Anda di halaman 1dari 27

TUMBUH KEMBANG DAN PROMOSI KESEHATAN

INFANT

ANGGOTA KELOMPOK IV :

Ferdiansyah Iskandar M 2016720073


Indah Ayu Lestari 2016720078
Jayanti Rahmadina Putri 2016720081
Latiefa Bayu Yusril 2016720082

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
SEMESTER GENAP 2017-2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Tumbuh Kembang dan
Promosi Kesehatan Infant.

Makalah teori ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari semua itu semua,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan
keritk dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah teori ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi dari pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk
tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,
lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang
berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak.

Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga
kesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang
optimal. Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang
tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan,mengawasi, dan
merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara
alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau orang tua.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini
pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Pada masa bayi ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas (motorik kasar
dan motorik halus), kesadaran sosial, body image sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya. Perkembangan sosial serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk
pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang
berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi
diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan
sejak bayi masih dalam kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara
maksimal tentu kita perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri,
yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam merawat dan
membesarkan buah hati kita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PERTUMBUHAN
1. Masa Bayi (28 hari-1 tahun)
Pada masa bayi hingga satu tahun dalam pertumbuhan dan perkembangan dapat
dikelompokkan menjadi tiga tahap, tahap pertama adalah 1-4 bulan, tahap kedua 4-8 bulan,
tahap ketiga adalah 8-12 bulan.

2. Umur 1-4 Bulan


Perubahan dalam pertumbuhan diawali dengan perubahan berat badan pada usia ini,
bila gizi anak baik maka perkiraan berat badan akan mencapai 700-100gram/bulan sedangkan
pertumbuhan tinggi badan agak stabil tidak mengalami kecepatan dalam pertumbuhan tinggi
badan, kemudian dalam perkemangannya dapat dilihat dari perkembangan motorik kasar,
halus, bahasa dan adaptasi sosial.

3. Umur 4-8 Bulan


Pada umur ini pertumbuhan berat badan dapat terjadi 2kali berat badan pada waktu
lahir dan rata-rata kenaikan 500-600 gram/bulan apabila mendapatkan gizi yang baik.
Sedangkan pada tinggi badan tidak mengalami kecepatan dalam pertumbuhan dan terjadi
kestabilan berdasarkan pertambahan umur.

4. Umur 8-12 Bulan


Pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat mencapai 3 kali berat badan lahir
apabila mencapai usia 1 tahun dan pada pertambahan berat badan perbulan sekitar 350-450
gram pada usia 7-9 bulan dan 250-350 gram/bulan pada usia 10-12 bulan apabila dalam
pemenuhan gizi yang baik dan pertumbuhan tinggi badan sekitar 1,5 kali tinggi badan pada
saat lahir, pada usia satu tahun penambahan tinggi badan tersebut masih stabil dan
diperkirakan tinggi badan akan mencapat 75cm.

Secara umum perkembangan bayi pada tahun pertama adalah terjadi peningkatan
beberapa organ fisik/biologis seperti ukuran panjang badan pada tahun pertama penambahan
kurang lebih (25-30 cm), peningkatan jaringan subkutan, perubahan pada fontanel anterior
menutup pada usia 9-18 bulan perubahan pada lingakaran kepala dan lingkar dada, dimana
lingkar kepala sama besar dan pada usia satu tahun terjadi perubahan, pada akhir tahun
pertama terjadi perubahan berat otak anak menjadi 25% berat otak orang dewasa,
pertumbuhan gigi dimulai dari gigi susu pada umur 5-9 bulan.

B. PERKEMBANGAN BIOLOGIS
Tidak ada waktu dalam hidup yang perubahan fisik dan pencapaian perkembangannya
begitu dramatis seperti yang terjadi selama masa bayi. Semua sistem tubuh utama mengalami
maturasi (kematangan) progesif, dan pada saat yang sama terjadi perkembangan keterampilan
sehingga dengan cepat memungkinkan bayi berespons dan mengahadapi lingkungan.
a. Pertumbuhan
Terjadi sangat cepat terutama selama 6 bulan pertama. Bayi memperoleh pertambahan
berat badan 150 sampai 210 g (5 sampai 7 ons) setiap minggi sampai sekitar usia 5 sampai 6
bulan, ketika berat badan lahir poaling tidak sudah dua kali berat lahirnya. Berat rata rata
anak usia 6 bulan adalah 7,26kg.

b. Tinggi Badan
Bertambah 2,5 cm ( 1 inci) setiap bulan selama 6 bulan pertama dan kemudian
melambat selama 6 bulan kedua. Pertambahan panjan terjadi dalam lponajakan tiba tiba,
bukan dengan pola lambat dan bertahap.

c. Pertumbuhan Kepala
Pertumbuhan kepala juga cepat. Selama 6 bulan pertama lingkar kepala bertambah
sekitar 1,5 cm setiap bulan namun kemudian pertambahannya menurun menjadi hanya 0.5 cm
setiap bulan selama 6 bulan kedua. Ukuran rata rata adalah 43 cm pada 6 bulan dan 46 cm
pada 12 bulan pada usia 1 tahun, ukuran kepala telah meningkat sampai hampir 33%
penutupan sutura kranial juga terjadi, dengan fontanela posterior menutup pada usia 6 sampai
8 minggu dan fontanela anterior kenutup pada usia 12 sampai 18 bulan(rata rata terjadi pada
usia 14 bulan).

d. Dada
Memperlihatkan kontur yang lebiuh dewasa, dengan diameter lateral menjadi lebih
besar dibandingkan diameter anterioiterior. Lingkar dada kurang lebih sama dengan lingkar
kepala pada akhir tahun pertama. Jantung tumbuh kurang cepat dibandingkan sisa bagian
tubuh lain. Berat jantuk biasanya dua kali berat jantung lahir pada usia 1 tahun di
bandingkan berat badan tubuh yang bertambah tiga kali selama periode yang sama. Ukuran
jantung masih tetap besar dibandingkan dengan rongga dada; lebar jantung sekitar 55% lebar
dada.

e. Maturasi sistem
Sistem oragan lain juga berubah dan tumbuh selama masa bayi. Kecepatan respirasi
melambat dengan alsan yang tidak diketahui dan realtif stabil. Pergerakan respirasi masih
tetap pernapasan abdomen. Beberapa factor mempredisposisi bayi ke masalah respirasi yang
masih berat dan aku. Dekatnya trakea ke bronkus dan struktur percabangannya dengan cepat
menghantarkan agens infeksi dari satu lokasi anatomis ke lokasi lainnya. Tuba eustachius
yang pendek dan lurus berhubungan rapat dengan telinga, sehingga memungkinkan infeksi
naik dari faring ke telinga tengah.

f. Kecepatan jantung
Kecepatan jantung melambat, dan iramanya sering aritmia sinus (kencepatan
bertambah saat respirasi dan berkurang saat ekspirasi) tekanan darah juga berubah selama
masa bayi. Tekanan sistolik meningkat selama 2 bulan pertama akibat peningkatan
kemampuan ventrikel kiri memompa darah ke sirkulasi sistemik. Tekanan diastolic menurun
sela atiga bulan pertama, kemudian secara bertahap mingkat sampai mendekati nilai tekanan
diastolic saat lahir, fluktuasi tekanan darah terjadi selama berbagai keadaan aktivitas dan
emosi.
g. Perubahan Hemopoietik
Bermakna terjadi selama tahun pertama. Hemoglobin fetal(HgbF) sudah ada selama 5
bulan pertama, dengan hemoglobin dewasa meningkat secara mantab selama pertengahan
pertama masa bayi. Hemoglobin fetal mengakibatkan pendeknya ketahan hidup sel darah
merah (SDM) sehingga menurunkan jumlah SDM. Akibat umum yang terjadi pada usia 2
sampai 3 bulan adalah anemia fisiologis. Tingginya kadar HgbF diperkirakan menekan
produksi entropoietin, suatu hormone yang dilepaskan oleh ginjal yang menstimulasi
produksi SDM.

h. Proses Pencernaan
Proses penceranaan masih imatur saat kelahiran. Saliva hanya disekresi sedikit,
namun sebagian besar proses pencernaan belum mulai berfungsi sampai usia 3 bulan, ketika
mengeces umum terjadi akibat jeleknya koordinasi reflex menelan. Enzim ptyalin (juga
dikenal amilase) sudah ada dalam jumlah kecil namun biasanya hanya mempunyai efek kecil
terhadap bahan makann karena makanan yang tertinggal di mulut hanya sebentar. Pencernaan
lambung di perut terjadi terutama terdiri atas aksi asam hidroklorid dan renin, suatu enzim
yang beraksi secara spesifik pada kasein dalam susu untuk membentuuk curd-gumpalan
semisolid partikel susu. Curd menyebabkan susu tertahan di dalam lambung cukup lama
untuk memungkinkan terjadinya pencernaan.

i. Hati
Hati merupakan organ ganstrointestinal paling imatur sepanjang masa bayi.
Kemampuan mengonjugasi bilirubin dan mensekresi cairan empedu baru tercapai setelah
beberapa minggu pertama kehidupan, akan tetapi, kapasitas untuk gluconeogenesis,
pembentukan protein plasma dan keton, penyimpanan vitamin, dan deaminisasi asam amino
masih relative imatur selama tahun pertama kehidupan. Maturase reflek mengulum,
menghisap, dan menelan serta erupsi gigi pararel dengan perubahan dalam saluran
gastrointestinal dan mempersiapkan bayi untuk dikenalkan dengan makanan padat.

j. System Imunologis
Sistem imunologis mengalami berbagai perubahan selama tahun pertama. Bayi cukup
bulan menerima sejumlah meternal secara bermakna, yang sekitar 3 bulan memberikan
imunitas melawan antigen yang pernah dihadapi ibunya. Selama waktu tersebut bayi mulai
mensitesis lgG sekitar 40% kadar lgG orang dewasa tercapai pada usia 1 tahun sejumlah lgM
yang signifikan telah di produksi pada saat lahir, dan kadar lgM orang dewasa terc apai pada
usia 9 bulan. Produksi lgA, lgD dan lgE jauh lebih bertahap dan kadar maksimalnya tidak
tercapai sampai masa kanak kanak awal.

k. Termoregulasi
Menjadi lebih efisien, kemampuan kulit untuk berkontraksi dan otot untuk menggigil
sebagai renspons terhadap dingin mengalama pingkatan. Kapiller perifer berespons terhadap
perubahan suhu lingkungan untuk mengatur kehilangan panas. Kapiler berkonstriksi sebagai
renspons terhadap dingin. Mempertahankan suhu inti tubuh, dan menurunkan kemungkinan
kehilangan panas evaporative dari permukaan kulit kaapiler akan berdilatasi sebagai renspon
terhadap panas yang menurunkan suhu tubuh internal melalui evaporasi, konduksi,
dankonveksi. Menggigil(thermogenesis) menyebabkan otot dan serabut otot berkontraksi,
menghasilkan panas metabolic, yang disebarkan ke seluruh tubuh. Peningkatan jaringan
adiposa selama 6 bulan pertama melindungi tubuh terhadap kehilangan panas.

l. Cairan tubuh total


Pada saat kelahiran 75% berat badan bayi adalah air, dan terdapat kelbihan cairan
ekstraselular (CES). Karena persentase cairan tubuh berkurang, jumlah CES juga berkurang
dari 40% pada saat cukup bulan menjadi 20% pada saat dewasa. Proporsi CES yang tinggi,
yang tersusun atas plasma darah, cairan interstisal, dan limfe, mempredisposisi bayi ke arah
kehilangan cairan tubuh total secara lebih cepat dan pada akhirnya dehidrasi.

m. Struktur Ginjal
Juga mempredisposisi bayi untuk mengalami dehidrasi. Maturitas ginjal yang
sempurna terjadi selama paruh terakhir tahun kedua, ketika epitel kuboid glomerulus menjadi
datar. Sebelum waktu tersebut, kemampuan filtrasi glomerulus sangat kecil. Urine sering
dikerluarkan dan memiliki berat jenis spesifik yang rendah(1,00 sampai 1,010).

n. Ketajaman pendengaran
Sudah berada dalam tingkat dewasa selama masa bayi. Ketajaman penglihatan mulai
meningkat, dan fiksasi binocular sudah ditetapkan. Binokularitas , atau fiksasi dua bayangan
ocular menjadi sebuah gambar serebral(fusi), mulai terbentuk pada usia 6 minggu dan
seharnya sudah terbentuk dengan baik pada usia 4 bulan. Persepsi dalam (stereopsis) mulai
berkembang pada usia 7 sampai 9 bulan, namun dapat terjadi lebih awal sebagai mekanisme
kemanan. Sejak lahir terhadap jatuh.

C. PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR


a) Kontrol Kepala
Bayi baru lahir cukup bulan secara sementara dapat mempertahankan kepalanya di
garis tengah dan parallel ketika badannya digantung secara ventral dan dapat mengangkat
serta menegakkan kepala dari satu sisi ke sisi lainnya ketika dalam posisi prone (tengkurap).
Hal ini tidak bermasalah jika bayi berbaring tengkurap di atas bantal atau permukaan lunak;
bayi tidak memiliki control kepala untuk mengangkat kepalanya keluar dari cekungan suatu
benda sehingga ia berisiko mengalama sofukasi.

b) Berguling
Bayi baru lahir dapat berguling seacra tidak sengaja karena punggungnya membulat.
Kemampuan berguling secara sengaja dari poisi punggung ke perut terjadi pada usia 5 bulan,
dan kemampuan untuk berpindah dari punggung ke abdomen terjadi pada usian 6 bulan. Bayi
yang diletakan untuk tidur pada posisi miring dapat dengan mudah berguling ke posisi
tengkurap, sehingga membuatnya berisiko mengalami sindrom kematian bayi mendadak.
Oleh karena itu penting untuk meletakkan bayi pada posisi tengkurap bila akan tidur ketika
bayi terjaga posisi tengkurap bias di terima untuk meningkatkan pencapaian perkembangan
seperti control kepala, merangkak, bergerak maju secara perlahan lahan dan berguling. Perlu
diperhatikan bahwa reflex parasur, yang membangkitkan respons protektif terhadap jatuh,
muncul pada usia 7 bulan.

c) Duduk
Kemampuan duduk mengikuti control kepala dan pelurusan punggung yang progresif.
Selama 2 sampai 3 bulan pertama , punggung membulat secara beraturan. Lengkung konveks
leher terbentuk sekitar usia 3 sampai 4 bulan, ketika control kepala terbentuk. Lengkung
konveks lumbal muncul ketika anak mulai duduk, pada sekitar usial 4 bulan. Karena kolumna
spinalis melurus, bayi dapat didudukkan. Pada usia 7 bulan bayi dapat duduk sendiri,
condong ke depan dengan disokong tangannya. Pada usia 8 bulan, dapat duduk dengan baik
tanpa songkongan dan mulai mengeksplorasi area sekitar mereka dalam posisi ini daripada
dalam posisi berbaring. Pada usia 10 bulan, bayi dapat melakukan maneuver dari posisi
tengkurap keposisi duduk.

d) Lokomosi
Melibatkan pengenalan kemampuan Manahan beban, mendorong ke depan pada ke
empat ekstermitas tegak dengan songkongan dan pada akhirnya berjalan sendiri. Dengan
mengikuti pola sefalokaudal, bayi usia 4 sampai 6 bulan mengalami peningkatan koordinasi
pada lengannya. Lokomosi awal terjadi ketika bayi mendorong diri mereka sendiri ke
belakang dengan mendorong memakai lengannya. Pada usia 6 sampai 7 bulan, bayi mampu
menahan seluruh berat badannya pada keuda tungkai mereka dengan bantuan.

e) Merangkak
Menjadi bergerak secara perlahan lahan pada tangan dan lutu pasa usia 9 bulan. Pada usia
ini, bayi dapat berdiri sambal memegangi furniture dan dapat menarik dirinya sendiri keposisi
berdiri, namun mereka tak mampu melakukan maneuver belakang dan bah kecuali ketika
jatuh. Pada usia 11 bulan bayi dapat berjalan sambal memegangi furniture atau dengan kedua
tangan di pegangi dan pada usia 1 tahun mereka mampu berjalan dengan satu tangan
dipegangi. Sejumlah bayi berupaya melakukan langkah mandiri pertama pada ualng tahun
pertama mereka.

D. PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS


Perilaku motorik halus meliputi penggunaan tangan dan jari-jari dalam tindakan
(menggenggam) suatu benda. Penggenggaman terjadi selama 2 sampai 3 bulkan pertama
sebagai reflekss dan secara bertahap menjadi volunter. Pada usia 1 bulan, tangan secara
dominan dalam keadaan tertutup, dan pada 3 bulan lebih banyak terbuka. Bayi
memperlihatkan keingnan menggenggam setiap benda, namun mereka “menggenggam”
benda tersebut lebih dengan mata dibandingkan dengan tangan. Bila kerincingan diletakkan
di tangan, bayi akan secara aktif memegangnya. Pada usia 4 bulan bayi memperlihatkan pelet
kecil dan tangan, kemudian melihat dari benda ke tangan dan dari tangan ke benda. Pada usia
5 bulan bayi sudah mampu menggenggambenda secara volunter.
Secara bertahap genggaman tangan (menggunakan seluruh tangan) diganti dengan
genggaman cubit (menggunakan jempol dan telunjuk). Pada usia usia 8 sampai 9 bulan bayi
menggunakan genggaman cubit kasar dan pada usia 11 bulan telah berkembang menjadi
genggaman cubit halus. Pada usia 6 bulan, bayi telah mengembangkan keteramplan
manipulatif. Mereka memegang botol, menggenggam kaki dan menariknya ke mulit, dan
memakan biskuit. Pada usia 7 bulan mereka dapat memindahlkan benda dari satu tangan ke
tangan lain., menggunakan satu tangan untuk menggenggam, dan memegang kubus pada
masing-masing tangan secara bersamaan Mereka menikmati benda-benda yang menggantung
dan akan mengeksplorasi bagian bergerak dari suatu mainan.
Pada usia 10 bulan genggaman cubit telah cukup terbentuk sehingga memungkinkan bayi
mengambil kismis dan benda kecil lainnya. Mereka suka sekali melepaskan benda dan
memberikannya kepada orang lain. Pada usia 11 bulan mereka dapat memasukkan benda ke
dalam wadah dan senang memindahkannya. Pada usia 1 tahun, bayi berusaha membangun
menara dari dua blok namun gagal.

E. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
• Perkembangan Rasa Percaya
Fase I Erikson terfokus pada membentuk rasa percaya ketika mengatasi rasa tidak
percaya. Rasa percaya yang berkembang adalah rasa percaya diri, percaya orang lain, dan
dunia. Bayi “Percaya” bahwa kebutuhan makanan, kenyamanan, rangsangan, dan asuhan
mereka akan dipenuhi. Pemberian makan, kehangatan, dan perlindungan sendiri tidak cukup
adekuat untuk pembentukan sensasi diri yang kuat. Bayi dan orang tua harus bekerja sama
dalam belajar untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan puas sehingga masing-masing
memiliki peraturan mengenai frustasi. Jika kecocokan gagal terbentuk hasil akhir yang terjadi
yaitu rasa tidak percaya diri.
Rasa percaya yang diperoleh selama masa bayi memberi dasar untuk keberhasilan
semua fase. Kepercayaan memberi bayi perasaan nyaman dan aman ssecara fisik, yang
membantu menghadapi situasi tidak dikenal dan tidak diketahui dengan rasa takut yang
minimal. Erikson telah membagi tahun pertama kehidupan menjadi dua tahap oral/sosial.
Narsisme primer (perhatian total hanya pada diri sendiri) sedang pada puncaknya. Akan
tetapi karena proses tubuh seperti penglihatan, gerakan motorik, dan vokalisasi menjadi lebih
terkontrol, bayi menggunakan perilaku lebih maju untuk berinteraksi dengan orang lain.
Modalitas selanjutnya melibatkan cara meraih orang lain melalui penggenggaman.
Menggenggam pada awalnya bersifat refleks, namun memiliki makna sosial yang kuat bagi
orang tua. Respons timbal balik dari genggaman anak adalah pelukan dan sentuhan orang tua.
Stimulasi taktil menyenangkan bagi orang tua dan bayi, stimulasi ini sangat penting dalam
proses total mendapat rasa percaya.
Tahap kedua terjadi modalitas menggigit yang lebih aktif dan agresif. Bayi belajar bahwa
mereka dapat memeluk apapun yang menjadi milik mereka dan lebih dapat mengontrol
lingkungan sepenuhnya. Bila bayi mendapat ASI, mereka segera belajar bahwa menggigit
menyebabkan ibu menjadi kecewa dan menarik payudara nya. Akan tetapi menggigit
memberi kepuasan internal akibat rasa tidak nyaman dari gigi dan rasa kekuatan atau kontrol.
Konflik ini dapat diselesaikan dengan ibu menyapih bayi dari ASI dan mulai memberi susu
botol, atau bayi dapat belajar menggigit pengganti puting seperti dot biar mendapatkan
kepuasan ASI untuk memperkuat hubungan ibu-anak karena terjadi pada saat bayi mengenali
ibu sebagai orang yang paling berarti dalam hidupnya.

F. PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL
Pada perkembangan psikoseksual anak pertama kali dikemukakan oleh Sigmund freud
yang merupakan proses dalam perkembangan anak dengan pertambahan pematangan fungsi
stuktur serta kejiwaan yang dapat menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan dan
kesenangan secara umum untuk menjadikan diri anak menjadi orang dewasa.
Pada perkembangan psikoseksual anak umur 0-1 tahun melalui Tahap oral yaitu dengan
perkembangan sebagai berikut: kepuasan dan kesenangan, kenikmatan dapat melalui dengan
cara mengisap, menggigit, mengunyah atau bersuara, ketergantungan sangat tinggi dan selalu
minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang diperoleh pada tahap ini
adalah masalah menyapih dan makan.

G. PERKEMBANGAN BODY IMAGE


Perkembangan citra tubuh sejajar dengan perkembangan sensorimotor. Pengalaman
kinestik dan taktil bayi adalah presepsi tubuh mereka yang pertama, dan mulut merupakan
daerah utuma sensasi yang menyenangkan. Bagian lain dari tubuh yang merupakan objek
kesenangan utama tangan dan jari untuk dihisap dan kaki untuk dimainkan. Karena
kebutuhan fisik telah terpenuhi, bayi merasa nyaman dan puas dengan tubuh mereka.
Misalnaya, ketika bayi tersenyum, mereka menerima kepuasan emosional dan orang lain
yang membalas senyumanaya.
Menerima konsep keberadaan objek adalah dasar pembentukan citra diri. Pada akhir
tahun pertama bayi mulai menyadari bahwa mereka berada dengan orang tuanya. Pada saat
yang sama, terdapat peningkatan ketertarikan terhadap bayangan mereka sendiri, terutama
dicermin. Pada saat keterampilan motorik terbentuk, bayi mempelajari bahwa bagian badan
mereka berguna; misalnya, tangan dapat membawa benda ke mulut dan tungkai membantu
mereka bergerak kelokasi yang berbeda. Semua pencapaian ini menyampaikan pesan positif
kepada bayi mengenai tubuh mereka.

H. PERKEMBANGAN GENDER DAN IDENTITAS


Perkembangan gender dapat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua, dibeberapa Negara
bayi laki-laki lebih diinginkan daripada bayi perempuan. Ayah dan ibu memiliki peran
psikologis sama penting dalam perkembangan gender anak, kebanyakan orang tua
mendorong kegiatan dan bentuk permainan yang berbeda terhadap laki-laki dan perempuan.

I. PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembang sosial bayi pada awalnya dipengaruhi oleh perilaku releksifnya, seperti
menggenggam, dan pada akhirnya bergantung terutama pada interaksi antara mereka dengan
pemberian asuhan utama. Kelekatan kepada orang tua semakin nyata selama paruh kedua
tahun pertama. Selain itu, kemajuan berati terjadi dalam komunikasi dan perilaku sosial.
Memiliki efek mendalam pada anggota keluarga dan merupakan stimulus yang dahsyat untuk
membangkitkan respons berkelanjutan dari oranglain. Pada usia 4 bulan bayi dapat tertawa
keras. Bermain adalah agens sosialisasi utama dan memberikan stimulasi yang diperlukan
untuk belajar dari dan berinteraksi dengan lingkungan. Pada usia 6 bulan bayi sangat
menarik. Mereka memainkan permainan seperti ‘’ciluk-ba’’ ketika kepalanya disembunyikan
dalam handuk, mereka memberitahukan keinginan mereka dengan mengangkat kedua
lenganya agar digendong, dan mereka memperlihatkan rasa tidak senang ketika mainanya
diambil atau wajah mereka dibasuh.
1. Kelekatan
Pentingnya kontak fisik manusia kepada bayi tidak bisa terlalu ditekankan. Kelekatan
mengalami kemajuan selama masa bayi, dengan anak semakin memiliki peran bermakna.
Dua komponen perkembangan kognitif yang diperlukan untuk kelekatan:
1. Kemampuan membedakan ibu dari orang lain dan
2. Pencapaian memahami keberadaan objek.
Kedua proses ini mempersiapkan bayi untuk aspek kelekatan yang sama – sama
penting perpisahan dari orang tua. Pemisahan antara individu harus terjadi sebagai proses
harmonis yang sejajar dengan kelekatan emosi.
Selama pembentukan kelekatan dengan orang tua bayi berkembang melalui 4 tahap
berbeda namun saling tumpang tindih.
• Selama beberapa minggu pertama ; bayi berespons tanpa membedakan setiap
orang
• 8 – 12 minggu : menangis , tersenyum dan bersuara lebih kepada ibu
dibandingkan orang lain namun tetap berespons pada orang lain.
• Usia 6 bulan ; bayi memperlihatkan kesukaan yang lebih kepada ibunya.
Menangis jika ditinggal sama ibunya, meniikmati bermain sama ibu, dan merasa
paling aman dalam dekapan ibu.
• Usia sekitar 1 bulan ; setelah menunjukkan kelekatan dengan ibunya, banyak
bayi mulai terikat dengan anggota keluarga lain, paling sering dengan ayahnya.
Bayi memperoleh perilaku perkembangan lainya yang mempengaruhi proses
kelekatan. Ini meliputi :
1. Menangis , tersenyum berbeda ( lebih kepada ibu dibandingkan orang lain)
2. Orientasi motorik – visual ( lebih memandang kepada ibu , meskipun ia tidak
dekat )
3. Menangis ketika ibu meninggalkan ruangan.
4. Mendekati melalui lokomosi ( merangkak, mengendap, atau berjalan).
5. Memeluk ( terutama jika ada orang asing) dan .
6. Mengeksplorasi hal lain selain dari ibu dan menggunakan ibunya sebagai
dasar keamanan.

Gangguan kelekatan reaktif ( Reactive Attachment Disorder, RAD)


Adalah masalah psikologis dan perkembangan yang berakar dari maladaptif atau
ketiadaan kelekatan bayi- orang tua dan dapat menetap sampai masa kanak kanak bahkan
sampai masa dewasa. Anak dapat memanifestasikan perilaku seperti tidak pernah dimanja
orang tua, gagal membuat kontak mata dengan orang lain yang berati, memiliki kontrol
implus yang buruk, dan menjadi destruktif terhadap diri sendiri maupun orang lain ( reber,
1996). Anak salah asuh atau yatim – piatu sering didiagnosis dengan gangguan kompleks ini.

Ansietas Perpisahan
Antara usia 4 sampai 8 bulan, bayi berkembang melaui tahap pertama perpisahan –
individu dan mulai memiliki kewaspadaan terhadap diri dan ibu sebagai orang lain. Oleh
karena itu, ansietas perpisahan berkembang dan di manifestasikan melalui urutan perilaku
yang telah dapat diperkirakan.
Selam awal paruh kedua dari tahun pertama, bayi memberikan protes ketika diletakan
ditempat tidur, dan sebentara kemudian mereka menolak ibunya meninggalkan ruangan. Bayi
tidak menyadari ketidakhadiran ibu jika ia disibukkan dengan aktivitas. Akan tetapi, jika
mereka menyadari ketidakhadiran ibunya, mereka akan memprotes. Pada usia 11 sampai 12
bulan, mereka mampu mengantisipasi kemungkinan kepergian ibunya dengan mengawasi
perilakunya dan mulai memperotes sebelum ibu meninggalkanya. Pada titik ini kebanyakan
orang tua belajar untuk menunda kewaspadaan anak mengenai kepergianya saat sebelum
meninggalkannya.

Ketakutan terhadap orang asing


Bayi memperlihatkan kelekatan pada satu orang, mereka tentu saja tampak kurang
bersahabat dengan orang lain. Antara usia 6 sampai 8 bulan, ketakutan terhadap orang asing
dan ansietas terhadap orang asing menjadi semakin jelas dan berhubungan dengan
kemampuan bayi untuk membedakan antara orang dikenal dan tidak dikenal. Perilaku seperti
memeluk orang tua, menangis, dan memalingkan muka dari orang asing sangat umum terjadi.

J. PERKEMBANGAN BAHASA
1. Umur 1 – 4 Bulan
Pada perkembangan bahasa ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan
tersenyum, dan dapat berbunyi huruf hidup, berceloteh, mulai mampu mengucapkan kata
“ooh/ahh”, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.

2. Umur 4 – 8 Bulan
Pada perkembangan bahasa dapat menirukan bunyi atau kata-kata, menoleh ke arah
suara atau menoleh ke arah sumber bunyi, tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi
semakin banyak, menggunakan kata yang terdiri dari dua suku kata dan dapat membuat dua
bunyi vokal yang bersamaan seperti ba-ba.

3. Umur 8 – 12 Bulan
Pada perkembangan bahasa mulai mampu mengatakan papa mama yang belum spesifik,
mengoceh hingga mengatakan dengan spesifik, dapat mengucapkan 1 – 2 kata.

K. KOPING YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN NORMAL
Berbagai ketakutan dapat muncul selama masa bayi. Akan tetapi, ketakutan yang
menyebabkan orang tua paling prihatin adalah ketakutan yang berhubungan dengan orang
asing dan perpisahan. Meskipun diterjemahkan secara salah oleh beberapa orang sebagai
tanda perilaku antisosial yang tidak diinginkan, ketakutan terhadap orang asing dan ansietas
terhadap perpisahanadalah komponen penting kelekatan orang tua-anak yang sehat dan kuat.
Periode ini menunjukkan adanya kesulitan bagi orang tua dan anak. Orang tua menjadi lebih
terpaku di rumah karena mengasuh bayi, ini ditentang keras oleh bayi. Untuk membiasakan
bayi dengan orang baru, orang tua sebaiknya sering mempersilahkan teman dekat atau
saudaranya untuk berkunjung. Hal ini akan memungkinkan orang lain yang dirasa nyaman
oleh anak tersedia dan orang tersebut dapat menyempatkan waktu bersama orang tua.
Bayi juga perlu mendapat kesempatan bersama orang asing yang aman. Biasanya
mendekati akhir tahun pertama, bayi mulai menjauhi orang tua dan memperlihatkan rasa
keingintahuannya tentang orang asing. Bila diperbolehkan bereksplorasi dengan
kecepatannya sendiri, kebanyakan bayi kemudian akan bergerak lebih cepat dan energik.
Pendekatan terbaik bagi orang asing (mungkin seorang perawat) ialah berbicara lembut,
mendekati bayi setinggi mata (agar tampak lebih pendek), mempertahankan jarak aman dari
bayi, dan menghindari gestur mendadak yang menyerang, seperti langsung memeluk dan
tersenyum lebar.
Orang tua yang bingung apakah mereka perlu mendorong anaknya untuk memiliki
perilaku yang lengket dan tergantung, terutama jika ada tekanan dari orang lain yang
menganggap perilaku seperti ini sebagai “memanjakan”. Orang tua perlu diyakinkan bahwa
perilaku seperti itu adalah sehat, menyenangkan, dan perlu untuk perkembangan emosional
anak yang optimal. Bila orang tua dapat meyakinkan anak akan kehadirannya, bayi akan
belajar menyadari bahwa orang tuanya tetap ada meskipun tidak hadir secara fisik. Berbicara
dengan bayi ketika meninggalkan ruangan, memungkinkan mereka mendengar suara
seseorang di telepon, dan penggunaan objek transisional (mis, selimut atau mainan
kesayangan) meyakinkan bayi orang tuanya selalu hadir.

a. Alternatif Pengaturan Asuhan Anak


Bagi kebanyakan orang tua, terutama ibu yang bekerja, kebutuhan memilih
fasiltas asuhan anak yang aman dan kompeten bagi bayinya merupakan masalah yang
semakin sulit-salah satunya masalah yang membebani banyak ibu yang bekerja diluar rumah.
Selama lebih dari 30 tahun terakhir terdapat pergeseran besar dalam pengaturan asuhan anak,
dengan lebih sedikit anak yang diasuh dirumah dan lebih banyak anak yang diasuh di pusat
kelompok atau dilingkungan lainnya.
Tipe asuhan dasar adalah in-home care, baik di rumah orang tua atau pemberi
asuhan (family day care), dan center based care, biasanya di day care center. In-home care
bisa terdiri atas pengasuh bayi purnawaktu yang tinggal di rumah, susunan kooperatif seperti
pergantian pengasuhan bayi, dan family day care. Family day care home yang berlisensi
secara khas menyediakan asuhan dan perlindungan sampai lima anak selama setengah hari
dan tidak menyertakan pengaturan informal seperti penggantian pengasuh bayi atau pemberi
asuhan di rumah bayi sendiri. Kelima anak termasuk anak pemilik family day care yang
berumur kurang dari lima tahun tinggal di rumah. Sayangnya kebanyakan rumah family day
care beroperasi tanpa lisensi dan dapat mengasuh bayi dalam jumlah besar tanpa staf dan
fasilitas yang adekuat.
Center-based care biasanya merajuk ke fasilitas day care berlisensi yang
menyediakan asuhan untuk enam atau lebih anak, selama 6 jam atau lebih dalam 24 jam
sehari. Work-based group care adalah pilihan lain yang menjadi semakin popular karena
para pimpinan menyadari manfaat pemberian asuhan anak yang berkualitas dan nyaman bagi
para pekerjanya. Sick-child care juga tersedia untuk saat-saat ketika anak sakit. Program
seperti ini sering terdapat di puskesmas atau lingkungan kerja.
Tanggung jawan keperawatan yang utama adalah membimbing orang tua
mencari fasilitas yang sesuai yang memiliki pegawai berkualitas baik. Agensi yang memiliki
lisensi dari negara dapat membantu orang tua mengidentifikasi day care center yang dapat
menerima anak dari kelompok usia tertentu dan nyaman untuk rumah dan tempat kerja.
Program berlisensi Negara harus mematuhi standar yang sudah ditetapkan,
yang menunjukkan kebutuhan dan keamanan minimal. Akan tetapi, penekanan standar saja
terkadang tidak adekuat. Program masa kanak-kanak awal juga menjadi milik sistem
akreditasi volunter, National Academy of Early Childhood Programs, yang berperan sebagai
model asuhan yang optimal.
Kehati-hatian yang sama juga harus diterapkan saat memilih pengasuh bayi
yang kompeten. Referensi dari pengusaha lain juga esensial, dan tidak ada pengganti untuk
mengobservasi interaksi antara individu dengan anaknya. Meskipun bayi yang sangat muda
lebih sedikit membutuhkan persiapan untuk diperkenalkan kepada pemberi asuhan yang baru,
bayi yang lebih tua perlu waktu bertahap untuk mengurangi kecemasan terhadap orang asing.
Setiap saat orang tua harus menyempatkan diri untuk mengunjungi anak, dan pertemuan
teratur harus ditetapkan untuk membahas kemajuan anak.

b. Penetapan Batas dan Disiplin


Seiring dengan berkembangnya keterampilan motorik dan meningkatnya
mobilitas bayi, orang tua menghadapi kebutuhan untuk menetapkan batas aman untuk
melindungi bayi dan menetapkan hubungan orang tua anak yang positif dan suportif.
Meskipin terdapat banyak teknik disiplin, hanya beberapa teknik yang tepat untuk usia ini
daripada yang lain. Pendekatan elektif yang digunakan untuk mendisiplinkan anak adalah
penggunaan waktu istirahat. Misalnya, playpen lebih baik untuk kebanyakan anak daropada
kursi. Meskipun orangtua terkadang merasa khawatir menerapkan disiplin selama masa bayi,
sangat penting ditekankan bahwa semakin awal metode disiplin yang elektif, semakin mudah
untuk meneruskan pendekatan ini.
Orang tua harus mengenali keterbatasan kognitif dan perilaku anaknya;
perlindungan yang adekuat dari bahaya harus diterapkan karena bayi dan todler tidak
memahami hubungan sebab-akibat antara benda berbahaya dan cedera fisik. Anak akan
secara alamiah menguji batas dan mengeksplorasi selama fase eksplorasi pertumbuhan;
daripada menghentikan eksplorasi, alternati yang aman haris diberikan, barang-barang rumah
tangga yang berbahaya harus disingkirkan, dan anak-anak harus diberi disiplin dan
pendidikan yang konsisten.

c. Mengisap Jempol dan Penggunaan Dot


Mengisap adalah kenikmatan utama bayi dan mungkin belum terpuaskan
dengan menyusu ASI atau menyusu dari botol. Mengisap merupakan kebutuhan yang sangat
kuat sehingga bayi yang tidak mampu mengisap seperti penderita celah bibir, akan mengisap
lidahnya. Bebrapa bayi baru lahir, lahir dengan lepuhan hisapan pada tangannta akibat
mengisap in utero. Manfaat pengisapan non-nutrisi telah dicatat, seperti meningkatnya berat
badan pada bayi preterm dan berkurangnya menangis (Pickler dan Frankel,1995)
Selama masa bayi dan masa kanak-kanak awal, anak tidak perlu dilarang
mengisap jari yang tidak mengandung nutrisi. Maloklusi dapat terjadi bila tingkah laku
mengisap jari menetap sampai melebihi usia 4 tahun, atau 6 tahun seperti yang diindikasi
oleh beberapa penulis (Johns, Miller dan Hochstetler, 1998), atau ketika gigi permanen mulai
tumbuh kemungkinan terjadinya pergeseran letak gigi bila memakai dot lebih sedikit
dibandingkan penggunaan jari yang keras dan kaku. Dot lebih mudah ditinggalkan daripada
jempol karena dot tidak tersedia setiap saat.
Ada beberapa studi yang menghubungkan pengenalan dini dot dengan
penghentian dini ASI dan penyapihan ASI dini. Biancuzzo (1999) menyatakan bahwa
petugas perawatan kesehatan harus mempertahankan pendekatan yang masuk akal mengenai
penggunaan dot dan pemberian ASI orang tua harus diberi informasi mengenai hubungan
antara penggunaan dot dan penghentian dini ASI sehingga dapat dibuat keputusan dengan
kesadaran penuh. Selanjutnya, penggunaan dot tidak akan menjamin bahwa pemberian ASI
menjadi semakin lama,dan harus ada penekanan untuk memberikan bayi mengontrol
kecepatan, frekuensi, dan penghentian menyusui bukan membiarkan dot (atau apa pun juga)
menjadi fokus interaksi.

L. DUKUNGAN KESEHATAN ANAK USIA INFANT


a. Nutrisi
Nutrisi yang optimal harus di mulai sejak pranatal dengan keputusan untuk
memberikan ASI atau susu botol kepada bayi. Pada nutrisi 12 bulan kemudian, ketika
kebutuhan pertumbuhan dan tahapan kejadian perkembangan dalam mempersiapkan anak
untuk diperkenalkan dengan makanan padat.

6 BULAN PERTAMA
Asi adalah diet lengkap untuk bayi yang paling diinginkan selama 6 bulan pertama (
american academy of pediatrics). Bayi normal yang mendapat Asi dari ibu berstatus nutrisi
baik tidak memerlukan suplemen vitamin dan mineral tertentu, kecuali zat besi pada usia 4
sampai 6 bulan (ketika cadangan zat besi janin telah dipecah). Suplemen vitamin D dan
vitamin B12 harian mungkin diindikasikan jika asupan kedua vitamin ini pada ibu tidak
adekuat. Apabila bayi mendapat ASI ekslusif usia 4 sampai 6 bulan, direkomendasikan
suplemen zat besi untuk menanggulangi penurunan zat besi yang tersedia dalam Asi pada
saat itu dan meningkatkan eritropoiesis.
Asi yang diperas dapat disimpan dalam lemari es tanpa bahaya kontiminasi bakteri
sampai 8 hari (Bocar,1997). Asi yang telah diperas dapat dibekukan sampai 12 bulan, namun
harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya gangguan pada freezer.
Alternatif yang diterima untuk pengganti Asi adalah susu formula yang diperkaya zat
besi. Seperti Asi susu ini menyediakan semua kebutuhan nutrisi yang diperlakukan bayi
selama 6 bulan pertama. Susu sapi murni, susu sapi rendah lemak, susu skim, dan susu buatan
tidak dapat diterima sebagai sumber nutrisi utama untuk bayi karna sulit dicerna,
meningkatkan risiko , kontaminasi, dan kurang memiliki komponen yang dibutuhkan
pertumbuhan yang tepat.

6 BULAN KEDUA
Selama paruh kedua tahun pertama, Asi atau susu formula tetap menjadi sumber
primer nutrisi. Suplementasi fluorida harus dimulai, bergantung pada asupan bayi dari air
keran berfluorinasi. Bila Asi dihentikan ganti dengan susu formula yang dperkaya zat besi.
Perubahn mayor dalam kebiasaan makan adalah penambahan makanan padat ke dalam diet
bayi. Secara fisiologis dan perkembangan, bayi berusia 4 sampai 6 bulan sedang dalam
periode transis. Pada usia ini, saluran gastrointestinal telah cukup matur untuk menangani
nutrisi yang lebih kompleks dan kurang sensitif terhadap makanan yang berpotensi
menyebabkan alergi. Pertumbuhan gigi dimulai dan pertumbuhan gigi ini memfasilitasi
menggigit dan mengunyah. Refleks ekstrusi telah menghilang, dan menelan menjadi semakin
terkoordinasi untuk mempermudah bayi menerima makanan padat. Genggaman volunter dan
koordinasi mata – lengan yang lebih baik secara bertahap memungkinkan bayi untuk
menjumput makanan dengan jari dan makan sendiri . bertambahnya rasa kemandirian bayi
tampak pada keinginannya untuk memegangi botol dan berusaha ‘ membantu ‘ selama
pemberian makanan.

Pemilihan dan Persiapan Makanan Padat


Pemilihan makanan padat yang pertama kali diberikan sangat bervariasi namun harus
memenuhi alasan pemberian makanan padat, seperti penambahan nutrisi yang tidak
terkandung dalam susu formula atau Asi. Seral bayi yang mengandung zat besi yang
dipercaya biasanya paling dahulu diberikan karena tingginya kandungan zat besi. Setelah usia
6 bulan , jus buah dapat dicampurkan dengan sereal kering ; kandungan vitamin c dalam jus
memperkuat absorpsi zat besi dalam seral. Jus buah dapat diberikan dari cangkir karena
tingginya sumber vitamin C dan sebagia pengganti susu sekali minum dalam sehari. Pada
usia 6 bulan makanan seperti kraker atau roti panggang dapat diberikan sebagai makanan
pegangan atau gigitan. Pada usia 8 sampai 9 bulan, makanan junior dan makanan pegangan
mengandung nutrisi seperti sayuran , sepotong buah, atau keju dapat diberikan.
Makanan berkalori rendah harus dihindari pada bayi kecuali ada resep diet ketat dari
dokter yg mengharuskan demikian. Pertumbuhan bayi selama fase ini sangat kursial untuk
perkembangan masa depan, dan pembatasan diet lemak harus dilakukan dengan pengawasan
khusus.

Memperkenalkan Makanan Padat


Ketika pertamakali diperkenalkan sendok, bayi sering kali mendorongnya dan tampak
tiduk suka. Perlu kesabaran dan keterampilan untuk mengatasi respons awalini. Sebaiknaya
perkenalkan sebanyak banyaknya makanan selama tahun pertama, ketika bayi lebih
cenderung memakanya karna nafsu makanyang tinggi akibat pertumbuhan yang sedang
cepat. Satu jenis ini makanan diperkenalkan dengan interval 4 sampai 7 hari untuk
membiarkan identifikasi adanya alergi makanan.

b. Aktivitas dan tidur


Pola tidur bayi bervariasi, bayi aktif biasanya tidur lebih sedikit dibandingkan anak
kalem. Umumnya, pada usia 3 sampai 4 bulan sebagian besar bayi telah mengembangkan
pola tidur nokturnal yang berlangsung selama 9 samapai 11 jam. Total waktu tidur sehari
sekitar 15 jam. Bayi yang diberi ASI biasanya tidur dengan periode waktu yang kurang lama,
lebih terjaga, terutama selama malam, dibandingkan dengan bayi yang dapat susu
botol.karena kecenderungannya mengarah pada pemberian ASI.
Sebagian bbesar bayi secara natural aktif dan tidak memerlukan dorongan untuk
bergerak. Walau demikian, masalah dapat timbul bila alat seperti kotak permainan anak, kursi
goyang, ayunan komersial, dan walker (alat belajar berjalan) dipakai secara berlebihan. Alat
tersebut dapat membatasi gerakan dan menghambat bayi mengeksplorasi dan
mengembangkan keterampilan motorik kasar. Berlawanan dengan kepercayaan populer,
Walker ternyata tidak meningkatkan koordinasi dan justru berbahaya bila disandar dan
diletakkan dekat tangga. American Academy of Pediatrics 1995 merekomendasikan
penghentian penjadwalan Walker bayi karena besarnya jumlah cedera yang terjadi. Model
Walker bayi karena besarnya jumlah cedera yang terjadi dan sudah dirancang dengan yang
terbaru untuk mengurangi cidera bayi.

