Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANAJEMEN DIKLAT

“Cara Menyusun Kurikulum Diklat”

NAMA : IRFANSYAH NUR HAKIM

NIM : 2020006055

FAKULTAS : FKIP

PRODI : PVTM 5B

UNIVERSITAS SARJANA WIYATA TAMANSISWA


YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas, efektifitas dan efisiensi tidak hanya tergantung padateknologi
mesin-mesin modern, modal yang cukup dan adanya bahan baku yang bermutu saja.
Namun semua faktor tersebut tidak akan terjadi apa-apa tanpaadanya dukungan dari
sumber daya manusia yang baik dan bisa mengembangkankemampuan dan keahlian
mereka serta dapat menunjukkannya dalam peningkatan grafik produktivitas kerja.
Menguraikan sumber daya manusia, tidak lepas dari manajemen sumberdaya manusia
itu sendiri. Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas atau kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan agar sumber daya manusia didalam organisasi dapat
digunakan untuk mencapai tujuan. Salah satu hal yang kongkrit untuk mendorong
peningkatan produktivitas sumber daya manusia adalah pendidikan dan pelatihan agar
mampu mengemban tugas dan pekerjaan dengan sebaik mungkin. Dengan program
pelatihan yang efektif dan efisien, maka kemampuan yang diperoleh melalui pendidikan
formal dan pendidikan non formal yang dimiliki karyawan akan turut meningkatkan
kemampuan dan pengusaha akan pekerjaannya yang pada akhirnya berdampak pada
produktivitas kerja yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kurikulum
2. Kompoenen-komponen kurikulum
3. Fungsi kurikulum
4. Tujuan Kurikulum
5. Langkah-langkah penyusunan kurikulum diklat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologi atau asal katanya kurikulum berasal dari bahasa Latin “currere”,
artinya “lari”. Kemudian istilah tersebut digunakan untuk sejumlah “courses” atau mata
pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah. Pengertian
kurikulum berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu.
Definisi di atas memiliki unsur (1) seperangkat rencana, artinya bahwa di dalamnya
berisi berbagai rencana yang berhubungan dengan proses pembelajaran, karena baru
sebatas rencana maka segala sesuatu yang direncanakan dapat berubah, sesuai dengan
situasi dan kondisi (fleksibel). (2) pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran.
(3) pengaturan cara yang digunakan atau cara mengajar yang dipergunakan. Terdapat
berbagai macam cara misalnya ceramah, diskusi, demontrasi, inquiry, membuat laporan
portopolio. Disarankan dalam pelaksanaannya proses pembelajaran hendaknya
parawidyaiswara menggunakan pendekatan student centered bukan teacher centered, yang
bersifat heuristik (dengan diolah) bukan bersifat ekspositorik (yang dijelaskan).
Kurikulum pada tiap mata diklat adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing diklat. Mata diklat dikembangkan oleh widyaiswara
berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi, serta panduan
penyusunan kurikulum yang dibuat oleh pejabat yang berwenang. Mata diklat disusun
dengan berpedoman pada SKL dan SI tersebut serta dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum yang selanjutnya dijadikan acuan dalam
penyelenggaraan program pembelajaran baik di pusdiklat maupun di balai diklat sesuai
dengan prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum.

3
B. Komponen – Komponen Kurilkulum
Kurikulum sebagai sebuah sistem, memiliki komponen-komponen yangsaling
berkaitan antara komponen yang satu dengan komponen lainnya. Menurut H.H. Giles et
al, dalam Khaerudin (2005), komponen kurikulum meliputi : Tujuan, materi/isi/bahan,
metode dan organisasi, serta evaluasi.
Komponen tujuan merupakan komponen yang pertama dan utama dalam
pengembangan kurikulum, karena ia akan menjadi acuan bagi komponen kurikulum
lainnya, sehingga ia akan dijadikan fokus dan mewarnai komponen bahan, metode dan
evaluasi. Sedangkan secara spesifik menurut Khaerudin (2005), yang dimaksud dengan
bahan kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada peserta diklat dalam
kegiatan belajar mengajar.
Isi dari kegiatan tersebut adalah isi dari kurikulum. Isi atau bahan tersebut tersusun
berbagai program pendidikan berdasarkan jenis dan program diklat, kemudian dikemas
dalam berbagai bidang diklat yang kemudian dijabarkan dalam pokok dan sub pokok
bahasan, yang secara lebih rinci disusun dalam bentuk bahan pengajaran dalam berbagai
bentuknya.
Komponen metode dan organisasi, secara spesifik berkaitan dengan strategi
pembelajaran. Dalam konteks ini komponen metode dan organisasi dalam
sistemkurikulum adalah membahas, siapa melakukan apa, dengan cara apa,menggunakan
apa, bagaimana dan kapan melakukannya.
Komponen evaluasi sebagai subsistem dari sistem kurikulum, memiliki fungsi sebagai
alat kontrol untuk melihat apakah tujuan kurikulum telah dikuasai peserta diklat. Oleh
karena itu komponen evaluasi harus mengacu pada kemampuan-kemampuan yang
dirumuskan dalam tujuan. Hasil dari evaluasi dapat dijadikan umpan balik bagi komponen-
komponen lainnya, seperti materi,metode, bahkan evaluasi itu sendiri. Tahapan dalam
pengembangan kurikulum menurut Khaerudin (2005), meliputi : Analisis
kebutuhan/analisis tugas, perumusan tujuan, pemilihan dan pengembangan materi/bahan
ajar, pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar/strategi dan pengembangan alat
evaluasi.
Dalam pedoman penyusunan kurikulum diklat yang disusun olehKementerian
Kesehatan RI, disebutkan beberapa komponen kurikulum, antara lain :
1. Latar belakang. Pada bagian ini dijelaskan tentang alasan atau lataar belakang perlunya
diadakan diklat.

