lain lain.
Sementara itu, instrumen untuk mengevaluasi dimensi kualitatif dapat digunakan,
questionnare, inventori, interview, dan catatan anekdot.
Sukmadinata (1997) mengemukakan tiga pendekatan dalam evaluasi
kurikulum, yaitu: (1) pendekatan penelitian (analisis komparatif); (2) pendekatan
obyektif; dan (3) pendekatan campuran multivariasi. Di samping itu, terdapat
beberapa model evaluasi kurikulum, diantaranya adalah Model CIPP (Context,
Input, Process, dan Product) yang bertitik tolak pada pandangan bahwa
keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:
karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program dan peralatan yang
digunakan prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi
model ini bermaksud membandingkan kinerja (performance) dari berbagai
dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada
deskripsi dan judgment mengenai kekuatan dan kelemahan program yang
dievaluasi sebagai berikut.
1) Context: yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan
dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program yang
bersangkutan, seperti: kebijakan departemen atau unit kerja yang bersangkutan,
sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu tertentu, masalah
ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan, dan sebagainya.
2) Input: bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pendidikan,
seperti: dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang dikembangkan, staf
pengajar, sarana, dan prasarana, media pendidikan yang digunakan dan
sebagainya.
3) Process: pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut, meliputi :
pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh
para pengajar, pengelolaan program, dan lain-lain.
4) Product: keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan, mencakup:
jangka pendek dan jangka lebih panjang.
B. Karakteristik Kurikulum
1) Kurikulum harus mencerminkan jiwa mukadimah UU dan isi UUD 1945 dalam
pelaksanaannya melalui pendidikan.
2) Kurikulum harus diintegrasikan dalam National and Character Building.
Sebagai alat pembinaan Pancasila dan tenaga pembanguna yang bertakwa
kepada Allah swt.
3) Kurikulum memberikan kemungkinan perkembangan maksimal: cipta, rasa,
karsa, dan karya anak yang sedang berkembang menjadi manusia yang
bermental moral/budi pekerti luhur dan kuat keyakinan agamanya, tinggi
kecerdasannya dan terampil dalam pembangunan dan memiliki fisik kuat dan
sehat.
4) Kurikulum mempersiapkan anak didik untuk dapat berdiri sendiri dalam
masyarakat.
5) Kurikulum harus memadukan teori dan praktik pengetahuan yang diperoleh di
sekolah dihubungkan dengan kehidupan konkret dalam masyarakat.
6) Kurikulum harus selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.
7) Kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan integrasi
antara lembaga pendidikan dan lembaga masyarakat.
8) Kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan lembaga pendidikan lainnya seperti pramuka
dan organisasi pendidikan lainnya.
9) Kurikulum harus merupakan rangkaian harmonis yang memungkinkan
kontinuitas antara lembaga pendidikan yang satu dengan yang lainnya.
10) Kurikulum harus fleksibel, dapat disesuaikan dengan kondisi-kondisi
setempat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang
sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Landasan
pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum
atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan
tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para
pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-
pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan
untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi
kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Dalam komponen - komponen
pengembangan kurikulum terdapat 4 yaitu komponen yaitu, komponen tujuan, isi
kurikulum, metode atau strategi, pencapaian tujuan dan komponen evaluasi. Pada
Proses pengengembangan kurikulum tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
yaitu, komponen tujuan didalam komponen tujuan terdapat hiraki tujuan
pendidikan dan pembelajaran seperti tujuan pendidikan nasional, tujuan
institusional, tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran instruksional (tujuan
khusus). Dalam komponen isi terdapat kriteria yang dapat dijadikan pertimbangan
salah satu nya yaitu relevansi sosial yaitu konten sebaiknya sesuai dengan nilai
moral, cita-cita, permasalahan sosial, isu kontroversial, dan sebagainya untuk
membantu siswa menjadi anggota masyarakat. Selanjutnya komponen
metode/strategi adapun istilah yang perlu dipahami mengenai komponen ini ialah
ependekatan, strategi, model dan metode dalam pembelajara, pendekatan
pembelajaran. Dalam komponen evaluasi terdapat deskripsi dan judgment
mengenai kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi yaitu context, input,
processs dan product. Dalam kurikulum terdapat karakteristik salah satu nya
adalah Kurikulum memberikan kemungkinan perkembangan maksimal: cipta,
rasa, karsa, dan karya anak yang sedang berkembang menjadi manusia yang
bermental moral/budi pekerti luhur dan kuat keyakinan agamanya, tinggi
kecerdasannya dan terampil dalam pembangunan dan memiliki fisik kuat dan
sehat.
Bloom, B.S. (ed) 1964). Taxonomy of Education Objective Cognitive Domain.
New York: David Mc.Kay Company Inc.
Nasution, S (1993). Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah.
Bandung : Sinar Baru Algerindo.