Shovi Maryam
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
shovimaryam@gmail.com
Abstrak:
Sebagai bahan rujukan dalam proses pendidikan, kurikulum sudah selayaknya mampu
mengarahkan dan mengantarkan peserta didik yang diharapkan masyarakat sesuai dengan
kebutuhan zamannya (Julaeha, 2021). Seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan
zaman dan kebutuhan, kurikulum mengalami perubahan dan pengembangan. Hal lainnya
yang melatarbelakangi adanya pengembangan kurikulum adalah rekonseptualisasi ide
kurikulum. Rekonseptualisasi gagasan dalam kurikulum ini merupakan hasil dari
penataan ulang terkait pemikiran teoritik dalam kurikulum berbasis kompetensi. Teori
tersebut menitikberatkanpada gagasanpokok bahwa konten atau isi dari kurikulum adalah
kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu
1
(ability to perform) berdasarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fauzan &
Tharaba, 2022).
Menyikapi hal tersebut, manajemen yang berkelanjutan menjadi hal yang tidak
terpisahkan dari bagian kurikulum pendidikan. Disebutkan oleh Silalahi (2014), manajemen
dalam tataran teoritis didefiniskan dalam tiga hal: (1) optimasi, koordinasi, dan integrasi
sumberdaya, (2) koordinasi dan integrasi kegiatan kerja atau kerjasama pelaksanaan tugas-
tugas, dan (3) koordinasi dan integrasi sumber-sumber maupun tugas-tugas.
Sebagai pelaksana kurikulum, sekolah harus menyiapkan beberapa aspek dalam ranah
pengembangan manajemen kurikulum mulai dari perencanaan (planning), organisasi
(organizing), aktualisasi (actuating), dan kontrol atau pengawasan (controlling). Manajemen
kurikulum sangat urgen bagi sekolah atau institusi agar tercipta pelaksanaan kurikulum yang
terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Utami, 2019).
Menurut Terry (Nurhayati, 2021), planning adalah upaya untuk memilih dan
menghubungkan fakta-fakta serta membuat asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang
dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperhatikan untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Dengan proses perencanaan ini diharapkan akan
memudahkan semua elemen organisasi dalam menjalankan perannya. Organizing ialah cara
untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka sesuai kemampuan dan
keahliannya. Actuating merupakan suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota
kelompok berusaha mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-
usaha organisasi. Controlling yaitu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang telah
dilaksanakan, menilainya, dan juga mengoreksinya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka (library
research). Penelitian ini menghimpun data-data kualitatif yang bersumber dari berbagai buku,
jurnal, serta dokumen yuridisial tentang aturan pendidikan dan kurikulum yang berlaku.
Analisis data penelitian ini merujuk pada pola analisis data kualitatif yang dikembangkan
oleh Miles dan Huberman (2007), yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
2
Reduksi data dilakukan dengan mimilih data relevan, memilih hal-hal pokok, dan
mencari pola dan temanya yakni tentang prosedur pengembangan kurikulum khususnya di
bidang pembelajaran bahasa Arab. Penyajian data dikumpulkan berdasarkan urutan prosedur
pengembangan kurikulum yang dimulai dengan perencanaan kurikulum pembelajaran bahasa
Arab, pelaksanaan kurikulum pembelajaran bahasa Arab, dan evalusasi kurikulum
pembelajaran bahasa Arab. Tahap terakhir yakni penarikan kesimpulan.
Dalam konsep perencanaan kurikulum Pendidikan Bahasa Arab, ada empat tahapan
prosedur yang ditawarkan, yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) merumuskan dan menjawab
pertanyaan filosofis, (3) menentukan desain kurikulum, (4) membuat rencana induk (master
plan): pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian. Menjadi perencana pembelajaran yang
3
baik diperlukan kemampuan-kemampuan pendukung lainnya seperti filsafat pendidikan dan
pembelajaran, psikologi pembelajaran, metode pembelajaran, administrasi pendidikan, dan
seterusnya (Amrullah, 2021).
a. Menentukan alokasi waktu dan minggu efektif: menentukan minggu efektif dalam
satu semester pada satu tahun ajaran untuk mengetahui berapa jam waktu efektif yang
tersedia dalam proses pembelajaran dalam satu tahun
b. Menentukan program tahunan (prota): program tahunan merupakan rencana program
umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan, yakni dengan menetapkan alokasi dalam waktu satu
tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang
telah ditetapkan. Program ini perlu disiapkan sebelum memulai tahun ajaran baru
karena merupakan pedoman untuk pengembangan program-program berikutnya.
Langkah-langkah menyusun prota: 1)Menganalisis kalender pendidikan yang berlaku
di daerah tertentu, 2) Menandai hari libur nasional, maupun hari-hari tidak efektif
untuk dilakukan pembelajaran, 3) Menghintung HBE dan JBE, yakni hari belajar
efektif dan jam belajar efektif setiap bulan dan semester dalam 1 tahun, 4) Menata
alokasi waktu tersebut untuk kompetensi dasar dengan mempertimbangkan waktu
untuk ujian dan menganalisis materi .
c. Menyusun program semester (promes): program semester merupakan penjabaran dari
program tahunan. Kalau prota disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan
untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam promes diarahkan untuk menjawab
minggu ke berapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu
dilakukan (Sanjaya, 2011).
d. Menyusun silabus pembelajaran: silabus adalah bentuk pengembangan dan
penjabaran kurikulum menjadi rencana pembelajaran atau susunan materi
pembelajaran yang teratur pada mata pelajaran tertentu dan kelas tertentu. Adapun
langkah-langkah pengembangan silabus dapat dilakukan dengan : (1) mengkaji dan
menentukan standar kompetensi, (2) mengkaji dan menentukan kompetensi dasar, (3)
merumuskan indikator pencapaian kompetensi, (4) mengidentifikasi mater pokok
pembelajaran, (5) mengembangkan kegiatan pembelajaran, (6) menentukan jenis
penilaian, (7) menentukan alokasi waktu, dan (8) menentukan sumber belajar.
e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4
Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen dalam menyusun RPP
sebagai berikut: 1) Identitas mata pelajaran, 2) standar kompetensi, 3) kompetensi
dasar, 4) indikator tujuan pembelajaran, 5) materi ajar, 6) metode pembelajaran, 7)
langkah-langkah pembelajaran, 8) sarana dan sumber belajar, dan 9) penilaian dan
tindak lanjut.
5
pokok materi. Apabila kurang dari 70 persen maka guru harus mengulang
pengajaran atau memberikan tugas atau PR.
b. Pengelolaan guru
Kompetensi yang dimiliki guru merupakan indikator kualitas guru. Kompetensi
tersebut tidak hanya terletak pada kemampuan bidang keilmuwan dan pengetahuan
tetapi juga perbuatan secara professional sebagai pendidik. Selain berperan dalam
proses pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, guru sebagai pendidik memiliki fungsi
manajemen dalam pembelajaran bahasa Arab sebagai sebagai berikut:
1) Fungsi pengorganisasian pembelajaran bahasa Arab
Menurut Syaiful Sagala pengorganisasian pembelajaran meliputi a) menyediakan
fasilitas, b) mengelompokkan komponen pembelajaran dalam struktur sekolah
secara teratur, c) membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi
pembelajaran, d) merumuskan serta menetapkan metode dan prosedur
pembelajaran, dan e) memilih, mengadakan latihan dan pendidikan dalam upaya
meningkatkan jabatan guru serta dilengkapi dengan sumber-sumber lain yang
diperlukan.
2) Fungsi pemotivasian pembelajaran bahasa Arab
Dalam konteks pembelajaran di sekolah tugas pemotivasian dilakukan kepala
sekolah bersama pendidik dalam pembelajaran agar peserta didik melakukan
aktivitas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Guru
bahasa Arab memotivasi para peserta didiknya melakukan aktivitas belajar bahasa
Arab, baik di kelas, laboratorium, perpustakaan, maupun di luar kelas.
3) Fungsi fasilitas pembelajaran bahasa Arab
Dalam pembelajaran bahasa Arab, pemberian fasilitas meliputi perlengkapan,
sarana dan prasarana, alat peraga, media lainnya yang bisa menunjang proses
pembelajaran bahasa Arab.
4) Fungsi pengawasan pembelajaran bahasa Arab
Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah terhadap pembelajaran pada seluruh
kelas, termasuk mengawasi pihak-pihak terkait pemberian pelayanan kebutuhan
pembelajaran.
Menurut beberapa ahli pengertian evaluasi meliputi: a) salah satu rangkaian kegiatan
dalam meningkatkan kualitas serta kinerja atau produktivitas suatu satuan lembaga dalam
dalam melaksanakan program (Djemari Mardapi), b) penilaian kualitatif yang menggunakan
hasil pengukuran dari tes dan informasi penilaian untuk menentukan nilai (Miller), c)
judgement terhadap nilai atau implikasi dari hasil pengukuran (Febriana, 2021). Evaluasi
belajar dan pembelajaran merupakan sebuah proses untuk menentukan nilai
6
pembelajaran yang dilaksanakan, melalui kegiatan penilaian dan pengukuran
belajar dan pembelajaran. Pengukuran dan pembelajaran merupakan proses membandingkan
tingkat keberhasilan belajar yang ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian
belajar dan pembelajaran adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar
secara kualitatif (Choiroh, 2021).
. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah sebagai berikut: (1)
perencanaan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan RPP
berdasarkan silabus, (2) penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi dan teknik
penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggung jawab wali kelas atau guru
kelas, (3) penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan
sesuai dengan kompetensi yang dinilai, (4) penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik,
produk, proyek, portofolio, dan teknik lain yang relevan, (5) peserta didik yang belum
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dalam satuan pendidikan harus mengikuti
pembelajaran remedial, dan (6) hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi (Mulyasa, 2018).
Prosedur penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan dilakukan
dengan urutan sebagai berikut: (1) menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP
yang telah disusun, (2) menyusun kisi-kisi penilaian, (3) membuat instrument penilaian
berikut pedoman penilaian, (4) melakukan analisis kualitas instrumen, (5) melakukan
penilaian, (6) mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian, (7)
melaporkan hasil penilaian, dan (8) memanfaatkan laporan hasil penilaian (Mulyasa, 2018).
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan pada akhir pembahasan
setiap suatu pokok bahasan dan dilaksanakan secara periodik. Berbagai alat
penilaian, dapat digunakan dalam penilaian formatif, di antaranya yaitu tes,
wawancara, observasi dan lain-lain. Dan yang dinilai adalah semua komponen dan
menunjang pelaksanaan program. Untuk mencapai maksud evaluasi formatif,
tidaklah perlu atau bahkan dikehendaki menanyakan seluruh siswa dalam
pertanyaan yang sama (Munir, 2018).
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif ialah evaluasi yang diselenggarakan oleh guru setelah jangka
waktu tertentu pada akhir semester. Penilaian ini berguna untuk memperoleh
7
informasi sejauh mana keberhasilan belajar peserta didik yang dapat dimanfaatkan
untuk menentukan nilai rapor akhir semester. Neil menyebutkan (Munir, 2018)
bahwa evaluasi sumatif mempunyai beberapa tujuan, di antaranya menyeleksi dari
beberapa program kurikulum yang tersedia/proyek yang mana akan melanjutkan
dan mana yang tidak efektif.
c. Evaluasi Proses Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam kegiatan assessment for Learning, guru menggunakan
asesmen sebagai alat investivigasi untuk mengetahui informasi
sebanyak mungkin tentang apa yang telah dikuasai siswa terkait
dengan materi pembelajaran. Informasi yang telah didapat
tersebut bisa dijadikan dasar dalam menentukan apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa, yang bisa
berupa perbaikan metode atau strategi pembelajaran, atau yang
lain (Munip, 2017).
Prosedur Pengembangan Manajemen Kurikulum Bahasa Arab KMA 347 tahun 2022
Standar Isi Bahasa Arab Kurikulum Bahasa Arab KMA 347 tahun 2022
Pengembangan standar isi Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan
Madrasah Aliyah difokuskan pada: Penumbuhan kompetensi komunikasi dengan
menggunakan Bahasa Arab sebagai sarana mempelajarai agama dari sumber autentiknya
dalam menjaga pewarisan agama dan untuk keperluan bermuamalah.
a. Komunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat
kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah),
dan menulis (kitabah) untuk mempersiapkan peserta didik memiliki kemampuan
menggunakan Bahasa Arab sebagai alat mendalami agama dan berkomunikasi sehari-hari
dalam lingkup keluarga, lingkungan sekitar dan nasional.
b. Unsur kebahasaan (bunyi, kata dan makna) berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk
paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan keluarga, kehidupan
madrasah, kehidupan sosial di lingkungan sekitar dan kegiatan keagamaan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai aspek pengetahuan yang diperlukan untuk melancarkan
kecakapan berbahasa.
8
c. Fungsi Sosial Tindak Tutur komplek dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, yang merupakan bentuk performansi bahasa yang digunakan dalam situasi
dan kondisi tertentu dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekitar dan nasional.
Standar Kompetensi Lulusan pada madrasah dirumuskan secara terpadu dalam bentuk
deskripsi kompetensi yang terdiri atas: 1) Mengenal Allah swt., Tuhan yang Maha Esa
melalui sifat-sifatNya, memahami ajaran pokok Agama Islam, melaksanakan ibadah dengan
bimbingan, bersikap jujur, menunjukkan perilaku hidup sehat dan bersih, menyayangi
dirinya, sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Allah swt., Tuhan yang Maha Esa, serta
taat pada aturan agama. 2) Mengenal dan mengekspresikan identitas diri dan budayanya,
mengenal dan menghargai keragaman budaya di lingkungannya, melakukan interaksi antar
budaya, dan mengklarifikasi prasangka dan stereotip serta berpartisipasi untuk menjaga
Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3) Menunjukkan sikap peduli dan perilaku berbagi
serta berkolaborasi antar sesama tanpa diskriminasi dengan bimbingan di lingkungan sekitar;
4) Menunjukkan sikap bertanggung jawab sederhana, kemampuan mengelola pikiran dan
perasaan, serta tak bergantung pada orang lain dalam pembelajaran dan pengembangan diri;
5) Menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan, membuat tindakan atau karya kreatif
sederhana, dan mencari alternatif tindakan untuk menghadapi tantangan, termasuk melalui
kearifan lokal; 6) Menunjukkan kemampuan menanya, menjelaskan dan menyampaikan
kembali informasi yang didapat atau masalah yang dihadapi; 7) Menunjukkan kemampuan
dan kegemaran berliterasi berupa mencari dan menemukan teks, menyampaikan tanggapan
atas bacaannya, dan mampu menulis pengalaman dan perasaan sendiri; 8) Menunjukkan
kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri dan lingkungan
terdekat; 9) Memiliki kemampuan bersikap dan berperilaku akhlakul karimah, dan moderat
dalam kehidupan sehari-hari pada lingkup keluarga dan lingkungan sekitar yang berdasar
pada pemahaman ulama yang sahih dari al-Qur’an dan Hadis yang termanifestasikan pada
akidah sebagai dasar dorongan beramal, dengan fikih sebagai basis ketentuan beribadah dan
bermuamalah, yang mengambil pelajaran dari sejarah peradaban Islam sebagai inspirasi yang
bijaksana, serta mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab sebagai sarana
mempelajari agama dari sumber autentiknya dan 10.) Memiliki kemampuan membaca Al-
Qur’an yang baik dan benar sebagai sebuah kekhasan kompetensi siswa madrasah.
9
Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘alamiin pada MI, MTs, MA dan MAK
Pada MI, MTs, MA, MAK, proyek penguatan profil pelajar Proyek Penguatan Profil Pelajar
Rahmatan lil ‘alamiin mengambil alokasi waktu 20-30% (dua puluh sampai dengan tiga
puluh persen) dari total jam pelajaran selama 1 (satu) tahun dan tak terpisahkan dengan
proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Alokasi waktu untuk setiap proyek penguatan
profil Profil Pelajar Pancasila tidak harus sama. Satu proyek dapat dilakukan dengan durasi
waktu yang lebih panjang daripada proyek yang lain. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
proyek dapat dilaksanakan secara terpisah atau terpadu dengan pembelajaran berbasis proyek
lainnya . Pelaksanaan masing-masing proyek tidak harus sama waktunya. Proyek Penguatan
Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin di MI, MTs, MA/ MAK difokuskan pada penanaman
moderasi beragama yang dapat diimplementasikan melalui kegiatan yang terprogram dalam
proses pembelajaran maupun pembiasaan dalam mendukung sikap moderat.
Tema-tema utama proyek penguatan profil pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin yang dapat
dipilih dari nilai-nilai moderasi beragama oleh satuan pendidikan sebagai berikut: 1)
Berkeadaban (ta’addub), 2) Keteladanan (qudwah), 3) Kewarganegaraan dan kebangsaan
(muwaṭanah), 4) Mengambil jalan tengah (tawassuṭ), 5) Berimbang (tawāzun), 6) Lurus dan
tegas (I’tidāl), 7) Kesetaraan (musāwah), 8) Musyawarah (syūra), 9) Toleransi (tasāmuh), 10)
Dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikâr).
Kesimpulan
Daftar Rujukan
Amrullah, Ahmad Fikri. 2021. Manajemen Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta:
Kencana.
KMA 347 tahun 2022. Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah,
https://jdih.kemenag.go.id/regulation/read?
id=4159&t=Keputusan+Menteri+Agama+Nomor+347+Tahun+2022+tenta, diakses
11 Oktober 2022.
Munip, Abdul. 2017. Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: FITK UIN Sunan
Kalijaga.
11
Munir, M. S. (2018). Urgensi evaluasi kurikulum pembelajaran bahasa Arab di lembaga
pendidikan. Al-Hikmah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 6(1), 27-35.
Utami, W. B., Amir, Y. H., Ponoharjo, P., & Aulia, F. (2019). PENGEMBANGAN MODEL
MANAJEMEN KURIKULUM 2013. Quality, 7(2), 114-126.
Widyastuti, A., Sudarmanto, E., Silitonga, B. N., Ili, L., Purba, S. R. F., Khalik, M. F., ... &
Situmorang, K. (2021). Perencanaan Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.
Winaryati, E. (2018). Penilaian kompetensi siswa abad 21. In Prosiding Seminar Nasional &
Internasional (Vol. 1, No. 1).
12