4
2. Filosofi. Filosofi merupakan bagian dimana kurikulum memperhatikan hak-hak
peserta.
3. Kompetensi. Bagian kompetensi adalah bagian dimana dijelaskan kompetensi-
kompetensi yang akan disampaikan dalam diklat tersebut.
4. Tujuan. Tujuan diklat adalah tujuan kompetensi diklat yang ingin dicapai oleh peserta
setelah menjalani diklat.
5. Jumlah dan kriteria peserta. Pada bagian ini ditetapkan jumlah peserta yang akan
mengikuti diklat dan kriteria peserta peserta diklat. Misalnya diklat ini dirancang untuk
30 peserta dengan peserta dari guru mata pelajaran bahasa Inggris SMA.
6. Struktur program yang berisikan materi dan alokasi waktu. Dalam komponen ini
dijelaskan secara rinci tentang materi yang akan disampaikan pada peserta diklat, atau
seringkali disebut mata diklat beserta alokasi waktunya.
7. Diagram alur pembelajaran mulai dari pembukaan sampai dengan penutupan.
8. Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) yang terdiri dari materi pembelajaran,
alokasi waktu, tujuan pembelajaran, pokok bahasan dan sub pokok bahasan, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan alat bantu serta referensi.
9. Evaluasi. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur keberhasilan dan pencapaian tujuan
pelatihan yang telah ditetapkan.
10. Sertifikasi. Sertifikasi adalah komponen kurikulum diklat yang menjelaskan
persyaratan bagi peserta untuk memperoleh sertifikat.

Alat ukur yang paling mudah untuk mengukur keberhasilan suatu diklat adalah ketika
tujuan diklat tercapai. Di sisi lain terdapat beberapa hal yang dapat didijadikan ukuran
tentang berhasil tidaknya suatu diklat. Berikut adalah beberapa hal yang dapat digunakan
untuk mengukur efektifitas dari suatu pendidikan dan pelatihan :
1. Isi pendidikan dan pelatihan, yaitu apakah isi program pendidikan dan pelatihan relevan
dan sejalan dengan kebutuhan, dan apakah diklat itu up to date.
2. Metode pendidikan dan pelatihan, yaitu apakah metode pendidikan dan pelatihan yang
diberikan sesuai untuk subjek itu dan apakah metode tersebut sesuai dengan gaya
belajar peserta.
3. Sikap dan keterampilan instruktur, yaitu apakah instruktur mempunyai sikap dan
keterampilan yang dapat mendorong orang untuk belajar.
4. Lama waktu pendidikan dan pelatihan, yaitu berapa lama waktu pemberian materi
pokok yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian materi tersebut.
5
5. Fasilitas pendidikan dan latihan, yaitu apakah tempat penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur, apakah relevan dengan jenis diklat dan
apakah makanannya memuaskan (Sofyandi, 2008).

C. Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen yang ada mengarah kepada tujuan
pendidikan dan pelatihan. Komponen tersebut (1) apakah seperangkat rencana tersebut
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai? (2) apakah komponen materi yang tersusun dalam
kurikulum itu sesuai dengan tujuan yang dicapai? (3) apakah metode (cara) yang dipilih
berfungsi pula untuk mencapai tujuan yangakan dicapai? dan (4) apakah cara
penyelenggara pendidikan dan pelatihan berfungsi pula dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tujuan pendidikandan pelatihan ?
Fungsi kurikulum bagi pencapaian tujuan diklat/komponen diklat sebagai alat atau
usaha-usaha dalam mencapai tujuan diklat/kompetensi yang diingini oleh lembaga diklat,
sedangkan fungsi kurikulum bagi widyaiswara dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran, baik dalam merumuskan tujuan, menentukan bahan
pelajaran, metode, dan media serta cara penilaian.
Fungsi kurikulum bagi widyaiswara sebelum mengajar, pertama-tama yang perlu
dipertanyakan adalah kurikulumnya. Setelah kurikulum diperoleh, pertanyaan berikutnya
adalah Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP), setelah GBPP ditemukan,
barulah widyaiswara mencari berbagai sumber bahan yang relevan atau yang telah
ditentukan. Selanjutnya, fungsi kurikulum bagi lembaga diklat dijadikan sebagai alat
kontrol terhadap proses pendidikan dan pelatihan lanjutan, dan juga berguna bagi
penyiapan tenaga pendidikan dan pelatihan, sedangkan fungsi kurikulum bagi peserta
diklat sebagai organisasi belajar merupakan suatu persiapan bagi pesertadiklat. Peserta
diharapkan mendapat sejumlah pengalaman belajar baru yang kemudian hari diharapkan
dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan mereka, agar dapat memenuhi bekal
dalam melaksanakan tugas dan jabatan yang diembannya.

