Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

HAKIKAT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun Oleh:

Kelompok 1

IRAWATI (1947242040)

RAHMADANI(1947242022)

ANDI ACHMAD FACHRI(1947242034)

JURUSAN PEND. GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Hakikat
Perkembangan Peserta Didik”

Makalah ini berisikan tentang informasi tentang pertumbuhan dan


perkembangan pada manusia. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik
B. Anak Sebagai SuatuTotalitas
C. Perkembangan Sebagai Proses Holistik Dari Aspek Biologis, Kognitif dan Psikososial
D. Kematangan dan Pengalaman Dalam Perkembangan Anak
E. Kontinuitas Dengan Diskontinuitas Dalam Perkembangan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi


sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
belajar mereka. Secara detail dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pendidikan di definisikan sebagai usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual,
keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan
ynag diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hal ini tentui saja
diperlukan adanya pendidik yang profesional terutama guru disekolah-sekolah dasar dan
menengah serta dosen diperguruan tinggi.

B. Rumusan Masalah

A. Apa Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik


B. Apa Anak Sebagai SuatuTotalitas
C. Apa Perkembangan Sebagai Proses Holistik Dari Aspek Biologis, Kognitif dan
Psikososial
D. Apa Kematangan dan Pengalaman Dalam Perkembangan Anak
E. Apa Kontinuitas Dengan Diskontinuitas Dalam Perkembangan

C. Tujuan

A. Mampu Mengetahui Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik


B. Mampu Mengetahui Anak Sebagai SuatuTotalitas
C. Mampu Mengetahui Perkembangan Sebagai Proses Holistik Dari Aspek Biologis,
Kognitif dan Psikososial
D. Mampu Mengetahui Kematangan dan Pengalaman Dalam Perkembangan Anak
E. Mampu Mengetahui Kontinuitas Dengan Diskontinuitas Dalam Perkembangan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik

1. Pertumbuhan Peserta didik


Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu
sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa
pembesaran atau pertambahan dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari
sempit menjadi luas, dan lain-lain.
Pertumbuhan juga merupakan perubahan secara fiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat,
peredaran waktu tertentu ( kartono ). Pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan
yag terjadi pada bagian, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat umum dari suatu
organisme (Whitherington, 1991 : 156). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan merupakan perubahan individu beruapa fisik yang bersifat kuantitatif tentunya
yang dapat diukur. Dapat dicontohkan misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya
tinggi, dan bertambahnya panjang pada rambut.

2. Perkembangan Peserta Didik


Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi
dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi ( Santrok Yussen. 1992). Dengan
demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses
bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai ahir hayat yang bersifaf
timbulnya adanya perubahan dalam diri individu.
Perubahan merupakan hal yang melekat dalam perkembangan. E.B. Hurlock
(Istiwidayanti dan Soejarwo, 1991) mengemukakan bahwa perkembangan atau development
merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman. Ini berarti, perkembangan terdiri atas serangkaian perubahan
yang bersifat progresif (maju), baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan kualitatif
disebut juga ”pertumbuhan” merupakan buah dari perubahan aspek fisik seperti penambahan
tinggi, berat dan proporsi badan seseorang. Perubahan kuantitatif meliputi peubahan aspek
psikofisik, seperti peningkatan kemampuan berpikir, berbahasa, perubahan emosi dan sikap,
dll. Selain perubahan ke arah penambahan atau peningkatan, ada juga yang mengalami
pengurangan seperti gejala lupa dan pikun. Jadi perkembangan bersifat dinamis dan tidak
pernah statis.
Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang
berbeda dari sebelumnya ( Kasiram, 1983 : 23), menandung arti bahwa perkembangan
merupakan peubahan sifat indiviu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan
dari sifat-sifat sebelumnya.
Spikier (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungakan
dengan perkembangan yaitu:
a. Ontogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu
yang baru dan seterusnya sampai dewasa
b. Filogenetik, perkembang dari asal-usul manusia sampai sekarang ini.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan
yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang terjadi dari proses
terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung secara terus menerus. Sebagai
contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurab kemudian setelah kira-kira 7
bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain, kemudian pada umur 9 bulan baru
dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru
dapat berjalan dengan lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari.Mka proses perubahan tarsebut
dinamakan dengan perkembangan.

Jenis Perubahan dalam Pertumbuhan dan Perkembangan


Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan
tersebut dapat dibagi menjadi empat kategori utama, yaitu perubahan dalam ukuran,
perubahan dalam perbandingan, perubahan untuk mengganti hal-hal yang lama, dan
perubahan untuk memperoleh hal-hal yang baru.
1. Perubahan dalam ukuran
Perubahan dapat berbentuk pertambahan ukuran panjang atau tinggi maupun berat
badan. Panjang 50 cm ketika dilahirkan menjadi tinggi 60 cm pada umur satu tahun diikuti
oleh organ-organ tubuh lain yang mengalami perubahan ukuran, antara lain volume otak yang
membawa akibatterjadinya perubahan kemampuan. Kemampuan mengenal objek-objek
dilingkungan sekitarnya bertambah sedikit demi sedikit. Semua pertumbuhan diatas
menunjukan adanya perbedaan kuantitatif yang bias diukur.
2. Perubahan dalam perbandingan
Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan operasional anatara kepala, anggota badan,
dan anggota gerak. Misalnya: perbandingan anatara besar kepala dengan anggota badan,
semakin bertambah besar. Sampai pada umur tertentu perbandingan akan menetap, yakni
pada usia akhir belasan tahun.
Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental. Perbandingan
antara yang tidak rill, yang khayal dengan hal-hal yang rasional semakin lama semakin besar.
Artinya anak-anak masih banyak berkhayal dan sedikit terdapat realitas pada mereka, tetapi
semakin lama semakin berubah ke sebaliknya yakni banyak realita dan sedikit berkhayal. ,
3. berubah untuk mengganti hal-hal yang lama
Pada bayi terdapat kelenjar buntu yang disebut thymus pada daerah dada yang sedikit
demi sedikit mengalami athropy (penyusutan) dan menghilang setelah dewasa. Pada bayi
juga terdapat rambut-rambut bayi yang lama kelamaan akan hilang. Serta Kebiasaan bayi
yang merangkak saat mengambil mainan akan menghilang sesuai dengan meningkatnya
kemampuan-kemampuan motorik dan berganti dengan berjalan.
4. berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru
Banyak hal yang baru diperoleh selama perkembangan sesuai dengan keadaan dan
tingkatan/thapan perkembangannya. Dilihat dari segi mental kan bertambah perbendaharaan
kata dan kekayaan bahasa. Nilai dan norma moral semakin meningkat berbagai pengetahuan
akan diperoleh terutama dari lingkungan pendidikan formal.

B. Anak Sebagai SuatuTotalitas


Kata “Totalitas” berarti menyeluruh. Dalam hal ini dikatakan bahwa “anak sebagai totalitas”
mempunyai arti anak adalah makhluk hidup yang merupakan satu kesatuan dari keseluruhan
aspek yang terdapat dalam dirinya (menurut Prof. Dr. Conny R.S). Maksud dari pendapat
tersebut adalah adanya hubungan erat dan keterkaitan antar seluruh aspek dalam diri seorang
anak dimisalkan dalam kehidupan sehari-hari pada saat anak menangis maka nanti wajahnya
akan berubah menjadi warna kemerah-merahan. Dari contoh tersebut telah terbukti ada saling
keterkaitan antara aspek menangis dengan berubahnya raut wajah sang anak.
Hal ini membuktikan bahwa pendapat dari Prof. Dr. Conny R.S sesuai dalam mengartikan
anak sebagai “totalitas”.

C. Perkembangan sebagai Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial.
Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau sebagai individu,
perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya
perkembangan terjadi tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan
aspek yang saling terjalin satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu
dapat dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu :
1. Proses Biologis
Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup perubahan-perubahan dalam
tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang, hormon, organ-
organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan dalam cara menggunakan tubuh atau keterampila
motorik dan perkembangan seksual juga dikelompokkan ke dalam domain ini. Tetapi domain
perkembangan ini tidak mencangkup perubahan fisik karena kecelakaan, sakit, atau
peristiwa-peristiwa khusus lainnya.

2. Proses Kognitif
Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berpikir,
kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya.
Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan
beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal-soal
matematika, dan menceritakan pengalaman merefleksikan peran kognitif dalam
perkembangan anak.

3. Proses Psikososial
Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan
kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain.
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya
saja jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka dia dapat mengalami
keterlambatan dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak adanya kata-kata yang dapat
masuk dan dicerna di otaknya.

D. Kematangan Pengalaman dalam Perkembangan Anak

Inilah “kematangan dan pengalaman” berhubungan dengan perkembangan anak. Menurut


Santrock dan Yussen, kematangan dapat diartikan urutan perubahan yang dialami individu
yang teratur yang ditentukan oleh rancangan genetiknya. Dari pendapat tersebut dapat
dikatakan kematangan itu merupakan pembawaan. Sedangkan pengalaman adalah sesuatu
yang dilihat, dilakukan, dan dialami dalam lingkungan.
Sebagian pendapat dari para ahli mengemukakan bahwa pengalaman dalam suatu lingkungan
sangat mempengaruhi perkembangan anak. Namun sebenarnya antara kematangan dan
pengalaman, kedua-duanya mempunyai peran penting dalam perkembangan anak, tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Misalkan di sini adalah seorang anak yang sulit sekali untuk
menangkap materi pelajaran di sekolah, maka cara penganalisiannya dengan kita mencari
terlebih dahulu hal-hal yang menyebabkan otaknya sulit menangkap materi. Bila hal yang
mempengaruhinya adalah faktor lingkungan anak, maka akan beda cara penyelesaian
masalah ini dengan yang disebabkan oleh faktor generik (pembawaan).

E. Kontinuitas dan Diskontinuitas

Kontinuitas dan diskontinuitas merupakan kata yang berlawanan arti. Kontinuitas berarti
kesinambungan (continuity) sedangkan diskontinuitas berarti tidak kesinambungan
(discontuinity). Dari kedua arti tersebut akan tergambar dalam pikiran kita pengertian
kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan. Sebagian para ahli yang menekankan
segi kesinambungan mempunyai arti bahwa perkembangan itu merupakan perubahan
komulatif yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi hingga meninggal dunia.
Dimisalkan disini adalah seorang anak yang mulanya hanya bisa mengucapkan satu kata, dua
kata dan seterusnya hingga ia bisa berbicara dengan baik dan pelafalan yang benar.
Sedangkan para ahli yang menekankan segi ketidaksinambungan (discontuinity) dalam
perkembangan menganggap bahwa proses perkembangan individu melibatkan tahapan-
tahapan yang berbeda. Misalkan disini adalah deskripsi tahap berpikir anak dari piaget -
sensori motor, praoperasional, konkrit operasional, dan formal operasional. Contoh tersebut
menggambarkan bagaimana perbedaan kualitatif (diskontinuitas) itu terjadi dalam proses
perkembangan berpikir anak.

a. Tahap Sensori motor (0-2 stengah tahun)


Masa ketika bayi menggunkan system pengindraan dan aktivitas motorik untuk
mengenal lingkungannya. Bayi mennggunakan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan
yang diterimanya dalam bentuk refleks (refleks mengenyut putting susu ibu, refleks menangis
dll). Refleks-refleks ini kemudian berkembang lagi lebih canggi misalnya berjalan.

b. Tahap pra-operasional( usia 2-7 tahun).


Pada tahap ini kemampuan skema kognitifnya masih terbatas. Peserta didik suka
meniru perilaku orang lain. Perilaku yang ditiru terutama perlaku orang lain[ khususnya
orang tua dan guru] yang pernah ia lihat ketika orang itu merespons terhadap perilaku orang,
keadaan, dan kejadian yang dihadapi pada masa lampau. Peserta didik mulai mampu
menggunakan kata-kata yang benar dan mengekspresikan kalimat-kalimat pendek secara
efektif.
c. Tahap operasional kongkret ( usia 7-11 tahun)
Pada tahap ini peserta didik sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi,
misalnya volume dan jumlah; mempunyai kemampuan memahami cara mengombinasikan
beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatannya. Selain itu, peserta didik sudah
mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang kongkret.
Dalam tahap ini anak mulai mengembangkan 3 hal, yaitu:
1) Identifikasi: mengenali sesuatu
2) Negasi: mengingkari sesuatu
3) Reprokasi: mencari hubungan timbale balik antara beberapa hal.
d. Tahap operasional formal ( usia 11-15 tahun)
Pada tahap ini peserta didik sudah menginjak usia remaja. Perkembangan kongnitif
peserta didik pada tahap ini telah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragam
kognitif, baik secara simultan [serentak] maupun berurutan. Misalnya kapasitas merumuskan
hipotesis[anggapan dasar] peserta didik mampu berpikir untuk memecahkan masalah dengan
lingkungan yang ia respons. Sedangkan dengan kapasitas menggunakan perinsip-perinsip
abstrak, peserta didik akan mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak, seperti agama,
matematika, dan lainnya.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perkembangan mempunyai arti suatu proses perubahan individu yang pelaksanaannya teratur
berawal dari masa konsepsi dan berlangsung sampai akhir hayat. Sedangkan pertumbuhan
merupakan proses perubahan individu secara fisik. Perkembangan dan pertumbuhan pada diri
individu dapat diamati gejala-gejalanya. Dalam perkembangan peserta didik banyak berbagai
proses yang saling terkait yaitu proses biologis, kognitif, psikososial. Ketiga proses ini tidak
dapat terpisahkan satu sama lain. Pendapat-pendapat para ahli yang berbeda dalam hal
pengertian istilah-istilah dalam perkembangan dan penjelasan materi menjadikan pembahasan
tentang Hakikat Perkembangan Peserta Didik lebih luas materi dan penjelasannya

DAFTAR PUSTAKA

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/25/memahami-hakikat-perkembangan-anak-didik/
http://d2n5r0.wordpress.com/2008/01/06/faktor-%E2%80%93-faktor-yang-mempengaruhi-
perkembangan-dan-pertumbuhan-individu/
https://konsepblackbook.blogspot.com/2013/04/makalah-perkembangan-pesertadidik.html

Anda mungkin juga menyukai