Anda di halaman 1dari 21

REMEDIAL BAHASA INDONESIA

UNSUR
PEMBANGUN
PUISI
ELIZABETH VALENT SANTOSO (XII-1 FARMASI)
APA ITU PUISI??
APA YANG AKAN KITA BAHAS

Puisi adalah bentuk ekspresi artistik yang


menggunakan bahasa yang kaya dan
imajinatif untuk menyampaikan perasaan,
pikiran, dan pengalaman. Puisi sering kali
menggunakan ritme, irama, dan
penggunaan kata-kata yang kreatif untuk
menciptakan efek estetik dan emosional
pada pembaca atau pendengar.
● Puisi Lama
Puisi lama adalah jenis dari karya sastra puisi yang diciptakan oleh nenek
moyang sejak zaman dahulu. Dalam puisi lama biasanya terikat pada baris,
bait, rima, irama, dan belum terpengaruh oleh budaya asing. Maka dari itu,
penciptaan puisi lama akan terikat oleh berbagai aturan yaitu
CIRI- CIRI PUISI
sebagai berikut ini :
1) Jumlah kata dalam 1 baris
2) Jumlah baris dalam 1 bait
3) Persajakan (rima)
4) Banyak suku kata di tiap baris
5) Irama
Ciri-Ciri Puisi Lama
1) Tak diketahui nama pengarangnya
2) Penyampaiannya yang bersifat dari mulut ke mulut sehingga merupakan
sastra lisan.
3) Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya seperti jumlah baris tiap bait,
jumlah suku kata ataupun rima.
1. Pantun
Pantun adalah puisi lama yang mempunyai sajak a-b-a-b pada baitnya. Setiap bait terdiri atas 4 baris
dengan setiap barisnya terdiri dari 8-12 suku kata. Pada 2 baris awal disebut dengan sampiran,
JENIS JENIS PUISI sementara pada 2 baris akhir adalah isi.
Ada pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Lebih baik membaca sajak

2. Karmina
Karmina dapat disebut juga sebagai pantun kilat karena kurang lebih sama dengan pantun, tetapi lebih
pendek. Karmina hanya mempunyai dua baris saja dan bersajak a-a. Baris pertama disebut dengan
sampiran, dan baris kedua disebut dengan isi. Sebuah karmina memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Bersajak a-a, a-b
Mengisahkan seorang pahlawan (epik)
Mengandung dua hal yang bertentangan, yaitu rayuan dan perintah.
Contoh karmina:
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan binasa
3. Syair
Kata “syair” ini berasal dari bahasa Arab, yakni “Syi’ir” yang berarti “perasaan yang menyadari”,
kemudian berkembang menjadi “Syi’ru” yang berarti “puisi dalam pengetahuan umum”.
JENIS JENIS PUISI Jenis puisi lama ini berasal dari Persia yang kemudian dibawa ke Indonesia bersamaan dengan
masuknya agama Islam ke Nusantara. Namun, seiring perkembangan, syair berubah menjadi sastra
klasik Melayu, yang saat ini tengah mendekati kepunahan
Dalam sebuah syair, biasanya menggunakan sajak a-a-a-a dan berisikan mengenai nasihat atau cerita
seorang tokoh besar. Syair biasanya diawali dengan beberapa kata yang klise, misalnya “Pada zaman
dahulu kala…”, ”Tersebutlah sebuah cerita mengenai negeri yang aman sentosa…”, dan lain-lain.

4. Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang pertama kali dibawa oleh orang Hindu sekaligus mendapat
pengaruh dari sastra Hindu, kira-kira pada tahun 100 Masehi. Gurindam adalah salah satu bentuk puisi
Melayu lama yang terdiri atas dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama (a-a-a-a). Sama halnya
dengan jenis puisi lama lainnya, gurindam juga berisikan mengenai nasihat bagi pembaca atau
pendengarnya.
Contoh gurindam:
Carilah ilmu wajib hukumnya (a)
Bahkan sampai ke negeri China (b)
5. Talibun
Talibun merupakan pantun yang dalam setiap baitnya, terdiri atas jumlah baris yang genap, misalnya 6,8, atau 10
baris. Dalam sebuah talibun, terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
Jumlah baris harus lebih dari 4 baris dan genap, misalnya 6, 8, atau 10 baris dalam setiap bait.
Jika satu bait terdiri atas 6 baris, maka tiga baris awal adalah sampiran dan tiga baris akhir adalah isi.
JENIS JENIS PUISI Apabila satu bait terdiri atas 6 baris, maka sajaknya adalah a-b-c-a-b-c
Apabila satu bait terdiri atas 8 baris, maka sajaknya adalah a-b-c-d-a-b-c-d
Contoh talibun:
Kalau anak pergi ke pekan (a)
Yu beli belanak pun beli sampiran (b)
Ikan panjang beli dahulu (c)
Kalau anak pergi berjalan (a)
Ibu cari sanak pun cari isi (b)
Induk semang cari dahulu (c)

6. Seloka
Seloka adalah salah satu jenis puisi lama yang hampir sama dengan pantun dan disebut juga dengan pantun
berkait. Pada baitnya akan terdapat keterkaitan. Misalnya pada baris kedua bait pertama menjadi baris pertama
bait kedua dan baris keempat bait pertama menjadi baris ketiga bait kedua. Meskipun begitu, akhiran bunyi atau
rima haruslah sama.
Contoh seloka:
Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Dimana hati tak akan rusuh
Ibu mati bapak
7. Mantra
Mantra adalah salah satu karya sastra Melayu yang isinya dianggap memiliki kekuatan gaib. Kekuatan gaib ini
disebut-sebut dapat menyembuhkan penyakit atau mendatangkan celaka bagi seseorang. Maka dari itu, untuk
masyarakat Melayu, keberadaan mantra ini tidak hanya sekadar karya sastra saja tetapi juga berkaitan dengan
JENIS JENIS PUISI adat kepercayaan.
Mantra dapat juga disebut sebagai doa sakral yang mengandung kekuatan gaib dan dimanfaatkan sebagai sarana
untuk mempermudah dalam meraih sesuatu dengan jalan pintas. Meskipun begitu, mantra sejatinya adalah karya
sastra lisan yang diciptakan oleh nenek moyang dan telah menjadi budaya Nusantara.
Sebuah mantra umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut,
Mempunyai rima a-b-c-a-b-c, a-b-c-d-a-b-c-d, a-b-c-d-e a-b-c-d-e
Bersifat lisan
Diyakini memiliki kekuatan sakti atau magis
Terdapat perulangan
Memiliki majas metafora
Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dengan lawan bicara)
Misterius
Lebih bebas dibandingkan puisi lama lainnya dalam suku kata, baris, dan sajak
Contoh mantra:
Assalamualaikum putri satulung bersar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Puisi Baru
CIRI- CIRI PUISI Puisi Baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang
bentuknya
lebih bebas daripada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun
rima.
Ciri-Ciri Puisi Baru
1) Mempunyai bentuk yang rapi, simetris
2) Persajakan akhir yang teratur
3) Memakai pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain
4) Umumnya puisi 4 seuntai
5) Disetiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
6) Ditiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5 suku kata
JENIS JENIS PUISI
■ Puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair. Puisi
ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni balada dan romansa. Balada
ialah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh
pujaan.

Contohnya yaitu “Balada Orang-orang Tercinta” dan “Blues untuk Bonnie”


karya WS Rendra. Romansa ialah jenis puisi cerita yang memakai bahasa
romantik yang berisi kisah percintaan yang diselingi perkelahian dan
petualangan.
JENIS JENIS PUISI
■ Puisi Lirik
Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi, ode, dan
serenade.
1) Elegi ialah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya “Elegi
Jakarta” karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di
Kota Jakarta.
2) Serenada merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata
“serenada” bermakna nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.
Rendra banyak menciptakan serenada dalam 4 Kumpulan Sajak. Misalnya
“Serenada Biru”, “Serenada Hitam”, “Serenada Merah Jambu”, “Serenada
Kelabu”, “Serenada Ungu”, dan lain sebagainya. Warna-warna di belakang
serenade itu menggambarkan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia,
sedih, dan kecewa
JENIS JENIS PUISI
3) Ode ialah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau
keadaan. Ode banyak ditulis sebagai pemujaan terhadap tokoh-
tokoh yang dikagumi. Contohnya adalah “Teratai” karya Sanusi Pane,
“Diponegoro” karya Chairil Anwar, dan “Ode Buat Proklamator” karya Leon
Agusta.

■ Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap
keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik
perhatian.
Puisi yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif adalah satire dan puisi
kritik sosial.
JENIS JENIS PUISI

1) Satire ialah puisi yang mengungkapkan perasaan ketidakpuasan penyair


terhadap suatu keadaan dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan
sebaliknya.

2) Puisi kritik sosial ialah puisi yang menyatakan ketidakpuasan penyair


terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang dengan cara membeberkan
kepincangan atau ketidakberesan keadaan atau orang tersebut. Kesan
penyairan ini juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang
mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.
APA SAJA UNSUR UNSUR
PEMBANGUN PUISI??
Yuk cari tahu!
2 UNSUR PEMBANGUN PUISI
UNSUR PEMBANGUN PUISI TERBAGI MENJADI 2 YAITU; UNSUR EKSTRINSIK DAN INTRINSIK

● Unsur ektrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang berada di luar puisi dan memengaruhi
kehadiran puisi sebagai karya seni. Adapun yang termasuk dalam unsur ekstrinsik puisi ialah aspek
historis, psikologis, filsafat, dan religius
1) Aspek historis merupakan unsur-unsur kesejarahan atau gagasan yang terkandung dalam puisi.
2) Aspek psikologis merupakan aspek kejiwaan pengarang yang termuat dalam puisi
3) Aspek filsafat, beberapa ahli menyatakan bahwa suatu filsafat berkaitan erat dengan puisi atau
karya sastra keseluruhan. Beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa filsafat dan karya sastra dalam
hal ini puisi, tidak saling terkait satu sama lain.
4) Aspek religius dalam puisi mengacu pada tema yang umum diangkat dalam
● Unsur intrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi dan memengaruhi
puisi sebagai karya sastra. Yang termasuk unsur intrinsik puisi ialah diksi, imaji, majas, bunyi, rima,
ritme, dan tema.
1) Diksi atau pilihan kata
Dalam membangun puisi, penyair hendaknya memilih kata dengan cermat dengan cara
mempertimbangkan makna, komposisi bunyi dalam rima dan iramaa, kedudukan kata di tengah
konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam suatu puisi keseluruhan.

2) Daya bayang atau imaji


Yang dimaksud dengan daya bayang atau imaji ketika membangun puisi ialah penggunaan kata
yang konkret dan khas yang dapat menimbulkan imaji visual, auditif, ataupun taktil.

3.) Gaya bahasa atau majas


Gaya bahasa atau majas atau bahasa figuratif dalam puisi ialah bahasa yang dipakai penyair
untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau memakai kata-kata yang bermakna
kiasan atau lambang.
4) Bunyi
Bunyi dalam puisi mengacu pada dipakainya kata-kata tertentu sehingga
menimbulkan efek nuansa tertentu.

5) Rima
Rima ialah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang
bertujuan untuk menimbulkan efek keindahan.

6) Ritme
Ritme dalam puisi adalah dinamika suara dalam puisi agar tidak dirasa
monoton bagi penikmat puisi.

7) Tema
Tema dalam puisi ialah ide atau gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh
pengarang melalui puisinya
JENIS-JENIS MAJAS
1. Personifikasi
Majas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan
seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia.
Contoh:
- Laut yang biru seakan menatapku dalam keheningan.
- Angin berbisik di telingaku.
- Matahari tersenyum di langit.

2. Metafora
Majas metafora menyamakan dua hal yang tidak sama secara harfiah atau literal.
Contoh:
- Sang raja siang bersinar dan membawa kehangatan.
- Dia adalah pelita dalam kegelapan.
3. Hiperbola
Hiperbola merupakan majas yang mengandung unsur exaggerasi atau pembesaran. Gaya bahasa
ini digunakan saat kita membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain dan tak masuk akal
untuk disandingkan sebagai perbandingan.
Contoh:
- Sudah kubilang berjuta kali.
- Kamu bikin aku gila.

4. Simile
Majas Simile digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda dengan menggunakan kata-
kata 'seperti' atau 'sebagai.' Simile digunakan untuk memberikan efek khusus, meningkatkan
deskripsi atau memperkuat perasaan.
Contoh:
- Dia berbicara seperti air yang mengalir.
- Wajahnya segar seperti buah delima
5. Alegori
Majas Alegori digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau filosofis yang lebih dalam atau
untuk memberikan interpretasi yang lebih kaya atas suatu cerita atau teks.
Contoh:
- Kupu-kupu yang melintas mewakili kebebasan dan transformasi.
- Lumbung padi yang penuh mewakili kesuksesan dan kekayaan.

6. Asosiasi
Gaya bahasa perbandingan dalam majas asosiasi digunakan untuk menyampaikan perasaan atau
emosi dengan suatu objek, simbol, atau situasi yang berbeda.
Contoh:
- Langit yang biru mengingatkan aku pada kenangan indah masa kecil.
- Bunga mawar merah mengingatkan aku pada cinta yang dahulu.
7. Antonomasia
Majas antonomasia biasanya digunakan dengan nama atau gelar yang secara umum mewakili
seseorang atau sesuatu yang lebih spesifik. Majas ini sering digunakan untuk menyampaikan suatu
ide atau perasaan secara implisit atau memberikan efek khusus dalam teks.
Contoh:
- "Guru Besar" mengacu pada seseorang yang diakui sebagai ahli dalam bidang tertentu.
- "Raja Komedi" mengacu pada seseorang yang diakui sebagai ahli dalam komedi.

8. Eufemisme
Majas eufemisme digunakan untuk mengganti kata-kata atau frasa yang kasar atau tidak sopan
dengan kata-kata atau frasa yang lebih halus atau sopan. Eufimisme sering digunakan untuk
menghindari konfrontasi atau menyampaikan pesan yang lebih halus.
Contoh:
- Dia telah pergi ke alam sana (artinya dia meninggal).
- Dia sedang mengalami kesulitan finansial (artinya dia miskin).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai