Anda di halaman 1dari 12

Prosedur Pengembangan Manajemen Kurikulum dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Shovi Maryam
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
shovimaryam@gmail.com

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan manajemen


kurikulum pembelajaran bahasa Arab. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode studi pustaka (library research). Prosedur pengembangan manajemen
kurikulum pembelajaran bahasa Arab secara umum berprinsip pada POAC (planning,
organizing, actuating, dan controlling). Dalam penelitian ini planning merupakan ruang
lingkup perencanaan kurikulum pembelajaran bahasa Arab, organizing dan actuating adalah
prosedur pada tahap pelaksanaan kurikulum pembelajaran bahasa Arab, sedangkan
controlling merupakan evaluasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab.

Kata Kunci: Prosedur Pengembangan Kurikulum, Pembelajaran Bahasa Arab.

Manajemen pendidikan adalah manajemen kelembagaan yang bertujuan untuk


menunjang perkembangan dan penyelenggaraan pengajaran dan pembelajaran (Lazwardi,
2017). Manajemen pendidikan tersebut terangkum dalam sebuah kurikulum. Kurikulum
menurut Carter V Good merupakan segala apa yang dirancang oleh sekolah seperti sejumlah
mata pelajaran yang harus dipelajari murid, kegiatan-kegiatan yang harus diikuti, juga
pengalaman belajar yang diharapkan dicapai olehnya, yang semua itu direncanakan serta
dikendalikan sekolah (Zubaidi, 2015).

Sebagai bahan rujukan dalam proses pendidikan, kurikulum sudah selayaknya mampu
mengarahkan dan mengantarkan peserta didik yang diharapkan masyarakat sesuai dengan
kebutuhan zamannya (Julaeha, 2021). Seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan
zaman dan kebutuhan, kurikulum mengalami perubahan dan pengembangan. Hal lainnya
yang melatarbelakangi adanya pengembangan kurikulum adalah rekonseptualisasi ide
kurikulum. Rekonseptualisasi gagasan dalam kurikulum ini merupakan hasil dari
penataan ulang terkait pemikiran teoritik dalam kurikulum berbasis kompetensi. Teori
tersebut menitikberatkanpada gagasanpokok bahwa konten atau isi dari kurikulum adalah
kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu

1
(ability to perform) berdasarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fauzan &
Tharaba, 2022).

Menyikapi hal tersebut, manajemen yang berkelanjutan menjadi hal yang tidak
terpisahkan dari bagian kurikulum pendidikan. Disebutkan oleh Silalahi (2014), manajemen
dalam tataran teoritis didefiniskan dalam tiga hal: (1) optimasi, koordinasi, dan integrasi
sumberdaya, (2) koordinasi dan integrasi kegiatan kerja atau kerjasama pelaksanaan tugas-
tugas, dan (3) koordinasi dan integrasi sumber-sumber maupun tugas-tugas.

Sebagai pelaksana kurikulum, sekolah harus menyiapkan beberapa aspek dalam ranah
pengembangan manajemen kurikulum mulai dari perencanaan (planning), organisasi
(organizing), aktualisasi (actuating), dan kontrol atau pengawasan (controlling). Manajemen
kurikulum sangat urgen bagi sekolah atau institusi agar tercipta pelaksanaan kurikulum yang
terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Utami, 2019).

Menurut Terry (Nurhayati, 2021), planning adalah upaya untuk memilih dan
menghubungkan fakta-fakta serta membuat asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang
dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperhatikan untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Dengan proses perencanaan ini diharapkan akan
memudahkan semua elemen organisasi dalam menjalankan perannya. Organizing ialah cara
untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka sesuai kemampuan dan
keahliannya. Actuating merupakan suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota
kelompok berusaha mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-
usaha organisasi. Controlling yaitu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang telah
dilaksanakan, menilainya, dan juga mengoreksinya.

Bila pengertian kurikulum sebagaimana di atas dihubungkan dengan


kurikulum bahasa Arab tentu yang tercakup di dalamnya adalah rencana pembelajaran bahasa
Arab, pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, muatan materi pelajaran bahasa Arab,
kegiatan-kegiatan kebahasaaraban yang dijalani murid, serta pengelaman belajar yang dilalui,
penilaian dan evaluasi pembelajaran bahasa Arab yang kesemuanya dikendalikan oleh pihak
sekolah.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka (library
research). Penelitian ini menghimpun data-data kualitatif yang bersumber dari berbagai buku,
jurnal, serta dokumen yuridisial tentang aturan pendidikan dan kurikulum yang berlaku.
Analisis data penelitian ini merujuk pada pola analisis data kualitatif yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman (2007), yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.

2
Reduksi data dilakukan dengan mimilih data relevan, memilih hal-hal pokok, dan
mencari pola dan temanya yakni tentang prosedur pengembangan kurikulum khususnya di
bidang pembelajaran bahasa Arab. Penyajian data dikumpulkan berdasarkan urutan prosedur
pengembangan kurikulum yang dimulai dengan perencanaan kurikulum pembelajaran bahasa
Arab, pelaksanaan kurikulum pembelajaran bahasa Arab, dan evalusasi kurikulum
pembelajaran bahasa Arab. Tahap terakhir yakni penarikan kesimpulan.

Perencanaan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Menurut Ali, perencanaan pembelajaran adalah rumusan-rumusan tentang apa yang


akan dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
sebelum kegiatan belajar-mengajar sesungguhnya dilaksanakan. Sedangkan menurut Nurdin
dan Usman perencanaan pembelajaran adalah pemetaan langkah-langkah ke arah tujuan yang
di dalamnya terdapat unsur-unsur tujuan mengajar yang diharapkan, materi atau bahan
pelajaran yang akan diberikan, strategi atau metode mengajar yang akan diterapkan, dan
prosedur evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil belajar siswa (Widyastuti et al., 2021)

Konsep umum kurikulum dapat dimulai dengan cara merumuskan definisi


pendidikan, rumusan tujuan pembelajaran, penjelasan tentang sasaran pembelajaran, cara dan
prosedur yang ditempuh dalam dalam proses pengajaran. Dalam PP RI Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 disebutkan bahwa: “Perencanaan proses
pembelajaran memiliki silabus, perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,
dan penilaian hasil belajar”.

Dalam konsep perencanaan kurikulum Pendidikan Bahasa Arab, ada empat tahapan
prosedur yang ditawarkan, yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) merumuskan dan menjawab
pertanyaan filosofis, (3) menentukan desain kurikulum, (4) membuat rencana induk (master
plan): pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian. Menjadi perencana pembelajaran yang

3
baik diperlukan kemampuan-kemampuan pendukung lainnya seperti filsafat pendidikan dan
pembelajaran, psikologi pembelajaran, metode pembelajaran, administrasi pendidikan, dan
seterusnya (Amrullah, 2021).

Dalam perencanaan pembelajaran bahasa Arab guru hendaknya mendiagnosis


kebutuhan para peserta didik sebagai subyek belajar, merumuskan tujuan kegiatan proses,
pembelajaran, dan menetapkan strategi pembelajaran yang ditempuh untuk merealisasikan
tujuan yang telah dirumuskan. Agar dapat berjalan dengan baik, guru bahasa Arab perlu
menyusun komponen perangkat perencaan pembelajaran, di antaranya:

a. Menentukan alokasi waktu dan minggu efektif: menentukan minggu efektif dalam
satu semester pada satu tahun ajaran untuk mengetahui berapa jam waktu efektif yang
tersedia dalam proses pembelajaran dalam satu tahun
b. Menentukan program tahunan (prota): program tahunan merupakan rencana program
umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan, yakni dengan menetapkan alokasi dalam waktu satu
tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang
telah ditetapkan. Program ini perlu disiapkan sebelum memulai tahun ajaran baru
karena merupakan pedoman untuk pengembangan program-program berikutnya.
Langkah-langkah menyusun prota: 1)Menganalisis kalender pendidikan yang berlaku
di daerah tertentu, 2) Menandai hari libur nasional, maupun hari-hari tidak efektif
untuk dilakukan pembelajaran, 3) Menghintung HBE dan JBE, yakni hari belajar
efektif dan jam belajar efektif setiap bulan dan semester dalam 1 tahun, 4) Menata
alokasi waktu tersebut untuk kompetensi dasar dengan mempertimbangkan waktu
untuk ujian dan menganalisis materi .
c. Menyusun program semester (promes): program semester merupakan penjabaran dari
program tahunan. Kalau prota disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan
untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam promes diarahkan untuk menjawab
minggu ke berapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu
dilakukan (Sanjaya, 2011).
d. Menyusun silabus pembelajaran: silabus adalah bentuk pengembangan dan
penjabaran kurikulum menjadi rencana pembelajaran atau susunan materi
pembelajaran yang teratur pada mata pelajaran tertentu dan kelas tertentu. Adapun
langkah-langkah pengembangan silabus dapat dilakukan dengan : (1) mengkaji dan
menentukan standar kompetensi, (2) mengkaji dan menentukan kompetensi dasar, (3)
merumuskan indikator pencapaian kompetensi, (4) mengidentifikasi mater pokok
pembelajaran, (5) mengembangkan kegiatan pembelajaran, (6) menentukan jenis
penilaian, (7) menentukan alokasi waktu, dan (8) menentukan sumber belajar.
e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4
Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen dalam menyusun RPP
sebagai berikut: 1) Identitas mata pelajaran, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi
dasar, 4) indikator tujuan pembelajaran, 5) materi ajar, 6) metode pembelajaran, 7)
langkah-langkah pembelajaran, 8) sarana dan sumber belajar, dan 9) penilaian dan
tindak lanjut.

Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab

Pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab merupakan proses berlangsungnya belajar


mengajar di kelas. Kegiatan ini adalah inti dari kegiatan pembelajaran. Dibutuhkan interaksi
antara guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam ranah pelaksanaan
ini memuat kegiatan pengelolaan dan kepemimpinan pembelajaran bahasa Arab yang
dilakukan guru di kelas dan pengelolaan peserta didik. Selain itu juga terdapat
pengorganisasian yang dilakukan oleh kepala sekolah seperti pembagian pekerjaan ke dalam
berbagai macam tugas khusus yang harus dilakukan pendidik, juga menyangkut fungsi-fungsi
manajemen lainnya.

a. Pengelolaan kelas dan peserta didik


1) Tahap pra instruksional
Lingkungan belajar di kelas sebagai situasi buatan yang berhubungn dengan
proses pembelajaran atau konteks terjadinya pengalaman belajar fisik dan social.
Keadaan fisik dan lingkungan social. Pengelolaan lingkungan fisikmeliputi
penataan ruangkelas, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya
yangcukup menjamin kesehatan siswa dan pengaturan penyimpanan barang
yang diatur sedemikianrupa sehingga barang-barang tersebut segera dapat
digunakan. Sedangkan pengelolaan lingkungan social meliputi interaksi guru dan
siswa, siswa dan siswa, serta lingkungan sekitarnya(Budiya & Anshori, 2022).
2) Tahap instruksional
Proses belajar mengajar harus didasarkan pada prinsip belajar siswa aktif
(Student Active Learning). Lebih menekankan pada proses pembelajaran dan
bukan mengajar. Proses pembelajaran didasarkan pada learning kompetensi
yaitu peserta didik akan memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, wawasan
dan penerapannya sesuai dengan kriteria atau tujuan pembelajaran. Proses
belajar diorientasikan pada pengembangan kepribadian yang optimal dan
didasarkan pada nilai-nilai ilahiyah (Budiya & Anshori, 2022).
3) Tahap evaluasi dan tindak lanjut
Tahap ini untuk mengetahui keberhasilan tahap instruksional. Tahap ini meliputi
mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa peserta didik tentang

5
pokok materi. Apabila kurang dari 70 persen maka guru harus mengulang
pengajaran atau memberikan tugas atau PR.
b. Pengelolaan guru
Kompetensi yang dimiliki guru merupakan indikator kualitas guru. Kompetensi
tersebut tidak hanya terletak pada kemampuan bidang keilmuwan dan pengetahuan
tetapi juga perbuatan secara professional sebagai pendidik. Selain berperan dalam
proses pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, guru sebagai pendidik memiliki fungsi
manajemen dalam pembelajaran bahasa Arab sebagai sebagai berikut:
1) Fungsi pengorganisasian pembelajaran bahasa Arab
Menurut Syaiful Sagala pengorganisasian pembelajaran meliputi a) menyediakan
fasilitas, b) mengelompokkan komponen pembelajaran dalam struktur sekolah
secara teratur, c) membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi
pembelajaran, d) merumuskan serta menetapkan metode dan prosedur
pembelajaran, dan e) memilih, mengadakan latihan dan pendidikan dalam upaya
meningkatkan jabatan guru serta dilengkapi dengan sumber-sumber lain yang
diperlukan.
2) Fungsi pemotivasian pembelajaran bahasa Arab
Dalam konteks pembelajaran di sekolah tugas pemotivasian dilakukan kepala
sekolah bersama pendidik dalam pembelajaran agar peserta didik melakukan
aktivitas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Guru
bahasa Arab memotivasi para peserta didiknya melakukan aktivitas belajar bahasa
Arab, baik di kelas, laboratorium, perpustakaan, maupun di luar kelas.
3) Fungsi fasilitas pembelajaran bahasa Arab
Dalam pembelajaran bahasa Arab, pemberian fasilitas meliputi perlengkapan,
sarana dan prasarana, alat peraga, media lainnya yang bisa menunjang proses
pembelajaran bahasa Arab.
4) Fungsi pengawasan pembelajaran bahasa Arab
Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah terhadap pembelajaran pada seluruh
kelas, termasuk mengawasi pihak-pihak terkait pemberian pelayanan kebutuhan
pembelajaran.

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab

Menurut beberapa ahli pengertian evaluasi meliputi: a) salah satu rangkaian kegiatan
dalam meningkatkan kualitas serta kinerja atau produktivitas suatu satuan lembaga dalam
dalam melaksanakan program (Djemari Mardapi), b) penilaian kualitatif yang menggunakan
hasil pengukuran dari tes dan informasi penilaian untuk menentukan nilai (Miller), c)
judgement terhadap nilai atau implikasi dari hasil pengukuran (Febriana, 2021). Evaluasi
belajar dan pembelajaran merupakan sebuah proses untuk menentukan nilai

6
pembelajaran yang dilaksanakan, melalui kegiatan penilaian dan pengukuran
belajar dan pembelajaran. Pengukuran dan pembelajaran merupakan proses membandingkan
tingkat keberhasilan belajar yang ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian
belajar dan pembelajaran adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar
secara kualitatif (Choiroh, 2021).

. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah sebagai berikut: (1)
perencanaan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan RPP
berdasarkan silabus, (2) penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi dan teknik
penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggung jawab wali kelas atau guru
kelas, (3) penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan
sesuai dengan kompetensi yang dinilai, (4) penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik,
produk, proyek, portofolio, dan teknik lain yang relevan, (5) peserta didik yang belum
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dalam satuan pendidikan harus mengikuti
pembelajaran remedial, dan (6) hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi (Mulyasa, 2018).

Prosedur penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan dilakukan
dengan urutan sebagai berikut: (1) menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP
yang telah disusun, (2) menyusun kisi-kisi penilaian, (3) membuat instrument penilaian
berikut pedoman penilaian, (4) melakukan analisis kualitas instrumen, (5) melakukan
penilaian, (6) mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian, (7)
melaporkan hasil penilaian, dan (8) memanfaatkan laporan hasil penilaian (Mulyasa, 2018).

Aspek-aspek yang dapat dievaluasi dalam pembelajaran bahasa Arab di antaranya


tujuan pembelajaran, isi kurikulum, strategi pengajaran, media pengajaran, dan hasil yang
dicapai (Munir, 2018).

Adapun langkah-langkah evaluasi hasil pembelajaran meliputi

a. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan pada akhir pembahasan
setiap suatu pokok bahasan dan dilaksanakan secara periodik. Berbagai alat
penilaian, dapat digunakan dalam penilaian formatif, di antaranya yaitu tes,
wawancara, observasi dan lain-lain. Dan yang dinilai adalah semua komponen dan
menunjang pelaksanaan program. Untuk mencapai maksud evaluasi formatif,
tidaklah perlu atau bahkan dikehendaki menanyakan seluruh siswa dalam
pertanyaan yang sama (Munir, 2018).
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif ialah evaluasi yang diselenggarakan oleh guru setelah jangka
waktu tertentu pada akhir semester. Penilaian ini berguna untuk memperoleh

7
informasi sejauh mana keberhasilan belajar peserta didik yang dapat dimanfaatkan
untuk menentukan nilai rapor akhir semester. Neil menyebutkan (Munir, 2018)
bahwa evaluasi sumatif mempunyai beberapa tujuan, di antaranya menyeleksi dari
beberapa program kurikulum yang tersedia/proyek yang mana akan melanjutkan
dan mana yang tidak efektif.
c. Evaluasi Proses Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam kegiatan assessment for Learning, guru menggunakan
asesmen sebagai alat investivigasi untuk mengetahui informasi
sebanyak mungkin tentang apa yang telah dikuasai siswa terkait
dengan materi pembelajaran. Informasi yang telah didapat
tersebut bisa dijadikan dasar dalam menentukan apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa, yang bisa
berupa perbaikan metode atau strategi pembelajaran, atau yang
lain (Munip, 2017).

Prosedur Pengembangan Manajemen Kurikulum Bahasa Arab KMA 347 tahun 2022

Pedoman Kurikulum Merdeka pada Madrasah bertujuan untuk memberi kemandirian


madrasah dalam mengelola pendidikan dan pembelajaran, untuk meningkatkan kualitas dan
daya saing madrasah sesuai dengan tuntutan kompetensi abad-21. Menurut Partnership for
21st Century Skills, kompetensi abad-21 di antaranya adalah communication, collaboration,
critical thinking, dan creativity (Winaryati, 2018).

Standar Isi Bahasa Arab Kurikulum Bahasa Arab KMA 347 tahun 2022

Pengembangan standar isi Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan
Madrasah Aliyah difokuskan pada: Penumbuhan kompetensi komunikasi dengan
menggunakan Bahasa Arab sebagai sarana mempelajarai agama dari sumber autentiknya
dalam menjaga pewarisan agama dan untuk keperluan bermuamalah.

a. Komunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat
kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah),
dan menulis (kitabah) untuk mempersiapkan peserta didik memiliki kemampuan
menggunakan Bahasa Arab sebagai alat mendalami agama dan berkomunikasi sehari-hari
dalam lingkup keluarga, lingkungan sekitar dan nasional.
b. Unsur kebahasaan (bunyi, kata dan makna) berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk
paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan keluarga, kehidupan
madrasah, kehidupan sosial di lingkungan sekitar dan kegiatan keagamaan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai aspek pengetahuan yang diperlukan untuk melancarkan
kecakapan berbahasa.

8
c. Fungsi Sosial Tindak Tutur komplek dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, yang merupakan bentuk performansi bahasa yang digunakan dalam situasi
dan kondisi tertentu dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekitar dan nasional.

Standar Kompetensi Lulusan pada Madrasah

Standar Kompetensi Lulusan pada madrasah dirumuskan secara terpadu dalam bentuk
deskripsi kompetensi yang terdiri atas: 1) Mengenal Allah swt., Tuhan yang Maha Esa
melalui sifat-sifatNya, memahami ajaran pokok Agama Islam, melaksanakan ibadah dengan
bimbingan, bersikap jujur, menunjukkan perilaku hidup sehat dan bersih, menyayangi
dirinya, sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Allah swt., Tuhan yang Maha Esa, serta
taat pada aturan agama. 2) Mengenal dan mengekspresikan identitas diri dan budayanya,
mengenal dan menghargai keragaman budaya di lingkungannya, melakukan interaksi antar
budaya, dan mengklarifikasi prasangka dan stereotip serta berpartisipasi untuk menjaga
Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3) Menunjukkan sikap peduli dan perilaku berbagi
serta berkolaborasi antar sesama tanpa diskriminasi dengan bimbingan di lingkungan sekitar;
4) Menunjukkan sikap bertanggung jawab sederhana, kemampuan mengelola pikiran dan
perasaan, serta tak bergantung pada orang lain dalam pembelajaran dan pengembangan diri;
5) Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan, membuat tindakan atau karya kreatif
sederhana, dan mencari alternatif tindakan untuk menghadapi tantangan, termasuk melalui
kearifan lokal; 6) Menunjukkan kemampuan menanya, menjelaskan dan menyampaikan
kembali informasi yang didapat atau masalah yang dihadapi; 7) Menunjukkan kemampuan
dan kegemaran berliterasi berupa mencari dan menemukan teks, menyampaikan tanggapan
atas bacaannya, dan mampu menulis pengalaman dan perasaan sendiri; 8) Menunjukkan
kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri dan lingkungan
terdekat; 9) Memiliki kemampuan bersikap dan berperilaku akhlakul karimah, dan moderat
dalam kehidupan sehari-hari pada lingkup keluarga dan lingkungan sekitar yang berdasar
pada pemahaman ulama yang sahih dari al-Qur’an dan Hadis yang termanifestasikan pada
akidah sebagai dasar dorongan beramal, dengan fikih sebagai basis ketentuan beribadah dan
bermuamalah, yang mengambil pelajaran dari sejarah peradaban Islam sebagai inspirasi yang
bijaksana, serta mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab sebagai sarana
mempelajari agama dari sumber autentiknya dan 10.) Memiliki kemampuan membaca Al-
Qur’an yang baik dan benar sebagai sebuah kekhasan kompetensi siswa madrasah.

Pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan karakter Pelajar Pancasila dirancang


untuk capaian profil pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin sesuai dengan fase peserta
didik, dan namun demikian juga dapat dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada semua
mata pelajaran secara simultan dan bukan hanya pada satu mata pelajaran tertentu, misalnya
Pendidikan Pancasila atau PAI dan Bahasa Arab.

9
Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘alamiin pada MI, MTs, MA dan MAK
Pada MI, MTs, MA, MAK, proyek penguatan profil pelajar Proyek Penguatan Profil Pelajar
Rahmatan lil ‘alamiin mengambil alokasi waktu 20-30% (dua puluh sampai dengan tiga
puluh persen) dari total jam pelajaran selama 1 (satu) tahun dan tak terpisahkan dengan
proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Alokasi waktu untuk setiap proyek penguatan
profil Profil Pelajar Pancasila tidak harus sama. Satu proyek dapat dilakukan dengan durasi
waktu yang lebih panjang daripada proyek yang lain. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
proyek dapat dilaksanakan secara terpisah atau terpadu dengan pembelajaran berbasis proyek
lainnya . Pelaksanaan masing-masing proyek tidak harus sama waktunya. Proyek Penguatan
Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin di MI, MTs, MA/ MAK difokuskan pada penanaman
moderasi beragama yang dapat diimplementasikan melalui kegiatan yang terprogram dalam
proses pembelajaran maupun pembiasaan dalam mendukung sikap moderat.

Pembiasaan dibentuk dengan pengkondisian suasana pembelajaran yang mengutamakan


proses pensucian jiwa (tazkiyatun nufus), yang dilakukan melalui proses bersungguh-
sungguh memerangi hawa nafsu (mujahadah) dalam mendekatkan diri kepada Allah swt., dan
melatih jiwa dalam melawan kecenderungan yang buruk (riyadlah). Kementerian Agama
menetapkan tema-tema utama untuk dirumuskan menjadi tema turunan oleh satuan
pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik.

Tema-tema utama proyek penguatan profil pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin yang dapat
dipilih dari nilai-nilai moderasi beragama oleh satuan pendidikan sebagai berikut: 1)
Berkeadaban (ta’addub), 2) Keteladanan (qudwah), 3) Kewarganegaraan dan kebangsaan
(muwaṭanah), 4) Mengambil jalan tengah (tawassuṭ), 5) Berimbang (tawāzun), 6) Lurus dan
tegas (I’tidāl), 7) Kesetaraan (musāwah), 8) Musyawarah (syūra), 9) Toleransi (tasāmuh), 10)
Dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikâr).

