Anda di halaman 1dari 6

BAB VI BERKARYA DAN BEREKSPRESI MELALUI PUISI

Hanafah Zahrah (14) – X DKV I

1. Pengertian Puisi
Puisi adalah karya sastra yang berisi tanggapan serta pendapat penyair mengenai berbagai hal.
Pemikiran penyair ini kemudian dituangkan dengan menggunakan bahasa-bahasa apik serta
memiliki struktur batin dan fisik khas penyair.

2. Jenis-Jenis Puisi
a. Puisi lama
Jenis-jenis puisi lama berupa pantun, syair, talibun, mantra dan gurindam.
- Mantra merupakan jenis puisi yang dicipatakan dalam kepercayaan animism, biasanya
dibacakan dalam acara ritual kebudayaan serta menggunakan kata yang dapat
menimbulkan efek bunyi magis.
- Pantun merupakan jenis puisi lama yang bersajak a b a b dengan setiap baris terdiri atas
empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi.
- Sedangkan talibun terdiri dari sampiran dan isi lebih dari empat baris dan selalu genap,
contohnya dua baris sampir dan dua baris isi.

b. Puisi Modern
Puisi modern biasa disebut puisi bebas, karena tidak terikat oleh rima, jumlah baris dan lain
sebagainya.
- Puisi naratif merupakan puisi yang digunakan untuk menyampaikan suatu cerita,
dibedakan menjadi tiga yaitu epic, romansa dan balada.
- Puisi lirik yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan penyair
- Puisi deskriptif, yaitu puisi yang mengemukakan pendapat serta kesan penyair

3. Ciri-Ciri Puisi
a. Ciri-Ciri Puisi Secara Umum
1. Penggunaan diksi umumnya memiliki unsur yang indah dan berupa diksi kiasan
2. Penggunaan diksi lebih memerhatikan rima serta persajakan agar menghasilkan bunyi
yang indah
3. Dalam penulisannya menggunakan bait-bait yang di mana didalamnya terdiri dari
beberapa baris
4. Pengunkapan alur, tokoh, dan sebagainya tidak begitu diperlihatkan
5. Penggunaan diksi majas cukup banyak.

b. Ciri-Ciri Puisi Lama


1. Gaya bahasa yang digunakan cenderung klise atau statis
2. Umumnya berasal dari sastra lisan yang disampaikan dari individu yang satu ke individu
lainnya
3. Penulis puisi cenderung tidak diketahui atau biasa disebut dengan istilah anonim
4. Terpaku pada banyaknya rima, irama, baris, dan intonasi atau bunyi dari puisi itu sendiri
c. Ciri-Ciri Puisi Modern
1. Gaya bahasa yang digunakan memiliki sifat yang dinamis atau bisa dibilang tidak ada
acuannya, sehingga berubah-ubah
2. Umumnya, puisi terdiri dari dua sampai empat baris dalam satu bait dan tidak begitu
terpaku dengan akhiran pada setiap barisnya
3. Biasanya, isi dari puisi modern tentang keresahan yang ada di dalam diri penulis itu
sendiri
4. Dalam satu barisnya cenderung menggunakan satuan sintaksis atau “gatra”

4. Unsur Puisi
4.1 Unsur Batin Puisi
a. Tema
Tema pada puisi ini biasanya akan menentukan hasil dari puisi itu sendiri. Oleh sebab itu,
terkadang ada beberapa penulis puisi yang lebih menyukai untuk menentukan tema dalam
membuat puisi.

b. Rasa
Struktur rasa ini dapat diartikan sebagai sentuhan rasa yang berasal dari penulis puisi.
Biasanya, penulis puisi atau penyair akan menulis sebuah puisi karena latar belakang serta
keresahan dari penulis itu sendiri. Akan tetapi, ada juga penulis puisi yang menulis puisi
berdasarkan permasalahan yang sedang terjadi.

c. Nada
Nada pada puisi dapat diartikan sebagai bunyi dari puisi yang dibuat oleh penulis atau
penyair. Nada yang digunakan bisa nada tinggi, nada rendah, dan lain-lain.

d. Amanat
Amanat merupakan sebuah pesan yang berisi tentang kehidupan yang diberikan oleh
penulis kepada pembaca. Amanat ini ada yang dapat dijelaskan secara langsung dan ada
juga yang dijelaskan dengan menggunakan makna-makna tersirat.

4.2 Unsur Fisik Puisi


a. Gaya Bahasa
Puisi yang sering kita baca ini biasanya akan ada berbagai macam gaya bahasa dalam
satu buah puisi. Dengan adanya gaya bahasa, maka akan memunculkan makna konotasi,
sehingga membuat pembaca puisi tersentuh perasaanya.

b. Diksi
Bahasa pada puisi sangatlah pada, sehingga setiap rangkaian katanya bisa memiliki
makna tersendiri. Susunan kata pada puisi itu sering dikenal dengan istilah diksi.
Pemilihan diksi harus memerhatikan kata-kata lainnya agar menghasilkan estetika bagi
puisi itu sendiri.
c. Tipografi
Puisi terdiri dari beberapa baris dalam satu barisnya, kemudian pada bagian akhirnya
terkadang diberi tanda baca yang berbeda-beda. Tanda baca ini akan menentukan
suasana yang ada di dalam puisi.

d. Rima
Rima pada puisi ini biasanya terletak pada bagian akhir baris puisi. Dengan adanya rima,
bunyi puisi akan menjadi lebih indah.

e. Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata-kata pada puisi yang bisa mengarahkan ke imajinasi
pembaca. Oleh karena itu, setelah membaca puisi, bisa menghadirkan imaji bagi
seseorang.

f. Imaji
Ketika membaca puisi akan lebih tersentuh apabila menghubungkannya dengan indera
manusia. Imaji merupakan imajinasi yang melibatkan setiap indera manusia, biasanya
imaji suara, imaji penglihatan, dan sebagainya.

5. Cara Menyampaikan Puisi


a. Deklamasi Puisi
Deklamasi puisi adalah suatu cara menyampaikan puisi yang menggunakan lisan, tetapi
dalam penyampainyya dilakukan dengan penuh perasaan, penjiwaan, dan penghayatan
serta ketika membacakannya kamu tidak perlu membawa teks puisi atau bisa dibilang sudah
hapal isi puisi tersebut. Selain itu, deklamasi puisi ini juga menggerakkan beberapa anggota
tubuh, seperti tangan, kaki, dan sebagainya.

b. Pertunjukkan Puisi
Cara kedua berupa pertunjukkan puisi dapat diartikan sebagai pembacaan atau
penyampaian puisi yang dilakukan pada suatu acara. Pada umumnya, pertunjukkan puisi
berupa dramatisasi puisi atau musikalisasi puisi. Dramatisasi puisi merupakan isi teks puisi
yang dibuat ke dalam bentuk drama. Sedangkan musikalisasi puisi adalah puisi akan diubah
menjadi lagu.

c. Membacakan Puisi
Membacakan puisi merupakan penyampaian puisi yang dilakukan melalui lisan dan biasanya
ketika membacakannya teks puisi akan dibawa ke atas pentas.

6. Cara Menulis Puisi


a. Tahap pertama
Membuat kerangka puisi, dimulai dari jenis puisi yang ingin ditulis, kemudian perhatikan
unsur puisi. Jika pembaca ingin menulis puisi lama, maka irama, rima sajak harus ditentukan
terlebih dahulu agar pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca puisi.
b. Tahap kedua
Menentukan judul, penentuan judul di awal dapat mempermudah pembaca untuk
membatasi ungkapan atau emosi yang ingin disampaikan melalui puisi.

c. Tahap ketiga
Proses kreatif yang dapat pembaca peroleh melalui membaca referensi serta puisi atau
berimajinasi.

7. Contoh Puisi Berdasarkan Jenisnya


a. Mantra
Gelang-gelang si gali-gali
Malukut kepada padi
Air susu kerus asalmu jadi
Aku sapa tidak berbunyi
Sapardi Djoko Damono (2016)

b. Pantun
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

c. Gurindam
Pikir dahulu sebelum berkata
Supaya terelak silang sengketa

Apabila anak tak dilatih


Jikalau besar bapaknya letih

Kurang pikir kurang siasat


Tentu dirimu kelak tersesat

Pekerjaan marah jangan dibela


Nanti hilang akal di kepala

Tanda orang yang amat celaka


Aib dirinya tiada disangka

d. Syair
Ilmu didapat tiada cepat
Mesti sabar hatinya kuat
Semoga tuhan berikan rahmat
Maka jaga hati serta niat

e. Talibun
Pergi merantau jauh ke negeri seberang
Janganlah lalai membawa perbekalan berupa makanan
Jika tersesat di perjalanan ingatlah peta yang kau bawa
Serta jangan malu mendatangi orang untuk bertanya
Jika engkau berbuat baik kepada semua orang
Niscaya kebaikan pula yang akan engkau dapatkan
Sudahlah engkau kan dapat pahala
Di dunia pun engkau akan hidup bahagia

f. Puisi Romansa
Aku Ingin, oleh Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana


dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

g. Balada
Balada Orang-Orang Tercinta, oleh W.S Rendra
Kita bergantian menghirup asam
Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta membuat kita bertahan
dengan secuil redup harapan

Kita berjalan terseok-seok


Mengira lelah akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
memahami satu sama lain

Kadang kita merasa beruntung


Namun harusnya kita merenung
Akankah kita sampai di altar
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?

Kita meleleh dan tergerus


Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkan

Mengapa kita saling menyembunyikan


Mengapa marah dengan keadaan?
Mengapa lari ketika sesuatu
membengkak jika dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada orang-orang tercinta

Anda mungkin juga menyukai