Anda di halaman 1dari 20

Analisis Problematika Manajemen Kurikulum Pembelajaran bahasa Arab

Yulia Maulidina Fitriana

Abstrak
Manajemen kurikulum bahasa Arab merupakan suatu proses tindakan-tindakan
yang dilakukan terhadap pelaksanaan kurikulum tersebut agar mencapai tujuan
yang telah direncanakan sejak awal dengan cara memanfaatkan aspek penunjang
lainnya. Pentingnya hal ini membuat banyak lembaga pendidikan
mengindentifikasi penerapan, permasalahan, serta soslusi yang berhubungan
dengan manajemen kurikulum pembelajaran bahasa Arab. Penelitian ini
menggunakan studi kepustakaan. Dalam memperoleh data penelitian, peneliti
mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasi sumber dari artikel, buku, dan
penelitian terdahulu. Penelitian ini memaparkan bahwa pembahasan tentang
penerapan manajemen kurikulum pembelajaran bahasa Arab mengacu pada fungsi-
fungsi manjemen yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengontrolan (controlling). Adapun
problematika serta solusinya juga dapat ditinjau dari aspek-aspek tersebut.

Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan
pendidikan adalah kurikulum. Dalam definisi Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Untuk memaksimalkan penerapan kurikulum,
dibutuhkan manajemen yang baik. Manajemen adalah suatu proses yang terdiri atas
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (Hikmat,
2009: 12).

1
Kurikulum memiliki pengertian yang cukup kompleks, dan esensinya
kurikulum membicarakan proses penyelenggaraan pendidikan sekolah, berupa
acuan, rencana, norma-norma yang dapat dipakai sebagai pegangan. Secara umum
struktur kurikulum mempunyai beberapa komponen utama, yaitu, materi/bahan,
organisasi, proses belajar mengajar dan evaluasi. Dalam arti sempit kurikulum
ditafsirkan sebagai materi pelajaran, sedangkan menurut pengertian yang luas,
kurikulum dikatakan sebagai keseluruhan program lembaga pendidikan
(sekolah/universitas) (Nurdin, 2005, 71).
Di Indonesia khususnya, bahasa Arab menjadi hal yang sangat utama untuk
dipelajari. Hal ini dibuktikan bahwa bahasa Arab selalu dipelajari disetiap lembaga
pendidikan khususnya yang berbasis agama Islam, bahasa Arab menjadi suatu ilmu
yang wajib dipelajari dan dikuasai oleh semua peserta didik. Karena salah satu
aspek yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan Pendidikan adalah
kurikulum. Kurikulum adalah salah satu komponen terpenting yang memiliki peran
strategis dalam suatu sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem
program (mesin dalam lembaga pendidikan), suatu sistem pembelajaran yang
bertujuan untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, oleh
karena itu kurikulum memiliki peran yang sangat penting untuk mewujudkan
pendidikan yang berkualitas (Makinudin, 2015). Berkaitan dengan kurikulum
bahasa Arab juga, proses implementasi terjadi setelah perencaan kurikulum bahasa
Arab terdefinisikan dalam bentuk ide dan program-program, baik kurikulum yang
ada di tingkat sekolah dasar sampai menengah, atau tingkat institusi, sekolah tinggi
atau universitas (Alam, 2016, 5-6).
.Prinsip dasar manajemen kurikulum selalu berusaha agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh
peserta didik dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus
menyempurnakan strategi pembelajarannya. Manajemen kurikulum bahasa Arab
merupakan suatu proses tindakan-tindakan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan terhadap
pelaksanaan kurikulum bahasa Arab agar mencapai tujuan yang telah direncanakan
sejak awal dengan cara memanfaatkan aspek penunjang data (Anwar, 2018).

2
Penentu keberhasilan suatu pembelajaran terutama dalam pembelajaran bahasa
adalah banyak faktor, di antara faktor itu adalah faktor usia, faktor motivasi, faktor
formal, faktor lingkungan, faktor bahasa pertama, dan faktor manajemen kurikulum
(Chaer, 2009). Oleh sebab itu dalam hal mempelajari bahasa Arab perlu adanya
manajemen kurikulum bahasa Arab yang memang benar-benar sesuai dengan
kebutuhan siswa dan nantinya menghasilkan output atau lulusan yang berkualitas.
Program yang dikelola dengan baik dalam sebuah manajemen memberikan
implikasi yang positif dalam perkembangan peserta didik terhadap bahasa Arab
sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan oleh sebuah Lembaga (Shobirin dan
Danial Hilmi, 2021).
Beranjak dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen
pembelajaran bahasa Arab adalah suatu kegiatan berupa proses perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai tujuan pembelajaran bahasa Arab yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien (Faiqah,
2017, 66)
Meskipun nampak lugas dan dapat dibayangkan oleh sekian pendidik bahasa
Arab terkait penerapan kurikulum bahasa Arab terjadi dan bagaimana posisinya
dalam kerangka pengembangan kurikulum, akan tetapi realitasnya masih belum
final, jika belum secara tegas menguraikan sebuah proses penerapan kurikulum
yang benar-benar terjadi di lapangan dan berproses sampai sekarang. Bahasa Arab
sendiri merupakan mata pelajaran yang memiliki karakteristik atau ciri khusus
dibanding mata pelajaran lainnya. Tidak jarang ditemukan pula berbagai
permasalahan atau problematika yang dihadapi dalam manajemen pembelajaran
bahasa Arab, walaupun sudah dirancang dan direncanakan sedemikian rupa. banyak
Lembaga yang tidak cepat tanggap menanggapi permasalahan yang kadang muncul
tanpa persiapan, dan sebagian lagi dapat dengan mudah dan terbiasa menyelesaikan
berbagai persoalan dalam manajemen kurikulum terutama bahasa Arab.
Oleh karena itu manajemen kurikulum bahasa Arab begitu penting bagi
lembaga pendidikan, madrasah-madarasah mulai memperhatikan, menyusun dan
memanajemen kurikulum bahasa Arab dengan berbagai model dan ciri khas