D. Tujuan Kurikulum
Setiap diklat pada hakekatnya merupakan suatu proses belajar-mengajar. Oleh
karenanya, dalam setiap diklat, dituntut adanya rumusan tujuan diklat yang jelas. Tujuan
tersebut pada hakekatnya merupakan rumusan penampilan atau perilaku yang diharapkan
oleh perancang diklat.
6
Setiap tujuan belajar yang dirumuskan berkaitan dengan tiga ranah, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif misalnya terdiri dari enam kategori kemampuan
yaitu mulai dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah
afektif terdiri dari lima kategori mulai dari mau menerima suatu nilai, merespon, menilai,
mengenseptualisasi dan menginternalisasi suatu nilai. Sedangkan ranah psikomotorik
terdiri dari lima kategori mulai dari meniru, mempraktikkan yang dibimbing,
ketepatan,menerapkan dan mengimprovisasi.
Untuk mencapai tujuan diklat, tergantung kepada bagaimana program tersebut
direncanakan, yaitu tingkat kemungkinan pencapaian tujuan diklat secara efektif dan
tingkat kemungkinan pelaksanaannya secara efektif dan efisien. Bagi setiap perencana atau
perancang diklat, tujuan utama dan terakhir suatu diklat adalah perubahan sikap para
peserta, yang bersifat perubahan laku (psikomotorik). Sebagai contoh apabila suatu diklat
Account Refresentative (AR), peserta harus mengetahui aturan-aturan perpajakan,
SOP/proses bisnis, pemeriksaan pajak,keterampilan berkomunikasi dalam melayani
stakeholders, dan pelaporan, tetapi setelah diklat berakhir, dan berdasarkan hasil evaluasi
belum mampu melaksanakan hasil diklat, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari
keadaan ini adalah adanya kecenderungan bahwa peserta diklat belum menunjukkan
adanya perubahan laku pada diri mereka, atau dengan kata lain diklat itu gagal mencapai
tujuannya.

E. Langkah – Langkah Penyusunan Kurikulum Diklat


Untuk merancang suatu kurikulum dan menyajikannya dalam suatu sajiantertentu,
maka dianjurkan langkah-langkah berikut :
1. Perumusan Tujuan. Di dalam merumuskan tujuan, perlu diperhatikan apa yang ingin
didapat oleh peserta seusai proses. Dalam perumusan tujuan, perlu diingat : Tujuan
adalah pada diri peserta, tujuan berupa hasil belajar perilaku tertentu (biasanya
dinyatakan dengan infinitive/kata kerja tertentu), objek dari tujuan itu (berupa
materinya)
Berikut ini contoh perumusan tujuan yang baik :"Peserta memahami konsep situasional
leadership dan mampu memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari". Tujuan yang
dirumuskan di dalam kurikulum adalah tujuan umum yang tidak bisa langsung
dilakukan pengamatan atau pengukuran.

7
2. Perumusan Materi. Dalam menyusun materi perlu diperhatikan dua hal : scope dan
sequence-nya. Artinya materi dibatasi pada masalah tertentu dan diurutkan sesuai jalan
logiknya. Materi ini di samping dituliskan strukturnya, perlu juga diberikan uraian
singkatnya.
3. Perumusan Metode dan Strategi. Metode atau strategi yang dipilih dirincikan. Untuk
suatu tujuan atau materi tertentu bisa saja digunakan beberapa metode, demikian juga
sebaliknya.
4. Penentuan alat evaluasi yang diperlukan.
5. Penyajian kurikulum tersebut dalam bentuk tertentu. Sebaiknya menggunakan
format kolom yang boleh dikatakan sebagai standar.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum diklat merupakan salah satu komponen dari proses belajar mengajar, dan
berisi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kurikulum diklat meupakan salah satu
komponen dari proses belajar mengajar, dan berisi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Peningkatan Potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik. Kurikulum perlu memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan tuntutan zaman.
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan
ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai