Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK

PRA SEKOLAH
“Manajemen Dalam Pelayanan Kebidanan”

Mata Kuliah : Asuhan Pada Bayi, Balita & Pra Sekolah

Dosen Pengampu :
Suswati, SST, M. Kes

Disusun Oleh : Kelompok 2


 ANGGI PUTRI RAHDAHANI (P07524421004)
 CECILLIA LIBNASIA TAMPUBOLON (P
 ELMI FITRIA NASUTION (P07524421011)
 PUTRI INDAH LESTARI SARUMPAET (P07524421023)

KELAS : TK. 3A/ D4 KEBIDANAN MEDAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
TAHUN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa atas berkah dan karunia-Nya
sehingga Makalah Asuhan Pada Bayi, Balita, dan Ankak Pra Sekolah yang berisi materi
Manajemen Dalam Kebidanan ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk sebagai acuan pembelajaran serta untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen Manajemen Kepemimpinan Dalam Kebidanan .

Makalah ini dibuat dari hasil penyusunan data-data yang kami lakukan dari buku yang
berkaitan dengan setiap materi dalam makalah tersebut, serta infomasi dari media internet
seperti; jurnal,artikel, buku dan sebagainya, yang berhubungan dengan setiap materi
Manajemen Dalam Kebidanan tersebut .

Kemudian tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami Suswati, SST, M.Kes
sebagai pengajar mata kuliah “Asuhan Pada Byi, Balita dan Anak Pra Sekolah” atas tugas
yang telah diberikan untuk membuat makalah ini. Kami sebagai penyusun makalah ini
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna dalam
penulisan makalah ini. Sehingga saya mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di
masa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 15 Februari 2023


Penulis

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun pertama kehidupan,
terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan
periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini
merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh
negatif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang
benar, dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk tumbuh
sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih
baik dalam Masyarakat.

Perkembangan sosial-emosional ini sejatinya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Ketika membahas perkembangan sosial anak maka harus bersinggungan dengan
perkembangan emosi anak, dan sebaliknya.
Anak merupakan amanah yang diberikan oleh Allah SWT yang harus dididik agar
menjadi manusia shaleh. Selain itu, anak merupakan investasi paling besar yang dimiliki
keluarga dan masyarakat sebagai generasi penerus bangsa, aktor masa depan, yang akan
membawa warna bagi bangsa ini. Anak memiliki sejuta kemampuan yang akan
berkembang melalui tahapan-tahapan tertentu sesuai perkembangannya. Sejak dilahirkan
sampai tahun-tahun pertama, anak mengalami per kembangan yang sangat pesat.
Para ahli mengungkapkan bahwa perkem bangan pada tahun-tahun awal lebih kritis
dibanding dengan per - kembangan-perkembangan selanjutnya sehingga dapat dikatakan
bahwa masa kanak-kanak merupakan gambaran awal seseorang sebagai seorang
manusia. Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu
sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Dalam perspektif psikologi,
perkembangan merupakan perubahan progresif yang menunjukan cara bertingkah laku
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Masa lima tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut
sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik ataupun segala kemampuan
anak sedang berkembang cepat. Misalnya, kecepatan lari seorang anak akan semakin
bertambah sesuai dengan pertambahan usianya. Selain itu, secara fisik anak juga akan
terlihat lebih tinggi atau lebih besar. Pada anak usia dini, perkembangan kemampuan
anak akan sangat terlihat pula. Salah satu kemampuan pada anak usia dini yang
berkembang dengan pesat adalah kemampuan fisik atau motoriknya. Proses tumbuh
kembang kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang
kemampuan gerak anak. Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat
secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan
(Perkembangan, 2022).
B. Rumusan Masalah
1. Pertumbuhan dan perkembangan emosional
2. Pertumbuhan dan perkembangan halus dan kasar
3. Pertumbuhan dan perkembangan reflek
4. Kurva pertumbuhan dan perkembangan

C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Dan Perkembangan Emosional


1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembang yang optimal. Tahun pertama kehidupan, terutama
periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan periode
yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini
merupakan periode emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negatif.
Nutrisi yang cukup, status gizi yang baik, pengasuh yang benar, dan stimulasi yang
tepat pada periode ini akan akan membantu anak untuk tumbuh sehat danmampu
mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam
masyarakat (Kemenkes RI, 2016).

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhir masa remaja.Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan usianya (Kemenkes RI, 2016). Pertumbuhan adalah
bertambah ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya
ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes RI, 2016). Menurut Soetjiningsih, 2017
menyatakan bahwa pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kualitatif,
bertambahnya jumlah, ukuran pada tingkat sel, organ pada individu.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh


yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Menyangkut adanya proses deferensiasiasi sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Ii et al.,
2016).

2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan.
Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada
seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak
akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa
berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan
fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan
masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbedabeda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4) Perkembangan berkore/asi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak
sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.
5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju
ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar)
lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)
6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan.
Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu
mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak
mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya. Proses tumbuh kembang
anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,
sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan
perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak
memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan
potensi yang dimiliki anak.
b) Pola perkembangan dapat diramalkan. Terdapat persamaan pola
perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan
seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan
umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
3. Perkembangan Emosional

Emosi adalah letupan perasaan yang muncul dari dalam diri se seorang, baik
bersifat positif ataupun negative. Sedangkan dalam pengertian yang sederhana,
Lawrence E. Shapiro dalam Suyadi menjelaskan bahwa emosi adalah kondisi
kejiwaan manusia. Lawrence mengungkapkan karena sifatnya yang psikis atau kej
iwaan, maka emosi hanya dapat dikaji melalui letupan-letupan emosioanal atau
gejala-gejala dan fenomena-fenomena, seperti kondisi sedih, gembira, gelisah, benci,
dan lain sebagainya.

Perkembangan emosi, dalam artian yang sederhana adalah luapan perasaan ketika
anak berinteraksi dengan orang lain. Umar Fakhrudin menjelaskan bahwa
perkembangan emosi adalah proses yang berjalan secara perlahan dan anak dapat
mengontrol dirinya ketika menemukan self comforting behavior atau merasa nyaman.
Atau dengan kata lain, anak belajar emosinya secara bertahap (Anak & Dini, 2013).

Menurut Elizabeth B. Hurlock sebagaimana yang dikutip Riris Eka Setiani dalam
skripsinya yang berjudul Metode Melatih Kecerdasan Emosional Anak, kemampuan
anak untuk bereaksi secara emosional sudah ada semenjak bayi baru dilahirkan.
Gejala pertama perilaku emosional ini adalah berupa keterangsangan umum. Dengan
meningkatnya usia anak, reaksi emosional mereka kurang menyebar, kurang
sembarangan, lebih dapat dibedakan, dan lebih lunak karena mereka harus
mempelajari reaksi orang lain terhadap luapan emosi yang berlebihan (Anak & Dini,
2013).

Adapun ciri-ciri penampilan emosi pada anak menurut Hurlock ditandai oleh
intensitas yang tinggi, sering kali ditampilkan, bersifat semen tara, cenderung
mencerminkan individualitas, bervariasi seiring mening katnya usia, dan dapat
diketahui melalui gejala perilaku. Berikut ini ada beberapa pola emosi yang dijelaskan
Hurlock yang secara umum terdapat pada diri anak, yaitu :

1. Rasa Takut
Rasa Takut berpusat pada bahaya yang bersifat fantastik, adikodrati, dan
samar-samar. Mereka takut pada gelap dan makhluk imajinatif yang
diasosiasikan dengan gelap, pada kematian atau luka, pada kilat guntur, serta
pada karakter yang menyeramkan yang terdapat pada dongeng, film, televisi,
atau komik. Terlepas dari usia anak, ciri khas yang penting pada semua
rangsangan takut ialah hal tersebut terjadi secara mendadak dan tidak diduga,
dan anak-anak hanya mempunyai kesempatan yang sedikit untuk
menyesuaikan diri dengan situasi tersebut. Namun seiring dengan per
kembangan intelektual dan meningkatnya usia anak, mereka dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. Rasa Marah
Pada umumnya, kemarahan disebabkan oleh berbagai rintangan, misalnya
rintangan terhadap gerak yang diinginkan anak baik rintangan itu berasal dari
orang lain atau berasal dari ketidakmampuannya sendiri, rintangan tehadap
aktivitas yang sudah berjalan dan sejumlah kejengkelan yang menumpuk.
Reaksi kemarahan anak-anak secara garis besar dikategorisasikan menjadi dua
jenis yaitu reaksi impulsif dan reaksi yang ditekan. Reaksi impulsif sebagian
besar bersifat menghukum keluar (extra punitive), dalam arti reaksi tersebut
diarahkan kepada orang lain, misalnya dengan memukul, menggigit, meludahi,
meninju, dan sebagainya. Sebagian kecil lainnya bersifat ke dalam (intra
punitive), dalam arti anak-anak mengarahkan reaksi pada dirinya sendiri.
3. Rasa Cemburu
Rasa cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih sayang yang
nyata, dibayangkan, atau ancaman kehilangan kasih sayang. Cemburu
disebabkan kemarahan yang menimbulkan sikap jeng kel dan ditujukan
kepada orang lain. Pola rasa cemburu seringkali ber asal dari takut yang
berkombinasi dengan rasa marah. Orang yang cemburu sering kali merasa
tidak tentram dalam hubungannya dengan orang yang dicintai dan takut
kehilangan status dalam hubungannya itu (Pelayanan & Dasar, 2016).
B. Pertumbuhan Dan Perkembangan Halus Dan Kasar
1. Pengertian Perkembangan Motorik Anak

Perkembangan motorik merupakan perkembangan dari unsur kematangan dan


pengendalian gerakan tubuh yang erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik
di otak. Hurlock (1998) mengatakan bahwa perkembangan motorik adalah
perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot
yang terkoordinasi. Jadi, perkembangan motorik merupakan kegiatan yang
terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik
adalah proses yang sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan
berkesinambungan, dimana gerakan individu meningkat dari keadaan sederhana, tidak
terorganisir, dan tidak terampil, ke arah penguasaan keterampilan motorik yang
kompleks dan terorganisasi dengan baik (Anak & Dini, 2022) .

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak
untuk kegiatan serta aktifitas olahraga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal
perkembangan. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan
gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan
kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah
merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam
tubuh yang dikontrol oleh otak.

Setiap gerakan anak sebenarnya melibatkan tiga unsur penting, yaitu otot, otak, dan
syaraf. Jika salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak berfungsi dengan baik maka
gerakan yang dihasilkan juga tidak akan bermakna atau tidak terjadi gerakan sama
sekali. Berdasarkan unsur otot yang dilibatkan saat bergerak maka secara umum,
pengembangan fisik motorik terbagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan motorik
halus (Perkembangan, 2022).
Patmonodewo (2000) menulis bahwa masa lima tahun pertama adalah masa
pesatnya perkembangan motorik anak. Motorik adalah semua gerakan yang mungkin
dapat dilakukan oleh seluruh tubuh. Sementara itu, perkembangan motorik dapat
disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.
Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di
otak. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot.
Oleh sebab itu, setiap gerakan paling sederhana pun yang dilakukan anak sebenarnya
merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam
tubuh yang dikontrol otak. Jadi, otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan
syaraf yang mengatur dan mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.
Dalam buku Balita dan Masalah Perkembangannya (2001), secara umum ada tiga
tahap perkembangan keterampilan motorik anak pada usia dini, yaitu tahap kognitif,
asosiatif, dan autonomous. Pada tahap kognitif, anak berusaha memahami
keterampilan motorik serta apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan
tertentu. Pada tahapan ini, dengan kesadaran mentalnya, anak berusaha
mengembangkan strategi tertentu untuk mengingat gerakan serupa yang pernah
dilakukan pada masa yang lalu.
Pada tahap asosiatif, anak banyak belajar dengan cara coba ralat (trial and error)
olahan pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan
kembali pada masa mendatang. Tahap ini adalah perubahan strategi dari tahapan
sebelumnya, yaitu dari apa yang harus dilakukan menjadi bagaimana melakukannya.
Pada tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak merupakan respons yang
lebih efisien dengan sedikit kesalahan. Anak sudah menampilkan gerakan secara
otomatis.
Selain itu, ada beberapa penyebab lain yang memengaruhi perkembangan motorik
seorang anak, seperti faktor genetik, kekurangan gizi, pengasuhan, serta perbedaan
latar belakang budaya. Rendahnya berat badan lahir seorang bayi juga dapat
mengganggu perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik adalah proses
seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Yudanto
mengatakan bahwa perkembangan motorik adalah suatu perubahan dalam perilaku
gerak yang memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dengan
lingkungannya. Pada manusia, perkembangan motorik merupakan perubahan
kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku
dan kemampuan gerak. Aspek perilaku dan perkembangan motorik saling
memengaruhi satu sama lainnya.
Untuk itu, anak belajar dari guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka
lakukan untuk melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan
koordinasi tangan dan mata. Pengembangan kemampuan motorik sangat diperlukan
anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Seefel (Moeslichatoen, 1999) menggolongkan tiga keterampilan motorik anak
sebagai berikut.
1. Keterampilan lokomotorik: berjalan, berlari, meloncat, dan meluncur.
2. Keterampilan nonlokomotorik (menggerakkan bagian tubuh, tetapi anak diam
di tempat): mengangkat, mendorong, melengkung, berayun, dan menarik.
3. Keterampilan memproyeksi dan menerima/menangkap benda: menangkap dan
melempar
Dalam mengembangkan kemampuan motoriknya, anak juga mengembangkan
kemampuan mengamati, yaitu mengingat hasil pengamatan dan menambah
pengalamannya. Anak mengamati guru, anak lain, atau dirinya saat bergerak. Ia
kemudian mengingat gerakan motorik yang telah dilakukannya atau telah dilatih oleh
gurunya agar dapat melakukan perbaikan dan penghalusan gerak. Anak juga harus
memiliki keterampilan dasar terlebih dahulu sebelum ia mampu memadukannya
dengan kegiatan motorik yang lebih kompleks (Perkembangan, 2022).
Perkembangan motorik terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus.
Menurut Frankenburg dalam Soetjiningsih (2016), motorik kasar adalah aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Motorik halus adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otototot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat. Prevalensi keterlambatan perkembangan umum
tidak diketahui secara pasti.
Menurut WHO (2014), diperkirakan 5-10% anak mengalami keterlambatan
perkembangan. Diperkirakan sekitar 1–3% khusus pada anak dibawah usia 5 tahun di
Indonesia mengalami keterlambatan perkembangan umum yang meliputi
perkembangan motorik, bahasa, sosio emosional, dan kognitif (Kemenkes, 2016).
Empat juta kelahiran per tahun di negara Amerika Serikat dan Kanada, antara
40.000 dan 120.000 anak di masing-masing negara tersebut, mengalami
keterlambatan perkembangan umum. Pada tahun 2013 Departemen Kesehatan RI
melakukan skrining perkembangan di 30 provinsi di Indonesia dan dilaporkan 45,12%
bayi mengalami gangguan perkembangan. Selain itu, hampir 30% anak di Jawa Barat
mengalami keterlambatan perkembangan dan sekitar 80% diantaranya disebabkan
oleh kurangnya stimulasi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, hasil stimulasi deteksi
intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) anak balita pada tahun 2012 didapat
gangguan perkembangan motorik kasar sebesar 20,3% dan gangguan perkembangan
motorik halus sebesar 14,7%. Pada tahun 2013 didapat gangguan perkembangan
motorik kasar sebesar 19,7% dan gangguan perkembangan motorik halus sebesar
16,2% (Profil Kesehatan Provinsi Tercapainya tumbuh kembang yang optimal
tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,
lingkungan bio-psikososial, dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang
berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak (Soetjiningsih, 2016).
Ibu sebagai pengasuh terdekat seorang anak harus mengetahui lebih banyak proses
pertumbuhan dan perkembangan anak serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses
itu. Pengetahuan ibu tentang perkembangan anak sangatlah penting karena dapat
mengarahkan ibu untuk lebih berinteraksi dengan anak sehingga secara tidak langsung
akan berpengaruh pada perkembangan anak. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang
perkembangan anak cenderung akan menciptakan lingkungan yang sesuai untuk
munculnya kemampuan anak (Nursalam, 2013).
Pengaruh pengetahuan terhadap perkembangan anak sangat penting sebab ibu yang
mempunyai cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih
memperhatikan perkembangan anaknya. Sebaliknya, jika ibu tidak memperhatikan
perkembangan anak dan tidak memberikan stimulasi terhadap perkembangannya,
maka anak akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan. Jika hal ini terjadi,
maka dikemudian hari akan berdampak pada kepribadian anak yaitu anak merasa
kurang percaya diri, ragu-ragu dalam bertindak, kurang bahagia dalam berinteraksi
sehingga anak menjadi introvert atau tidak diterima oleh lingkungannya (Hurlock,
1999 dalam Soetjiningsih, 2016).
Berbagai aspek perkembangan tidak terjadi secara terpisah dan sendiri-sendiri,
melainkan saling mempengaruhi antara satu aspek dengan aspek yang lain. Hambatan
dalam salah satu aspek dapat menghambat perkembangan aspek yang lainnya. Oleh
karena itu seluruh aspek perkembangan harus dianggap sama pentingnya dan semua
diupayakan berkembang optimal. Agar dapat meningkatkan kualitas perkembangan
anak sepenuhnnya, diperlukan pengetahuan yang menyeluruh dan terpadu mulai dari
ketika anak masih berada di dalam rahim hingga mencapai usia 6 tahun. Salah satu
bentuk pengetahuan yang memiliki peran dalam meningkatkan dan memantau
perkembangan anak adalah memberikan penyuluhan di setiap pelayanan kesehatan,
serta berusaha memberikan pendidikan mengenai perkembangan anak dengan
menyelenggarakan pelatihan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak balita,
sehingga pengetahuan ibu bertambah dan orang tua dapat merawat anak mereka
dengan baik. (Soetjiningsih, 2016).
2. Gerakan Motorik Kasar Anak Usia Usia Dini
Berdasarkan buku Dari A sampai Z tentang Perkembangan Anak (2002) dan buku
Balita dan Perkembangannya (2001), perkembangan motorik anak terbagi menjadi
dua, yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar
terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan hampir seperti
orang dewasa. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan
koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Motorik kasar adalah gerakan fisik yang
melibatkan otot-otot besar, seperti otot lengan, kaki, dan leher. Ada juga yang
menyatakan bahwa motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan
otot-otot besar. Sebagian besar anggota tubuh yang terlibat dalam aktivitas motorik
kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga, dan
sebagainya.

3. Pertumbuhan dan perkembangan reflek


Perkembangan motorik itu berupa gerak refleks dan gerak sadar. Gerak refleks
merupakan gerak yang terjadi tanpa disadari dan terjadi secara tiba-tiba. Pada bayi
gerak refleks tersebut sangat penting untuk diketahui terutama oleh ibunya. Karena
gerakan itu merupakan indikator perkembangan seorang bayi, apakah ia berkembang
dengan baik atau tidak. Pada awalnya sebagian besar gerakan bayi dipicu oleh refleks,
gerakan naluriah sebagai tanggapan terhadap rangsangan.Pada anak usia balita, gerak
refleks pada umumnya tidak berlangsung hingga Melampaui ulang tahun pertama.
Namun demikian, sebagian gerak refleks akan bertahan dalam waktuyang lebih lama
bahkan selama hidupnya pada orang normal dan sehat. Gerak refleksbukan hanya
merupakan salah satu aspek perkembangan manusia yang menarik,melainkan juga
menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia.Manusia
lahir hanya dengan sedikit kemampuan yang dapat dilakukan secara sadar dan dengan
mobilitas yang sangat terbatas. Manusia pada saat baru lahir (neonatal) sangatlahtidak
berdaya dan sangat menggantungkan diri pada orang lain dan pada refleks
untukperlindungan dan kelangsungan hidupnya.

Tahap Gerakan Refleks


Bentuk gerakan pada tahapan ini tidak direncanakan, merupakan dasar dari
perkembangan motorik. Melalui gerak refleks bayi memperoleh informasi tentang
lingkungannya, seperti reaksi terhadap sentuhan, cahaya, suara. Gerakan ini berkaitan
dengan meningkatnya pengalaman anak untuk mengenal dunia pada bulan-bulan
pertama mengenal kehidupan setelah kelahiran. Oleh karena itu kegiatan bermain
sangat penting untuk menolong anak belajar tentang dirinya dan dunia luar. Tahapan
gerak refleks terbagi atas dua bentuk yaitu;
a) Refleks sederhana (0-4 bulan): Gerak ini dikelompokkan sebagai kumpulan
informasi, mencari makanan, dan respon melindungi. Mengumpulkan informasi
membutuhkan rangsangan untuk berkembang. Kemampuan mencari makanan dan
respon melindungi merupakan bentuk alami yang dimiliki manusia. Contoh gerak
refleks sederhana seperti, bertumbuh dan menghisap.
b) Reflekstubuh (4 bulan-1 tahun): Reflek sini berkaitan dengan saraf motorik untuk
keseimbangan gerakan berpindah (lokomotor) dan manipulative (menjalankan) yang
kemudian akan terkontrol. Refleks langkah dasar dan merangkak terkait dengan
gerakan dasar untuk berjalan. Perkembangan motorik pada tahap refleks terdiri pula
dalam dua tingkatan yang saling bertindihan, yaitu tingkat encoding (mengumpulkan)
informasi dan decoding (memproses) informasi (Guau 2021).

Jenis Refleks
1).Refleks Moro: dalam gerak refleks ini akan mengembangkan tangan ke samping
lebar-lebar, melebarkan jari-jari atau mengembalikan tangannya
dengan tarikan cepat seakan ingin memeluk seseorang (dari itu direfleks ini juga
disebut refleks peluk). Refleks ini bisa ditimbulkan dengan memukul bantal dikedua
samping kepala anak atau dengan menepuk- nepuk tangan, artinya refleks ini timbul
karena anak terkejut. Biasanya akan mulai menghilang sekitar 4 bulan dan sesudah 6
bulan hanya dapat ditimbulkan dengan susah payah.
2.. Refleks mencium-cium atau "rooting-refleks": Refleks ini ditimbulkan oleh
stimulasi taktil pada pipi atau daerah mulut. Anak mereaksi dengan memutar-mutar
kepalanya seakan-akan mencari putting susu. Refleks ini ada dalam hubungan
langsung dengan refleks selanjutnya.
3.Refleks Mengisap Refleks mencium dan refleks menghisap biasanya muncul
bersamaan dengan rangsangan pada pipi. refleks ini memiliki fungsi eksplorasi yang
menenangkan. Ini adalah hal yang terkenal bahwa bayi pada bulan-bulan pertama
ingin menyelidiki keliling melalui daerah mulut dari itu kedua refleks ini disebut
refleks aktor yang mempengaruhi reflek hisap yaitu masalah pada mulut,
gastrointestinal, kardiorespirasi dan proses menelan. Faktor-faktor tersebutdiakibatkan
karena kelainan anatomis, kontrol otot yang kurang baik dan nyeri atau tidak nyaman
pada rongga mulut.(Luh Karunia, E. S, 2014) Dari faktor-faktor tersebut
menyebabkan gangguan reflek hisap bayi sehingga muncul permasalahan
keterlambatan menyusui, berat badan rendah dan dehidrasi selama seminggu awal
pasca kelahiran(Fucile, s., gisel, e., & mcfarland, d. H, 2011). Salah satu intervensi
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan reflek hisap adalah oral motor.oral. Kedua
refleks ini akan menghilang sekitar 6 bulan.
4.Refleks Genggam atau Refleks Darwin bila kita membuat rangsang dengan
menggoreskan jari melalui bagian dalam lengan anak kearah tangan, tangan akan
membuka bila rangasang hamper sampai pada telapak tangan. Bila jari diletakkan
pada telapak tangan anak akan menutup telapak tangannya tadi.
5.Refleks Babinski adalah semacam refleks genggam kaki. Bila ada rangsang pada
telapak kaki, ibu jari kaki akan bergerak ke atas dan jari- jari lain membuka. Kedua
refleks ini akan menghilang pada sekitar 6 bulan.
6.Ada pula salah satu refleks yaitu Refleks leher (Tonic Neck Reflex/ TNR) Yaitu:
Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika
bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.
7. Reflek tonicneck : pada posisi terlentang, ekstermitas di sisi tubuh
dimana kepala menoleh mengalami ekstensi, sedangkan di sisi
tubuh lainnya fleksi

4. Kurva pertumbuhan dan perkembangan

Anda mungkin juga menyukai