3
tersendiri pada setiap lembaga pendidikan tersebut (Alfianor, 2022, 143). Banyak
Lembaga juga mulai mengidentifikasi permasalahan yang ada dan mencarikan
solusi yang dapat digunakan dan diadopsi sedemikian rupa. Berdasarkan hal ini
peneliti akan memaparkan data-data terkait manajemen pembelajaran bahasa Arab
serta problematika dan solusi yang sering dihadapi lembaga pendidikan.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (library research). Dalam
memperoleh data penelitian, peneliti mengumpulkan, menganalisis,
mengorganisasi sumber dari artikel, buku, dan penelitian terdahulu tentang
manajemen kurikulum pembelajaran bahasa Arab beserta problematika dan
solusinya. Kemudian peneliti menyimpulkan dan menyajikan data-data tersebut
(Danandjaja, 1997; Sari & Asmendri, 2020; Zed, 2014).

Hasil Dan Pembahasan


Manajemen Kurikulum Pembelajaran bahasa Arab
Secara bahasa (etimologi) manajemen berasal dari kata kerja “to manage”
yang berarti mengatur (Hasibuan, 2007, 1) Adapun menurut istilah (terminologi)
terdapat banyak pendapat mengenai pengertian manajemen salah satunya menurut
George R. Terry Manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-
tindakan perncanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk
menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya (Hasibuan, 2007, 2-3). Sedangkan menurut Hanry L. Sisk
mendefinisikan Management is the coordination of all resources through the
processes of planning, organizing, directing and controlling in order to attain stted
objectivies. Artinya manajemen adalah pengkoordinasian untuk semua sumber-
sumber melalui proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan di dalam ketertiban untuk tujuan yang objektif (Sisk, 1969).
Selanjutnya Oemar Hamalik memberikan pengertian, kurikulum adalah
program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi
pelajar. Berdasarkan program pendidikan tersebut pelajar melakukan berbagai

4
kegiatan belajar sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain dengan program
kurikuler tersebut, lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi
pelajar untuk berkembang. Itu sebabnya, kurikulum disusun sedemikian rupa yang
memungkinkan pelajar melakukan beraneka ragam kegiatan belajar (Muslich,
2007, 163)
Kurikulum mencakup segala pengalaman yang direncanakan untuk anak-
anak yang langsung berada dalam tanggung jawab sekolah. Pengalaman-
pengalaman anak di luar sekolah bukan bagian dari kurikulum sekolah, walaupun
pengalaman-pengalaman tersebut memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak
(Burhanuddin, 1998, 69). Guru tidak membuat/menyusun kurikulum, tapi ia
menggunakan kurikulum, menjabarkannya, serta melaksanakannya melalui suatu
proses pengajaran. Kurikulum diperuntukkan bagi siswa, melalui guru yang secara
nyata memberikan pengaruh kepada siswa pada saat terjadinya proses pengajaran
(Sudjana, 2010).
Kurikulum juga merupakan seperangkat rencana pembelajaran tercangkup
padanya isi, bahan kajian, cara penyampaian hingga penilaian sebagai pedoman
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum adalah segenap proses
usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik
berat pada usaha untuk meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar (Arikunto
dan Yuliana, 2008, 131-132). Kurikulum mencangkup tujuan, materi pelajaran,
pengalaman pembelajaran dan pendekatan penilaian. Terdapat cangkupan lain
didalam kurikulum selain hal itu seperti penilain kebutuhan, rasional,
sasaran/target, sarana prasyarat, bahan-bahan serta diskusi tentang teori belajar dan
pembelajaran (Yulaelawati, 2004, 47). Kurikulum merupakan prosedur, prinsip,
bagi rencana, pelaksanaan, penilaian atau evaluasi, dan pengaturan rancangan suatu
program Pendidikan. Kurikulum merupakan segala pengalaman yang sebelumnya
sudah direncanakan untuk mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan
Pendidikan (Ikhsan, 2009).
Kemudian kurikulum bahasa Arab dapat didefiniskan sebagai suatu
pengelolaan, seperangkat rencana mengenai isi, tujuan, dan bahan atau materi

5
pelajaran serta langkah-langkah yang digunakan sebagai pedoman pada aktivitas
belajar mengajar bahasa Arab sehingga tercapainya suatu tujuan tertentu (Habibi,
2019).
Selanjutnya manajemen kurikulum merupakan suatu system yang mengelola
kurikulum yang mengorganisir, menyeluruh, rinci dan terstruktur dalam rangka
untuk mencapai tujuan kurikulum (Rusman, 2009). Konsep dan Karakter
manajemen kurikulum PBA sebagai suatu sistem/ proses mencakup pengelolaan
organisasi pembelajaran bahasa Arab sebagai mata pelajaran harus berlandaskan
model kemahiran bahasa harus signifikan, tidak bias. Tanpa itu, fungsi manajemen
kurikulum semakin sulit terkonsep. Dalam ruang lingkup kurikulum, manajemen
memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: mengelola perencanaan kurikulum,
mengelola implementasi kurikulum, mengelola pelaksanaan evaluasi kurikulum,
mengelola perumusan penetapan kriteria dan pelaksanaan kenaikan
kelas/kelulusan, mengelola pengembangan bahan ajar, media pembelajaran, dan
sumber belajar, serta mengelola pengembangan ekstrakurikuler dan kokurikuler.
Pada titik ini, pengajar bahasa Arab yang sekaligus menjadi manajer kurikulum
PBA harus bisa menempatkan posisi bahasa Arab sekaligus sebagai bahasa Asing
yang diharapkan tidak sekedar bertujuan untuk pemahaman proses peribadatan,
akan tetapi perlu perumusan lebih seksama perihal kemungkinan
mengaktualisasikan kemahiran peserta didik dalam berbahasa asing secara
konseptual (Poniyem, 2015).
Pembahasan tentang penerapan manajemen kurikulum pembelajaran bahasa
Arab mengacu pada fungsi-fungsi manjemen yang meliputi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengontrolan (controlling) yang selanjutnya menjadi sudut pandang d alam analisa
pada kurikulum pembelajaran bahasa Arab yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Fungsi perencanaan
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya
secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan
upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam
mencapai tujuan. Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab perencanaan

6
dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan
media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dan
penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa
tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan (Muslich, 2007).
Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol terhadap
diri sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya (Suryobroto, 2009).
Agar dalam pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik untuk itu guru
perlu menyusun komponen perangkat perencanaan pembelajaran antara lain:
a. Menetukan Alokasi Waktu dan Minggu efektif
b. Menyusun Program Tahunan (Prota)
c. Menyusun Program Semesteran (Promes)
d. Menyusun Silabus Pembelajaran
e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Fungsi pengorganisasian
Selain fungsi perencanaan, terdapat pula fungsi pengorganisasian
dalam kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk menentukan
pelaksana tugas dengan jelas kepada setiap personil sekolah sesuai bidang,
wewenang, mata pelajaran, dan tanggung jawabnya. Dengan kejelasan tugas
dan tanggung jawab masing- masing unsur dan komponen pembelajaran
sehingga kegiatan pembelajaran baik proses maupun kualitas yang
dipersyaratkan dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. (Tumaji,
2018).
3. Fungsi pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab merupakan proses
berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan
di sekolah. Jadi pelaksanaan pengajaran bahasa Arab adalah interaksi guru
dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa
dan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam fungsi pelaksanaan ini memuat
kegiatan pengelolaan dan kepemimpinan pembelajaran bahasa Arab yang
dilakukan guru di kelas dan pengelolaan peserta didik (Tumaji, 2018).

7
4. Fungsi pengawasan
Pengawasan adalah suatu konsep yang luas yang dapat diterapkan pada
manusia, benda dan organisasi. Pengawasan dimaksudkan untuk memastikan
anggota organisasi melaksanakan apa yang dikehendaki dengan
mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi serta
memanfaatkannya untuk mengendalikan organisasi (Hasibuan, 2007, 197).
Pengawasan dalam konteks pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah
terhadap kegiatan pembelajaran pada seluruh kelas, termasuk mengawasi
pihak-pihak terkait sehubungan dengan pemberian pelayanan kebutuhan
pembelajaran secara sungguh- sungguh. Untuk keperluan pengawasan ini,
guru mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi kegiatan
belajar, serta memanfaatkannya untuk mengendalikan pembelajaran sehingga
tercapai tujuan belajar yang telah direncanakan (Sagala, 2010, 133).
Umumnya pada fungsi pengawasan terdapat kegiatan evaluasi. Istilah
evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “evaluation”. Menurut Wand dan
Gerald W. Brown evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi merupakan suatu upaya untuk
mengetahui berapa banyak hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal
yang telah diajarkan oleh guru. Evaluasi merupakan suatu upaya untuk
mengetahui berapa banyak hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal
yang telah diajarkan oleh guru (Hamalik, 2008, 156). Evaluasi pembelajaran
mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses pembelajaran. Evaluasi
hasil belajar menekankan pada diperolehnya informasi tentang seberapakah
perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.
Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk
memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam
membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal.

