Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KONSEP, KARAKTERISTIK, DAN RUANG LINGKUP KAJIAN

PENGEMBANGAN MANAJEMEN KURIKULUM BAHASA ARAB DALAM


ILMU PENDIDIKAN
Fitriyana Azizah
Mahasiswi Doktoral Pendidikan Bahasa Arab
UIN Maulana Malik Ibrahim
Abstrak
Manajemen kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah proses
pembelajaran, maka perlu upaya upaya kreatif dalam penyusunan, implementasi dan
pengembangannya untuk menuju keberhasilan kurikulum. Kurikulum harus dikelola
sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien, untuk mengelola kurikum bahasa
Arab agar dapat diimplementasikan dan dikembangkan perlu mengenali konsep,
karakter dan ruang lingkup kajian pengembangan manajemen kurikulum bahasa arab
dalam ilmu pendidikan. Salah satu aspek yang dapat memengaruhi keberhasilan
kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di
lembaga pendidikan yang bersangkutan. Mengingat manajemen kurikulum memiliki
peranan strategis sekaligus penting dalam sebuah proses pendidikan, maka tentu
perlunya analisa pada unsur-unsur yang berpengaruh dalam terwujudnya konsep,
karakteristik, dan ruang lingkup kajian pengembangan manajemen kurikulum bahasa
Arab dalam ilmu pendidikan. Maka makalah ini disusun sebagai upaya agar
manajemen kurikulum bahasa Arab di sekolah dapat berjalan dengan baik dan
mendorong guru untuk menyusun dan menyempurnakan strategi pembelajarannya.
Kata Kunci: Konsep, Krakteristik, Ruang Lingkup, Manajemen Kurikulum Bahasa
Arab, Ilmu Pendidikan

Pendahuluan
Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan adalah
aspek kurikulum, kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran
strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program
pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga
kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang
bermutu dan berkualitas. Kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen atau
pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan, pengelolaan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atau sekolah perlu dikoordinasi oleh pihak
pimpinan lembaga yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta
disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang bersangkutan.1
Manajemen berfungsi bila dikaitkan dengan organisasi, lembaga pendidikan
merupakan sebuah organisasi, dan di dalam lembaga pendidikan ada kurikulum, maka
kurikulum harus dimanaj, sebagaimana kita ketahui bahwa komponen pokok

1
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta:PT. Rajagrafindo, 2009), 1

1
pendidikan adalah kurikulum, pendidik, peserta didik dan konteks. Dan kurikulum
memiliki komponen; tujuan, bahan, isi, konten, strategi dan evaluasi.2
Masalah pendidikan memang tidak akan pernah selesai dibicarakan. Hal ini
setidaknya didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, merupakan fitrah setiap orang
bahwa mereka menginginkan pendidikan yang lebih baik sekalipun mereka kadang-
kadang belum tahu mana sebenarnya pendidikan yang lebih baik itu. Oleh karena itu
sudah menjadi takdirnya pendidikan itu tidak akan pernah selesai. Kedua, teori
pendidikan akan selalu ketinggalan zaman, karena ia dibuat berdasarkan kebutuhan
masyarakat yang selalu berubah pada setiap tempat dan waktu. Karena adanya
perubahan itu, masyarakat tidak pernah puas dengan teori pendidikan yang sudah ada.
Ketiga, perubahan pandangan hidup juga ikut berpengaruh terhadap ketidak puasan
seseorang dengan keadaan pendidikan, sehingga pada suatu saat seseorang telah puas
dengan sistem pendidikan yang ada karena sesuai dengan pandangan hidupnya dan
pada saat yang lain seseorang terpengaruh kembali oleh pandangan hidup lainnya yang
semula dianggap memuaskan tersebut.3 Maka keberadaan seorang manajer adalah
untuk mengatasi berbagai problem kompleks yang dihadapi lembaga pendidikan.
Untuk itu seorang manajer harus berfokus pada persiapan berbagai strategi dalam
memajukan lembaga pendidikan4
Sebagian dari mereka masih beranggapan bahwa bahasa Arab hanyalah bahasa
agama sehingga perkembangannya terbatas di lingkungan kaum muslimin yang
memperdalam ilmu ilmu agama. Hanya lingkungan kecil saja yang menyadari betapa
bahasa Arab merupakan bahasa multidimensi yang digunakan oleh para cendekiawan
dalam memproduksi karya-karya besar di berbagai bidang disiplin ilmu. Kalau saja
mereka mau melihat sejarah masa lalu, saat spirit keilmuan di abad pertengahan
memuncak, tentu akan mengetahui bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang pertama
kali menjaga dan mengembangkan sains dan teknologi. Karena itu, tidaklah berlebihan
jika dikatakan bahwa bahasa Arab peletak dasar pertumbuhan ilmu pengetahuan
modern yang berkembang cepat dewasa ini.5
Dari uraian diatas kiranya penulis perlu menganalisa tentang konsep,
karakteristik dan ruang lingkup kajian pengembangan manajemen kurikulum bahasa
arab dalam ilmu pendidikan secara efektif, efisien, relevan, komprehensif dan
bermakna sehingga bahasa Arab mampu menjadi alat komunikasi mayoritas penduduk
dunia dan menjadi bahasa utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagaimana bahasa Arab pernah alami. Bahasa Arab sebagai salah satu
bidang pendidikan yang dipelajari dan dijadikan hal wajib yang harus dipelajari di
lembaga pendidikan Islam, maka tentu perlunya analisa pada unsur-unsur yang
berpengaruh dalam terwujudnya konsep, karakteristik, ruang lingkup dalam
pengembangan manajemen kurikulum bahasa Arab dalam ilmu pendidikan.