Kesimpulan

Berdasarkan paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur pengembangan


manajemen kurikulum pembelajaran bahasa Arab secara umum berprinsip pada POAC
(planning, organizing, actuating, dan controlling). Dalam penelitian ini planning merupakan
ruang lingkup perencanaan kurikulum pembelajaran bahasa Arab, organizing dan actuating
adalah prosedur pada tahap pelaksanaan kurikulum pembelajaran bahasa Arab, sedangkan
controlling merupakan evaluasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab. Saat ini,
pengembangan kurikulum bahasa Arab diatur oleh Keputusan Menteri Agama No 347
tentang Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah. Beberapa hal yang berkembang
pada implementasi kurikulum ini berimplikasi pada pembelajaran bahasa Arab. Di antaranya
adalah penumbuhan kompetensi komunikasi dengan menggunakan Bahasa Arab sebagai
sarana mempelajarai agama dari sumber autentiknya dalam menjaga pewarisan agama dan
untuk keperluan bermuamalah. Di antara proyek implementasinya adalah ditunjang dengan
10
penguatan profil pelajar Pancasila dan proyek penguatan profil pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin
yang dapat dipilih dari nilai-nilai moderasi beragama.

Daftar Rujukan

Amrullah, Ahmad Fikri. 2021. Manajemen Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta:
Kencana.

Budiya, B., & Anshori, T. A. (2022). STRATEGI PENGELOLAAN KELAS DALAM


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK PENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA: (Studi Kasus di SMP Berbasis Pesantren Amanatul
Ummah Mojokerto). Ilmuna: Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam, 4(1), Article 1.
https://doi.org/10.54437/ilmuna.v4i1.316
Choiroh, M. (2021). Evaluasi pembelajaran bahasa Arab berbasis media e-learning. Jurnal Naskhi:
Jurnal Kajian Pendidikan Dan Bahasa Arab, 3(1), 41-47.

Fauzan, N. A., & Tharaba, M. F. (2022). MANAJEMEN PENGEMBANGAN


KURIKULUM DALAM MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH DI SMA DARUL
ULUM 1 UNGGULAN BPPT JOMBANG. Ulul Amri: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 1(2), Article 2. https://doi.org/10.18860/uajmpi.v1i2.1035
Febriana, R. (2021). Evaluasi pembelajaran. Bumi Aksara
Julaeha, S., Muslimin, E., Hadiana, E., & Zaqiah, Q. Y. (2021). Manajemen Inovasi
Kurikulum: Karakteristik dan Prosedur Pengembangan Beberapa Inovasi Kurikulum.
MUNTAZAM: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(01).

KMA 347 tahun 2022. Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah,
https://jdih.kemenag.go.id/regulation/read?
id=4159&t=Keputusan+Menteri+Agama+Nomor+347+Tahun+2022+tenta, diakses
11 Oktober 2022.

Lazwardi, D. (2017). Manajemen kurikulum sebagai pengembangan tujuan pendidikan. Al-


Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, 7(1), 119-125.

Nurhayati, N. (2021). Manajemen POACH pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap


Pembelajaran Luring di SDII Luqman Al Hakim Batam. Al-Riwayah: Jurnal
Kependidikan, 13(2), 381-394.

Mulyasa, E. 2018. Implementasi Kurikulum 2013 Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Munip, Abdul. 2017. Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: FITK UIN Sunan
Kalijaga.

11
Munir, M. S. (2018). Urgensi evaluasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab di lembaga
pendidikan. Al-Hikmah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 6(1), 27-35.

PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20,


https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/49369/pp-no-19-tahun-2005, diakses 10
Oktober 2022.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana-Prenada Media


Gruoup.

Silalahi, Ulber. 2014. Asas-asas Manajemen. Bandung: PT. Refika Aditama.

Utami, W. B., Amir, Y. H., Ponoharjo, P., & Aulia, F. (2019). PENGEMBANGAN MODEL
MANAJEMEN KURIKULUM 2013. Quality, 7(2), 114-126.

Widyastuti, A., Sudarmanto, E., Silitonga, B. N., Ili, L., Purba, S. R. F., Khalik, M. F., ... &
Situmorang, K. (2021). Perencanaan Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.

Winaryati, E. (2018). Penilaian kompetensi siswa abad 21. In Prosiding Seminar Nasional &
Internasional (Vol. 1, No. 1).

Zubaidi, A. (2015). Model-model pengembangan kurikulum dan silabus pembelajaran bahasa


arab. Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 13(1), 107-122.

12

Anda mungkin juga menyukai