Problematika Manajemen Kurikulum Pembelajaran bahasa Arab


Manajemen kurikulum pembelajaran bahasa Arab merupakan akumulasi dan
integralisasi komponen-komponen krusial yang tidak dapat dipisahkan antara satu

8
dan lainnya. Suatu pembelajaran dikatakan efektif dan berhasil, bilamana seluruh
komponen saling sinergis dan suportif. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri
bahwa dalam prosesnya terdapat hambatan dan permasalahan oleh beberapa faktor
yang melingkupinya. Berikut dipaparkan beberapa problematika yang sering
ditemui dalam manajemen kurikulum pembelajaran bahasa Arab:
1. Fungsi perencanaan
a. Kurangnya jam pelajaran bahasa Arab
Waktu dan jam pembelajaran di sekolah-sekolah yang menganut
kurikulum Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu. Waktu yang
terbatas membuat pembelajaran bahasa Arab semakin lama tercapai.
Selain itu, karna waktu yang terbatas peserta didik mendapat faktor
pendukung yang kurang, artinya siswa jarang mendengarkan ungkapan-
ungkapan Arab, berbicara Arab, membaca teks Arab, dan menulis
kalimat-kalimat Arabiyah
b. Penyusunan kurikulum bahasa Arab cenderung kurang diperhatikan
pada beberapa lembaga pendidikan
Seperti pada setiap mata pelajaran, bahasa Arab juga memiliki ciri
khas tersendiri terutama dalam penyusunan kurikulum. Pembalajaran
bahasa Arab perlu memenuhi unsur-unsur serta keterampilan dalam
aspek bahasa. Sehingga perlunya perhatian yang khusus dan penekanan
pada prosesnya ketimbang hanya memperhatikan hasil akhir.
2. Fungsi pengorganisasian
a. Pengajar yang tidak susuai dengan bidangnya
Pada beberapa sekolah dapat ditemukan bahwa beberapa tenaga
pengajarnya bukan dari jurusan yang sesuai, begitu pula dalam mata
pelajaran bahasa Arab, sehingga terkadang tenaga pendidik yang
mengajar tidak memiliki keterampilan bahasa Arab yang memadai. Ada
pula guru yang mahir keterampilan bahasanya, tetapi keterampilan
mengelola kelasnya kurang, dan ada guru yang berkompeten dalam
pengelolaan kelas namun tidak diimbangi dengan kompetensi

9
kemahiran berbahasa yang baik. Ini juga akan menentukan hasil
pembelajaran bahasa Arab.
b. Kondisi dan latar belakang siswa yang tidak sama dikelas
Sering kali ditemukan dalam satu kelas terdapat peserta didik
yang memiliki latar belakang berbeda dalam kemampuan bahasa Arab.
Kondisi ini juga mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar
mengajar. Perbedaan latar belakang menyebabkan penyampaian materi
menjadi kurang maksimal. (Faiqah, 2017, 83)
c. Fasilitas yang belum memadai
Pada pembelajaran bahasa Arab terkadang yang sudah
direncanakan sedemikian rupa oleh seorang guru bahasa Arab dalam
bentuk RPP yang memuat berbagai aktivitas pembelajaran bahasa Arab
yang menarik harus terbentur pada keterbatasan media pembelajaran
yang ada di kelas.
3. Fungsi pelaksanaan
a. Tujuan pembelajaran dan pelaksanaan di lapangan yang tidak relevan
Umumnya tujuan mata pelajaran bahasa Arab adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan berbahasa Arab aktif dan baik tercangkup
padanya kompetensi kemampuan menyimak (istima`) kemampuan
berbicara (kalam), kemampuan membaca (qiroah) dan kemampuan
menulis (kitabah) yang darinya berkemampuan memahami dan
menelaah sumber-sumber islam yaitu al-quran dan as-sunnah serta
kitab-kitab peninggalan ulama diberbagai bidang serta memiliki sikap
positif dan kesadaran akan pentingnya memiliki kemampuan berbahasa
Arab diera globalisasi. Namun tidak jarang pada saat pelaksanaan di
kelas, sangat sulit mencapai tujuan-tujuan yang sudah direncanakan
sebelumnya, pada tahap pembelajaran di kelas sering kali tujuan
pembelajaran bergeser dan harus di sesuaikan lagi pada kondisi kelas
dan peserta didik.

