INFANT
ANGGOTA KELOMPOK IV :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Tumbuh Kembang dan
Promosi Kesehatan Infant.
Makalah teori ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari semua itu semua,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan
keritk dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah teori ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi dari pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk
tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,
lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang
berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak.
Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga
kesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang
optimal. Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang
tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan,mengawasi, dan
merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara
alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau orang tua.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini
pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Pada masa bayi ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas (motorik kasar
dan motorik halus), kesadaran sosial, body image sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya. Perkembangan sosial serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk
pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang
berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi
diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan
sejak bayi masih dalam kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara
maksimal tentu kita perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri,
yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam merawat dan
membesarkan buah hati kita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERTUMBUHAN
1. Masa Bayi (28 hari-1 tahun)
Pada masa bayi hingga satu tahun dalam pertumbuhan dan perkembangan dapat
dikelompokkan menjadi tiga tahap, tahap pertama adalah 1-4 bulan, tahap kedua 4-8 bulan,
tahap ketiga adalah 8-12 bulan.
Secara umum perkembangan bayi pada tahun pertama adalah terjadi peningkatan
beberapa organ fisik/biologis seperti ukuran panjang badan pada tahun pertama penambahan
kurang lebih (25-30 cm), peningkatan jaringan subkutan, perubahan pada fontanel anterior
menutup pada usia 9-18 bulan perubahan pada lingakaran kepala dan lingkar dada, dimana
lingkar kepala sama besar dan pada usia satu tahun terjadi perubahan, pada akhir tahun
pertama terjadi perubahan berat otak anak menjadi 25% berat otak orang dewasa,
pertumbuhan gigi dimulai dari gigi susu pada umur 5-9 bulan.
B. PERKEMBANGAN BIOLOGIS
Tidak ada waktu dalam hidup yang perubahan fisik dan pencapaian perkembangannya
begitu dramatis seperti yang terjadi selama masa bayi. Semua sistem tubuh utama mengalami
maturasi (kematangan) progesif, dan pada saat yang sama terjadi perkembangan keterampilan
sehingga dengan cepat memungkinkan bayi berespons dan mengahadapi lingkungan.
a. Pertumbuhan
Terjadi sangat cepat terutama selama 6 bulan pertama. Bayi memperoleh pertambahan
berat badan 150 sampai 210 g (5 sampai 7 ons) setiap minggi sampai sekitar usia 5 sampai 6
bulan, ketika berat badan lahir poaling tidak sudah dua kali berat lahirnya. Berat rata rata
anak usia 6 bulan adalah 7,26kg.
b. Tinggi Badan
Bertambah 2,5 cm ( 1 inci) setiap bulan selama 6 bulan pertama dan kemudian
melambat selama 6 bulan kedua. Pertambahan panjan terjadi dalam lponajakan tiba tiba,
bukan dengan pola lambat dan bertahap.
c. Pertumbuhan Kepala
Pertumbuhan kepala juga cepat. Selama 6 bulan pertama lingkar kepala bertambah
sekitar 1,5 cm setiap bulan namun kemudian pertambahannya menurun menjadi hanya 0.5 cm
setiap bulan selama 6 bulan kedua. Ukuran rata rata adalah 43 cm pada 6 bulan dan 46 cm
pada 12 bulan pada usia 1 tahun, ukuran kepala telah meningkat sampai hampir 33%
penutupan sutura kranial juga terjadi, dengan fontanela posterior menutup pada usia 6 sampai
8 minggu dan fontanela anterior kenutup pada usia 12 sampai 18 bulan(rata rata terjadi pada
usia 14 bulan).
d. Dada
Memperlihatkan kontur yang lebiuh dewasa, dengan diameter lateral menjadi lebih
besar dibandingkan diameter anterioiterior. Lingkar dada kurang lebih sama dengan lingkar
kepala pada akhir tahun pertama. Jantung tumbuh kurang cepat dibandingkan sisa bagian
tubuh lain. Berat jantuk biasanya dua kali berat jantung lahir pada usia 1 tahun di
bandingkan berat badan tubuh yang bertambah tiga kali selama periode yang sama. Ukuran
jantung masih tetap besar dibandingkan dengan rongga dada; lebar jantung sekitar 55% lebar
dada.
e. Maturasi sistem
Sistem oragan lain juga berubah dan tumbuh selama masa bayi. Kecepatan respirasi
melambat dengan alsan yang tidak diketahui dan realtif stabil. Pergerakan respirasi masih
tetap pernapasan abdomen. Beberapa factor mempredisposisi bayi ke masalah respirasi yang
masih berat dan aku. Dekatnya trakea ke bronkus dan struktur percabangannya dengan cepat
menghantarkan agens infeksi dari satu lokasi anatomis ke lokasi lainnya. Tuba eustachius
yang pendek dan lurus berhubungan rapat dengan telinga, sehingga memungkinkan infeksi
naik dari faring ke telinga tengah.
f. Kecepatan jantung
Kecepatan jantung melambat, dan iramanya sering aritmia sinus (kencepatan
bertambah saat respirasi dan berkurang saat ekspirasi) tekanan darah juga berubah selama
masa bayi. Tekanan sistolik meningkat selama 2 bulan pertama akibat peningkatan
kemampuan ventrikel kiri memompa darah ke sirkulasi sistemik. Tekanan diastolic menurun
sela atiga bulan pertama, kemudian secara bertahap mingkat sampai mendekati nilai tekanan
diastolic saat lahir, fluktuasi tekanan darah terjadi selama berbagai keadaan aktivitas dan
emosi.