c. Kesehatan gigi
Higiene dental yang baik dimulai segera setelah muncul gigi susu. Gigi dan gusi pada
awlanya dibersihkan dengan dilap menggunakan kain basah: sikat gigi terlalu kasar untuk
gingiva yang lembut. Pemberi asuhan dapat menstabilkan bayi dengan menggendongnya di
satu lengan dan menggunakan tanggannya yang bebas untuk membersihkan gigi. Higiene oral
dapat dibuat menyenagkan dengan bernyanyi atau berbicara kepada bayi. Tidak ada panduan
jelas mengenai kapn mulai menyikat gigi. Umumnya direkomendasikan sikat gigi kecil
dengan bulu lembut yang digunakan saat mulai banyak gigi yang tumbuh dan bayi
menyesuaikan rutinitas pembersihan ini. Air lebih disukai daripada pasta gigi, yang mungkin
akan ditelan bayi (dan bila pasta gigi mengandung fluorida, bayi dapat menelan fluorida
dalam jumlah berlebih.
Fluorida sebuah mineral esensial untuk membentuk gigi tahan karies, diperlukan sejak
usia 6 bulan jika bayi tidak mendapat air dengan kandungan fluorida yang cukup . American
Academy of Pediatrics dan Amerian Academy of Pediatric Dentist tidak lagi
merekomendasikan suplementasi fluorida sejak bayi lahir sampai berusia 6 bulan. Dosis
fluorida telah diturunkan dari semula direkomendasikan karena tingginya kejadian fluorosis
dental akibat kelebihan menelan fluorida. Rekomendasi terakhir adalah memberikan 0,25 mg
fluorida setiap hari pafda anak usia 6 bulan sampai 3 tahun jika kandungan fluorida dalam air
kurang dari 0,3 ppm.
Pertimbangan diet juga penting karena kebiasaan yang dimulai sejak masa bayi
cenderung berlanjut sampai tahun berikutnya. Makan dengan kadar gula tinggi dijarangkan
atau tidak sama sekali dalam diet bayi. Praktik melapisi dot dengan madu atau menggunakan
dot permen keras yang dijual bebas tidak dianjurkan. Selain bersifat kariogenik, madu juga
dapat menyebabkan botulisme pada bayi, dan bagian-bagian dot permen dapat teraspirasi.
Orang tua perlu dikonsulkan mengenai efek buruk pemberian ASI atau susu botol yang sering
dan berkepanjangan selama tidur, ketika susu manis atau cairan lain seperti jus, merendam
gigi yang mnegakibatkan karies botol.
M. MASALAH KESEHATAN PADA BAYI
1) Gangguan Nutrisi
a. Malnutrisi Protein dan Energi
Malnutrisi masih tetapmenjadi masalah kesehatan utama di dunia saat ini,
terutama pada anak dibawah usia 5 tahun namun, kekurangan makanan tidak selalu
menjadi penyebab primer malnutrisi. Dibanyak negara berkembang dari negara
miskin, diare merupakan faktor mayor . faktor tambahan adalah pemberian susu botol
( pada kondisi sanitasi yang buruk), pengetahuan yang tidak memadai mengenai
praktik asuhan anak yang baik, orang tua yang buta huruf, faktor ekonomi dan politik,
dan kekurangan makanan (david dan Lobo, 199). Bentuk malnutrisi paling ekstrim
atau MPE adalah Kwashiorkor atau marasmus.
Di america serikat bentuk MPE yang lebih ringan sering terlihat, meskipun kasus
klasik marasmus dan kwashiorkor juga dapat terjadi. Tidak seperti negara
berkembang, yang menjadi alasan utama MPE adalah kekurangan makanan, di
america serikat MPE justru terjadi karena berlebihnya pasokan diet.
b. Kwashiorkor
Kwashiorkor diambil dari bahasa ghana, kata kwashiorkor berati “ penyakit yang
diderita anak yang lebih besar ketika adiknya lahir” dan tepat sekali menggambarkan
sindrom yang terjadi pada anak pertama, biasanya pada usia 1 sampai 4 tahun, ketika
disapih dari Asi begitu anak kedua lahir.
Anak penderita kwasihorkor memiliki ekstermitas kecil dan kurus, serta abdomen
yang menggembung karena edema (asites). Edema ini seringkali menyembunyikan
atrofi otot yang berat, membuat anak tampak tidak terlalu terbelakang dari
sebenarnya. Kulit bersisik dan kering dan terdapt daerah depigmentasi. Tampak
berbagai macam dermatosis, sebagian akibat defisiensi vitami . kebutaan permanen
sering diakibatkan oleh kekurangan vitamin A berat. Defisiensi mineral sering terjadi,
terutama zat besi, kalsium, dan seng. Rambut tipis, kering, kasar, dan kusam.
Depigmentasi sering terjadi dan bercak alopesia dapet terjadi.
c. Marasmus
Marasmus terjadi akibat malnutrisi umum kalori dan protein. Marasmus biasnya
merupakan sindrom deprivasi fisik dan emosi dan tidak terbatas pada daerah geografis
yang pasokan makananya tidak adekuat. Marasmus dapat ditemukan pada anak yang
mengalami gagal tumbuh yang penyebabnya bukan hanya nutrisi , namun terutama
emosional. Marasmus dapat ditemukan pada bayi usia 3 bulan jika Asi tidak berhasil
dan tidak ada alternatif yang cocok.
Marasmus ditandai oleh penurunan berat badan dan atrofi jaringan tubuh
secara bertahap, terutama lemak subkutan. Anak tampak sanagat tua, dengan kulit
keriput dan menggelambir, tidak seperti anak penderita kwashiorkor, yang nampak
lebih bulat akibat edema. Metabolisme lemak marasmus tidak terlalu terganggu
seperti pada kwashiorkor sehingga defisiensi vitamin yang larut dalam lemak
biasanya minimal atau tidak terjadi.

2) Masalah Tidur
Kekhawatiran mengenai tidur sering kali terjadi selama masa bayi. Gangguan
tidur dengan penyebab fisiologis sangat jarang dengan pengecualian bila ada kolik.
Kebanyakan keluarga mungkin melaporkan masalah tidur yang khas untuk pola ini,
intervensi hanya diberikan jika pola ini mengganggu keluarga. Ketika muncul
masalah tidur, pengkajian teliti sangat esensial. Membuat tabel kebiasaan tidur baik
sebelum maupun setelah intervensi juga merupakan strategi penting. Pertanyaan
mengenai frekuensi dan durasi bangun, rutinitas waktu tidur yang biasa, jumlah
pemberian makan setiap malam, masalah yang dirasakan (misalkan sebanyak apa
gangguan perilaku yang terjadi), dan intervensi yang dicoba sangat penting dalam
merencanakan pendekatan efektif yang dirancang untuk masalah tidur tertentu.
Pendekatan yang sama efektifnya dan lebih tidak traumamatis untuk
mengatasi menangis di malam hari, yang dikenal dengan graduated extinction adalah
membiarkan anak menangis secara progresif lebih lama diantara intervensi parental
singkat yang hanya terdiri atas menengkan, bukan menggoyang, menggendong, atau
menggunakan botol atau dpot. Graduated extinction digunakan selama waktu tdiur
siang dan waktu tidur sampai orangtuaberistirahat. Bila anak nangis sepanjjang
malam, orang tua menggunkan upaya penyamanan. Cara terbaik untuk mencegah
masalah tidur adalah mendorong orangtua untuk menetapkan ritual waktu tidur yang
tidak menimbulkan pola problematik. Cara paling konstruktif adalah meletakkan bayi
yang masih terjaga dalam tempat tidur sendiri. Diabjurkan tidak menggantung mainan
diatas tempat tidur dengan tidur, bukan dengan aktivitas. Meskipun intervensi yang
telah diterangkan sebelumnya dan biasanya berhasil, tetapi sebenarnya jauh lebih
mudah mencegah masalah dengan konseling yang tepat selama bulan-bulan pertama
kehidupan bayi.

3) Gangguan Vitamin

Sebuah studi menunjukkan bahwa hanya 1 dari 5 anak berusia 2 sampai 18 tahun
yang secara teratur mengonsumsi lima atau lebih sajian buah dan sayur per hari,
dengan anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Sayuran paling banyak
dikonsumsi oleh anak dan remaja adalah kentang goreng. Telah dilaporkan bahwa
pada anak usia 7 sampai 18 tahun, sekitar sepertiga anak dan dua pertiga remaja
perempuan mengonsumsi sejumlah vitamin B6 kurang dari jumlah yang
direkomendasikan. Rakitis defisiensi vitamin D yang dulu jarang terjadi karena susu
telah diperkaya vitamin D kini menigkat. Populasi yang berisiko meliputi :

1. Anak yang dilahirkan dari ibu penderita defisiensi vitamin D

Individu yang terpajan sinar matahari minimal karena ciri khas pakaian mereka,
agama atau kepercayaan budaya, perumahan di daerah polusi, atau pigmentasi kulit
yang gelap.

2. Mereka yang diet rendah sumber vitamin D dan kalsium


Individu pengguna produk susu yang tidak diperkaya dengan vitamin D (misalkan
yogurt atau susu sapi mentah) sebagai sumber primer susu .

Anak juga dapat memiliki risiko sekunder akibat gangguan atau pentalaksanaan.
Misalnya defisiensi vitamin A dan D yang larut dalam lemak dapat terjadi pada
gangguan malabsorpsi. Anak yang dapat silisilat dala dosis tinggi, seperti yang
diberikan pada penderita artritis rematoid, mungkin mengalami gangguan
penyimpanan vitamin C. Defisiensi vitamin A berhubungan dengan meningkatnya
morbiditas dan mortalitas anak penderita campak. American Academy of Pediatrics
merekomendasikan bahwa suplementasi vitamin A harus dipertimbangkan untuk
diberikan kepada anak yang dirawat di rumah sakit karena menderita campak dan
komplikasi yang menyertai diare, batuk, pneumonia, terutama anak usia antara 6
bulan sampai 2 tahun.

Keprihatinan penggunaan vitamin yang berlebihan, terutama sebagaibagian dari


terapi alternatif. Dosis yang berlebihan biasanya didefinisikan sebagai pemberian
dosis 10 kali atau lebih dari asupan diet yang direkomendasi, meskipun vitamin larut
lemak terutama A dan D cenderung menyebabkan reaksi toksik jika diberikan dalam
dosis rendah. Dengan penambahan vitamin ke dalam makanan yang telah
dipersiapkan secara komersial maka potensi terjadinya hipervitaminosa semakin
meningkat, terutama jika dikombinasi dengan penggunaan suplemen vitamin vitamin
yang berlebihan.

4) Gangguan Mineral

Makro mineral merupakan mineral yang kebutuhan hariannya lebih besar dari 100
mg meliputi kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, klorida, dan sulfur. Mikro
mineral atau elemen renik merupakan mineral yang kebutuhan hariannya kurang dari
100 mg meliputi beberapa mineral penting dan mineral yang peran pastinya dalam
nutrisi masih belum jelas. Kekhawatiran terbesar yaitu terjadiya defisiensi, terutama
zat besi, kalsium, fosfor, magnesium, dan zink. Kadar zink yang rendah dapat
menyebabkan gagal tumbuh akibat nutrisi. Defisiensi dapat juga terjadi jika berbagai
zat dalam diet berinteraksi dengan mineral. Misalnya zat besi, seng dan kalsium dapat
membentuk kompleks yang tidak larut dengan fitat atau oksalat (zat yang banyak pada
tumbuhan) yang mengganggu bioavailabilitas mineral. Jenis interaksi ini penting pada
diet vegetarian karena makanan dari tumbuhan seperti kedelai memiliki kandungan
fitat yang sangat tinggi.

5) Diet Vegetarian

Semakin ketat diet vegetarian, semakin sulit memastikan nutrisi yang adekuat bagi
bayi dan anak. Tipe mayor vegetarianisme adalah :

1. Lakto-ovovegetarian : tidak makan daging dari mengonsumsi produk susu dan


sesekali mengonsumsi ikan
2. Lakto-vegetarian : tidak maka daging dan telur, tetapi minum susu
3. Vegetarian murni : menyingkirkan semua makanan dari hewan, termasuk telur
dan susu.
4. Zen makrobiotik : lebih terbatas dari vegetarian murni, sejumlah kecil buah, sayur,
dan polong-polongan
5. Semi-vegetarian : mengonsumsi diet lakto ovovegetarian dengen beberapa ikan
dan unggas.

Diet lakto-ovovegetarian dihubungkan dengan paling sedikit defisiensi, meskipun


asupan zat besi perlu dipantau. Defisiensi mayor pada diet vegetarian yang paling
ketat adalah protein yang tidak adekuat dan pertumbuhan, buruknya pencernaan dari
banyak makanan alami tanpa pemrosesan, terutama untuk bayi dan defisiensi vitamin
B6, niasin, riboflavin, vitamin D, zat besi, kalsium dan seng. Diet vegetarian juga
memerlukan suplementasi vitamin B12 dan vitamin D. Vitamin D penting jika
pajanan sinar matahari tidak adekuat atau pada orang-orang berkulit gelap atau yang
tinggal di lintang utara atau daerah berawan atau berkabut. Anemia defisiensi zat besi
dan rakitis dapat terlihat pada anak-anak yang menjalani diet vegetarian dan
makrobiotik ketat akibat mengonsumsi makanan nabati yang mengganggu absorpsi
zat besi, kalsium, dan seng.

6) Pertimbangan Keperawatan

Identifikasi ketidakseimbangan nutrien adalah tujuan keperawatan yang pertama


dan memerlukan pengkajian berdasarkan riwayat diet dan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui tanda-tanda terjadinya defisiensi atau kelebihan. Begitu data pengkajian
terkumpul, informasi dievaluasi berdasarkan asupan standar untuk mengidentifikasi
area yang memerlukan perhatian. Standar yang paling digunakan adalah
Recommended Dietary Allowance (RDAs) yang dikembangkan oleh National
Academy of Sciences, Food and Nutrition Board. RDA bukan kebutuhan rata-rata
tetapi kebutuhan yang direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis pada
orang sehat.

Institute of Medicine telah mengembangkan panduan untuk asupan nutrisi


meliputi anjuran RDA ttetapi cakupannya meliputi parameter tambahan yang
berhubungan dengan asupan nutrisi. Dietary Reference Intakes (DRI) meliputi
perkiraan kebutuhan nutrisi rata-rata sesuai usia dan gender, batas atas asupan nutrien
dapat ditoleransi yang berhubungan dengan rendahnya risiko efek buruk, dan standar
RDA. Faktor gaya hidup yang dapat mempengaruhi fungsi nitrien seperti asupan
kafein dan olahraga, dan mengenai bagaimana nuttrien mungkin terkait dengan
penyakit kronis.

Dietary Guidelines for Ameicans menganjurkan mengonsumsi berbagai jenis


makanan, mempertahankan berat badan tubuh ideal, mengonsumsi pati dan serat yang
adekuat, dan membatasi asupan lemak, kolesterol, gula, garam, dan alkohol. Food
Guide Pyramid yang menempatkan 4 kelompok makanan dasar digunakan untuk
menyampaikan informasi tentang nutrisi kepada masyarakat dan bisa diterapkan pada
anak mulai usia 2 tahun. FGP yang baru dilengkapi gambar yang ditujukan untuk
anak kecil. Kelompok makanan yang berbeda dan penyajiannya adalah sama, tetapi
makanan dibuat nampak lebih realistis daripada FGP sebelumnya.

Nama kelompok telah dikurangi agar lebih mudah dipahami anak-anak. Puncak
piramida menekankan pengurangan konsumsi lemak dan makanan manis. Ukuran
penyajian yang dianjurkan untuk lima kelompok makanan. Anak kecil memerlukan
variasi makanan yang sama seperti anak yang lebih besar tetapi mungkin hanya
membutuhkan kurang dari 1500 kaori, yang merupakan jumlah minimum dari anjuran
setiap sajian kelompok makanan. Untuk memenuhi kebutuhan kalori mereka,
penyesuaian dibuat dengan menggunakan jumlah penyajian yang minimal dan ukuran
yang lebih kecil.

Namun, penting bagi anak untuk mendapat nutrisi yang setidaknya sama dengan 2
cangkir susu dalam sehari. Remaja yang memerlukan kalori tinggi untuk petumbuhan
harus mendapat paling tidak 3 cangkir susu sehari dan lebih banyak buah serta
mungkin memerlukan sajian yang dianjurkan dalam jumlah maksimal. Rekomendasi
terbaru untuk asupan lemak pada anak berusia lebih dari 2 tahun adalah tidak lebih
dari 30% kalori yang berasal dari lemak dan sisa kalori harus berasal dari karbohidrat
dan protein.

Karena salah satu jaminan terbaik kecukupan nutrisi adalah makan berbagai
macam jenis makanan, maka keluarga perlu mendapat panduan untuk memilih
makanan yang mengandung nutrien penting tanpa melebihi kebutuhan energi. Dengan
diet yang bervariasi sebagian besar anak tidak memerlukan suplemen vitamin atau
mineral. Sayangnya tidak ada pembatasan mengenai ketersediaan dosis toksik vitamin
dan mineral. Perawat perlu menyelidiki terapi alternatif yang menyertakan suplemen
vitamin atau mineral dan memberikan informasi kepada keluarga mengenai potensi
bahaya akibat kelebihan vitamin atau mineral. Anggapan bahwa “semakin banyak
semakin baik” mungkin paling baik dikoreksi dengan penjelasan sederhana mengenai
ketidakmampuan tubuh menggunakan lebih dari yang dibutuhkan.

Untuk anak-anak, diet lakto-ovovegetarian secara nutrisi adekuat, tetapi diet


vegetarian memerlukan suplementasi vitamin D dan B12 untuk anak usia 2 sampai 12
tahun. Bayi harus mendapat ASI selama 6 bulan pertama dan lebih baik jika selama 1
tahun, diberi makanan padat setelah 4 bulan dan mendapat sereal diperkaya zat besi
paling tidak 18 bulan. Untuk menjamin kecukupan protein dalam diet makanan
dengan protei tidak lengkap harus dimakan dengan makanan lain yang memasok asam
amino yang tidak ada. Kombinasi tiga makanan dasar yang dikonsumsi oleh
vegetarian yang umumnya memberi jumlah asam amino yang memadai adalah :

1. Biji-bijian (sereal, beras, pasta) dan polong-polongan (kacang polong, kacang


kapri, miju-miju, kacang tanah)
2. Biji-bijian dan produk susu (susu, keju, yogurt)
3. Biji (wijen, bunga matahari)
BAB III
TINJAUAN EVIDANCE BASE PRACTICE DAN PENDIDIKAN
KESEHATAN

A. TINJAUAN EVIDANCE BASE PRACTICE

 PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU


DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA
Dengan stimulasi yang datang dari lingkungan luar akan memudahkan
bayi dalam melakukan suatu gerakan. Perkembangan anak dapat berubah secara
bertahap melalui proses maturasi dan pembelajaran ini.
Dan tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tindakan stimulasi ibu
terhadap perkembangan motorik kasar bayi di Kelurahan Kemayoran Surabaya.
Metode yang diambil pada penelitian ini adalah deskriptif dengan populasi
penelitian semua ibu yang memiliki bayi sebanyak 30 orang. Lokasi penelitian
di Kelurahan Kemayoran Surabaya. Teknik sampling yang digunakan adalah Total
Sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Pengumpulan data menggunakan
Kuesioner dan pemeriksaan DDST pada bayi. Variabel penelitian adalah
tindakan stimulasi ibu dan perkembangan motorik kasar bayi. Penyajian data
dengan cara tabulasi silang antara tindakan stimulasi ibu dengan perkembangan
motorik kasar bayi kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Hasil pada penelitian ini menunjukkan 29 responden tindakan stimulasi
ibu baik dengan hasil DDST 4 meragukan, tidak dapat di test 3 dan normal
22. 1 responden tindakan stimulasi ibu cukup dengan hasil DDST 1 meragukan.
Dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tindakan stimulasi ibu
terhadap perkembangan motorik kasar bayi dalam kategori baik, karena semakin baik
tindakan stimulasi yang diberikan oleh ibu maka akan berpengaruh pada
perkembangan motorik kasar bayi yang normal dan sesuai.

 DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA


BAYI USIA 6–12 BULAN
Dukungan para suami mempunyai peran dalam sukses atau tidaknya seorang
ibu dalam menyusui bayinya. Semakin besar dukungan yang didapatkan untuk
menyusui bayinya maka semakin besar kemampuan untuk bertahan dalam
menyusui. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan
dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 sampai 12 bulan.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental. Pendekatan waktu yang
digunakan dalam penelitian yaitu cross sectional. Teknik pengambilan sampel
penelitian menggunakan purposive sampling. Dalam melakukan analisis data hasil
penelitian menggunakan rumus Kendal Tau. Penelitian ini dilakukan di Posyandu
Dewisari Kenteng Gadingsari Sanden Bantul Yogyakarta. Jumlah populasi dalam
penelitian sebanyak 44 responden. Sampel pada penelitian berjumlah 30
responden, yaitu ibu menyusui yang memiliki bayi berumur 6 sampai 12 bulan.
Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa dukungan suami dalam pemberian ASI
eksklusif termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 70%, kategori sedang 6,7%
dan kategori rendah 23,3%. Jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif
sebanyak 16 ibu (53,3%). Ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif sebanyak 14 ibu
(46,7%).Berdasarkan hasil uji hubungan diketahui bahwa terdapat hubungan
dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif. Sehingga dapat disimpulkan
terdapat hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu
menyusui yang mempunyai bayi usia 6 sampai 12 bulan. Sosialisasi program Promosi
Kesehatan perlu disebarluaskan melalui berbagai media komunikasi untuk
pasangansuami istri, keluarga dan lingkungan agar dukungan suami terhadap
pemberian ASI eksklusif terpenuhi.Selain itu, suami sebagai kepala rumah tangga
perlu menjalankan perannya sebagai “support system” dengan memberikan dukungan
informatif, penghargaan, emosional dan instrumental selama ibu menyusui sampai
bayi berusia 6 bulan sehingga ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan bayi
mendapatkan tumbuh kembang yang baik dan sempurna.

B. PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan yang dapat diberikan kepada anak dan keluarga yang
memiliki anak usia 0 – 12 bulan.

1. Latar belakang
Mengenal makanan padat bisa merupakan watu yang menyenangkan bagi orang
tua dan anak. Sebagian besar bayi adalah pemakan yang baik dan mereka
menikmati makan dari sendok dan kelak makan sendiri. Akan tetapi, transisi dari
“orang tua yang melakukan” menjadi “bayi yang melakukan” bisa menjadi
pengalaman percobaan, terutama bagi mereka yang menyukai rumah bersih atau
bagi yang beranggapan bahwa membersihkan rumah yang kotor menghabiskan
waktu. Usaha anak yang pertama,kedua dan sering sampai ke dua puluh untuk
makan sendiri atau makan dengan cangkir merupakan pengalaman yang kotor dan
basah. Makanan yang dapat dipegang seperti buah atau sayuran lunak bila
merupakan barang mainan selain sebagai makanan, selain dapat diremas, makanan
tersebut dapat dioles, ditabur, diperas atau dipajankan ke tubuh sendiri, orang lain,
dan lingkungan sekitar. Akan tetapi, semua ini merupakan bagian dari belajar dan
penguasaan tercapai setelah cedera banyak terjadi.
2. Judul edukasi:
Pemberian Makan Selama Tahun Pertama DARI LAHIR SAMPAI 6 BULAN
(ASI ATAU SUSU BOTOL)
3. Tujuan:
ASI atau makanan formula komersial untuk bayi sampai 12 bulan
direkomendasikan. Setelah 1 tahun, susu sapi murni dapat diberikan. Mempelajari
rasa baru dan mengembangkan perbedaan selera. Makanan yang dikunyah dengan
buruk dapat juga menimbulkan masalah kelak dalam kehidupan bayi karena tidak
adanya pengalaman. Panduan untuk pengenalan makanan yang baru diberikan
dalam kotak Asuhan Keluarga di Rumah.
4. Sasaran:
Orang tua dan anak
5. Pengorganisasian:
6. Media:
Sumber yang direkomendasikan adalah Starting Solids A Guide for Parents and
Child Care Providers, tersedia dari National Association of Pediatric Nurse
Associates and Practitioners (NAPNAP), 1101 Kings Highway North, Sulte 206,
Cherry Hill, NJ 08034-1912, (877) 662-7627 ATAU (856) 667-1773; fax: (856)
667-7187.
7. Lampiran materi:
ASI
Diet komplet yang paling diinginkan pada paruh pertama dalam satu tahun. Perlu
sumplement vitamin D (400 unit) bila diet ibu tidak adekuat.

Susu Formula
Susu formula komersial yang diperkaya dengan zat besi merupakan makanan
komplet pada paruh pertama dalam satu tahun.
Perlu splemen fluorida (0,25 mg) jika konsentrasi fluorida dalam air minum di
bawah 0,3 ppm setelah bayi berusia 6 bulan.
Formula susu yang terevaporasi memerlukan suplemen vitamin C, zat besi, dan
flourida (sesuai dengan kandungan fluorida dari pasokan air lokal setelah bayi
berusia 6 bulan).

6 SAMPAI 12 BULAN (MAKANAN PADAT)


Penambahan makanan padat mungkin dapat dimulai pada bayi berusia 5 sampai 6
bulan.
Makanan pertama perlu dihaluskan, dihancurkan, atau ditumbuk halus.
Makanan yang dapat dipegang seperti kraker untuk pertumbuhan gigi, buah segar
atau sayuran dapat mulai diperkenalkan pada bayi berusia 9 sampai 12 bulan.
Kecuali sereal, urutan pengenalan makanan bisa bervariasi; urutan yang
dianjurkan adalah diperkenalkannya makanan lain per minggu, dimulai dengan
buah, kemudian sayur, dan kemudian daging.
Ketika kuantitas makanan padat meningkat, jumlah susu formula harus dibatasi
sampai sekitar 900 ml per hari, dan jus buah sampai kurang dari 360 ml per hari.

Cara Pemberian
Berikan makanan padat bila bayi sedang lapar.
Mulai makan menggunakan sendok dengan mendorong makanan ke belakang
lidah karena adanya kecenderungan alamiah bayi untuk mendorong lidahnya ke
depan.
Gunakan sendok kecil dengan pegangan lurus, mulai dengan 1 atau 2 sendok teh
makanan; tingkatkan secara bertahap menjadi 2 sampai 3 sendok teh per kali
pemberian makanan.
Perkenalkan satu makanan setiap kali pemberian, biasanya dengan interval 4
sampai 7 hari untuk mengidentifikasi adanya alergi makanan.
Ketika jumlah makanan padat meningkat, kurangi kuantitas susu untuk
menghindari pemberian makan yang berlebihan. Jangan memberi makanan yang
dicampur dengan susu formula dalam botol.

Sereal
Berikan sereal bayi yang diperkaya zat besi dan dipersiapkan secara komersial dan
berikan setiap hari sampai 18 bulan.
Sereal beras biasanya diperkenalkan pertama kali karena potensi menimbulkan
alerginya rendah.
Suplemen zat besi dihentikan begitu sereal diberikan.

Buah dan Sayuran


Minuman apel, pisang dan pear biasanya ditoleransi baik.
Hindari buah dan sayur yang dikemas dalam kaleng yang tidak di rancang khusus
untuk bayi karena kadar timbal bervariasi dan kadang-kadang tinggi serta adanya
penambahan garam, gula, dan/atau pengawet.
Berikan jus buah hanya dengan cangkir, jangan dengan botol, untuk mengurangi
terjadinya “karies botol.”

Daging, Ikan dan Ayam


Hindari daging berlemak.
Olahlah dengan memanggang, membakar, mengukus atau merebus.
Masukkan daging organ seperti hati, yang mengandung zat besi, vitamin A, dan
vitamin B kompleks yang tinggi.
Bila diberikan sup, yakinkan bahwa semua bahan dikenal dalam diet bayi.
Hindari kombinasi daging/sayur yang dijual bebas karena proteinnya rendah.

Telur dan Keju


Sajikan kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan dengan baik, dimasak
lunak atau direbus.
Berikan putih telur dalam jumlah kecil (1 sendok teh) mendekati akhir tahun
pertama untuk mendeteksi adanya alergi.
Gunakan keju sebagai pengganti daging dan sebagai makanan yang dapat
dipegang.
DAFTAR PUSTAKA

Siti, N., Kholifah, Fadillah., As’ari, H., Hidayat, Taufik. Perkembangan Motorik Kasar Bayi
Melalui Stimulasi Ibu di Kelurahan Kemayoran Surabaya.

Rahmawati, A., Susilowati, B. Dukungan Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada
Bayi Usia 6–12 Bulan.

Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. (n.d.).
Wong; Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol. 1 Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

Kyle, T., & Carman, S. (2015). Buku Ajar Keperawatan Pediatri Vol. 1 Edisi 2. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai