Anda di halaman 1dari 13

PART 1

PANTUN
A. Pengertian Pantun

Pantun merupakan satu di antara karya sastra yang masih populer hingga saat ini. Jadi,

pantun adalah jenis puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat baris serta memiliki

sampiran dan isi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pantun adalah bentuk puisi Indonesia

(Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b).

1. Menurut para Ahli

a) Herman Waluyo

Pantun adalah jenis puisi melayu yang asli dan sudah lama mengakar dalam

budaya masyarakat.

b) Kaswan dan Rita

Pantun merupakan satu di antara jenis puisi melayu di mana dalam satu baitnya

terdiri dari empat larik dan mempunyai sajak a-b-a-b. Untuk larik pertama dan

kedua diberi nama sampiran, sedangkan larik ketiga dan keempat dinamakan isi.

c) Alisyahbana

Pantun adalah satu di antara jenis puisi lama yang dikenal oleh orang dulu dan

telah dikenal masyarakat sejak lama sekali. Ciri utama pantun adalah setiap baitnya

terdiri dari empat baris dan berisikan sampiran serta isi pantun.

d) R.O. Winsted

Pantun tidaklah sebatas kalimat yang mempunyai rima serta irama, tetapi sebuah

rangkaian kata yang indah untuk melukiskan suatu kehangatan cinta, kasih sayang

serta rindu, benci, penuturnya.

e) Sunarti
Pantun sebagai salah satu bentuk puisi lama, memiliki keindahan tersendiri dari

segi bahasa, yang satu di antara keindahan bahasa dalam pantun ditandai oleh rima

a-b-a-b.

B. Ciri-ciri Pantun

Ciri-ciri pantun tersebut antara lain:

1. Terdiri dari empat baris setiap baitnya

Puisi lama yang satu ini memiliki ciri khas kuat, yaitu tiap baitnya selalu terdiri atas

empat baris. Barisan kata-kata pada pantun dikenal juga dengan sebutan larik. Setiap

baris terdiri dari minimal delapan kata dan maksimal 12 kata.

2. Memiliki pola

Ciri-ciri khas pantun yang mudah dikenali adalah pola. Ada dua pola yang biasanya

terdapat dalam pantun, yakni pola a-b-a-b dan a-a-a-a.

3. Memiliki sampiran dan isi

Dalam pantun terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Dua baris pertama

disebut dengan sampiran. Sampiran biasanya tak punya hubungan dengan bagian

kedua yang menyampaikan maksud, selain untuk mengantarkan rima sajak. Sementara

isi berada pada baris ketiga dan keempat, yang berisi pesan atau makna utama dari

sebuah pantun.

4. Tidak ada nama penulis

Pada pantun tidak terdapat nama penulis, berbeda dengan puisi atau karya sastra

lainnya. Hal ini dikarenakan dahulu penyebaran pantun dilakukan secara lisan.

C. Struktur Pantun

Struktur pantun terdiri dari bait, baris, kata, suku kata, rima, sampiran dan isi. Berikut ini

penjelasannya:
 Bait, Bait (dibaca "ba-it"), adalah banyaknya baris dalam sebuah pantun, misalnya

(dua baris, empat baris, enam baris, delapan baris, dst)

 Baris/larik adalah kumpulan beberapa kata yang memiliki arti dan bisa membentuk

sampiran atau isi dalam sebuah pantun.

 Kata adalah gabungan dari suku kata yang memiliki arti, meski begitu, ada kata-kata

tertentu yang hanya terdiri dari satu suku kata.

 Suku kata adalah penggalan-penggalan bunyi dari kata dalam satu ketukan atau satu

embusan napas.

 Rima adalah pola akhiran atau huruf vocal terakhir yang ada pada pantun.

 Sampiran adalah bagian pantun yang terletak pada baris 1-2 yang merupakan awal

dari sebuah pantun atau sampiran merupakan unsur suasana yang mengantarkan

menuju isi atau maksud pantun tersebut.

 Isi adalah bagian pantun yang terletak pada baris tiga-empat yang merupakan isi

kandungan/pokok atau tujuan dari pantun tersebut.

D. Unsur Pantun

1. Unsur Intrinsik : dalam pantun diantaranya tokoh, tema, amanat, setting atau latar

tempat dan waktu, plot atau alur, dan lain sebagainya. Ciri khas pantun sebagai unsur

intrinsik adalah rima.

2. Unsur ekstrinsik : unsur yang berasal dari luar struktur pantun. Unsur ekstrinsik ini

bisa disebut juga latar belakang atau sebuah keadaan yang menjadi penyebab

terbentuknya pantun.

E. Jenis-jenis Pantun dan Contohnya


1. Pantun nasihat

Pantun nasihat memiliki isi yang bertujuan menyampaikan pesan moral dan didikan.

Pantun nasihat biasanya memiliki pesan-pesan bijak yang mengajak untuk berbuat

baik.

Contoh:

Jalan-jalan ke Kota Blitar


jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
belajarlah dengan tekun

Jalan-jalan ke kota Bandung


Jangan Lupa mengisi saku
Kalau Kamu sedang bingung
Jangan Lupa membaca buku

2. Pantun Jenaka

Pantun jenaka merupakan pantun yang dibuat untuk tujuan hiburan. Terkadang, pantun

jenaka dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh

keakraban sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka

diharapkan suasana akan menjadi makin riang.

Contoh:

Duduk manis di bibir pantai


Lihat gadis, aduhai tiada dua
Masa muda kebanyakan santai
Sudah renta sulit tertawa

Ada Kera mirip buaya


Keduanya naik pedati
Dikira mirip luna maya
Ternyata yang dilirik mpok Ati

3. Pantun Teka Teki


Ciri-ciri pantun teka-teki adalah kalimat pertanyaan pada baris akhir pantun. Pantun ini

berisi teka-teki untuk para pendengarnya.

Contoh:

Kalau tuan muda teruna


Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji di luar apa buahnya

Kalau tuan sekuat Halilintar


Pakai baju begitu gaya
Kalau tuan memang pintar
Hewan apa yang sangat kaya

4. Pantun Cinta

Pantun cinta merupakan jenis pantun yang isinya berisi pesan yang berhubungan

dengan cinta, romantisme, rindu antara dua insan. Hingga saat ini masih banyak orang

yang menggunakan pantun cinta untuk mengungkapkan perasaan.

Contoh:

Walaupun hanya sebatang tebu


Tetapi bisa diramu
Walaupun jarang ketemu
Cintaku hanya untukmu

Walaupun laut dikayuh


Tapi megapa terasa rata
Walaupun kamu jauh
Tetapi mengapa aku cinta

5. Pantun Agama

Tujuan dari pantun agama sama dengan pantun nasihat, yaitu memberikan pesan moral

dan didikan. Pantun agama membahas mengenai manusia dengan pencipta-Nya.

Berbeda dari pantun nasihat, pantun agama lebih spesifik isinya karena diselipkan

nilai-nilai dan prinsip agama tertentu.


Contoh:

Banyak bulan perkara bulan


Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara Tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa

Ketika peniti patah


Jangan gantikan dengan busa
Ketika hati melemah
Jangan lupakan yang maha Esa

6. Pantun Peribahasa

Seperti namanya, pantun peribahasa merupakan pantun yang di dalamnya terdapat

kalimat peribahasa yang pada umumnya memiliki susunan tetap.

Contoh:

Berakit-rakit kita ke hulu


Berenang kita ke tepian
Bersakit-sakit kita dahulu
Bersenang-senang kemudian

7. Pantun Kiasan

Pantun kiasan berisi bahasa atau kalimat kiasan. Hal ini berarti, pesan yang ada pada

pantun ini disampaikan secara tersirat.

Contoh:

Berburu ke padang datar


Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi

Berjalan dalam gelap


Dapatkan ular warna hitam
Berkenalan tanpa menatap
Bagai meraba dalam kelam

TUGAS LATIHAN
Buatlah sebuah karya pantun dar masing-masing jenis pantun, setiap jenis membuat dua buah
pantun !

PART 2
PUISI
A. Pengertian Puisi

Pengertian puisi adalah teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

penyairnya dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Dalam puisi, kita dapat

mengungkapkan berbagai hal, seperti kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan yang

kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya saja, kamu jarang menyadarinya bahwa itu

adalah puisi.

B. Jenis-Jenis Puisi

Terdapat beberapa jenis puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau

gagasannya, yaitu puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.

1. Puisi Naratif

Puisi naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi

naratif terbagi menjadi dua, yaitu balada dan romansa. Wah, apa tuh bedanya? Nah,

balada adalah jenis puisi yang bercerita tentang orang-orang perkasa maupun tokoh

pujaan. Contoh puisi balada ini pernah ditulis oleh W.S. Rendra yang berjudul Balada

Orang-Orang Tercinta. 

Sementara itu, romansa adalah jenis puisi yang bercerita tentang kisah percintaan, dan

diselingi perkelahian atau petualangan. Contohnya puisi karya Sitor Situmorang yang

berjudul Lagu Gadis Itali.

2. Puisi Lirik
Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan berbagai perasaan penyairnya. Puisi lirik

dibagi menjadi tiga macam, yaitu elegi, serenada, dan ode. Elegi adalah puisi yang

mengungkapkan perasaan duka dari si penyairnya. Contohnya, Elegi Jakarta I karya

Asrul Sani.

Selanjutnya, serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Nyanyian

serenada ini tepat dinyanyikan pada waktu senja. Contohnya puisi Serenada Biru karya

W.S. Rendra. Terakhir, ode merupakan jenis puisi yang berisi pujian yang dapat

ditunjukkan untuk seseorang, suatu hal, maupun suatu keadaan. Contohnya, puisi yang

ditulis oleh Chairil Anwar yang berjudul Diponegoro.

3. Puisi Deskriptif

Puisi deskriptif adalah puisi di mana penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap

suatu keadaan, peristiwa, benda, maupun suasana yang menarik perhatiannya. Puisi

deskriptif terbagi menjadi dua, yaitu satire dan puisi kritik sosial.

Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu

keadaan, tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan hal yang sebaliknya.

Contohnya, puisi karya KH A Mustofa Bisri yang berjudul Negeriku. Sementara itu,

puisi kritik sosial juga merupakan jenis puisi yang mengungkapkan ketidakpuasan

penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara membeberkan atau menyebarkan

ketidakadilan yang terjadi. Contohnya, puisi yang berjudul Aku Tulis Pamplet Ini

karya W.S. Rendra.

C. Bentuk Penyampaian Puisi

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menyampaikan puisi, seperti

membacakan puisi, deklamasi puisi, atau bisa juga dalam bentuk pertunjukan puisi.

1. Membacakan Puisi
Membacakan puisi berarti menyampaikan puisi dengan bahasa lisan atau melalui

ucapan. Saat membacakan puisi, teks puisi bisa dibawa ke atas pentas. 

2. Deklamasi Puisi

Deklamasi puisi adalah menyampaikan puisi secara lisan juga, namun bedanya,

penyampaiannya dilakukan dengan penuh penghayatan dan luapan kejiwaan, bisa

disertai dengan gerakan tangan atau kaki. Nah, saat kamu ingin mendeklamasikan

puisi, kamu nggak perlu membawa teks puisi, melainkan harus dihafal.

3. Pertunjukkan Puisi

Penyampaian puisi dalam bentuk pertunjukkan dibagi menjadi musikalisasi puisi dan

dramatisasi puisi. Pada musikalisasi puisi, kamu akan mengubah puisi menjadi sebuah

lagi. Oleh karena itu, penyampaian puisi dan irama lagu harus memiliki keselarasan,

supaya lebih hikmat didengar. Selain itu, dramatisasi puisi dilakukan dengan

memperagakan atau memerankan tokoh sesuai peristiwa yang ada di dalam puisi itu

sendiri. Dramatisasi puisi bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok

layaknya pementasan drama.

D. Unsur Pembentuk Puisi

1. Majas dan Irama

Teks puisi merupakan teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

penyairnya dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Teks puisi

mengutamakan majas dan juga irama.

Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan

kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk menimbulkan kesan-kesan

tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan,


dan perumpamaan. Majas yang biasanya digunakan adalah majas personifikasi, majas

paralelisme, majas metafora, majas hiperbola, dan majas perumpamaan.

Irama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama

berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya

dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.

2. Penggunaan Kata-Kata Konotasi

Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami

penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi,

dan perasaan penyair. Puisi memang banyak menggunakan kata-kata bermakna

konotatif. Hal itu merupakan kiasan atau merupakan suatu perbandingan.

3. Kata-Kata Berlambang

Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang

menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas dalam gambar Garuda

Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka. Lambang-lambang itu menyatakan

arti tertentu yang bisa dipahami umum.

Untuk kata-kata dalam puisi, seperti kata putih yang melambangkan kesucian atau

kebersihan, bunga yang melambangkan kecantikan, api yang melambangkan

kemarahan, dan baja yang melambangkan kekuatan atau ketangguhan.

4. Pengimajinasian dalam Puisi

Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau

imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar,

atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Kata-kata yang digunakan penyair

membuat pembaca seolah-olah mendengar suara (imajinasi auditif), melihat benda-

benda (imajinasi visual), atau meraba dan menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).
E. Struktur Batin Puisi

1. Tema

Tema adalah gagasan pokok yang ingin diungkapkan oleh penyair. Tema biasanya

tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Tema yang diungkapkan merupakan

penggambaran suasana batin atau juga berupa respons penyair terhadap kenyataan

sosial budaya.

2. Nada dan Suasana

Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana adalah

keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi akibat psikologis yang ditimbulkan puisi

terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling berkaitan karena nada puisi

menimbulkan suasana terhadap pembacanya.

3. Perasaan dalam Puisi

Puisi mengungkapkan perasaan dari penyair. Jika penyair hendak mengungkapkan

keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresi ia akan menggunakan imaji-imaji,

majas serta diksi yang mewakili makna tentang keindahan alam.

4. Amanat

Amanat merupakan suatu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.

Pesan tersebut dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi. Amanat akan selaras

dengan tema dari puisi tersebut.

Contoh Puisi Diponegoro

Karya Chairil Anwar

Diponegoro

Di masa pembangunan ini


Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti Tak genta.
Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
binasa di atas ditinda
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.

TUGAS LATIHAN
1. Praktik Unjuk Kerja
Siswa di minta untuk mempraktekkan penyampaian Puisi dengan Salah satu Puisi dari
Karya Penulis.
2. Uji Proyek
Siswa diminta untuk membuat sebuah puisi dengan memilih jenis puisi yang ada!
PART 3
CERITA PENDEK (CERPEN)

DAFTAR RUJUKAN

https://www.bola.com/ragam/read/4468156/pengertian-pantun-ciri-ciri-struktur-jenis-dan-
contohnya

https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-puisi-dan-unsur-pembentuk-puisi

Suherli dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas 11. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai