Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS SWOT MANAJEMEN KURIKULUM MADRASAH ALIYAH

PROGRAM KEAGAMAAN DI MAN 1 SURAKARTA

Oleh
Adi Purewanto
(0849119005)

Pendahuluan

Kurikulum sebagai salah satu bagian terpenting dalam pendidikan,


harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik, sehingga akan mencapai
hasil yang memuaskan sesuai dengan harapan semua pihak. Kurikulum
disini tidak dimaksudkan dalam pengertian sempit, yaitu kumpulan mata
pelajaran/bahan ajar yang harus dipelajari oleh siswa/santri. Akan tetapi,
kurikulum dalam pengertian yang luas, yaitu pengalaman belajar yang
direncanakan untuk mencapati tujuan pendidikan. Atau sebagaimana
kurikulum yang diartikan oleh Nana Syaodih Sukmadinata sebagai
rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang
disediakan bagi siswa di sekolah.1 Di sinilah manajemen kurikulum sangat
diperlukan dalam institusi pendidikan. Manajamen di sini diartikan sebagai
suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan
usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya agar efektif dan efisien.

Pembahasan

Berkaitan dengan manajemen kurikulum, maka Dalam analisis ini,


penulis menganalisis jurnal milik Norma Chunnah Zulfa, Pardjono
mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan PPs UNY, Universitas
Negeri Yogyakarta. Adapun jurnal tersebut berjudul “manajemen kurikulum
madrasah aliyah program keagamaan MAN 1 Surakarta”.
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2012), 150.
1. Teori yang digunakan
Dalam mengembangkan sebuah manajemen kurikulum di suatu
lembaga tentu menggunakan dasar teori yang di dapat dijadikan suatu
acuan. Dalam jurnal yang di tulis oleh Norma Chunah dan Pardjono, ia
menggunakan teori
a. M.Qomar tentang Manajemen pendidikan Islam merupakan solusi
untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam yang memuat
komponen-komponen dasar manajemen pendidikan Islam yang
mutlak harus ada dalam proses pendidikan Islam yaitu manajemen
personalia, kesiswaan, kurikulum, dan sarana prasarana pendidikan
Islam. Dan Melalui manajemen kurikulum untuk pendidikan Islam
diharapkan mampu mewujudkan pengelolaan kurikulum yang
mendukung pencapaian tujuan pendidikan Islam itu sendiri.2
b. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi dan diatur
secara lebih rinci melalui Permenag Nomor 2 Tahun 2008 tentang
standar kompetensi dan standar isi pendidikan agama Islam dan
bahasa arab di madrasah, serta memperhatikan surat edaran dirjen
pendidikan islam nomor DJ.II.1/PP.00/ED/681/2006 tanggal 1
agustus 2006 tentang pelaksanaan standar isi yang intinya bahwa
madrasah dapat meningkatkan kompetensi lulusan dan
mengembangkan kurikulum dengan standar lebih tinggi. Struktur
kuri- kulum madrasah untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam
dirinci menjadi empat mata pelajaran yaitu al-qur’an hadits, akidah
akhlak, fikih, dan sejarah, kebudayaan Islam.
c. Pembelajaran pagi dilaksanakan untuk memenuhi standar
kompetensi lulusan siswa MAPK yang tertera dalam Permendiknas
Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan pen-
didikan dasar dan menengah dan Perme- nag Nomor 2 Tahun 2008
tentang standar kompetensi lulusan dan standar isi pendidikan
agama islam dan bahasa arab di madrasah.

2
M.Qomar. manajemen Pendidikan Islam Malang. (malang : Erlangga. 2002), 128
d. Sukmadinata menyebutkan bahwa komponen kurikulum antara lain:
tujuan, bahan ajar, strategi mengajar, media mengajar, evaluasi
peng- ajaran, penyempurnaan pengajaran. Kurikulum memiliki tiga
peran yaitu: (1) peranan konservatif melestarikan berbagai nilai
budaya sebagai warisan masa lalu, (2) peran kreatif bermakna
bahwa kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai
dengan perkembagan dan kebutuhan masyarakat yang cepat
berubah, (3) peran kritis dan evaluatif yaitu menyeleksi nilai dan
budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai atau budaya baru
mana yang harus dimiliki anak didik.3
e. Lunenberg & Orstein menyebutkan bahwa pengembangan
kurikulum terdiri dari tiga proses yaitu perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi kurikulum.4

2. Metode penelitian
Jenis Penelitian pada jurnal ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus karena penelitian ini
mengkaji tentang manajemen kurikulum madrasah aliyah program
keagamaan di MAN 1 Surakarta dilihat dari perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi kurikulum, dan faktor yang menjadi kendala manajemen
kurikulum MAPK secara mendalam.

3. Hasil/temuan penelitian
Hasil penelitian mengenai manajemen kurikulum MAPK terdiri
dari empat pokok hasil temuan yaitu:
a. Perencanaan Kurikulum MAPK MAN 1 Surakarta.
b. Proses Penyusunan Kurikulum MAPK MAN 1 Surakarta.
c. Evaluasi Kuriksulum MAPK MAN 1 Surakarta.
d. Kendala dalam Manajemen Kurikulum MAPK MAN 1 Surakarta.

4. Pembahasan
3
N.S Sukmadinata. Pengembangan kurikulum teori dan Praktek. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya: 2012), 102-112
4
Lunenberg F. C dan Orstein , C. A. Educational administration: concept and practices (3 ed).
(United stades of America: Wadsworth, 2000 ), 444
Berdasarkan hasil temuan yang dilakukan dalam penelitian
menunjukkan bahwa, perencanaan kurikulum dilakukan melalui
workshop berpedoman pada kurikulum nasional, pengembangan
keunggulan lokal, dan adaptasi sistem pondok pesantren. Evaluasi
kurikulum dilakukan dalam bentuk ujian semester, ujian madrasah dan
ujian nasional menggunakan bahasa arab. Faktor-faktor kendala
manajemen kurikulum MAPK antara lain: modul program keagamaan
belum baku dan buku diktat kurang sistematis; kurangnya ketelatenan
guru membuat perangkat pembelajaran dan pe- nguasaan teknologi
komputer; sarana prasarana yang belum memadai; masalah kedisiplinan
siswa MAPK dalam mengikuti pembelajaran; padatnya kegiatan
sekolah, asrama, dan orga- nisasi mengurangi fokus belajar siswa; dan
kemampuan bahasa anak yang belum mampu memahami teks secara
keseluruhan.

Salah satu konsep baru yang diperkenalkan dalam manajemen sekolah


adalah analisis SWOT. Yaitu rancangan yang disusun, dirumuskan, dan
sebagai pedoman dan kerangka program pengembangan lembaga
pendidikan yang harus dilakukan. Adapun rancangan tersebut adalah:
Strenght, Weakness, Opportunity, Threats. 5

1. Strenght (kekuatan) pengembangan keunggulan lokal, dan adaptasi


sistem pondok pesantren sehingga tampak kekhasan kurikulum MAPK
berupa penguasaaan ilmu agama islam, bahasa arab & inggris, dan kajian
kitab yang diwujudkan dalam struktur dan muatan kurikulum mayoritas
pelajaran agama Islam yang diajarkan menggunakan bahasa pengantar
bahasa arab.

2. Weakness (kelemahan), kendala yang dihadapi oleh MAPK dalam


melaksanakan manajemen kurikulum muncul dari berbagai faktor
diantaranya modul untuk program keagamaan belum baku dan kitab
muqorror kurang sistematis, sarana prasarana yang belum memadai,
5
Imam machalli dan Ara hidayat , The Handbook of Education Management, (Jakarta: PT FAjar
Interpratama Mandiri, 2006), 213
masalah kedisiplinan anak, padatnya kegiatan mengurangi fokus belajar
anak, dan kemampuan bahasa anak yang belum mampu memahami teks
secara keseluruhan.

3. Opportunity (peluang), Ketercapaian kurikulum MAPK dilihat dari


beberapa aspek yaitu tingkat kelulusan siswa, daya saing di luar
madrasah, penguasaan kemampuan berbahasa dan penguasaan ilmu-ilmu
agama islam, Kemudian penguasaan ilmu-ilmu agama islam siswa
MAPK cukup mendalam, mampu memahami dari sumber kitab asli
berbahasa arab, penguasaan bahasa asing terlihat siswa mampu
berkomunikasi dengan bahasa arab dan inggris dalam kegiatan sehari-
hari, mengukir prestasi di berbagai perlombaan tingkat daerah maupun
nasional.

4. Threats (tantangan), Kondisi laboratorium bahasa sedang mengalami


kerusakan yaitu tidak adanya peralatan audio untuk pelaksanaan
pelajaran bahasa terutama listening se- hingga pembelajaran bahasa
menjadi ter- hambat. Pada akhirnya guru hanya meng- gunakan peralatan
audio berupa speaker yang kurang representative untuk pelajaran bahasa
terkait pengembangan liste- ning skill.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah di jelaskan sebelumnya disimpulkan


bahwa jurnal yang di tulis oleh Norma Chunnah dkk. Dalam penulisannya
mengacu pada teori yang di paparkan oleh, Pertama, M. Qomar Kedua,
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Ketiga, Sukmadinata Keempat,
Lunenberg & Orstein.
Dalam metode penelitiannya menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Serta menemukan hasil
Perencanaan, Proses.Evaluasi dan Kendala dalam Manajemen Kurikulum
MAPK MAN 1 Surakarta.
Adapun sebagai pedoman dan program pengembangan dari hasil
penelitian tersebut, penelaah menganalisi menggunakan Analisi SWOT yang
meliputi Strenght yaitu keunggulan yang ada pada lembaga tersebut
menerapkan sistem seperti pondok pesantren, sehingga tampak kekhasan
kurikulumnya. Weaknes yaitu modul yang digunakn masih bekum baku dan
kitabnya pun masih moqorror alias belum sistematis, sehingga proses
pembelajarnnya masih belum maksimal. Opportunity, yaitu ketercapaian
kurikulum dilihat dari tingkat kelulusan siswa, daya saing di luar madrasah,
penguasaan kemampuan berbahasa dan penguasaan ilmu-ilmu agama islam,
yang di tunjukkan melalui pretasi siswa mengkiti komptisi dengan l;embaga
lain. Threats, yaitu: tidak adanya peralatan audio untuk pelaksanaan
pelajaran bahasa terutama listening sehingga pembelajaran bahasa menjadi
terhambat.

Daftar rujukan
F. C, Lunenberg dkk. 2000 Educational administration: concept and
practices (3 ed). United stades of America: Wadsworth
Machalli Imam, dkk. 2006. The Handbook of Education Management.
Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri
Qomar. M . 2002. manajemen Pendidikan Islam Malang. Malang :
Erlangga.
Sukmadinata. N.S . 2012. Pengembangan kurikulum teori dan Praktek.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai