Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERKEMBANGAN ANAK

“ Konsep Pertumbuhan Dan


Perkembangan Anak”

DOSEN PENGAMPU :
Setia Budi, S.kep, Ns,
M.kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. Albani Arcyta 21003074

2. Anisa Fauzia 21003182


3. Nurul Hanifah Aziz 21003222

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kami dapat meyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini berisikan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Diharapkan makalah ini dapat
membantu pembaca dalam mengenali tentang konsep Pertumbuhan Dan
Perkembangan Anak.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah


Perkembangan Anak dan juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 05 Februari 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
B. Tahap pencapaian tumbuh kembang anak
C. Teori-teori perkembangan
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kemang anak
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan balita merupakan suatu hal yang perlu mendapat
perhatian besar. Hal ini karena pada masa balita merupakan masa dengan pertumbuhan
yang sangat pesat dan kritis, biasanya dikenal dengan istilah golden age atau masa emas.
Golden age yang terjadi selama usia balita ini merupakan suatu masa yang sangat
penting dalam fase tumbuh kembang anak, karena pembentukan kepribadian dan
karakter dimulai pada masa ini (Budirahardjo, 2011).

Aspek perkembangan pada balita mencakup perkembangan fisik dan motorik,


kognitif, sosial emosional dan bahasa. Usia anak pada masa ini merupakan fase
fundamental yang akan menentukan kehidupannya dimasa datang (Setiawan, 2013).
Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya
(Chamidah, 2009). Untuk itu, kita harus memahami perkembangan balita khususnya
perkembangan fisik dan motorik (Setiawan, 2013).

Salah satu perkembangan balita adalah perkembangan motorik, secara umum


perkembangan motorik dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus.
Kemampuan motorik halus ini berkembang setelah kemampuan motorik kasar si anak
berkembang. Faktor penentu bagi perkembangan anak baik fisik maupun mental adalah
peran orang tua, terutama peran seorang ibu, karena ibu adalah pendidikan pertama dan
utama bagi anak - anak yang dilahirkan sampai dia dewasa (Permono, 2013).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut

1. Apa yang yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?

2. Apa saja pertumbuhan dan perkembangan masa konsepsi sampai remaja?

iv
C. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas Ilmu Keperawatan Anak tentang Pertumbuhan dan


perkembangan masa konsepsi sampai remaja.

2. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan masa konsepsi sampai


remaja.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN
1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh
bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-
protein baru. Menghasilkan penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau
sebagian. Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur ( Whalley dan Wong, 2000)
Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan
pembentukan protein baru sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran sel
diseluruh bagian tubuh (Sutjiningsih, 1998 )
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses
transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang
herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan
struktur biologis.
2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas
seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan
pembelajaran. (wong, 2000).
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa
perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung
dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana
diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses
diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan
totalitas itu lambant laun bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan
tambah jelas dalam rangka keseluruhan.

B. TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG ANAK


1. Masa Pranatal

vi
Masa pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa
pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa
dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan
berperilaku, dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan.
Masa pranatal terdiri atas dua fase yaitu :
a. Fase Embrio.
b. Fase Fetus.
2. Masa Pascanatal
Tumbuh kembang pada masa pascanatal dibagi ke dalam beberapa fase berikut :
a. Masa Neonatus (0-28 hari)
Tumbuh kembang masa pascanatal diawali dengan masa neonatus, yaitu
dimana terjadinya kehidupan yang baru. Pada masa ini terjadi proses adaptasi
semua sistem organ tubuh, dimulai dari aktifitas pernafasan, pertukaran gas
dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 kali permenit, penyesuaian denyut
jantung antara 120-160 kali permenit, perubahan ukuran jantung menjadi lebih
besar di bandingkan dengan rongga dada, kemudian gerakan bayi mulai
meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi.
b. Masa Bayi (29 hari – 1 tahun)
Pada masa bayi, tahap tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi 3
tahap yaitu :
1) Usia 1-4 bulan, tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan
perubahan berat badan. Bila gizi anak baik, maka perkiraan berat
badan akan mencapai 700-1000 g/bulan. Pertumbuhan tinggi badan
agak stabil, tidak mengalami kecepatan dalam pertumbuhan tinggi
badan.
2) Usia 4-8 bulan, pertumbuhan pada usia ini ditandai dengan perubahan
berat benda pada waktu lahir. Rata-rata kenaikan berat benda adalah
500-600 g/bulan, apabila mendapatkan gizi yang baik. Sedangkan
pertumbuhan tinggi badan tidak mengalamikecepatan dan stabil
berdasarkan pertambahan umur.
3) Usia 8-12 bulan, pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat
mencapai tiga kali berat badan lahir, pertambahan berat badan perbulan
sekitar 350-450 gram pada usia 7-9 bulan, 250-350 gram pada usia 10-
12 bulan, bila memperoleh gizi baik. Pertumbuhan tinggi badan sekitar

vii
1,5 kali tinggi badan pada saat lahir. Pada usia 1 tahun, pertambahan
tinggi badan masih stabil dan diperkirakan mencapai 75 cm.
c. Masa Anak (1-2 tahun)
Pada masa ini, anak akan mengalami beberapa perlambatan dalam
pertumbuhan fisik. Pada tahun kedua, anak hanya mengalami kenaikan berat
badan sekitar 1,5 – 2,5 kg dan penambahan tinggi badan 6-10 cm.
Pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan, kenaikan lingkar kepala
hanya 2 cm. untuk pertumbuhan gigi, terdapat tambahan 8 buah gigi susu,
termasuk gigi geraham pertama dan gigi taring, sehingga seluruhnya
berjumlah 14-16 buah. Pada usia 2 tahun, pertumbuhan fisik berat badan
sudah mencapai 4x berat badan lahir dan tinggi badan sudah mencapai 50
persen tinggi badan orang dewasa. Menginjak usia 3 tahun, rata-rata berat
badan naik menjadi 2-3 kg/tahun, tinggi badan naik 6-8 cm/tahun, dan lingkar
kepala menjadi sekitar 50 cm.
d. Masa Prasekolah (3-6 tahun)
Pada masa prasekolah, berat badan mengalami kenaikan rata-rata 2kg/tahun.
Tubuh anak terlihat kurus, akan tetapi aktivitas motorik tinggi dan sistem
tubuh mencapai kematangan dalam hal berjalan, melompat, dan lain-lain.
Tinggi badan bertambah rata-rata 6,75 – 7,5 cm setiap tahun.
e. Masa Sekolah (6-12 tahun)
Fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 12
tahun, sama dengan masa usia Sekolah Dasar. Anak-anak menguasai
keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara
formal mereka mulai memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya.
Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian
diri sendiri bertambah pula.
f. Masa Remaja (12-18 tahun)
Pada masa remaja ini banyak dijumpai masalah, karena masa ini merupakan
proses menuju kedewasaan dan anak ingin mencoba mandiri. Masalah yang
sering dijumpai adalah perubahan bentuk tubuh. Perkembangan khusus yang
terjadi pada masa ini adalah kematangan identitas seksual yang ditandai
dengan perkembangan organ reproduksi. Masa ini merupakan masa krisis
identitas dimana anak memasuki proses pendewasaan dan meninggalkan masa
anak-anak, sehingga membutuhkan bantuan dari orang tua. Pada masa ini anak

vii
i
mengalami proses perubahan pola bakan, umumnya mengalami kesulitan
untuk makan. Anak juga mulai menunjukkan kemandirian pada proses
eliminasi.

C. TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
1. Perkembangan kognitif (Piaget)
a. Tahap sensori motor (0-2 tahun)
Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan kativitas motorik.
Semua gerakan akan diarahkan ke mulut dengan merasakan keingintahuan
sesuatu dari apa yang dilihat, didengar, disentuh dll.
b. Tahap praoperasional ( 2-7 tahun)
Anak belum mampu mengoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui
tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentris.
Pada masa ini pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama.
Seperti semua pria dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah.
Selain itu ada pikiran animisme, yaitu selalu memperhatikan adanya benda
mati. Seperti anak jatuh dan terbentur batu, dia akan menyalahkan batu
tersebut dan memukulnya.
c. Tahap kongret (7-11 tahun)
Anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai anggapan
yang sama dengan orang lain, sifat egosentrik sudah hilang, karena anak sudah
mengerti tentang keterbatasan diri sendiri. Anak sudah mengenal konsep
tentang waktu dan mengingat kejadian yang lalu. Pemahaman belum
mendalam dan akan berkembang di akhir usia sekolah (masa remaja).
d. Tahap formal operasional ( > 11 tahun)
Anak remaja dapat berpikir dengan pola yang abstrak menggunakan tanda atau
simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Mereka dapat membuat
dugaan dan mengujinya dengan pemikirannya yang abstrak, teoritis dan
filosofis. Pola berfikir logis membuat mereka mampu berpikir tentang apa
yang orang lain juga memikirkannya dan berpikir untuk memecahkan
masalah.
2. Perkembangan psikoseksual anak (Freud)
a. Tahap oral (0-1 tahun)

ix
Pada masa ini kepuasan dan kesenangan, kenikmatan dapat melalui dengan
cara menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara, ketergantungan sangat
tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah
yang diperoleh pada tahap ini adalah menyapih dan makanan.
b. Tahap anal (1-3 tahun)
Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja.Anak akan
menunjukkan keakuannya dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap
dirinya sendiri dan sangat egosentrik, mulai mempelajari struktur tubuhnya.
Masalah pada saat ini adalah obesitas, introvet, kurang pengendalian diri dan
tidak rapi.
c. Tahap oedipal/phalik ( 3-5 tahun)
Kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotik yaitu meraba-raba,
merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis.
Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dan anak perempuan cenderung
suka pada ayahnya.
d. Tahap laten ( 5-12 tahun)
Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk dalam fase pubertas dan
berhadapan langsng pada tuntutan sosial seperti suka hubungan dengan
kelompoknya atau sebaya, dorongan libido mulai mereda.
e. Tahap Genital ( > 12 tahun)
Kepuasan anak pada fase ini kembali bangkit dan mengarah pada perasaan
cinta matang terhadap lawan jenis.
3. Perkembangan psikososial (Erikson)
a. Tahap percaya tidak percaya (0-1 th)
Bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada seseorang baik orang tua maupun
orang yang mengasuhnya ataupun tenaga kesehatan yang merawatnya.
Kegagalan pada tahap ini apabila terjadi kesalahan dalam mengasuh atau
merawat maka akan timbul rasa tidak percaya.
b. Tahap kemandirian, rasa malu dan ragu (1-3 tahun)
Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti
kemampuan motorik dan bahasa. Pada tahap ini jika anak tidak diberikan
kebebasan anak akanmerasa malu.
c. Tahap inisiatif, rasa bersalah (4-6 tahun)

x
Anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif
dalam aktivitasnya. Apabila pada tahap ini anak dilarang akan timbul rasa
bersalah.
d. Tahap rajin dan rendah diri (6-12 tahun)
Anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau
prestasinya sehingga anak pada usia ini adalah rajin dalam melakukan sesuatu.
Apabila pada tahap ini gagal anak akan rendah diri.
e. Tahap identitas dan kebingungan peran pada masa adolesence.anak
mengalami perubahan diri, perubahan hormonal.
Tahap keintiman dan pemisahan terjadi pada masa dewasa yaitu anak
mencoba melakukan hubungan dengan teman sebaya ata kelompok
masyarakat dalam kehidupan sosial. Tahap generasi dan penghentian terjadi
pada dewasa pertengahan yaitu seseorang ingin mencoba memperhatikan
generasi berikutnya dalam kegiatan aktivitasnya. Tahap integritas dan
keutusasaan terjadi pada dewasa lanjut yaitu seseorang memikirkan tugas-
tugas dalam mengakhiri kehidupan.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBANG ANAK


