Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puisi Rakyat

Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai dan berkembang
dalam kehidupan masyarakat. Puisi rakyat dikenal juga sebagai puisi lama atau puisi tradisional.

Puisi rakyat mempunyai struktur yang sudah ditentukan mulai deretan kalimatnya, ejaan lafalnya, suku
kata, penekanan suara, hingga irama.

Puisi rakyat ditandai oleh bentuknya yang tetap, terikat oleh jumlah larik per bait, jumlah kata per baris,
dan rima akhir.

Ada beberapa macam puisi rakyat yang ada di Indonesia sejak masa sastra Melayu lama, yakni mantra,
pantun, peribahasa, bidal, pepatah, perumpamaan, gurindam, seloka, syair, serta puisi saduran dari
Arab parsi.

Namun, jenis puisi rakyat yang sering dipelajari ialah pantun, gurindam, dan syair. Ketiga jenis puisi ini
mempunyai nilai-nilai kesusastraan yang begitu kaya. Ada banyak muatan nilai yang bisa dipelajari di
dalamnya seperti moral, sikap dan agama.

2.2 Jenis Puisi Rakyat

Puisi Rakyat yang sering dipelajari memiliki tiga (3) jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Pantun

Pantun adalah sajak pendek, tiap-tiap kolet biasanya empat baris ab ab dan dua baris yang dahulu
biasanya untuk tumpuan saja (Ali, 2006:288) Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat
luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris
bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun
pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.

Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris
pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan
biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk
mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun
tersebut.

Ciri-ciri pantun:
1) Setiap bait terdiri 4 baris
2) Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3) Baris 3 dan 4 merupakan isi
4) Bersajak a – b – a – b
5) Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6) Berasal dari bahasa Melayu

Contoh :

Berburu ke padang datar (a)

Mendapat rusa belang kaki (b)

Berguru kepalang ajar (a)

Bagai bunga kembang tak jadi (b)

Pantun yang kita kenal dalam masyarakat Indonesia memiliki keanekaragaman atau variasi

1) Pantun Anak-anak

2) Pantun Muda-mudi

3) Pantun Orang Tua

4) Pantun Jenaka

5) Pantun Teka-teki

b. Sajak

Sajak adalah suara hati penyairnya, sajak lahir daripada jiwa dan perasaan tetapi sajak yang baik
bukanlah hanya permainan kata semata-mata. Sajak yang baik membawa gagasan serta pemikiran yang
dapat menjadi renungan masyarakat . Sajak itu ditulis untuk mencari kebenaran. Katanya lagi, "dalam
sajak terdapat tanggapan terhadap hidup secara batiniah". Oleh karena itu, di dalam sajak harus ada
gagasan dan keyakinan penyair terhadap kehidupan, atau lebih tepat lagi, nilai kemanusiaan.

Ciri-ciri sajak antara lain berasal dari perkataan Arab “saj” yang bermaksud karangan puisi, sebagai
puisi modern, bentuknya bebas dari pada puisi dan syair, pemilihan kata-kata yang indah.

Contoh:
"Sebatang Lisong"
Penyair-penyair salon
Yang bersajak tentang anggur dan rembulan
Sementara ketidakadilan terjadi disampingnya
Dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
Termangu-mangu di kaki dewi kesenian

c. Syair

Syair adalah puisi lama yang terdiri atas 4 (empat) baris yang berakhir dengan bunyi yang sama
(berirama aaaa). Puisi lama yang berasal dari Arab, yang memiliki ciri-ciri setiap bait terdiri dari 4 baris
dan semua baris merupakan isi, jadi tidak memiliki sampiran, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata yang
biasanya berisi nasehat, dongeng ataupun cerita.

Contoh:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Pada zaman dahulu kala (a)

Tersebutlah sebuah cerita (a)

Sebuah negeri yang aman sentosa (a)

Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Negeri bernama Pasir Luhur (a)

Tanahnya luas lagi subur (a)

Rakyat teratur hidupnya makmur (a)

Rukun raharja tiada terukur (a)


Memahami isi puisi rakyat, yaitu pantun, gurindam, dan syair tentu sangat berbeda dengan memahami
prosa. Dalam menyimpulkan isi puisi rakyat, perlu memahami beberapa unsur. Unsur-unsur yang perlu
kamu pahami, yaitu makna, tema, dan pesan dalam puisi rakyat.

Makna atau isi puisi rakyat dapat dipahami dengan baik jika mengerti kata-kata yang terkandung dalam
puisi tersebut, baik dalam pantun, gurindam, maupun syair. Pembaca harus menafsirkan arti setiap kata
dalam puisi tersebut. Kata-kata dalam puisi sering bermakna konotasi.

Pada dasarnya tema atau topik puisi merupakan pokok permasalahan dalam puisi. Tema merupakan
wujud permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Tema puisi ada bermacam-macam, misalnya tema
keagamaan, kehidupan alam, kemanusiaan, perjuangan, persahabatan.

Pesan atau amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi rakyat. Cara
menyampaikan amanat puisi berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal.

Unsur kebahasaan puisi rakyat terdiri dari beberapa jenis kalimat, yakni perintah, saran, ajakan,
larangan, dan pernyataan sopan.

Anda mungkin juga menyukai