g. Perubahan Hemopoietik
Bermakna terjadi selama tahun pertama. Hemoglobin fetal(HgbF) sudah ada selama 5
bulan pertama, dengan hemoglobin dewasa meningkat secara mantab selama pertengahan
pertama masa bayi. Hemoglobin fetal mengakibatkan pendeknya ketahan hidup sel darah
merah (SDM) sehingga menurunkan jumlah SDM. Akibat umum yang terjadi pada usia 2
sampai 3 bulan adalah anemia fisiologis. Tingginya kadar HgbF diperkirakan menekan
produksi entropoietin, suatu hormone yang dilepaskan oleh ginjal yang menstimulasi
produksi SDM.
h. Proses Pencernaan
Proses penceranaan masih imatur saat kelahiran. Saliva hanya disekresi sedikit,
namun sebagian besar proses pencernaan belum mulai berfungsi sampai usia 3 bulan, ketika
mengeces umum terjadi akibat jeleknya koordinasi reflex menelan. Enzim ptyalin (juga
dikenal amilase) sudah ada dalam jumlah kecil namun biasanya hanya mempunyai efek kecil
terhadap bahan makann karena makanan yang tertinggal di mulut hanya sebentar. Pencernaan
lambung di perut terjadi terutama terdiri atas aksi asam hidroklorid dan renin, suatu enzim
yang beraksi secara spesifik pada kasein dalam susu untuk membentuuk curd-gumpalan
semisolid partikel susu. Curd menyebabkan susu tertahan di dalam lambung cukup lama
untuk memungkinkan terjadinya pencernaan.
i. Hati
Hati merupakan organ ganstrointestinal paling imatur sepanjang masa bayi.
Kemampuan mengonjugasi bilirubin dan mensekresi cairan empedu baru tercapai setelah
beberapa minggu pertama kehidupan, akan tetapi, kapasitas untuk gluconeogenesis,
pembentukan protein plasma dan keton, penyimpanan vitamin, dan deaminisasi asam amino
masih relative imatur selama tahun pertama kehidupan. Maturase reflek mengulum,
menghisap, dan menelan serta erupsi gigi pararel dengan perubahan dalam saluran
gastrointestinal dan mempersiapkan bayi untuk dikenalkan dengan makanan padat.
j. System Imunologis
Sistem imunologis mengalami berbagai perubahan selama tahun pertama. Bayi cukup
bulan menerima sejumlah meternal secara bermakna, yang sekitar 3 bulan memberikan
imunitas melawan antigen yang pernah dihadapi ibunya. Selama waktu tersebut bayi mulai
mensitesis lgG sekitar 40% kadar lgG orang dewasa tercapai pada usia 1 tahun sejumlah lgM
yang signifikan telah di produksi pada saat lahir, dan kadar lgM orang dewasa terc apai pada
usia 9 bulan. Produksi lgA, lgD dan lgE jauh lebih bertahap dan kadar maksimalnya tidak
tercapai sampai masa kanak kanak awal.
k. Termoregulasi
Menjadi lebih efisien, kemampuan kulit untuk berkontraksi dan otot untuk menggigil
sebagai renspons terhadap dingin mengalama pingkatan. Kapiller perifer berespons terhadap
perubahan suhu lingkungan untuk mengatur kehilangan panas. Kapiler berkonstriksi sebagai
renspons terhadap dingin. Mempertahankan suhu inti tubuh, dan menurunkan kemungkinan
kehilangan panas evaporative dari permukaan kulit kaapiler akan berdilatasi sebagai renspon
terhadap panas yang menurunkan suhu tubuh internal melalui evaporasi, konduksi,
dankonveksi. Menggigil(thermogenesis) menyebabkan otot dan serabut otot berkontraksi,
menghasilkan panas metabolic, yang disebarkan ke seluruh tubuh. Peningkatan jaringan
adiposa selama 6 bulan pertama melindungi tubuh terhadap kehilangan panas.
m. Struktur Ginjal
Juga mempredisposisi bayi untuk mengalami dehidrasi. Maturitas ginjal yang
sempurna terjadi selama paruh terakhir tahun kedua, ketika epitel kuboid glomerulus menjadi
datar. Sebelum waktu tersebut, kemampuan filtrasi glomerulus sangat kecil. Urine sering
dikerluarkan dan memiliki berat jenis spesifik yang rendah(1,00 sampai 1,010).
n. Ketajaman pendengaran
Sudah berada dalam tingkat dewasa selama masa bayi. Ketajaman penglihatan mulai
meningkat, dan fiksasi binocular sudah ditetapkan. Binokularitas , atau fiksasi dua bayangan
ocular menjadi sebuah gambar serebral(fusi), mulai terbentuk pada usia 6 minggu dan
seharnya sudah terbentuk dengan baik pada usia 4 bulan. Persepsi dalam (stereopsis) mulai
berkembang pada usia 7 sampai 9 bulan, namun dapat terjadi lebih awal sebagai mekanisme
kemanan. Sejak lahir terhadap jatuh.
b) Berguling
Bayi baru lahir dapat berguling seacra tidak sengaja karena punggungnya membulat.
Kemampuan berguling secara sengaja dari poisi punggung ke perut terjadi pada usia 5 bulan,
dan kemampuan untuk berpindah dari punggung ke abdomen terjadi pada usian 6 bulan. Bayi
yang diletakan untuk tidur pada posisi miring dapat dengan mudah berguling ke posisi
tengkurap, sehingga membuatnya berisiko mengalami sindrom kematian bayi mendadak.
Oleh karena itu penting untuk meletakkan bayi pada posisi tengkurap bila akan tidur ketika
bayi terjaga posisi tengkurap bias di terima untuk meningkatkan pencapaian perkembangan
seperti control kepala, merangkak, bergerak maju secara perlahan lahan dan berguling. Perlu
diperhatikan bahwa reflex parasur, yang membangkitkan respons protektif terhadap jatuh,
muncul pada usia 7 bulan.
c) Duduk
Kemampuan duduk mengikuti control kepala dan pelurusan punggung yang progresif.
Selama 2 sampai 3 bulan pertama , punggung membulat secara beraturan. Lengkung konveks
leher terbentuk sekitar usia 3 sampai 4 bulan, ketika control kepala terbentuk. Lengkung
konveks lumbal muncul ketika anak mulai duduk, pada sekitar usial 4 bulan. Karena kolumna
spinalis melurus, bayi dapat didudukkan. Pada usia 7 bulan bayi dapat duduk sendiri,
condong ke depan dengan disokong tangannya. Pada usia 8 bulan, dapat duduk dengan baik
tanpa songkongan dan mulai mengeksplorasi area sekitar mereka dalam posisi ini daripada
dalam posisi berbaring. Pada usia 10 bulan, bayi dapat melakukan maneuver dari posisi
tengkurap keposisi duduk.
d) Lokomosi
Melibatkan pengenalan kemampuan Manahan beban, mendorong ke depan pada ke
empat ekstermitas tegak dengan songkongan dan pada akhirnya berjalan sendiri. Dengan
mengikuti pola sefalokaudal, bayi usia 4 sampai 6 bulan mengalami peningkatan koordinasi
pada lengannya. Lokomosi awal terjadi ketika bayi mendorong diri mereka sendiri ke
belakang dengan mendorong memakai lengannya. Pada usia 6 sampai 7 bulan, bayi mampu
menahan seluruh berat badannya pada keuda tungkai mereka dengan bantuan.
e) Merangkak
Menjadi bergerak secara perlahan lahan pada tangan dan lutu pasa usia 9 bulan. Pada usia
ini, bayi dapat berdiri sambal memegangi furniture dan dapat menarik dirinya sendiri keposisi
berdiri, namun mereka tak mampu melakukan maneuver belakang dan bah kecuali ketika
jatuh. Pada usia 11 bulan bayi dapat berjalan sambal memegangi furniture atau dengan kedua
tangan di pegangi dan pada usia 1 tahun mereka mampu berjalan dengan satu tangan
dipegangi. Sejumlah bayi berupaya melakukan langkah mandiri pertama pada ualng tahun
pertama mereka.
E. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
• Perkembangan Rasa Percaya
Fase I Erikson terfokus pada membentuk rasa percaya ketika mengatasi rasa tidak
percaya. Rasa percaya yang berkembang adalah rasa percaya diri, percaya orang lain, dan
dunia. Bayi “Percaya” bahwa kebutuhan makanan, kenyamanan, rangsangan, dan asuhan
mereka akan dipenuhi. Pemberian makan, kehangatan, dan perlindungan sendiri tidak cukup
adekuat untuk pembentukan sensasi diri yang kuat. Bayi dan orang tua harus bekerja sama
dalam belajar untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan puas sehingga masing-masing
memiliki peraturan mengenai frustasi. Jika kecocokan gagal terbentuk hasil akhir yang terjadi
yaitu rasa tidak percaya diri.
Rasa percaya yang diperoleh selama masa bayi memberi dasar untuk keberhasilan
semua fase. Kepercayaan memberi bayi perasaan nyaman dan aman ssecara fisik, yang
membantu menghadapi situasi tidak dikenal dan tidak diketahui dengan rasa takut yang
minimal. Erikson telah membagi tahun pertama kehidupan menjadi dua tahap oral/sosial.
Narsisme primer (perhatian total hanya pada diri sendiri) sedang pada puncaknya. Akan
tetapi karena proses tubuh seperti penglihatan, gerakan motorik, dan vokalisasi menjadi lebih
terkontrol, bayi menggunakan perilaku lebih maju untuk berinteraksi dengan orang lain.
Modalitas selanjutnya melibatkan cara meraih orang lain melalui penggenggaman.
Menggenggam pada awalnya bersifat refleks, namun memiliki makna sosial yang kuat bagi
orang tua. Respons timbal balik dari genggaman anak adalah pelukan dan sentuhan orang tua.
Stimulasi taktil menyenangkan bagi orang tua dan bayi, stimulasi ini sangat penting dalam
proses total mendapat rasa percaya.
Tahap kedua terjadi modalitas menggigit yang lebih aktif dan agresif. Bayi belajar bahwa
mereka dapat memeluk apapun yang menjadi milik mereka dan lebih dapat mengontrol
lingkungan sepenuhnya. Bila bayi mendapat ASI, mereka segera belajar bahwa menggigit
menyebabkan ibu menjadi kecewa dan menarik payudara nya. Akan tetapi menggigit
memberi kepuasan internal akibat rasa tidak nyaman dari gigi dan rasa kekuatan atau kontrol.
Konflik ini dapat diselesaikan dengan ibu menyapih bayi dari ASI dan mulai memberi susu
botol, atau bayi dapat belajar menggigit pengganti puting seperti dot biar mendapatkan
kepuasan ASI untuk memperkuat hubungan ibu-anak karena terjadi pada saat bayi mengenali
ibu sebagai orang yang paling berarti dalam hidupnya.
F. PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL
Pada perkembangan psikoseksual anak pertama kali dikemukakan oleh Sigmund freud
yang merupakan proses dalam perkembangan anak dengan pertambahan pematangan fungsi
stuktur serta kejiwaan yang dapat menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan dan
kesenangan secara umum untuk menjadikan diri anak menjadi orang dewasa.
Pada perkembangan psikoseksual anak umur 0-1 tahun melalui Tahap oral yaitu dengan
perkembangan sebagai berikut: kepuasan dan kesenangan, kenikmatan dapat melalui dengan
cara mengisap, menggigit, mengunyah atau bersuara, ketergantungan sangat tinggi dan selalu
minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang diperoleh pada tahap ini
adalah masalah menyapih dan makan.
I. PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembang sosial bayi pada awalnya dipengaruhi oleh perilaku releksifnya, seperti
menggenggam, dan pada akhirnya bergantung terutama pada interaksi antara mereka dengan
pemberian asuhan utama. Kelekatan kepada orang tua semakin nyata selama paruh kedua
tahun pertama. Selain itu, kemajuan berati terjadi dalam komunikasi dan perilaku sosial.
Memiliki efek mendalam pada anggota keluarga dan merupakan stimulus yang dahsyat untuk
membangkitkan respons berkelanjutan dari oranglain. Pada usia 4 bulan bayi dapat tertawa
keras. Bermain adalah agens sosialisasi utama dan memberikan stimulasi yang diperlukan
untuk belajar dari dan berinteraksi dengan lingkungan. Pada usia 6 bulan bayi sangat
menarik. Mereka memainkan permainan seperti ‘’ciluk-ba’’ ketika kepalanya disembunyikan
dalam handuk, mereka memberitahukan keinginan mereka dengan mengangkat kedua
lenganya agar digendong, dan mereka memperlihatkan rasa tidak senang ketika mainanya
diambil atau wajah mereka dibasuh.
1. Kelekatan
Pentingnya kontak fisik manusia kepada bayi tidak bisa terlalu ditekankan. Kelekatan
mengalami kemajuan selama masa bayi, dengan anak semakin memiliki peran bermakna.
Dua komponen perkembangan kognitif yang diperlukan untuk kelekatan:
1. Kemampuan membedakan ibu dari orang lain dan
2. Pencapaian memahami keberadaan objek.
Kedua proses ini mempersiapkan bayi untuk aspek kelekatan yang sama – sama
penting perpisahan dari orang tua. Pemisahan antara individu harus terjadi sebagai proses
harmonis yang sejajar dengan kelekatan emosi.
Selama pembentukan kelekatan dengan orang tua bayi berkembang melalui 4 tahap
berbeda namun saling tumpang tindih.
• Selama beberapa minggu pertama ; bayi berespons tanpa membedakan setiap
orang
• 8 – 12 minggu : menangis , tersenyum dan bersuara lebih kepada ibu
dibandingkan orang lain namun tetap berespons pada orang lain.
• Usia 6 bulan ; bayi memperlihatkan kesukaan yang lebih kepada ibunya.
Menangis jika ditinggal sama ibunya, meniikmati bermain sama ibu, dan merasa
paling aman dalam dekapan ibu.
• Usia sekitar 1 bulan ; setelah menunjukkan kelekatan dengan ibunya, banyak
bayi mulai terikat dengan anggota keluarga lain, paling sering dengan ayahnya.
Bayi memperoleh perilaku perkembangan lainya yang mempengaruhi proses
kelekatan. Ini meliputi :
1. Menangis , tersenyum berbeda ( lebih kepada ibu dibandingkan orang lain)
2. Orientasi motorik – visual ( lebih memandang kepada ibu , meskipun ia tidak
dekat )
3. Menangis ketika ibu meninggalkan ruangan.
4. Mendekati melalui lokomosi ( merangkak, mengendap, atau berjalan).
5. Memeluk ( terutama jika ada orang asing) dan .
6. Mengeksplorasi hal lain selain dari ibu dan menggunakan ibunya sebagai
dasar keamanan.
Ansietas Perpisahan
Antara usia 4 sampai 8 bulan, bayi berkembang melaui tahap pertama perpisahan –
individu dan mulai memiliki kewaspadaan terhadap diri dan ibu sebagai orang lain. Oleh
karena itu, ansietas perpisahan berkembang dan di manifestasikan melalui urutan perilaku
yang telah dapat diperkirakan.
Selam awal paruh kedua dari tahun pertama, bayi memberikan protes ketika diletakan
ditempat tidur, dan sebentara kemudian mereka menolak ibunya meninggalkan ruangan. Bayi
tidak menyadari ketidakhadiran ibu jika ia disibukkan dengan aktivitas. Akan tetapi, jika
mereka menyadari ketidakhadiran ibunya, mereka akan memprotes. Pada usia 11 sampai 12
bulan, mereka mampu mengantisipasi kemungkinan kepergian ibunya dengan mengawasi
perilakunya dan mulai memperotes sebelum ibu meninggalkanya. Pada titik ini kebanyakan
orang tua belajar untuk menunda kewaspadaan anak mengenai kepergianya saat sebelum
meninggalkannya.