1. Faktor herediter
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis
kelamin (Marlow, 1988 dalam Supartini, 2004). Jenis kelamin ditentukan sejak
dalam kandungan. Anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi
dari pada anak perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami masa
pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memiliki tubuh yang lebih pendek
dari pada orang Eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit hitam.
2. Faktor lingkungan
a. Lingkungan pra-natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain gangguan
nutrisi karena ibu kurang mendapat asupan gizi yang baik, gangguan endokrin
pada ibu (diabetes mellitus), ibu yang mendapatkan terapi sitostatika atau
mengalami infeksi rubela, toxoplasmosis, sifilis dan herpes. Faktor lingkungan

xi
yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak
janin.
b. Lingkungan pos-natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
setelah bayi lahir adalah:
1) Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat
kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin dan air.Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang
terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
anak. Asupan nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi
kesehatan anak, yaitu terjadi penumpukan kadar lemak yang
berlebihan dalam sel/jaringan bahkan pada pembuluh darah.
Penyebab status nutrisi kurang pada anak :
 Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang
 Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan
nutrisi
 Sters emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu
makan atau absorbsi makanan tidak adekuat
2) Budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana
mereka dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku
hidup sehat. Pola perilaku ibu hamil dipengaruhi oleh budaya yang
dianutnya, misalnya larangan untuk makan makanan tertentu padahal
zat gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin. Keyakinan untuk melahirkan d dukun beranak dari pada di
tenaga kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungan atau
berdasarkan lingkungan budaya masyarakat setempat.
3) Status sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang dibesarkan di keluarga yang nerekonomi tinggi untuk
pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan

xii
dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang
atau kurang. Demikian juga dengan status pendidikan orang tua,
keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan
terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak,
penggunaan fasilitas kesehatan dll dibandingka dengan keluarga
dengan latar belakang pendidikan rendah.
4) Iklim/cuaca
Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya
musim penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga
menyebabkan sulitnya transportasi untuk mendapatkan bahan
makanan, timbul penyakit menular,dan penyakit kulit yang dapat
menyerang bayi dan anak-anak. Anak yang tinggal di daerah endemik
misalnya endemik demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca
wabah demam berdarah akan meningkat.
5) Olahraga/latihan fisik
Manfaat olah raga atau latihan fisikyang teratur akan meningkatkan
sirkulasi darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh
tubuh, meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan
otot dan jaringan sel
6) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak
bungsu akan mempengaruhi poa perkembangan anak tersebut diasuh
dan dididik dalam keluarga.
7) Status kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian
pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak
dalm kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan dan
perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam
kondisi sakit.
8) Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah somatotropon yang berperan dalam
mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid dengan
mestimulasi metabolisme tubuh, glukokortiroid yang berfungsi

xii
i
menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk
memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi estrogen
selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan seks
baik pada anak laki-laki maupun perempuan sesuai dengan peran
hormonnya.

xi
v
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan (growth)


merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian tubuh selama sel-sel
tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein baru. Menghasilkan
penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau sebagian. Dan Perkembangan
(development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya
fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan,
kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran. (wong, 2000).

B. SARAN
Adapun saran dalam penulisan makalah ini adalah dapat meningkatkan wawasan
tentang pertumbuhan dan perkembangan masa konsepsi sampai remaja.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Pertumbuhan-dan-perkembangan-
manusia.html
Soetjiningsih, SpAk, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC.
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Me

xv
i

Anda mungkin juga menyukai