10
b. Minimnya pengetahuan pengajar terkait penggunaan strategi, metode,
teknik dan media dalam pembelajaran bahasa Arab
Metode pembelajaran adalah usaha guru terhadap peserta didik
dalam proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan pendidikan.
Tepatnya pemilihan dalam metode pembelajaran dalam proses belajar
mengajar sangat penting membantu keoptimalannya dan efektifan
peserta didik dalam menyampaikan materi pada proses belajar
mengajar (Ramdhani, 2020, 54). Namun seiring berkembangnya jaman,
tidak jarang pendidik kesusahan dalam menyesuaikan penggunaan
strategi, metode, teknik dan media yang relevan dengan kondisi peserta
didik, sehingga pembelajaran cenderung monoton dan tujuan
pembelajaran menjadi sukar untuk dicapai. Metode pembelajaran
bahasa Arab tercatat pada RPP lebih variatif namun sering kali guru
lebih dominan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan
qowaid.
4. Fungsi pengawasan
a. Kurang padunya antara kurikulum yang lama dengan kurikulum baru
Pada penerapan kurikulum bahasa Arab sering kali menimbulkan
kebingungan di kalangan guru. Contohnya adalah penerapan
Kurikulum 2013 yang lalu banyak dibicarakan sebagai salah satu
kurikulum yang masih perlu dikaji karena banyaknya ketidaksiapan
sekolah dan madrasah pada berbagai level pendidikan untuk
menerapkannya (Alam, 2016). Pada isu terkini kita temukan pula
kurikulum merdeka yang segera diwajibkan untuk digunakan seluruh
sekolah, ketika kurikulum 2013 sendiri dirasa masih relevan, sehingga
harus banyak penyesuaian yang dilakukan. Adanya kenyataan bahwa
kurikulum yang biasa diterapkan kadang-kadang kurang padu dengan
realitas lapangan sehingga kurikulum biasa dikatakan sebagai suatu
konsep ide yang begitu ideal melayang-melayang di udara tapi miskin
konfirmasi atas realitas di lapangan (Alam, 2016).

11
b. Belum padunya antara kebijakan pemerintah yang satu dengan
kebijakan yang lainnya sehingga ada kesan munculnya kebijakan
tumpang tindih karena minimnya koordinasi penentu kebijakan.
Gambaran tentang padunya antara kebijakan pemerintah yang
satu dengan kebijakan yang lainnya sehingga ada kesan munculnya
kebijakan tumpang tindih karena minimnya koordinasi penentu
kebijakan terlihat dari penerapan Kurikulum 2013 sebagai salah satu
contoh kurikulum yang sering kali dilakukan revisi, dan pada saat ini
harus kembali diganti menggunakan kurikulum merdeka. Disadari atau
tidak, penerapan sebuah kurikulum memerlukan sebuah kajian yang
mendalam khususnya pada kajian yang berkaitan dengan karakteristik
lapangan dimana kurikulum tersebut akan diaplikasikan (Alam, 2016,
140).
c. Adanya kerancuan dalam evaluasi kurikulum
Ditemukan kerancuan dalam membedakan perbedaan evaluasi
pembelajaran dengan evaluasi kurikulum, sebab maksud kegiatan
evaluasi kurikulum ialah kegiatan evaluasi oleh kepala sekolah guna
mengetahui sudahkah sesuai perangkat kurikulum bapak ibu guru
dengan visi misi sekolah dan pelaksanaanya pada KBM (Ramdhani,
2020).

Solusi Manajemen Kurikulum Pembelajaran bahasa Arab


Dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapi dalam penerapan
manajemen kurikulum pembelajaran bahasa Arab, peneliti melihat bahwa terdapat
langkah-langkah yang bisa dilakukan ataupun masih perlu dimaksimalkan oleh
berbagai pihak sebagai solusi dalam menghadapi berbagai kendala tersebut. Solusi
tersebut adalah:
1. Fungsi perencanaan
1. Adanya jam tambahan atau lingkungan berbahasa Arab
Perlu adanya jam tambahan (ekstra) untuk menambah jam belajar
bahasa Arab. Dalam hal ini yang dimaksud adalah faktor pendukung

12
pembelajaran seperti lingkungan bahasa Arab, dimana dilakukan
pembiasaan dalam menciptakan suasana berbahasa arab. Kaitannya
membentuk kemampuan berbahasa Arab yang baik dilakukannya
upaya pembelajaran bahasa Arab dalam kelas dan diluar kelas.
Beberapa lembaga pendidikan terutama kurikulum pondok
menambahkan mata pelajaran bahasa Arab mencangkup pelajaran
Durusulluqhoh, Imla, Mutholaah, Mahfudzot, Nahwu, Sharaf. Hal
keseluruhan tersebut dipentingkan sebab musabab tercapainya keahlian
bahasa Arab yang baik.
2. Memperhatikan langkah-langkah dalam penyusunan kurikulum
Kurikulum bahasa Arab disusun oleh guru pengemban materi
bersama wakil kepala sekolah bagian kurikulum hal tersebut pula pada
penyusunan mata pelajaran lainnya. Penyusunan kurikulum bahasa
Arab dibuat sebagai acuan penyusunan silabus, RPP agar dapat
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran agar
mampu mengembangkan ranah pendidikan kognitif, afektif,
psikomotorik (Ramdhani, 2020, 59). Tercangkup komponen-komponen
yaitu program tahunan, program semester, silabus, RPP, KKM.
Terdapat beberapa kegiatan sebelum proses kegiatan mengajar yang
menjadi perhatian guru sebelumnya adalah penyusunannya agar
menjadi mudah serta pedoman dalam kegiatan belajar mengajar
(Ramdhani, 2020, 60). Disebutkan Grace Meo tahun 2008 berkaitan
perencanaan kurikulum berjudul “Curriculum Planning for All
Learners: Applying Universal Design for Learning to a High School
Reading Comprehension Program” menyebutkan dalam perencanaan
kurikulum harus memperhatikan beberapa langkah-langkah yaitu
menentukan tujuan, metode, bahan ajar dan ujian. Langkah tersebut
dilaksanakan dalam kelas dengan memperhatikan konteks, efektif dan
strateginya. Maknanya pada penyusunan perencanaan kurikulum di
instansi pendidikan sangat penting seperti penyusunan program
tahunan dilakukan oleh guru pada awal tahun ajaran baru sebagai

13
pijakan penerapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran agar tercapai
gagasan tujuan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Padanya
tercangkup materi dasar yang diinginkan terhadap peserta didik, alokasi
pelaksanaan pada setiap semesternya (Meo, 2008).
Lembaga pendidikan juga dapat menggunakan teori organisasi
kurikulum atau serupa dengan istilah lain yaitu separated curriculum
atau subject-matercurriculum. Yaitu pembagian mata pelajaran ke
dalam berbagai cabang dan setiap cabang tersebut memiliki
perencanaan pembelajaran secara sendiri-sendiri. Masing-masing
berjalan secara terpisah dan tersendiri, akan tetapi mata pelajaran
tersebut tetap di bawah satu keilmuan yaitu bahasa Arab. Namun dalam
pengorganisasian kurikulum bahasa Arab di setiap sekolah berbeda-
beda, dan setiap sekolah memiliki ciri khas sendiri dalam
memanajemen kurikulum bahasa Arab tersebut (Alfianor, 2022, 149).
2. Fungsi pengorganisasian
a. Memilih guru yang berkompeten di bidangnya
Alangkah baiknya, jika guru memiliki keterampilan bahasa
(istima‘, kalam, qiraah, dan kitabah) dan memiliki kompetensi dalam
mangatur kelas dengan piawai memilih metode, teknik, media, materi,
dan mengetahui kondisi, motivasi, dan kemampuan siswa-siswanya,
sehingga dapat benar-benar menyajikan pembelajaran bahasa Arab
yang menyenangkan dan siswa dapat meningkatkan kompetensi
bahasanya. Misalnya, sebagai fungsi pertama dari manajemen sudah
bisa diterapkan pada masa-masa penerimaan pegawai yang dilakukan
dengan analisis kebutuhan madrasah sehingga input sumber daya
manusia yang masuk adalah mereka yang betul-betul dibutuhkan bukan
hanya karena faktor diingingkan (Alam, 2016, 142)
Guru berkompeten, berkualitas serta berakhlak karimah dan
sholeh sangat penting menunjang keberhasilannya mengajar sebagai
pendidik. Dengan kualifikasi pendidikan sejalur dengan bidangnya
maka dapat diklarifikasikan guru tersebut kompeten dibidangnya

14
seperti pada guru mata pelajaran bahasa Arab berlatar belakang
pendidikan strata 1 dan berlatar belakang pondok pesantren. Algozinne
menerangkan pada penelitiannya berjudul Beginning Teacher
Perceptions of Their Induction Program Ecperinces berpendapat
bahwa “Ensuring a qualified teacher in every classroom is a central
part of the latest agenda to strengthen public education and mazimize
student achievement, Effective teaching and delivering quality
instruction are lifelong and critical goals of professional development
of teachers”. Maknanya adalah keberadaan guru kompeten dalam
bidangnya didalam kelas merupakan bagian penguat dan pencipta hasil
pendidikan berkualitas dalam memaksimalkan prestasi peserta didik.
Sebab berimbas dari kualitas tersebut pengajaran efektif yang darinya
mempu memberi instruksi tepat kritis sebagai hasil pengembangan
peran guru profesional. Kualitas kompetensinya guru dalam mengajar
dapat diketahui dari kemampuannya menyusun kompenen
pembelajaran terdiri dari program tahunan, program semester, silabus,
RPP.
b. Adanya pengelolaan kelas ditinjau dari berbagai aspek
Adanya pengelolaan kelas yang ditinjau dari berbagai aspek dan
berdasarkan jurusan yang sesuai. Selain itu perlu ditinjau ulang dalam
menentukan tujuan dan penerapannya selama proses belajar mengajar.
Pendidik juga memberikan dorongan dan motivasi siswa walaupun dari
latar belakang yang berbeda-beda.
c. Adanya kordinasi penggunaan fasilitas di lingkungan sekolah
Persoalan ini tentunya tidak akan terjadi apabila kordinasi yang
bagus antara guru bahasa Arab tersebut dengan petugas yang memang
bertanggungjawab atas penyiapan media pembelajaran yang
diperlukan, baik di dalam kelas maupun di laboratorium bahasa (Alam,
2016, 138). Oleh karenanya selain kompetensi guru juga perlu
diperhatikan dalam mempersiapkan kondisi ruang kelas sebagai ruang
pembelajaran dan ruang laboraturium bahasa, hal ini berguna untuk

15
mempertajam maharatul istimaah dan maharatul qiroah (Ramdhani,
2020, 57). Pendidik juga perlu menyiapkan penggunaan media
pembelajaran sebelum merealisasikannya dalam proses belajar
mengajar di kelas.
3. Fungsi pelaksanaan
a. Menggunakan metode yang bervariasi
Secara umum penggunaan metode dapat dilakukan kombinasi.
Walaupun terdapat aneka lain macam metode diantaranya adalah tanya
jawab, diskusi, demostrasi dan eksprimen serta praktikum di
laboraturium bahasa (Ramdhani, 2020, 54). Adapun ilmu bahasa Arab
itu terdiri dari al-sharf dan al-i’rab dikenal dengan nama al-nahwu, al-
rasm, al-ma’ani, al-bayan, albadi’, al-‘arudh, al-qawafi, qardusy-syi’r,
al-insya’, al-khithabah, tarikhul adab, dan matnul-lughah (Al-
Ghalayaini, 1971, 7). Terdapat ciri khas tersendiri terkait dengan
seseorang yang bisa dikatakan mampu menguasai bahasa Arab
setidaknya harus menguasai cabang-cabang ilmu bahasa Arab yang
telah diklasifikasikan (Alfianor, 2022, 147). Sehingga guru dapat
menyesuaikan metode yang dirasa sesuai dengan keterampilan yang
akan dipelajari di kelas.
b. Meningkatkan kompetensi pengajar dengan memberikan pelatihan-
pelatihan secara berkala
Peran guru tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan sebab
wujudnya menjadi panutan, figur sekaligus identifikasi para peserta
didik serta lingkungannya. Selain itu juga perlu diadakannya
peningkatan kompetensi guru pada pelatihan ataupun seminar tertentu.
Adapun peningkatan hal kompetensi terus digulirkan agar memiliki
peningkatan kemampuan kompetensi pedagogik, sosial, profesional
serta kepribadian prima (Ramdhani, 2020, 56).

16
4. Fungsi pengawasan
a. Membangun sinergi yang berkelanjutan antara kurikulum yang lama
dengan kurikulum yang baru
Dalam upaya membangun sinergi yang berkelanjutan antara
kurikulum yang lama dengan kurikulum yang baru, pihak pengelola
hendaknya melakukan kajian yang mendalam atas pergantian
kurikulum yang lama menjadi kurikulum yang baru melalui koordinasi
antara pihak-pihak yang terkait. Kajian tersebut dilakukan agar para
guru bahasa Arab sebagai pionir terdepan pembelajaran bahasa Arab di
kelas-kelas tidak kaku dalam menghadapi pergantian kurikulum yang
lama ke kurikulum yang baru dengan segala karakteristiknya. Disadari
atau tidak, masing-masing kurikulum memiliki kelebihan dan
kekurangan sehingga dengan koordinasi antara pihak-pihak yang
terkait maka persoalan-persoalan yang potensial muncul dari adanya
peralihan kurikulum tersebut dapat diminimalisir (Alam, 2016, 142).
b. Adaptasi kurikulum terhadap realitas pendidikan tanpa mengurangi
esensi dan substansi kurikulum.
Dapat dipahami bahwa kurikulum adalah sebuah produk yang
tidak akan turun dalam sebuah ruang hampa. Begitu banyak aspek yang
akan bersentuhan dengan penerapan kurikulum tersebut baik sisi
akademik ataupun non-akademik yang melekat pada lembaga
pendidikan dimana kurikulum tersebut akan diterapkan, sehingga
perlunya penyesuaian kembali kurikulum yang diturunkan pemerintah
terhadap realitas yang berlangsung di lapangan tanpa mengurangi
substansinya.
c. Penekanan yang lebih jelas dalam evaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulum dilaksanakan sebagai pengambilan kebijakan
pendidikan serta menentukan sikap keputusan dari kurikulum tersebut
berlandaskan kecocokan program yang dicanangkan. Dalam hal ini
pelaksanaan dan pelaku evaluasi kurikulum bahasa Arab adalah bapak
kepala sekolah melalui amanahnya mengumpulkan administrasi

17
mengajar guru seperti RPP, Prota, Promes, Silabus, KKM serta
mengadakan supervisi kelas dan ujian semesteran. Hal ini diharapkan
adanya perbaikan yang didapatkan dari evaluasi kurikulum secara
menyeluruh, sehingga pembelajaran kedepannya dapat berlangsung
secara efektif dan efisien.

Penutup
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pembahasan tentang
penerapan manajemen kurikulum pembelajaran bahasa Arab mengacu pada fungsi-
fungsi manjemen yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengontrolan (controlling).
Problematika serta solusinya juga dapat ditinjau dari aspek-aspek tersebut.
Adapun problematika dalam penerapan perencanaan di sekolah adalah kurangnya
jam pelajaran serta penyusunan kurikulum bahasa Arab yang cenderung
disepelekan pada beberapa lembaga pendidikan. Adapun dalam aspek
pengorganisasian masalah yang ditemukan adalah kondisi pengajar yang tidak
sesuai dengan bidangnya dan latar belakang siswa yang tidak sama di kelas.
Ditemukan pula dalam aspek pelaksanaan terdapat problematika pada tujuan
pembelajaran dan mininmnya pengetahuan pendidik dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Dan terakhir dalam aspek pengawasan dapat dilihat dari kurang
padunya kurikulum dan kebijakan pemerintah, serta kerancuan dalam evaluasi
kurikulum.
Adapun solusi umum yang sering kali ditemukan juga mengacu kepada
fungsi-fungsi manajemen agar mempermudah implikasinya. Solusi pada
perencanaan yaitu adanya jam tambahan dan menyediakan lingkungan yang
mendukung dalam pembelajaran bahasa Arab. Selain itu perlu adanya perhatian
khusus dalam merencanakan kurikulum pembelajaran bahasa Arab. Dalam
pengorganisasian hendaknya lembaga pendidikan memilih guru yang kompeten di
bidangnya, melakukan pengelolaan dan peninjauan kelas kembali, serta
mengkoordinir penggunaan fasilitas di lingkungan sekolah. Pada fungsi
pelaksanaan terdapat beberapa solusi yaitu hendaknya pendidik menggunakan

18
metode yang bervariasi dalam pembelajaran, serta meningkatkan kompetensi
pengajar. Dan dalam aspek pengawasan hendaknya pada penggunaan kurikulum
dapat membangun sinergi dan mengadaptasinya sesuai realitas pendidikan, serta
melakukan evaluasi secara terang, jelas dan berkala.

Referensi
Alam, Syamsu. 2016. Manajemen Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab pada
Madrasah Aliyah Negeri Lappariaja Kab. Bone. Thesis. Magister Pendidikan
Bahasa Arab. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Alfianor. 2022. Manajemen Kurikulum Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Normal
Islam Putera Rakha Amuntai, Jurnal Al Mi’yar Vol. 5(1). 139-156.
Al-Ghalayaini, Musthofa. 1971. Jami’ al-Durus al-’Arabiyyah. Beirut Libanon: Dar
Al-Kotob Al-Ilmiyah.
Anwar, Muhammad. 2018. Konsep, Karakteristik dan Wilayah (Scope) Kajian
Manajemen Kurikulum Bahasa Arab,” Al-Fathin: Jurnal Bahasa dan Sastra
Arab. Vol 1 (1). 37–51.
Burhanuddin, Yusak. 1998. Administrasi Pendidikan untuk Fakultas Tarbiyah
Komponen MKDK, Pustaka Setia.
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Faiqah, Nurul. 2017. Manajemen Pembelajaran Bahasa Arab di Sekolah (Studi
Kasus di SMK Muhammadiyah 2 Playen Yogyakarta), Jurnal At-Tafkir Vol.
X No. 1. Juni 2017. 64-85.
Habibi, Burhan Yusuf. 2019. Integrasi Kurikulum Bahasa Arab Pesantren
Tradisional Dan Modern Di Madrasah Aliyah Program Keagamaan. Arabi:
Journal of Arabic Studies. Vol. 4 (2). 151–67.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen; Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Hikmat. 2009. Manajemen Pendidikan Bandung : Pustaka Setia.
Ikhsan, Khosip. 2021. Manajemen Perencanaan Kurikulum Bahasa Arab. Al
Akhbar: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab. Vol. 1 (1).

19
Makinuddin, Mohammad. 2015. Konsep dan Karakteristik Manajemen Kurikulum
Bahasa Arab. MIYAH: Jurnal Studi Islam. Vol. 11 (2). 133–49.
Meo, Grace. 2008. Curriculum Planning for All Learners: Applying Universal
Design for Learning (UDL) to a High School Reading Comprehension
Program. International Online Journal of Educational Sciences. Vol. 52 (2),
21-30.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurdin, Syarifudin. 2005. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:
Quantum Teaching.
Poniyem, 2015. Manajemen Kurikulum Bahasa Arab. Jurnal Turats: Kajian Ilmu
Pendidikan Bahasa dan Peradaban. Vol. 7 (15).
Ramdhani, Deddy. 2020. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Bahasa Arab.
Cordova Journal: Jurnal kajian Bahasa dan Budaya. Vol. 10 (1). 47-67.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sagala, Syaiful. 2010, Supervisi Pengajaran, Bandung: Alfabeta.
Shobirin, Abdurrahman, dan Danial Hilmi, 2021. Implikasi Manajemen Program
Bahasa Arab dalam Mencetak Lulusan Unggul. Tarbiyatuna: Jurnal
Pendidikan Ilmiah. Vol. 6 (1). 15– 26.
Sisk, Henry L. 1969. Principles of Management a System Approach to The
Management Proses. Chicago: Publishing Company.
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Suryobroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tumaji, S. 2018. Manajemen Pembelajaran Bahasa Arab. DAR EL-ILMI : Jurnal
Studi Keagamaan, Pendidikan Dan Humaniora.Vol. 5(1), 107-122.

20

Anda mungkin juga menyukai