J. PERKEMBANGAN BAHASA
1. Umur 1 – 4 Bulan
Pada perkembangan bahasa ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan
tersenyum, dan dapat berbunyi huruf hidup, berceloteh, mulai mampu mengucapkan kata
“ooh/ahh”, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
2. Umur 4 – 8 Bulan
Pada perkembangan bahasa dapat menirukan bunyi atau kata-kata, menoleh ke arah
suara atau menoleh ke arah sumber bunyi, tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi
semakin banyak, menggunakan kata yang terdiri dari dua suku kata dan dapat membuat dua
bunyi vokal yang bersamaan seperti ba-ba.
3. Umur 8 – 12 Bulan
Pada perkembangan bahasa mulai mampu mengatakan papa mama yang belum spesifik,
mengoceh hingga mengatakan dengan spesifik, dapat mengucapkan 1 – 2 kata.
6 BULAN PERTAMA
Asi adalah diet lengkap untuk bayi yang paling diinginkan selama 6 bulan pertama (
american academy of pediatrics). Bayi normal yang mendapat Asi dari ibu berstatus nutrisi
baik tidak memerlukan suplemen vitamin dan mineral tertentu, kecuali zat besi pada usia 4
sampai 6 bulan (ketika cadangan zat besi janin telah dipecah). Suplemen vitamin D dan
vitamin B12 harian mungkin diindikasikan jika asupan kedua vitamin ini pada ibu tidak
adekuat. Apabila bayi mendapat ASI ekslusif usia 4 sampai 6 bulan, direkomendasikan
suplemen zat besi untuk menanggulangi penurunan zat besi yang tersedia dalam Asi pada
saat itu dan meningkatkan eritropoiesis.
Asi yang diperas dapat disimpan dalam lemari es tanpa bahaya kontiminasi bakteri
sampai 8 hari (Bocar,1997). Asi yang telah diperas dapat dibekukan sampai 12 bulan, namun
harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya gangguan pada freezer.
Alternatif yang diterima untuk pengganti Asi adalah susu formula yang diperkaya zat
besi. Seperti Asi susu ini menyediakan semua kebutuhan nutrisi yang diperlakukan bayi
selama 6 bulan pertama. Susu sapi murni, susu sapi rendah lemak, susu skim, dan susu buatan
tidak dapat diterima sebagai sumber nutrisi utama untuk bayi karna sulit dicerna,
meningkatkan risiko , kontaminasi, dan kurang memiliki komponen yang dibutuhkan
pertumbuhan yang tepat.
6 BULAN KEDUA
Selama paruh kedua tahun pertama, Asi atau susu formula tetap menjadi sumber
primer nutrisi. Suplementasi fluorida harus dimulai, bergantung pada asupan bayi dari air
keran berfluorinasi. Bila Asi dihentikan ganti dengan susu formula yang dperkaya zat besi.
Perubahn mayor dalam kebiasaan makan adalah penambahan makanan padat ke dalam diet
bayi. Secara fisiologis dan perkembangan, bayi berusia 4 sampai 6 bulan sedang dalam
periode transis. Pada usia ini, saluran gastrointestinal telah cukup matur untuk menangani
nutrisi yang lebih kompleks dan kurang sensitif terhadap makanan yang berpotensi
menyebabkan alergi. Pertumbuhan gigi dimulai dan pertumbuhan gigi ini memfasilitasi
menggigit dan mengunyah. Refleks ekstrusi telah menghilang, dan menelan menjadi semakin
terkoordinasi untuk mempermudah bayi menerima makanan padat. Genggaman volunter dan
koordinasi mata – lengan yang lebih baik secara bertahap memungkinkan bayi untuk
menjumput makanan dengan jari dan makan sendiri . bertambahnya rasa kemandirian bayi
tampak pada keinginannya untuk memegangi botol dan berusaha ‘ membantu ‘ selama
pemberian makanan.
c. Kesehatan gigi
Higiene dental yang baik dimulai segera setelah muncul gigi susu. Gigi dan gusi pada
awlanya dibersihkan dengan dilap menggunakan kain basah: sikat gigi terlalu kasar untuk
gingiva yang lembut. Pemberi asuhan dapat menstabilkan bayi dengan menggendongnya di
satu lengan dan menggunakan tanggannya yang bebas untuk membersihkan gigi. Higiene oral
dapat dibuat menyenagkan dengan bernyanyi atau berbicara kepada bayi. Tidak ada panduan
jelas mengenai kapn mulai menyikat gigi. Umumnya direkomendasikan sikat gigi kecil
dengan bulu lembut yang digunakan saat mulai banyak gigi yang tumbuh dan bayi
menyesuaikan rutinitas pembersihan ini. Air lebih disukai daripada pasta gigi, yang mungkin
akan ditelan bayi (dan bila pasta gigi mengandung fluorida, bayi dapat menelan fluorida
dalam jumlah berlebih.
Fluorida sebuah mineral esensial untuk membentuk gigi tahan karies, diperlukan sejak
usia 6 bulan jika bayi tidak mendapat air dengan kandungan fluorida yang cukup . American
Academy of Pediatrics dan Amerian Academy of Pediatric Dentist tidak lagi
merekomendasikan suplementasi fluorida sejak bayi lahir sampai berusia 6 bulan. Dosis
fluorida telah diturunkan dari semula direkomendasikan karena tingginya kejadian fluorosis
dental akibat kelebihan menelan fluorida. Rekomendasi terakhir adalah memberikan 0,25 mg
fluorida setiap hari pafda anak usia 6 bulan sampai 3 tahun jika kandungan fluorida dalam air
kurang dari 0,3 ppm.
Pertimbangan diet juga penting karena kebiasaan yang dimulai sejak masa bayi
cenderung berlanjut sampai tahun berikutnya. Makan dengan kadar gula tinggi dijarangkan
atau tidak sama sekali dalam diet bayi. Praktik melapisi dot dengan madu atau menggunakan
dot permen keras yang dijual bebas tidak dianjurkan. Selain bersifat kariogenik, madu juga
dapat menyebabkan botulisme pada bayi, dan bagian-bagian dot permen dapat teraspirasi.
Orang tua perlu dikonsulkan mengenai efek buruk pemberian ASI atau susu botol yang sering
dan berkepanjangan selama tidur, ketika susu manis atau cairan lain seperti jus, merendam
gigi yang mnegakibatkan karies botol.
M. MASALAH KESEHATAN PADA BAYI
1) Gangguan Nutrisi
a. Malnutrisi Protein dan Energi
Malnutrisi masih tetapmenjadi masalah kesehatan utama di dunia saat ini,
terutama pada anak dibawah usia 5 tahun namun, kekurangan makanan tidak selalu
menjadi penyebab primer malnutrisi. Dibanyak negara berkembang dari negara
miskin, diare merupakan faktor mayor . faktor tambahan adalah pemberian susu botol
( pada kondisi sanitasi yang buruk), pengetahuan yang tidak memadai mengenai
praktik asuhan anak yang baik, orang tua yang buta huruf, faktor ekonomi dan politik,
dan kekurangan makanan (david dan Lobo, 199). Bentuk malnutrisi paling ekstrim
atau MPE adalah Kwashiorkor atau marasmus.
Di america serikat bentuk MPE yang lebih ringan sering terlihat, meskipun kasus
klasik marasmus dan kwashiorkor juga dapat terjadi. Tidak seperti negara
berkembang, yang menjadi alasan utama MPE adalah kekurangan makanan, di
america serikat MPE justru terjadi karena berlebihnya pasokan diet.
b. Kwashiorkor
Kwashiorkor diambil dari bahasa ghana, kata kwashiorkor berati “ penyakit yang
diderita anak yang lebih besar ketika adiknya lahir” dan tepat sekali menggambarkan
sindrom yang terjadi pada anak pertama, biasanya pada usia 1 sampai 4 tahun, ketika
disapih dari Asi begitu anak kedua lahir.
Anak penderita kwasihorkor memiliki ekstermitas kecil dan kurus, serta abdomen
yang menggembung karena edema (asites). Edema ini seringkali menyembunyikan
atrofi otot yang berat, membuat anak tampak tidak terlalu terbelakang dari
sebenarnya. Kulit bersisik dan kering dan terdapt daerah depigmentasi. Tampak
berbagai macam dermatosis, sebagian akibat defisiensi vitami . kebutaan permanen
sering diakibatkan oleh kekurangan vitamin A berat. Defisiensi mineral sering terjadi,
terutama zat besi, kalsium, dan seng. Rambut tipis, kering, kasar, dan kusam.
Depigmentasi sering terjadi dan bercak alopesia dapet terjadi.
c. Marasmus
Marasmus terjadi akibat malnutrisi umum kalori dan protein. Marasmus biasnya
merupakan sindrom deprivasi fisik dan emosi dan tidak terbatas pada daerah geografis
yang pasokan makananya tidak adekuat. Marasmus dapat ditemukan pada anak yang
mengalami gagal tumbuh yang penyebabnya bukan hanya nutrisi , namun terutama
emosional. Marasmus dapat ditemukan pada bayi usia 3 bulan jika Asi tidak berhasil
dan tidak ada alternatif yang cocok.
Marasmus ditandai oleh penurunan berat badan dan atrofi jaringan tubuh
secara bertahap, terutama lemak subkutan. Anak tampak sanagat tua, dengan kulit
keriput dan menggelambir, tidak seperti anak penderita kwashiorkor, yang nampak
lebih bulat akibat edema. Metabolisme lemak marasmus tidak terlalu terganggu
seperti pada kwashiorkor sehingga defisiensi vitamin yang larut dalam lemak
biasanya minimal atau tidak terjadi.
2) Masalah Tidur
Kekhawatiran mengenai tidur sering kali terjadi selama masa bayi. Gangguan
tidur dengan penyebab fisiologis sangat jarang dengan pengecualian bila ada kolik.
Kebanyakan keluarga mungkin melaporkan masalah tidur yang khas untuk pola ini,
intervensi hanya diberikan jika pola ini mengganggu keluarga. Ketika muncul
masalah tidur, pengkajian teliti sangat esensial. Membuat tabel kebiasaan tidur baik
sebelum maupun setelah intervensi juga merupakan strategi penting. Pertanyaan
mengenai frekuensi dan durasi bangun, rutinitas waktu tidur yang biasa, jumlah
pemberian makan setiap malam, masalah yang dirasakan (misalkan sebanyak apa
gangguan perilaku yang terjadi), dan intervensi yang dicoba sangat penting dalam
merencanakan pendekatan efektif yang dirancang untuk masalah tidur tertentu.
Pendekatan yang sama efektifnya dan lebih tidak traumamatis untuk
mengatasi menangis di malam hari, yang dikenal dengan graduated extinction adalah
membiarkan anak menangis secara progresif lebih lama diantara intervensi parental
singkat yang hanya terdiri atas menengkan, bukan menggoyang, menggendong, atau
menggunakan botol atau dpot. Graduated extinction digunakan selama waktu tdiur
siang dan waktu tidur sampai orangtuaberistirahat. Bila anak nangis sepanjjang
malam, orang tua menggunkan upaya penyamanan. Cara terbaik untuk mencegah
masalah tidur adalah mendorong orangtua untuk menetapkan ritual waktu tidur yang
tidak menimbulkan pola problematik. Cara paling konstruktif adalah meletakkan bayi
yang masih terjaga dalam tempat tidur sendiri. Diabjurkan tidak menggantung mainan
diatas tempat tidur dengan tidur, bukan dengan aktivitas. Meskipun intervensi yang
telah diterangkan sebelumnya dan biasanya berhasil, tetapi sebenarnya jauh lebih
mudah mencegah masalah dengan konseling yang tepat selama bulan-bulan pertama
kehidupan bayi.
3) Gangguan Vitamin
Sebuah studi menunjukkan bahwa hanya 1 dari 5 anak berusia 2 sampai 18 tahun
yang secara teratur mengonsumsi lima atau lebih sajian buah dan sayur per hari,
dengan anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Sayuran paling banyak
dikonsumsi oleh anak dan remaja adalah kentang goreng. Telah dilaporkan bahwa
pada anak usia 7 sampai 18 tahun, sekitar sepertiga anak dan dua pertiga remaja
perempuan mengonsumsi sejumlah vitamin B6 kurang dari jumlah yang
direkomendasikan. Rakitis defisiensi vitamin D yang dulu jarang terjadi karena susu
telah diperkaya vitamin D kini menigkat. Populasi yang berisiko meliputi :
Individu yang terpajan sinar matahari minimal karena ciri khas pakaian mereka,
agama atau kepercayaan budaya, perumahan di daerah polusi, atau pigmentasi kulit
yang gelap.
Anak juga dapat memiliki risiko sekunder akibat gangguan atau pentalaksanaan.
Misalnya defisiensi vitamin A dan D yang larut dalam lemak dapat terjadi pada
gangguan malabsorpsi. Anak yang dapat silisilat dala dosis tinggi, seperti yang
diberikan pada penderita artritis rematoid, mungkin mengalami gangguan
penyimpanan vitamin C. Defisiensi vitamin A berhubungan dengan meningkatnya
morbiditas dan mortalitas anak penderita campak. American Academy of Pediatrics
merekomendasikan bahwa suplementasi vitamin A harus dipertimbangkan untuk
diberikan kepada anak yang dirawat di rumah sakit karena menderita campak dan
komplikasi yang menyertai diare, batuk, pneumonia, terutama anak usia antara 6
bulan sampai 2 tahun.
4) Gangguan Mineral
Makro mineral merupakan mineral yang kebutuhan hariannya lebih besar dari 100
mg meliputi kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, klorida, dan sulfur. Mikro
mineral atau elemen renik merupakan mineral yang kebutuhan hariannya kurang dari
100 mg meliputi beberapa mineral penting dan mineral yang peran pastinya dalam
nutrisi masih belum jelas. Kekhawatiran terbesar yaitu terjadiya defisiensi, terutama
zat besi, kalsium, fosfor, magnesium, dan zink. Kadar zink yang rendah dapat
menyebabkan gagal tumbuh akibat nutrisi. Defisiensi dapat juga terjadi jika berbagai
zat dalam diet berinteraksi dengan mineral. Misalnya zat besi, seng dan kalsium dapat
membentuk kompleks yang tidak larut dengan fitat atau oksalat (zat yang banyak pada
tumbuhan) yang mengganggu bioavailabilitas mineral. Jenis interaksi ini penting pada
diet vegetarian karena makanan dari tumbuhan seperti kedelai memiliki kandungan
fitat yang sangat tinggi.
5) Diet Vegetarian
Semakin ketat diet vegetarian, semakin sulit memastikan nutrisi yang adekuat bagi
bayi dan anak. Tipe mayor vegetarianisme adalah :
6) Pertimbangan Keperawatan
Nama kelompok telah dikurangi agar lebih mudah dipahami anak-anak. Puncak
piramida menekankan pengurangan konsumsi lemak dan makanan manis. Ukuran
penyajian yang dianjurkan untuk lima kelompok makanan. Anak kecil memerlukan
variasi makanan yang sama seperti anak yang lebih besar tetapi mungkin hanya
membutuhkan kurang dari 1500 kaori, yang merupakan jumlah minimum dari anjuran
setiap sajian kelompok makanan. Untuk memenuhi kebutuhan kalori mereka,
penyesuaian dibuat dengan menggunakan jumlah penyajian yang minimal dan ukuran
yang lebih kecil.
Namun, penting bagi anak untuk mendapat nutrisi yang setidaknya sama dengan 2
cangkir susu dalam sehari. Remaja yang memerlukan kalori tinggi untuk petumbuhan
harus mendapat paling tidak 3 cangkir susu sehari dan lebih banyak buah serta
mungkin memerlukan sajian yang dianjurkan dalam jumlah maksimal. Rekomendasi
terbaru untuk asupan lemak pada anak berusia lebih dari 2 tahun adalah tidak lebih
dari 30% kalori yang berasal dari lemak dan sisa kalori harus berasal dari karbohidrat
dan protein.
Karena salah satu jaminan terbaik kecukupan nutrisi adalah makan berbagai
macam jenis makanan, maka keluarga perlu mendapat panduan untuk memilih
makanan yang mengandung nutrien penting tanpa melebihi kebutuhan energi. Dengan
diet yang bervariasi sebagian besar anak tidak memerlukan suplemen vitamin atau
mineral. Sayangnya tidak ada pembatasan mengenai ketersediaan dosis toksik vitamin
dan mineral. Perawat perlu menyelidiki terapi alternatif yang menyertakan suplemen
vitamin atau mineral dan memberikan informasi kepada keluarga mengenai potensi
bahaya akibat kelebihan vitamin atau mineral. Anggapan bahwa “semakin banyak
semakin baik” mungkin paling baik dikoreksi dengan penjelasan sederhana mengenai
ketidakmampuan tubuh menggunakan lebih dari yang dibutuhkan.
B. PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan yang dapat diberikan kepada anak dan keluarga yang
memiliki anak usia 0 – 12 bulan.
1. Latar belakang
Mengenal makanan padat bisa merupakan watu yang menyenangkan bagi orang
tua dan anak. Sebagian besar bayi adalah pemakan yang baik dan mereka
menikmati makan dari sendok dan kelak makan sendiri. Akan tetapi, transisi dari
“orang tua yang melakukan” menjadi “bayi yang melakukan” bisa menjadi
pengalaman percobaan, terutama bagi mereka yang menyukai rumah bersih atau
bagi yang beranggapan bahwa membersihkan rumah yang kotor menghabiskan
waktu. Usaha anak yang pertama,kedua dan sering sampai ke dua puluh untuk
makan sendiri atau makan dengan cangkir merupakan pengalaman yang kotor dan
basah. Makanan yang dapat dipegang seperti buah atau sayuran lunak bila
merupakan barang mainan selain sebagai makanan, selain dapat diremas, makanan
tersebut dapat dioles, ditabur, diperas atau dipajankan ke tubuh sendiri, orang lain,
dan lingkungan sekitar. Akan tetapi, semua ini merupakan bagian dari belajar dan
penguasaan tercapai setelah cedera banyak terjadi.
2. Judul edukasi:
Pemberian Makan Selama Tahun Pertama DARI LAHIR SAMPAI 6 BULAN
(ASI ATAU SUSU BOTOL)
3. Tujuan:
ASI atau makanan formula komersial untuk bayi sampai 12 bulan
direkomendasikan. Setelah 1 tahun, susu sapi murni dapat diberikan. Mempelajari
rasa baru dan mengembangkan perbedaan selera. Makanan yang dikunyah dengan
buruk dapat juga menimbulkan masalah kelak dalam kehidupan bayi karena tidak
adanya pengalaman. Panduan untuk pengenalan makanan yang baru diberikan
dalam kotak Asuhan Keluarga di Rumah.
4. Sasaran:
Orang tua dan anak
5. Pengorganisasian:
6. Media:
Sumber yang direkomendasikan adalah Starting Solids A Guide for Parents and
Child Care Providers, tersedia dari National Association of Pediatric Nurse
Associates and Practitioners (NAPNAP), 1101 Kings Highway North, Sulte 206,
Cherry Hill, NJ 08034-1912, (877) 662-7627 ATAU (856) 667-1773; fax: (856)
667-7187.
7. Lampiran materi:
ASI
Diet komplet yang paling diinginkan pada paruh pertama dalam satu tahun. Perlu
sumplement vitamin D (400 unit) bila diet ibu tidak adekuat.
Susu Formula
Susu formula komersial yang diperkaya dengan zat besi merupakan makanan
komplet pada paruh pertama dalam satu tahun.
Perlu splemen fluorida (0,25 mg) jika konsentrasi fluorida dalam air minum di
bawah 0,3 ppm setelah bayi berusia 6 bulan.
Formula susu yang terevaporasi memerlukan suplemen vitamin C, zat besi, dan
flourida (sesuai dengan kandungan fluorida dari pasokan air lokal setelah bayi
berusia 6 bulan).
Cara Pemberian
Berikan makanan padat bila bayi sedang lapar.
Mulai makan menggunakan sendok dengan mendorong makanan ke belakang
lidah karena adanya kecenderungan alamiah bayi untuk mendorong lidahnya ke
depan.
Gunakan sendok kecil dengan pegangan lurus, mulai dengan 1 atau 2 sendok teh
makanan; tingkatkan secara bertahap menjadi 2 sampai 3 sendok teh per kali
pemberian makanan.
Perkenalkan satu makanan setiap kali pemberian, biasanya dengan interval 4
sampai 7 hari untuk mengidentifikasi adanya alergi makanan.
Ketika jumlah makanan padat meningkat, kurangi kuantitas susu untuk
menghindari pemberian makan yang berlebihan. Jangan memberi makanan yang
dicampur dengan susu formula dalam botol.
Sereal
Berikan sereal bayi yang diperkaya zat besi dan dipersiapkan secara komersial dan
berikan setiap hari sampai 18 bulan.
Sereal beras biasanya diperkenalkan pertama kali karena potensi menimbulkan
alerginya rendah.
Suplemen zat besi dihentikan begitu sereal diberikan.
Siti, N., Kholifah, Fadillah., As’ari, H., Hidayat, Taufik. Perkembangan Motorik Kasar Bayi
Melalui Stimulasi Ibu di Kelurahan Kemayoran Surabaya.
Rahmawati, A., Susilowati, B. Dukungan Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada
Bayi Usia 6–12 Bulan.
Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. (n.d.).
Wong; Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol. 1 Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Kyle, T., & Carman, S. (2015). Buku Ajar Keperawatan Pediatri Vol. 1 Edisi 2. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.