2
Muhaimin, Materi perkuliahan Manajemen Kurikulum Bahasa Arab, disampaikan pada 31
Maret 2011
3
Muhaimin, Rekonstruksi Kurikulum Pendidikan Islam Dari Paradigma Pengembangan,
Manajemen Kelembagaan, Kurikulum, Hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009), h. 2
4
Mujamil Qomar, Strategi Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, Cet. XVI, 2013) h. 110
5
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), 1

2
Metodologi Penelitian
Metodologi merupakan media yang sangat penting, karena berhasil tidaknya
sebuah penelitian sangat ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi
penelitiannya. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam journal ini adalah
metode library research (Penelitian pustaka), metode ini penulis tempuh dengan
system menelaah sejumlah kitab, buku dan karya ilmiah lainnya di pustaka yang dapat
digunakan sebagai sumber rujukan makalah ini.6 Buku-buku tersebut diteliti dan
dijadikan data obyektif terhadap pembahasan makalah.
Analisa data dilakukan setelah pengumpulan dan penghimpun data, penulis
menghimpun data yang diperoleh kemudian dipilah pilah sesuai dengan babnya,
sedangkan analisanya ditembuh dengan anlisis deskriptif yaitu mendeskripsikan data
ataupun fakt yang terkait dengan objek kajian, dan analisis isi yang mendeskripsikan
apa adanya, selanjutnya data data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis
isinya, yang merupakan analisis ilmiah tentang objek kajiannya. 7
Konsep Manajemen Kurikulum Bahasa Arab dalam Ilmu Pendidikan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Saylor,
Alexander, dan Lewis (1974) kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk
memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar
sekolah. Sementara itu, Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai
semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of
the activities that are provided for the students by the school).8 Selanjutnya Oemar
Hamalik memberikan pengertian, Kurikulum adalah program pendidikan yang
disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi pelajar.9
Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan
usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber sumber lainnya,
menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan
sebelumnya.10 Fungsi-fungsi yang berurutan dalam proses manajemen terdiri dari
merencanakan, mengorganisasikan, menyusun staf (staffing), mengarahkan dan
mengontrol.11 Maka ada beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut bahwa,
Pertama, manajemen merupakan suatu proses social yang kerjasama antar dua atau
lebih secra formal, Kedua, manajemen dilaksanakan dengan bantuan sumber sumber,
yakni sumber manusia, sumber material, sumber biaya, dan sumber informasi, ketiga,
manajemen dilaksanakan dengan metode kerja tertentu yang efisien dan efektif, dari
segi tenaga, dana waktu dan sebagainya, keempat, manajemen mengacu ke pencapaian
tujuan tertentu, yang telah ditentukan sebelumnya. Jika ditilik lebih lanjut keempat
karakteristik tersebut maka dapat dicari satu prinsip, bahwa faktor manusia merupakan
kunci dari pada proses manajemen, yang melibatkan sumber-sumber yang digunakan,
cara yang ditempuh, tujuan yang hendak dicapai dan kuncinya adalah faktor manusia
itu sendiri.12

6
John W.best, Metodologi Penelitian Pendidikan, Terj. Sanapiah, dkk, 2003, hlm 10
7
Noeng Muhajir, Metodolog Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), hlm 68
8
Rusman, Manajemen, h 3
9
Oemar hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010), h 10
10
Ibid., h 16
11
Ibid., h 33
12
Ibidd, h 16-17

3
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum
yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus
dikembangkang sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), oleh karena itu, otonomi yang
diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara
mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapian sasaran dalam visi dan
misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang
telah ditetapkan.13
Keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar
dapat memahami,membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum sehingga
lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri
dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan
prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan
serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pada
pemerintah,14 Manajemen Kurikulum mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian/evaluasi kurikulum.15 Dalam manajemen kurikulum kegiatan
dititikberatkan kepada usaha usaha pembinaan situasi belajar mengajar di sekolah agar
selalu terjamin kelancarannya.16
Pada manejemen kurikulum bahasa Arab yang menjadi objek dari
manajemennya adalah kurikulum bahasa Arab. Jadi manajemen kurikulum bahasa
Arab adalah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan terhadap pelaksanaan
kurikulum bahasa Arab agar mencapai tujuan yang telah dicanangkan dari awal
dengan cara memanfaatkan keseluruhan aspek penunjang yang ada. Manajemen
kurikulum bahasa Arab perlu dilaksanakan agar perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi kurikulum bahasa Arab berjalan efektif, efisien, dan optimal dalam
memperdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen
kurikulum sehingga tujuan yang ingin dicapai dari kurikulum tersebut bisa terwujud.

Karakteristik Manajemen Kurikulum Bahasa Arab dalam Ilmu Pendidikan


Ini terwujud dalam Undang undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional. Salah satu sub yang didisentralisasi adalah kurikulum.
sebagaimana dalam dalam pasal 36 ayat (1) menyatakan bahwa "pengembangan
kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar Nasional Pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional".17 Paradigma baru pendidikan tersebut
berpengaruh terhadap tatanan manajemen kurikulum, khususnya pada kegiatan
implementasi kurikulum. begitu juga manajemen kurikulum bahasa Arab, Secara garis
besar beberapa kegiatan berkenaan dengan karakteristik manajemen kurikulum dapat
dikemukakan sebagaimana berikut:
Mengelola perencanaan kurikulum
Pemerintah pusat perlu merumuskan dan menetapkan kurikulum standar
bersifat nasional (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang berfungsi sebagai
acuan untuk pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan/sekolah.
13
Rusman, Manajemen, h 3
14
Ibid., h 3
15
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004) h. 40
16
B. Suryobroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) h. 42
17
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, h 12

4
Berkaitan dengan hal tersebut pihak daerah maupun sekolah bertugas
mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sesuai dengan kondisi,
kebutuhan dan kemampuan daerah atau sekolah yang bersangkutan. Oleh karena itu
perencanaan atau desain kurikulum baik berupa silabus maupun rencana pelaksanaan
pembelajaran perlu dikembangkan secara spesifik, efektif, efisien, relevan dan
komprehensif.18
Perencanaan tersebut tentu harus didukung oleh kesiapan daerah dan satuan
pendidikan, sehingga standar tersebut bisa terealasi, namun perlu diketahui bahwa
standar yang yang ditentukan oleh pemerintah merupakan standar minimal, paling
tidak satuan pendidikan mengembangkan standar tersebut sesuai dengan kebutuhan
lokal, pemenuhan kebutuhan tersebut haruslah diawali dengan analisa kebutuhan,
sehingga bisa diketahui tujuan perencanaan kurikulum. Selanjutnya tujuan tersebut
dituangkan dalam indikator pencapaian. Hal ini selaras dengan bunyi Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat (2) "Kurikulum
pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.19
Dalam konteks manajemen kurikulum Bahasa Arab, pemerintahh telah
menetapkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) melalui Permenag
No. 2 tahun 2008, namun satuan pendidikan haruslah mengembangkan SK & KD
tersebut, satuan pendidikan dituntut untuk lebih cermat dalam mengelola perencanaan
dan pengembangan kurikulum yang tertuang dalam silabus dan rencana pembelajaran,
satuan pendidikan harus melakukan analisa kebutuhan dan menentukan tujuan,
memang dalam Permenag telah tertuang tujuan pembelajaran bahasa Arab, namun itu
masih sangat umum, dengan demikian kurikulum yang telah tersusun menjadi
kurikulum yang bermakna dan tidak sia-sia, misalkan disebuah satuan pendidikan
yang peserta didiknya membutuhkan kompetensi membaca untuk telaah teks-teks
berbahasa Arab, maka satuan pendidikan tersebut harus menekankan pada penguasaan
kompetensi membaca dengan tidak meninggalkan kompetensi-kompetensi
kebahasaan yang lain.
Perencanaan tersebut haruslah diawali oleh analisa kebutuhan (need
assassment), apa yang dibutuhkan oleh peserta didik dan lingkungan bisa dituangkan
dalam kurikulum, sehingga pembelajaran yang akan dilaksanakan menjadi
pembelajaran yang bermakna sesuai dengan kebutuhan peserta didik, misal peserta
didik membutuhkan materi untuk memahami al-Qur’an maka kurikulum bahasa Arab
perlu memuat tentang materi- materi yang mendorong peserta didik pada penguasaan
alat untuk memahami al-Qur’an.
Perencanaan kurikulum bahasa Arab juga harus memperhatikan pendekatan
pembelajaran bahasa Arab, menggunakan pendekatan strukturalis atau komunikatif,
ini menjadi sangat penting karna pembelajaran bahasa Arab masih banyak didominasi
pendekatan strukturalis, pendekatan komunikatif kiranya perlu untuk lebih banyak
digunakan mengingat fungsi dominan bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

Mengelola implementasi kurikulum


Implementasi kurikulum merupakan bentuk aktualisasi dari kurikulum yang
telah direncanakan. Bentuk implementasi kurikulum adalah kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru bersama siswa untuk mencapai tujuan kurikulum yang telah
ditetapkan. Muara keberhasilan kurikulum secara aktual akan ditentukan oleh

18
Rusman, Manajemen, h 17-18
19
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, h 12

5
implementasi kurikulum di lapangan. Sering terjadi implementasi atau pelaksanaan
kurikulum (pembelajaran) tidak sesuai dengan perencanaan kurikulum, sehingga
mengakibatkan ketidaktercapaian tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkan.20
Hal ini sejalan dengan pilar-pilar pendidikan yang dikemukakan oleh
UNESCO seperti belajar berfikir (learning to think) belajar mengetahui (learning to
know), belajar melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to
be), dan belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together).21 oleh karena itu
implementasi kurikulum harus dikelola secara profesional, efektif dan efisien yang
mengacu pada lima pilar pendidikan tersebut dan konsisten dengan perencanaan
kurikulum yang telah dikembangkan, sehingga ranah kognitif, efektif dan psikomotor
yang tertuang dalam indikator dapat terwujud melalui pelaksanaan kurikulum tersebut.
Implementasi kurikulum sangat erat kaitannya dengan tenaga pendidik, maka
tenaga pendidik tersebut harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.22 sebagiamana dijelaskan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pelaksanaan kurikulum tidak hanya tergantung pada kemampuan pendidik,
pendidik mungkin mengalami kesulitan dalam prosedur pelaksanaannya, dan mungkin
juga ada yang merasa mendapat hambatan berkenaan dengan dimensi tertentu pada
kemampuan profesionalnya. Dalam situasi ini, maka pendidik membutuhkan bantuan,
bimbingan, arahan, dorongan kerja, bahkan nasihat dan petunjuk yang berguna
baginya dalam upaya pelaksanaan kurikulum, maka diperlukan semacam supervisi
pelaksanaan kurikulum.23
Kita tidak menutup mata tatakala KTSP diberlakukan masih kita dapati
beberapa satuan pendidikan yang belum siap untuk melaksanakan baik terkendala
pada sumber daya manusia atau yang lainnya, sebagian kecil dari satuan pendidikan
ada yang beranggapan bahwa ia sudah untung bisa melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Kita masih banyak temukan kekurangan dalam pengelolaan implementasi
kurikulum bahasa Arab di beberapa sekolah baik dasar maupun menengah, sebagian
sekolah memiliki tenaga pengajar yang tidak kualified, ada juga yang hanya berdasar
pada sebuah kitab dengan tidak dikembangkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
sehingga pelaksanaannya menjadi tidak bermakna, hanya untuk mengejar materi ajar
dan untuk kepentingan ujian semata, ini kuranglah bagus karena pembelajaran yang
seperti kurang bermakna, selesai ujian materi tersebut tidak lagi berguna.

Mengelola pelaksanaan evaluasi kurikulum


Evaluasi kurikulum secara legal formal tertuang dalam pasal 57 Undang-
undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional sebagai dasar
pelaksanaan evaluasi kurikulum, isi pasal 57 ayat (1) berbunyi "evaluasi dilakukan
dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan",
selanjutnya ayat (2) menyebutkan "Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik,

20
Rusman, Manajemen, h 18
21
Qodri Azizy, Pendidikan Agama untuk Membangun Etika Sosial, (Semarang:Aneka Ilmu,
2002), h 29
22
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28
ayat (1)
23
Oemar, Manajemen, h 170

6
lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua
jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.24
Kegiatan evaluasi harus dilakukan secara sistemik, sistematis dan
komprehensif yang mengacu pada visi, misi dan tujuan kurikulum. Pengendalian mutu
(quality control) hasil pelaksanaan kurikulum dapat ditentukan oleh kegiatan evaluasi
kurikulum maupun pembelajaran. Kegiatan merumuskan kisi-kisi, instrumen dan
melaksanakan evaluasi kurikulum dan pembelajaran harus dikelola secara profesional.
Salah satu pengaruh dari otonomi sekolah yang terkait dengan evaluasi pembelajaran
diantaranya guru perlu merumuskan kisi-kisi, membuat instrumen dan melaksanakan
evaluasi kurikulum serta pembelajaran, oleh karena itu, setiap guru harus memiliki
kemampuan dalam melakukan evaluasi kurikulum daan pembelajaran secara tepat dan
benar.25
Pengelolaan evaluasi kurikulum bahasa Arab secara berkala, namun yang kita
dapati masih banyak satuan pendidikan tidak melakukan pengelolaan evaluasi
kurikulum bahasa Arab, sehingga tidak pernah mendapati kelemahan dan kekurangan
kurikulum bahasa Arab yang selama ini dilaksanakan, ini sangat ironi di kala
pembelajaran bahasa Arab selalu dinamis seiring dengan dinamisasi dunia
pembelajaran dan kebahasa Araban.

Mengelola perumusan kriteria ketuntasan kurikulum


Kriteria ketuntasan kurikulum harus dipahami betul oleh pengelola satuan
pendidikan husunya pendidik sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menganbil suatu
keputusan yang keliru. Kegiatan ini harus mempertimbangkan kompleksitas, daya
dukung dan intake yang dimiliki satuan pendidikan. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan menuntut perolehan hasil belajar ssecara tuntaas (mastery
learning), oleh karena itu, penetapan kriteria ketuntasan perlu dilakukan secara tepat
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mengelola pengembangan bahan ajar, media pembelajaran dan sumber belajar


