Anda di halaman 1dari 18

Laporan Tugas Bahasa Indonesia

Mengenal Jenis Puisi

Bapak Daniel Soplely, S.Pd

Disusun Oleh :
1. Kimberly Benedicta Lo
2. Anastasya Ribka Tamyn

SMP Katolik Bintang Laut Ternate


2022
A. Pengertian dan Unsur Puisi
Puisi merupakan kritik kehidupan dan luapan
perasaan manusia yang dituangkan dalam bentuk
tulisan kata-kata terbaik dan terindah dan yang
bersifat intuitif, imajinatif dan sintetik. Dalam puisi,
kita dapat mengungkapkan berbagai hal, seperti
kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan harus
diungkapkan dengan bahasa yang indah.
Seorang pembuat puisi sering disebut sebagai
seorang penyair. Biasanya, penyair menggunakan
beragam olah bahasa dalam menciptakan makna
semantis dalam sebuah puisi. Dalam puisi terdapat
unsur-unsur yang membentuknya. Unsur puisi terdiri
dari struktur batin dan struktur fisik.
1. Struktur Fisik Puisi
Berupa unsur puisi yang bisa dilihat dan diamati secara
langsung dengan mata. Struktur ini terdiri dari diksi,
citraan / imaji, majas, kata konkret, tipografi dan rima.
 Diksi  adalah pemilihan kata oleh seorang penyair
untuk mendapatkan efek yang sesuai dengan
keinginannnya.
 Tipografi  adalah bentuk format suatu puisi, seperti
pengaturan baris, batas tepi kertas kanan, kiri, atas,
bawah, jenis huruf yang digunakan.
 Majas  adalah pemakaian bahasa dengan cara
melukiskan sesuatu dengan konotasi khusus sehingga
arti sebuah kata bisa mempunyai banyak makna.
 Kata Konkret  adalah susunan kata yang
memungkinkan terjadinya imaji.
 Imaji atau Citraan adalah pemberi gambaran kepada
para pendengar / pembaca agar seolah-olah dapat
melihat, mendengar, merasakan atau mengalami hal-hal
yang terkandung dalam puisi.
 Rima atau Irama adalah persamaan bunyi dalam
penyampaian puisi dari awal hingga akhir puisi.

2. Struktur Batin Puisi


Struktur batin puisi adalah unsur pembangunan puisi
berupa makna yang tidak terlihat oleh mata. Contohnya
adalah tema, nada, suasana, perasaan dan amanat / tujuan.
 Tema / Makna  adalah unsur yang berupa makna
tersirat yang ingin disampikan penulis kepada pembaca
/ pendengar.
 Nada  adalah sikap penyair terhadap audience nya, yang
berkaitan dengan makna dan rasa.
 Amanat  adalah pesan yang ingin disampaikan penulis
pada para  audience nya.
 Perasaan  adalah sesuatu hal yang dilatari oleh latar
belakang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas
sosial, jenis kelamin, dan pengalaman sosial.
B. Jenis Puisi
Berdasarkan jenisnya, puisi terbagi menjadi
beberapa ragam. Antara lain puisi lama dan puisi
baru.

1. Puisi Lama
Puisi lama adalah jenis dari karya sastra puisi yang
diciptakan oleh nenek moyang sejak zaman dahulu.
Dalam puisi lama biasanya terikat pada baris, bait,
rima, irama, dan belum terpengaruh oleh budaya asing.
Ciri-ciri puisi lama
 Anonim ( tidak diketahui siapa pengarangnya )

 Disampaikan dari mulut ke mulut ( sastra lisan )

 Terikat adanya aturan, mulai dari jumlah baris

dalam setiap bait, jumlah suku kata, hingga rima


 Gaya bahasanya tetap ( statis ) dan klise

 Isinya fantastis dan bertema istana sentris


Jenis puisi lama diantaranya pantun, talibun, pantun
berkait ( seloka ), pantun kilat ( karmina ), gurindam,
syair, mantra, dan bidal.
a. Pantun
Pantun adalah puisi lama yang mempunyai sajak a-b-a-b
pada baitnya. Setiap bait terdiri atas 4 baris dengan
setiap barisnya terdiri dari 8-12 suku kata. Pada 2 baris
awal disebut dengan sampiran, sementara pada 2 baris
akhir adalah isi. Pantun dapat dikategorikan berdasarkan
isinya, misalnya pantun anak-anak, pantun agama atau
pantun nasihat, pantun jenaka, dan pantun muda-mudi.

Contoh Pantun :

Ada pepaya ada mentimun  (a)

Ada mangga ada salak  (b)

Dar ipada duduk melamun  (a)

Lebih baik membaca sajak  (b)


b. Talibun
Talibun merupakan pantun yang dalam setiap baitnya,
terdiri atas jumlah baris yang genap, misalnya 6, 8, atau
10 baris. Dalam sebuah talibun, terdapat ciri-ciri sebagai
berikut :
 Jumlah baris harus lebih dari 4 baris dan genap,
misalnya 6, 8, atau 10 baris dalam setiap bait.
 Jika satu bait terdiri atas 6 baris, maka tiga baris awal
adalah sampiran dan tiga baris akhir adalah isi.
 Apabila satu bait terdiri atas 6 baris, maka sajaknya
adalah a-b-c-a-b-c
 Apabila satu bait terdiri atas 8 baris, maka sajaknya
adalah a-b-c-d-a-b-c-d

Contoh Talibun :

 Kalau anak pergi ke pekan  (a)

Yu beli belanak pun beli sampiran  (b)

Ikan panjang beli dahulu  (c)

Kalau anak pergi berjalan  (a)

Ibu cari sanak pun cari isi  (b)

Induk semang cari dahulu  (c)

c. Seloka
Seloka adalah salah satu jenis puisi lama yang hampir
sama dengan pantun dan disebut juga dengan pantun
berkait. Pada baitnya akan terdapat keterkaitan. Misalnya
pada baris kedua bait pertama menjadi baris pertama bait
kedua dan baris keempat bait pertama menjadi baris
ketiga bait kedua. Meskipun begitu, akhiran bunyi atau
rima haruslah sama.

Contoh seloka:

Lurus jalan ke Payakumbuh

Kayu jati bertimbal jalan

Dimana hati tak akan rusuh

Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan

Turun angin patahlah dahan

Ibu mati bapak berjalan

Kemana untuk diserahkan

d. Karmina
Karmina dapat disebut juga sebagai pantun kilat karena
kurang lebih sama dengan pantun, tetapi lebih pendek.
Karmina hanya mempunyai dua baris saja dan bersajak
a-a. Baris pertama disebut dengan sampiran, dan baris
kedua disebut dengan isi.
Contoh Karmina:

Sebab pulut santan binasa


Sebab mulut badan binasa

e. Gurindam
Gurindam yaitu puisi yang terdiri dari dua bait, yang
mana tiap baitnya terdiri dari dua baris kalimat dengan
rima yang sama. Biasanya terkandung nasihat dan
amanat.
Contoh Gurindam :
Apabila orang banyak berkata

Itu tandanya dia berdusta

f. Syair
Syair adalah puisi yang tersusun atas empat baris
dengan bunyi akhiran yang serupa. Syair biasanya
menceritakan sebuah kisah dan di dalamnya terkandung
amanat yang ingin disampaikan penyairnya.
Contoh Syair :

Dengarlah para anak muda,

Rajinlah belajar sepanjang masa.

Ilmu itu tak akan habis dieja,


Untuk bekal sepanjang usia.

g. Mantra
Mantra adalah salah satu karya sastra Melayu yang
isinya dianggap memiliki kekuatan gaib. Mantra dapat
juga disebut sebagai doa sakral yang mengandung
kekuatan gaib dan dimanfaatkan sebagai sarana untuk
mempermudah dalam meraih sesuatu dengan jalan
pintas. Meskipun begitu, mantra sejatinya adalah karya
sastra lisan yang diciptakan oleh nenek moyang dan
telah menjadi budaya Nusantara.
Sebuah mantra umumnya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.

 Mempunyai rima a-b-c-a-b-c, a-b-c-d-a-b-c-d, a-b-c-d-e a-b-


c-d-e
 Bersifat lisan
 Diyakini memiliki kekuatan sakti atau magis
 Terdapat perulangan
 Memiliki majas metafora
 Bersifat esoferik ( bahasa khusus antara pembicara dengan
lawan bicara )

 Lebih bebas dibandingkan puisi lama lainnya dalam suku


kata, baris, dan sajak

Contoh Mantra :

Assalamualaikum putri satulung bersar

Yang beralun berilir simayang


Mari kecil, kemari

Aku menyanggul rambutmu

Aku membawa sadap gading

Akan membasuh mukamu

h. Bidal
Bidal adalah salah satu jenis puisi lama dalam bentuk
peribahasa dalam sastra Melayu lama yang kebanyakan
berisi sindiran, peringatan, nasihat, dan sejenisnya. Bidal
merupakan jenis peribahasa yang memiliki arti lugas,
irama dan rima, sehingga bidal dapat digolongkan ke
dalam jenis puisi.
Adapun ciri-ciri bidal diantaranya yaitu:
 Biasanya berupa kalimat singkat yang memiliki makna
kiasan atau figuratif yang bertujuan menangkis,
menyanggah, dan menyindir.
 Merupakan pengungkapan pikiran dan perasaan demikian
tidak secara langsung, tetapi dengan sindiran, ibarat, dan
perbandingan.
Contoh Bidal :
Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau.
Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.
Ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus.

2. Puisi Baru
Puisi baru adalah  puisi  yang bebas dan tidak terikat
dengan aturan-aturan.  Puisi baru  mempunyai banyak
jenis. Ciri-ciri puisi baru, yakni :
o Terdapat nama pengarang.
o Bentuk rapi dan simetris.
o Menggunakan gaya bahasa yang dinamis.
o Berkembang untuk tulisan dan lisan.
o Setiap baris terdiri dari sebuah gatra ( kesatuan
sintaksis ).
o Setiap gatra terdiri dari dua kata atau lebih ( misal 4-
5 suku kata ).
o Menggunakan pola sajak pantun dan syair, namun ada
juga pola yang
lain.
Jenis puisi baru diantaranya ode, epigram, romance,
elegi, satire, himne, dan balada.

a. Ode
Ode adalah jenis puisi baru yang menggunakan bahasa
resmi tetapi tetap anggun. Ode hampir sama dengan
hymne, karena isinya mengandung pujian atau
sanjungan. Berikut merupakan ciri-ciri puisi ode :
 Menggunakan gaya bahasa resmi
 Memiliki nada yang anggun
 Berisi tentang sesuatu yang mulia
 Bersifat sanjungan, baik terhadap pribadi tertentu atau
peristiwa umum

Contoh Puisi Ode :

“ Generasi Sekarang “
Generasi sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan bangsa
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia

b. Epigram
Epigram adalah jenis puisi baru yang berisi tuntutan
kehidupan. Diantara ciri-ciri puisi epigram antara lain :

 Mengandung unsur pengajaran, didaktik, dan nasihat


 Isinya mengajak ke arah kebenaran
 Merupakan pedoman untuk dijadikan teladan

Contoh Puisi Epigram :

Pagi
Jangan biarkan sekuntum bunga itu
Layu sebelum matahari membelainya
Dengan menggemakan semburat jingga
Ultra dalam irama nuansa cinta semesta
Lihatlah bagaimana alam begitu perkasa
Memainkan peran-Nya
Dalam rindu dendam yang terbungkus
Kasih sayang memberi semburat
Makna seribu pesona

c. Romance
Romansa atau romance adalah jenis puisi baru yang
berisi tentang ungkapan rasa kasih sayang dan
keindahan. Ciri-ciri puisi romansa adalah:

 Berisi tentang keindahan, kisah percintaan, dan kasih


sayang
 Mengungkapkan rasa sayang, rindu, dendam, dan
kemesraan

Contoh Puisi Romansa :


Rindu
Dua merpati bergandengan mesra
Mengibaskan sayapnya penuh nuansa cinta
Aku tertegun menyaksikannya
Hanya beberapa saat aku tersadar
Aku merindukan seseorang
dia yang diam-diam kurasa
Iya, aku menyisakan banyak rindu pada satu nama
Rindu yang mengantarkanku pada ujung resah
Yang ku nanti ketika bersama

d. Elegi
Elegi adalah jenis puisi yang berisi kesedihan. Namun bisa
juga berisi ungkapan kerinduan, kesedihan, duka, atau
kepergian seseorang yang tidak diinginkan. Berikut
merupakan ciri-ciri puisi elegi:
 Berisi ungkapan rasa duka atau keluh kesah
 Diungkapkan dengan sajak atau lagu
 Mengandung kesedihan, rindu, atau kehilangan seseorang

Contoh Puisi Elegi


Sia-Sia
Penghabisan kali itu kau datang
Membawa kembang berkarang
Mawar merah dan melati putih
Darah dan suci
kau tebarkan depanku
Serta pandang yang memastikan: untukmu
Lalu kita sama termangu
Saling bertanya: apakah ini?
Cinta? Kita berdua tak mengerti
Sehari kita bersama. Tak gempir-menghampiri
Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi

e. Satire
Satire adalah jenis puisi baru yang berisi sindiran dan
ditujukan kepada orang-orang yang memiliki kedudukan
atau jabatan tinggi. Berikut merupakan ciri-ciri puisi
satire :
 Berisi tentang sindiran atau kecaman tajam terhadap sesuatu
 Mengungkapkan sindiran terhadap rasa tidak puas hati, pura-
pura, dan kezaliman

Contoh Puisi Satire


Aku bertanya
Aku bertanya…
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian

f. Himne
Himne adalah jenis puisi baru yang isinya mengandung
pujian yang diberikan kepada Tuhan, dewa, tanah air,
pahlawan, maupun almamater (pemandu dunia sastra).
Ciri-ciri puisi hymne antara lain:
 Berisi pujian atau penghormatan
 Mengandung unsur keTuhanan
 Penyampaiannya dilakukan dengan cara dinyanyikan

Contoh Puisi Hymne


Doa
Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah
Amiin
Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan asmaMu bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amiin

g. Balada
Balada adalah jenis puisi baru yang menceritakan sebuah
kisah atau cerita tentang sesuatu atau seseorang. Berikut
merupakan ciri-ciri puisi balada:
 Umumnya terdiri dari tiga bait
 Setiap bait terdiri dari 8 baris
 Memiliki skema rima a-b-a-b-b-c-c-b, kemudian berubah
menjadi a-b-a-b-b-c-b-c
 Baris terakhir dari bait pertama digunakan sebagai referensi
bait-bait berikutnya

Contoh Puisi Balada


Bunda
Engkau adalah wanita
Yang sangat luar biasa…
Kasih sayangmu untukku,
Begitu besar sekali…
Oh bunda….
Engkaulah yang selalu merawatku…
Menjagaku…
Dan menyayangiku…
Kasih sayangmu untukku
Seperti sang surya
Yang menyinari dunia
Engkau tidak meminta balas budi
Apapun dariku…
Bunda…
Engkau sangat tulus merawatku
Dari aku masih dikandunganmu
Sampai aku dewasa…
Bunda…
Engkau sangat berarti bagiku
Tidak akan ada yang bisa menggantikanmu,
Dihatiku selamanya…
“ Sekian dan Terima Kasih “

Anda mungkin juga menyukai