Bahan yang dipelajari siswa sebaiknya tidak hanya berdasarkan pada buku teks
pelajaran, melainkan perlu menggunakan dan mengembangkan berbagai bahan ajar
melalui media dan sumber belajar yang sesuai dengan topik bahasan. Demikian pula,
keterlibatan masyarakat sekelilingnya (community based experiental learning) harus
mulai dikembangkan secara strategis supaya menghasilkan kemampuan siswa yang
terintegrasi dengan lingkungan.26
Bahan ajar yang digunakan juga harus memperhatikan tujuan pembelajaran,
sehingga pendekatan dalam pembelajarannya dapat relevan dengan tujuan, apabila
tujuan pembelajarannya diperuntukkan agar siswa mampu berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Arab, maka bahan ajar diupayakan memuat materi yang
mendukungnya, begitu juga jika pembelajarannya diperuntukkan agar siswa mengenal
struktur-struktur bahasa Arab, maka bahan ajarnya memuat materi yang
mendukungnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat tentunya
merupakan tantangan sekaligus peluang bagi para pendidik dan peserta didik dalam
memanfaatkan (by utilization) dan mengembangkan (by design) ICT sebagai
mediapembelajaran dan sumber belajar yang efektif dan efisien untuk
mengoptimalkan kegiatan pembelajaran. Kita dapat merancang dan memanfaatkan
24
Rusman, Manajemen, h 18
25
Ibid., h 18-19
26
Ibid., h 19

7
ICT, seperti internet dengan e-learning, e-book, m-learning, education dan lain-lain,
kemudian memanfaatkan media dan sumber belajar, seperti media audio, TV, video,
dan lain sebagianya.

Mengelola pengembangan ekstrakurikuler dan kokurikuler


Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat dan minat (interest) mereka melalui kegiatan yang secara
khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah.27
Keberhasilan suatu kurikulum akan optimal apabila didukung oleh kegiatan
ekstrakurikuler dan kokurikuler yang dikelola secara efektif dan profesional. Kegiatan
ini sering terabaikan karena pihak sekolah merasa bahwa kegiatan ini bukan prioritas
utama program satuan pendidikan. Padahal hasil kegiatan ini dapat lebih
mengoptimalkan kemampuan peserta didik dan dapat mengembangkan kemampuan
mereka sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, kegiatan ini
perlu dikelola secara komprehensif dan terpadu dengan kegiatan intra kurikuler.
Dalam konteks kurikulum bahasa Arab, misalnya untuk mengasah kecakapan
peserta didik yang mempunyai bakat tulis menulis maka diakomadasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler tertentu, untuk yang mempunyai bakat terjemah maka diakomadasi
dalam kegiatan ekstra kurikuler tertentu. Adapun kegiatan kokurikuler dilakukan
untuk peserta didik berdasarkan analisa hasil evaluasi, seperti remidial dan pengayaan,
dalam rangka memaksimalkan kemampuan peserta didik berdasarkan
kemampuannya.

Ruang Lingkup Kajian Manajemen Kurikulum Bahasa Arab dalam Ilmu


Pendidikan
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari Kurikuum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup
manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih
mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional
(standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah
yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang
integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu
berada.28 Dalam konteks makalah ini berarti yang dikehendaki dengan ruang lingkup
manajemen kurikulum bahasa Arab adalah meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum bahasa Arab.
Pokok kegiatan utama studi manajemen kurikulum adalah bidang perencanaan
dan pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan kurikulum. Manajemen perencanaan
dan pengembangan kurikulum bedasarkan asumsi bahwa telah tersedia informasi dan
data tentang masalah-masalah dan kebutuhan yang mendasari disusunnya perencanaan
yang tepat. Manajemen pelaksanaan kurikulum berdasarkan asumsi bahwa kurikulum
telah direncanakan sebelumnya dan siap dioperasionalkan. Manajemen perbaikan
kurikulum berdasarkan asumsi bahwa perbaikan, kurikulum sekolah perlu diperbaiki
dan dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan mutu pendidikan. Evaluasi
kurikulum berdasarkan asumsi, bahwa perbaikan, perencanaan dan pelaksanaan

27
Ibid., h 20
28
Ibid., h 4.

8
kurikulum membutuhkan informasi balikan yang akurat. Dengan demikian jelaslah,
bahwa perencanaan dan pengembangan, pelaksanaan, pengadministrasian, evaluasi
dan perbaikan kurikulum bergerak dalam suatu sistem dalam siklus yang
berkesinambungan, yang secara bertahap, bergilir, berkesinambungan dalam
lingkaran proses sistem pendidikan menyeluruh.29
Pokok-pokok kegiatan utama ini bisa juga dikatakan sebagai ruang lingkup
kajian manajemen kurikulum. Jadi ruang lingkup kajian manajemen kurikulum bahasa
Arab juga sama, ruang lingkup masalah operasional manajemen kurikulum bahasa
Arab dapat juga disamakan dengan ruang lingkup manajemen kurikulum pada
umumnya yang meliputi beberapa hal berikut.30
1) Pengembangan kurikulum; dalam konteks ini dipelajari masalah-masalah
perencanaan kurikulum, beberapa faktor mendasar dan metodologi
pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan.
2) Manajemen pelaksanaan kurikulum; kegiatan ini erat kaitannya dengan
seberapa jauh keterlaksanaan kurikulum di sekolah atau lembaga pendidikan
dan latihan .
3) Supervisi pelaksanaan kurikulum; bidang ini erat kaitannya dengan upaya
pembinaan dan pengembangan kemampuan personal sekolah/ madrasah yang
mendapat tanggungjawab dalam proses pelaksanaan kurikulum.
4) Pemantauan dan penilaian kurikulum; bidang ini diperlukan dalam kaitannya
dengan peranan dan fungsi dalam pengembangan, pelaksanaan, supervisi dan
perbaikan kurikulum.
5) Perbaikan kurikulum; perbaikan kurikulum perlu dilakukan dalam upaya
membina relevansi pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan sejalan
dengan perkembangan kebutuhan masyarakat.
6) Desentralisasi kurikulum; perlu ditelaah lebih lanjut hal-hal yang berkaitan
dengan desentralisasi pengelolaan pendidikan oleh pemerintah.
7) Masalah ketenagaan; masalahketenagaan dalam pengembangan kurikulum
dan model kepemimpinan yang serasi pada konteks masyarakat yang
berkembang dewasa ini.
Analisa Data dan Pembahasan
Setelah kita mengetahui konsep, karakteristik dan ruang lingkup kajian
pengembangan manajemen kurikulum dalam ilmu pendidikan, maka perlunya analisa
data dari Penulis tentang apa saja unsur-unsur yang dapat mempengaruhi terwujudnya
sebuah konsep, karakteristik dan ruang lingkup kajian pengembangan kurikulum
bahasa arab. Konsep pengembangan manajemen kurikulum bahasa arab harus juga
lebih memperhatikan prinsip dan fungsi manajemen kurikulum bahasa arab. Terdapat
lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum
bahasa arab, lima prinsip tersebut, yaitu:
1) Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan
aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar
sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen
kurikulum.
2) Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan
demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada

29
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, h. 20
30
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum ..., h. 21-22

9
posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung
jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3) Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan
manajemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai
pihak yang terlibat.
4) Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum
sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang
berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat
5) Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses
manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi,
dan tujuan kurikulum.31

Selain prinsip-primsip tersebut juga perlu dipertimbangkan kebijakan pemerintah


maupun Kementrian Pendidikan Nasional, seperti undang-undang sistim pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003, Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, kurikulum pola nasional, kebijakan penerapan Manajemen
Berbasis Sekolah, kebijakan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), dalam konteks kurikulum Bahasa Arab haruslah mempertimbangkan juga
kebijakan Kementrian Agama khususnya Permenag No. 2 tahun 2008.
Dalam pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien dan optimal dalam
memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen
kurikulum. Ada beberapa fungsi manajemen kurikulum bahasa Arab yang
diantaranya sebagai berikut:
1) Meningkatkan efisiensi pemanfatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan
sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan
yang terencana dan efektif
2) Meningkatkan keadilan dan kesempatan paada siswa untuk mencapai hasil
yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak
hanya melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas
dalam mencapai tujuan kurikulum.
3) Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum
yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang
relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar
4) meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktifitas siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif dan
terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa
dalam belajar..
5) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain
yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian,
ketidak sesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan.
Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan efisien karena adanyya dukungan kondisi
positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

31
Rusman, Manajemen, h 4

10
6) Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan
kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan
masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu
disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah.32

Sementara kaitannya dengan karakteristik dalam mengembangkan manajemen


kurikulum bahasa arab yaitu harus juga memperhatikan karakteristik bahasa dan
karakteristik bahasa Arab. Secara umum manajemen kurikulum bahasa Arab harus
juga harus memperhatikan dua hal, yaitu Karakteristik Bahasa dan Karakteristik
Bahasa Arab. Diantara karakteristik bahasa yang harus diperhatikan adalah bahwa
bahasa itu adalah:
1) Fenomena sosial, dalam artian bahwa manusialah yang berbahasa sedangkan
hewan tidak, bahasa jugalah yang membedakan manusia dengan hewan,
Bahasa merupakan kebutuhan pokok manusia untuk mengekspresikan gagasan
dan sebagi alat komunikasi antar sesama.33
2) Ujaran (ucapan), Bahasa pada mulanya lahir dalam bentuk ujaran yang
kemudian disusul oleh bahsa tulis.34
3) Simbol, simbol mengacu pada sebuah obyek yang mempunyai, simbol bisa
terbuat dari ujaran atau tulisan.35
4) Sistem, sistem berarti bahwa sesuatu terdiri atas unsur yang teratur yang saling
berhubungan secara baik.pada bahasa aturan ini bisa terlihat dalam dua hal
yaitu sistem bunyi dan sistem makna.36
5) Alat komunikasi, fungsi bahasa yang paling menonjol adalah sebagai alat
komunikasi dan media untuk mengekspresikan gagasan dan fikiran.37
6) Alat komunikasi bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat
erat, karena bahasa menghubungkan sutu kebudayaan dengan generasinya dan
bahasa sebagai alat untuk memindahkan suatu kebudayaan pada generasi
selanjutnya.38

Disamping karakteristik bahasa, dalam pengembangan manajemen kurikulum


bahasa arab juga harus memperhatikan karakteristik bahasa Arabnya, dimana
karakteristik inilah yang membedakan antara bahasa Arab dengan bahasa lainnya,
yaitu:
1) Bahasa Isytiqaq, dalam artian bahwa kata dalam bahasa bahasa Arab sebagian
mengambil dari kata yang lain dengan menjaga kesesuaian makna, misal kitab
(yang bermakna kitab/buku) dari kataba (yang bermakna menulis) dan lain
sebagainya.39
2) Bahasa yang kaya dengan suara, sesungguhnya bahasa Arab yang memiliki
dua puluh delapan huruf bukan merupakan bahasa yang paling banyak

32
Ibid, h 5
33
Acep, Metodologi, h 14
34
Ibid, h 12
35
Terjemah dari Thuruq Tadris al-lughat al-Arabiyyah, Zakariyah Ibrahim, (Dar al-Ma'rifah
al-Jami'iyyah), h 25
36
Acep, Metodologi, h 20
37
Ibid, h 14
38
Terjemah dari al-Usus al-Mu'jamiyah wa al-Tsaqafiyyah li Ta'lim al-Lughat al-Arabiyyah
li ghair Nathiqin biha, Rusydy Ahmat Thu'aimah, (Makkah:Jami'ah Um al-Qura), h 24
39
Ibid h 18

11
memiliki huruf, akan tetapi huruf-huruf bahasa Arab memiliki tempat keluar
suara (makharij shauthiyyah) yang banyak.40
3) Keberadaan I'rab, sebenarnya bukan bahasa Arab yang mempunyai I'rab
(perubahan bacaan akhir kalimat), akan tetapi bahasa Arab mengandung
banyak I'rab yang berhubungan dengan makna.
4) Huruf-huruf bahasa Arab berharakat
5) Adanya Tasydid, yaitu mengumpulkan dua huruf yang sejenis dalam satu huruf
6) Tanwin, yaitu suara nun yang berada di akhir kalimat hanya dalam ucapan
bukan pada tulisan.
7) Suara huruf hanya dalam ucapan bukan dalam tulisan, seperti suara alif setelah
hamzah pada kata ‫ هذا‬.
8) Huruf hanya dalam tulisan tapi tidak dalam ucapan, sebagaimanaalif dalam
kata ‫سمعوا‬.41

Secara ruang lingkup sama halnya dengan kurikulum ilmu pendidikan, akan tetapi
dalam pengembangan manajemen kurikulum bahasa Arab itu masuk pada ranah
manajemen pendidikan Islam. Berbagai objek pendidikan bahasa Arab tersebut dapat
dijadikan bahan yang kemudian diintegrasikan untuk mewujudkan manajemen
pendidikan yang berciri khas Islam. Jadi ruang lingkup manajemen kurikulum bahasa
Arab juga sama, yaitu perencanaan kurikulum bahasa Arab, pelaksanaaan kurikulum
bahasa Arab, dan perbaikan kurikulum bahasa Arab dan evaluasi kurikulum bahasa
arab.
Kurikulum bahasa arab berada di tengah tengah bidang studi kependidikan yang
saling berhubungan. Maka dari itu, ruang lingkup problematika manajemen kurikulum
bahasa Arab bisa dikaitkan dengan wilayah kajian manajemen pendidikan Islam
secara umum yang mencakup; masalah-masalah fondasional (foundational problems),
masalah-masalah struktural (structural problems) dan masalah-masalah Operasional
(operational problems).42
Oleh karena itu, pembahaman manajemen pendidikan Islam senantiasa melibatkan
wahyu dan budaya kaum muslimin, ditambah kaidah-kaidah manajemen pendidikan
secara umum. Teks-teks wahyu sebagai sandaran teologis, perkataan perkataan para
sahabat Nabi, ulama, dan censikiawan muslim sebagai sandaran rasional; realitas
perkembangan lembaga pendidikan Islam serta kultur komunitas (pimpinan dan
pegawai) lembaga pendidikan Islam sebagai sandaran empiris; sedangkan ketentuan
kaidah-kaidah manajemen pendidikan sebagai sandaran teoritis. Jadi, bangunan
manajemen pendidikan Islam ini diletakkan di atas empat sandaran, sandaran teologis,
rasional, empiris, dan teoritis.43
Sandaran teologis menimbulkan keyakinan adanya kebenaran pesan-pesan wahyu
karena berasal dari Tuhan, sandaran rasional menimbulkan keyakinan kebenaran
berdasarkan pertimbangan akal-pikiran. Sandaran empiris menimbulkan keyakinan
adanya kebenaran berdasarkan data-data riil dan akurat, sedangkan sandaran teoritis
menimbulkan keyakinan adanya kebenaran berdasarkan akal pikiran dan data

40
Terjemah dari al-Taujih fi Tadris al-Lughah al-Arabiyyah, Mahmud Ali al-Siman, (Qahirah:
Dar al-Ma'rifat), h 19
41
Terjemah dari Ta'lim al-Lughah al-Arabiyyah li Ghair Nathiqin biha: Manahijuh wa
Asalibuh, Rusydy Ahmad Thu'aimah, h 37-39
42
Muhaimin, et.al, Manajemen Pendidikan : Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2011) h.17
43
Mujamil Qomar, h. 16

12
sekaligus serta telah dipraktikkan berkali-kali dalam pengelolaan pendidikan.44
Perubahan sosial politik dan tatanan budaya di Indonesia akhirnya menuntut
perubahan paradigma pendidikan nasional yang semula sentralisasi/peran pemerintah
(govermental role) menjadi disentralisasi/peran masyarakat (community role).45

Kesimpulan
Konsep Manajemen kurikulum sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum
yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum, maka dalam melaksanakan manajemen kurikulum
harus memperhatikan prinsip dan fungsi manajemen kurikulum. Maka dalam
mengembangkan manajemen kurikulum bahasa arab harus lebih memperhatikan
prinsip dan fungsi manajemen kurikulum bahasa arab.
Karakteristik manajemen kurikulum bahasa Arab yaitu mengelola
perencanaan bahasa Arab, mengelola implementasi kurikulum bahasa Arab,
mengelola pelaksanaan kurikulum bahasa Arab, mengelola perumusan kriteria
ketuntasan kurikulum, mengelola pengembangan bahan ajar, media pembelajaran dan
sumber belajar, mengelola pengembangan ekstrakurikuler dan kokurikuler. Dalam
mengembangkan manajemen kurikulum bahasa Arab juga harus memperhatikan
karakteristik bahasa dan karakteristik bahasa Arab.
Ruang Lingkup manajemen kurikulum bahasa arab meliputi perencanaan dan
pengembangan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi kurikulum. Dalam
mengembangkan manajemen kurikulum bahasa masuk dalam ranah manajemen
pendidikan islam, sehingga objek pendidikan bahasa Arab tersebut dapat dijadikan
bahan yang kemudian diintegrasikan untuk mewujudkan manajemen pendidikan yang
berciri khas Islam
Tentunya dengan mengetahui konsep, karakteristik dan ruang lingkup kajian
pengembangan manajemen kurikulum bahasa Arab tentunya lebih bisa memudahkan
para pemegang wewenang kekuasaan, para penyelenggara dan pelaksana kurikulum
bahasa Arab untuk mengambil keputusan dalam memajukan bahasa Arab. Penulis
meyakini banyak kekurangan yang perlu diperlu diperbaiki, oleh karenanya penulis
sangat berharap kritikan dan masukan dari para pembaca
Daftar Pustaka
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir. 2006. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana Prenada Media)
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011)
B. Suryobroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,
2004)
Dadang Suhardan dkk. 2009. Manajemen Pendidikan (Bandung; Alfabeta)
Darajat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Bumi Aksara)
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004)
Fattah, Nanang. 2006. Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya)

44
Mujamil Qomar, h. 15-17
45
Ibid., h 17

13
Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembagan Kurikulum (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya)
Hamalik, Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, Cet. V)
John W.best, Metodologi Penelitian Pendidikan, Terj. Sanapiah, dkk, 2003)
KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan (Jakarta:Bumi Aksara, 2007)
Maman Ukas. 2014. Manajemen; Konsep, Prinsip dan Aplikasi (Bandung:
Agnini)
Muhaimin, et.al, Manajemen Pendidikan : Aplikasinya dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2011)
Muhaimin, Materi perkuliahan Manajemen Kurikulum Bahasa Arab,
disampaikan pada 31 Maret 2011
Muhaimin, Rekonstruksi Kurikulum Pendidikan Islam Dari Paradigma
Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum, Hingga Strategi
Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009)
Muhaimin. 2011. Manajemen Pendidikan : Aplikasinya dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana)
Mujamil Qomar, Strategi Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, Cet. XVI,
2013) h. XIX
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya)
Noeng Muhajir, Metodolog Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin,
2000)
Oemar hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010)
Oxford English Dictionary, "Curriculum,"
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 28 ayat (1)
Qodri Azizy, Pendidikan Agama untuk Membangun Etika Sosial,
(Semarang:Aneka Ilmu, 2002)
Qomar, Mujamil. 2007. Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga,
Cet. 10)
Qomar, Mujamil. 2013. Strategi Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, Cet.
XVI, 2013)
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta:PT. Rajagrafindo, 2009)
Siagian, Sondang. 1992. Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta: Bumi Aksara)
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Pengembangan Kurikulum; Teori dan
Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. XV)
Suryobroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka
Cipta)
Tafsir, Ahmad. 2005. ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: PT.
Rosda Karya)
Terjemah dari al-Taujih fi Tadris al-Lughah al-Arabiyyah, Mahmud Ali al-
Siman, (Qahirah: Dar al-Ma'rifat)
Terjemah dari al-Usus al-Mu'jamiyah wa al-Tsaqafiyyah li Ta'lim al-Lughat
al-Arabiyyah li ghair Nathiqin biha, Rusydy Ahmat Thu'aimah, (Makkah:Jami'ah
Um al-Qura)

14
Terjemah dari Ta'lim al-Lughah al-Arabiyyah li Ghair Nathiqin biha:
Manahijuh wa Asalibuh, Rusydy Ahmad Thu'aimah)
Terjemah dari Thuruq Tadris al-lughat al-Arabiyyah, Zakariyah Ibrahim,
(Dar al-Ma'rifah al-Jami'iyyah)
Terry G.R. dan Rue L.W.. 2009. Principles Of Management: Dasar-Dasar
Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, 12

15

Anda mungkin juga menyukai