Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“PUISI LAMA” ini dengan lancar tanpa ada suatu halangan yang berarti.

Makalah ini semata-mata kami susun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu dari
tugas pelajaran Bahasa Indonesia, untuk belajar menulis makalah serta untuk menganalisis
dan menambah pengetahuan mengenai pengertian, ciri-ciri, dan jenis-jenis puisi lama.

Selama pengerjaan makalah ini, kami mendapatkan banyak bimbingan, petunjuk serta
dorongan berupa moral dan spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan
terimakasih kepada para pembaca dan semua pihak yang tergabung dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
menyempurnakan karya tulis ini.

Tulungagung, September 2016

Penyusun
PUISI LAMA

A. PENGERTIAN PUISI LAMA

Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah
baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas
puisi lama dan puisi baru. Puisi lama jelas merupakan puisi yang lazim lahir dan
muncul sejak zaman dahulu serta telah digunakan sejak jaman - jaman kerajaan.
Puisi lama telah menjadi warisan kebudayaan Indonesia dan seringkali di
gunakan untuk upacara - upacara adat seperti acara pernikahan.
Dalam khasanah sastra Indonesia, Pengertian puisi lama adalah puisi yang
terikat dengan rima, atau jumlah baris yang kemudian padat makna. Rima sendiri
merupakan bunyi akhiran yang tersusun. Untuk Pantun misalnya biasanya memiliki
rima AB, AB dan memiliki jumlah baris yaitu empat.

B. ATURAN-ATURAN PUISI LAMA

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan yang
diikat oleh puisi lama itu antara lain adalah sebagai berikut :

1) Terikat dengan jumlah baris, apakah 2, 4 atau lebih perkataan


2) Terikat dengan jumlah suku kata pada satu bait
3) Terikat aturan jumlah baris pada satu bait
4) Terikat dengan persajakan (rima)
5) Terikat dengan irama yang sama, yaitu berirama 2-2.

C. CIRI-CIRI PUISI LAMA


1) Tidak diketahui siapa pengarangnya karena biasanya berasal dari cerita rakyat
atau puisi rakyat.
2) Karena tidak diketahui siapa pengarangnya, sehingga sudah pasti puisi lama
disebarkan secara lisan atau dari mulut ke mulut.
3) Puisi lama terlihat lebih kaku karena terikat oleh aturan-aturan tertentu seperti
rima, ritma, persajakan, jumlah baris dan lain sebagainya.
D. SIFAT-SIFAT PUISI LAMA
1) Statis, sedikit mengalami perkembangan.
2) Diferensiasi, sedikit perhubungan beberapa unsur sangat kuat. Mula-mula
orang melakukan sastra bukan untuk kesenangan hati,melainkan untuk
mantra,baru kemudian orang mengerjakan sastra untuk kenikmatan.
3) Tradisional, memiliki bentuk yang telah ditetapkan lebih dahulu menurut
peraturan-peraturan yang dijadikan adat atau tradisi. Ini disebabkan adanya
kepercayaan terhadap tenaga ghaib bahasa pada zaman itu. Tenaga ghaib itu
terletak pada bentuknya yang tetap.kalau salah,mungkin akan menimbulkan
malapetaka
4) Puisi terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat
5) Nama pengubah tidak disebut (anonim)
6) Puisi dilakukan secara lisan.bahkan sebelum tahun 1500 cara lisan itu
merupakan satu-satunya bentuk sastra
7) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku
kata maupun rima.

E. JENIS-JENIS PUISI LAMA


1) PANTUN
a. Pengertian Pantun
Pantun merupakan puisi melayu lama asli indonesia yang terdiri dari
sampiran dan isi dengan rima a-b-a-b. Kata “Pantun” berasal dari bahasa
jawa kuno yaitu tuntun, yang berarti mengatur atau menyusun. Pantun
adalah sebuah karya yang tidak hanya memiliki rima dan irama yang
indah, namun juga mempunyai makna yang penting. Pantun awalnya
merupakan karya sastra indonesia lama yang diungkapkan secara lisan,
namun seiring berkembangnya zaman sekarang pantun mulai diungkapkan
tertulis.
Pantun merupakan karya yang dapat menghibur sekaligus mendidik
dan menegur. Pantun merupakan ungkapan perasaan dan pikiran, karena
ungkapan tersebut disusun dengan kata-kata hingga sedemikian rupa
sehingga sangat menarik untuk didengar atau dibaca. Pantun menunjukkan
bahwa indonesia memiliki ciri khas tersendiri untuk mendidik dan
menyampaikan hal yang bermanfaat.
Pantun disebut juga dengan puisi rakyat yang tumbuh dan berkembang
di kalangan masyarakat. Pantunlah satu-satunya puisi lama yang masih
hidup dan tersebar luas di zaman yang modern ini. Pantun dapat dikatakan
sebagai puisi nasional karena hampir setiap suku bangsa Indonesia
mempunyai puisi yang bentuk dan isinya sama dengan pantun.

b. Ciri-Ciri Pantun :

 Setiap bait terdiri dari 4 baris.


Itulah bentuk pantun yang paling umum. Setiap baitnya terdiri dari 4
larik/ baris.

Contohnya:

1. →Burung dara burung merpati


2. →Terbang tinggi jauh melayang
3. →Jika ingin terhibur hati
4. →Ingatlah Tuhan Maha Penyayang

 Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.


Jika melebihi jumlah suku kata di atas, maka akan merusak rima dan
persajakan.

Contohnya :

bu-rung-da-ra-bu-rung-mer-pati → 9 suku kata


ter-bang-ting-gi-ja-uh-me-la-yang → 9 suku kata
ji-ka-ing-in-ter-hi-bur-ha-ti → 9 suku kata
Ing-at-lah-Tu-han-Ma-ha-Pe-nya-yang → 10 suku kata
 Setiap baris terdiri dari 4 – 6 kata.
Apabila melebihi aturan tersebut, maka akan merusak sebuah tatanan
puisi.

Contohnya :

Tupai sedang sakit mata


Naik rakit ke padang datar
Untuk apa bermain cinta
Lebih baik banyak belajar

 Setiap bait pantun terdiri atas sampiran dan isi.


Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan
keempat merupakan isi. (Walaupun sampiran tidak berhubungan
langsung dengan isi, namun lebih baik apabila kata – kata pada
sampiran merupakan cerminan dari isi yang hendak disampaikan).
Sampiran biasanya menceritakan tentang hewan, tumbuhan, dan
keadaan sekitar.

Contoh sampiran :
[1]
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ketepian
………..
………………..

[2]
Dari mana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
……………………
……………………
Baris ke-3 dan ke-4 adalah isi
Pesan atau isi pantun berada pada baris ke-3 dan ke-4.
Contoh isi :
[1]
…………………..
………………………..
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

[2]
……………………
………………………
Dari mana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati

 Pantun Bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau


sajak lain)

Contoh Pantun Berima a-b-a-b

Apa tanda indahnya ta-man


Tempat bermain kunang-ku-nang
Apa tanda orang beri-man
Hatinya lapang hidupnya te-nang

Contoh Pantun Berima a-a-a-a

Tinggi nian pohon kela-pa


Buahnya dibuat berupa-ru-pa
Gadis kecil anak sia-pa
Murah senyum suka menya-pa
Tipe a : pantun kilat (karmina) : 2 larik setiap bait

Tipe b : pantun : 4 larik setiap bait

Tipe c : talibun : 6,8,10 – 20 larik setiap bait

Contoh : Pantun tipe a :

Sudah gaharu cendana pula (S)

Sudah tahu bertanya pula (I)

Sebab pulut santan binasa (S)

Sebab mulut badan binasa (I)

Contoh pantun tipe b :

Kalau gugur gugurkan nangka (S)

Jangan ditimpa si cabang pauh (S)

Kalau tidur tidurkan mata (I)

Jangan dicinta orang yang jauh (I)

Contoh pantun tipe c :

Gulai kacang dalam belanga (S)

Masak senja dimakan pagi (S)

Dimakan enak raja Cina (S)

Esa adat dua lembaga (I)

Pakaian kita di negeri (I)

Bingung dan miskin jangan terlenda (I)


c. Macam-Macam Pantun

1. Berdasarkan Siklus Kehidupan (usia) :

 Pantun Anak – Anak, yaitu pantun yang berhubungan dengan


kehidupan pada masa kanak – kanak. Pantun ini dapat
menggambarkan makna suka cita maupun duka cita.
 Pantun Orang Muda, yaitu pantun yang berhubungan dengan
kehidupan pada masa muda. Pantun ini biasanya bermakna
tentang perkenalan, Hubungan Asmara dan rumah tangga,
Perasaan (kasih sayang, iba, iri, dll), dan nasib.
 Pantun Orang tua, yaitu pantun yang berhubungan dengan
Orang Tua. Biasanya tentang Adat Budaya, Agama, Nasihat,
dll.

2. Berdasarkan Isinya :

 Pantun Jenaka, yaitu pantun yang berisikan tentang hal – hal


lucu dan menarik.
 Pantun Nasihat, yaitu pantun yang berisikan tentang nasihat,
bertujuan untuk mendidik, dengan memberikan nasihat tentang
moral, budi perkerti, dll.
 Pantun Teka – Teki, yaitu pantu yang berisikan teka teki, dan
biasanya pendengar atau pembaca diberi kesempatan untuk
menerka teka – teki pantun tersebut.
 Pantun Kiasan, Pantun yang berisikan tentang kiasan yang
biasanya untuk menyampaikan suatu hal secara tersirat.

d. Contoh Pantun
 Pantun Anak
Elok rupanya kumbang janti
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
 Pantun Orang Muda
Sekuntum bunga dalam padi
Ambil batang cabut uratnya
Tuan sepantun langit tinggi
Bolehkah berlindung dibawahnya?

 Pantun Orang Tua


Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang selaranya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya

 Pantun Jenaka
Sianak bermain dalam kubangan
Bersama sapi dan kambing domba
Enak sungguh gembala makan
Tiada diingat lumpur dimuka

 Pantun Nasihat
Tuntutlah ilmu ke negeri cina
Jangan kau turut negeri eropa
Carilah ilmu yang berguna
Hakikat hidup ada disana

2) SYAIR
a. Pengertian Syair
Kata syair berasal dari bahasa Arab, syu'uryang artinya
"perasaan". Dilihat dari asal katanya, syair dapat diartikan sebagai
ekspresi perasaan atau pikiran pembuatnya. Syair adalah jenis puisi
lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir
dengan bunyi yang sama.
Syair digunakan untuk melukiskan hal-hal yang panjang
misalnya tentang suatu cerita, nasihat, agama, cinta, dan lain-lain. Oleh
karena itu, bait-bait dalam syair sangat banyak. Ditinjau dari struktur
fisiknya, syair sangat terikat oleh jumlah baris dalam satu bait, jumlah
suku kata dalam setiap baris, jumlah bait dalam setiap puisi, dan aturan
dalam hal rima dan ritma.

b. Ciri-Ciri Syair
Ciri-ciri syair antar lain sebagai berikut:

 Syair terdiri atas empat baris/larik dalam setiap bait.


 Syair tidak memiliki sampiran, seperti halnya dalam
pantun. Dengan kata lain, semua baris mengandung isi
dan makna.
 Syair tidak selesai dalam satu bait.
 Makna syair ditentukan oleh bait-bait berikutnya
(hampir sama dengan paragraf dalam cerita).
 Pola rimanya a-a-a-a (rima sama).
 Irama terjadi pada setiap pertengahan baris antara empat
hingga enam suku kata.

c. Syair Tertua
Syair yang tertua didapati pada batu nisan di ‘minje tujob’ (Aceh).
Berangka tahun 781=138 Masehi.

d. Syair dalam puisi baru


Pengaruh syair dalam puisi baru masih tampak jelas. Terutama pada
jumlah larik dan iramanya. Rima syair dalam puisi baru cenderung
sesuai dengan rima pantun.

e. Syair dalam kesusastraan Indonesia


Sebelum Indonesia merdeka,kesusastraan melayu-tionghoa
berkembang di Indonesia. Dalam bidang puisi,kesusastraan Indonesia
–tionghoa menghasilkan bentuk : pantun.syair.dan puisi modern.
f. Macam-Macam Syair

Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, yaitu:

1. Syair Panji: Syair panji adalah syair yang berisi/bercerita


tentang keadaan yang terjadi dalam istana (kerajaan), keadaan
orang-orang yang ada atau berasal dari dalam istana.
Contohnya “Syair Ken Tambunan”.
2. Syair Romantis: Syair romantis adalah syair yang berisi
tentang percintaan pelipur lara, cerita rakyat. Contohnya, “Syair
Bidasari”.
3. Syair Kiasan: Syair kiasan adalah syair yang menceritakan
tentang percintaan antara ikan, burung, bunga, atau buah-
buahan yang semuanya itu hanyalah simbolik yang terkandung
di dalamnya, kiasan atau sindiran kepada peristiwa tertentu.
Contohnya, “Syair Burung Pangguk”.
4. Syair Sejarah: Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan
peristiwa sejarah terpenting, misalnya tentang peperangan.
Contoh, “Syair Perang Mengkasar”.
5. Syair Agama: Syair agama adalah syair yang mengandungi
tema ajaran ilmu tasawuf. Syair agama tergolong syair
terpenting, terbagi menjadi empat, yaitu syair sufi, syair tentang
ajaran Islam, syair riwayat Nabi, dan syair nasihat.

g. Contoh Syair

Contoh Syair Nasihat

Wahai Ananda dengarlah pesan


Pakai olehmu sifat anak jantan
Bertanggung jawab dalam perbuatan
Beban dipikul pantang dielakkan
Wahai Ananda intan pilihan
Sifat tanggung jawab engkau amalkan
Berani mencencang terpotong tangan
Berani berhutang tumbuhlah beban

Wahai Ananda permata hikmat


Tanggung jawabmu hendaklah ingat
Berani menanggung sebab akibat
Berani berbuat tangan dikebat

Wahai Ananda intan terserlah


Bertanggung jawab dalam bertingkah
Berani menanggung sakit dan susah
Berani mati mempertahankan lidah

Wahai Ananda Bunda berpesan


Tanggung jawabmu jangan tinggalkan
Sakit dan perih engkau tahankan
Aib dan malu engkau tampungkan

Contoh Syair Pendidikan

Bangunan ini sudah tua


Namun jangan dikira renta
Kemarilah untuk bermimpi dan berharap
Tentang gelora masa muda

Jika memang punya mimpi


Datanglah belajar di sini
Sebagai bekal untuk diri
Kelak berguna masa nanti
Bangunan tua ini sekolahmu
Sekolah untuk menimba ilmu
Belajar tekun bersama Guru
Untuk ilmu yang baru

Contoh Syair Cinta Romantis

Dengan bismillah permulaan warkat


Diambil kertas kalam diangkat
Pena dan tinta jadi serikat
Menyampaikan hakikat dengan hasrat

Pena menyelam dawat menyambut


Terbentang kertas putih umbut
Kalam menari kata disebut
Jejak terbentang sebagai rambut

Awal mulanya surat direka


Kenangan menyerang tidak berjangka
Siang malam segenap ketika
Wajah Adinda rasa di muka

Surat inilah pengganti diri


Datang menjelang muda bestari
Duduk berbincang berperi-peri
Melepas rindu hati sanubari

3) GURINDAM
a. Pengertian Gurindam
Gurindam adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari dua bait,
tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan rima yang sama, yang
merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa oleh
orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa
Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal,
perumpamaan. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau
perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari
masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Pada dasarnya gurindam berbeda dengan pantun karena di
dalam gurindam hanya terdapat dua larik pada satu bait sedangkan
pantun memiliki empat baris di setiap baitnya. Gurindam memiliki
kalimat yang saring terkait. Dengan kata lain gurindam adalah kalimat
majemuk yang terdapat hubungan sebab-akibat di dalamnya.

b. Ciri-Ciri Gurindam

1) Gurindam memiliki dua buah baris pada setiap baitnya.


2) Setiap baris terdapat 10 - 14 kata.
3) Terdapat hubungan sebab - akibat pada tiap barisnya.
4) Pada setiap baris memiliki rima maupun sajak A-A, B-B, C-C, D-
D dan seterusnya.
5) Isi, kesimpulan atau maksud dari gurindam terdapat pada baris
kedua.
6) Isi, kesimpulan atau maksud berbentuk nasehat, filosofi, atau
sebagainya.

c. Macam-Macam Gurindam

1. Gurindam Berkait
Gurindam berkait merupakan gurindam yang pada bait
pertamanya memiliki hubungan dengan bait selanjutnya dan juga pada
bait-bait seterusnya.
Contoh Gurindam Berkait:

Hidup itu saling menghargai


Bukan mengharap puji-puji
Jika ingin punya teman banyak di kemudian hari
Haruslah kita selalu menepati janji
Jika tidak suka memberi
Maka jangan suka memaki-maki
Hidup itu harus saling mengerti
Jika tidak ingin menyesal di kemudian hari

Hidup memang penuh kejutan


Tetapi kegagalan tetaplah menyakitkan
Meskipun usaha telah maksimal
Bukan berarti kamu sedang sial

2. Gurindam Berangkai
Gurindam berangkai gurindam yang memiliki kata yang sama
pada setiap baris pertama baitnya.
Contoh Gurindam Berangkai:

Berburuk hati kepada teman


Berburuk hati kepada lawan
Jika kamu ingin hidup tenang
Maka harus menghargai orang

Bukalah pintu cinta dihatimu


Bukalah pintu cinta dimatamu
Jika cinta itu untuknya
Hendaknya kamu membuka mata

Ketika bunga enggan merekah


Ketika bunga enggan memerah
Kabar hati engkau sedang gundah
Pasti dia yang engkau pilah
4) SELOKA
a. Pengertian Seloka
Seloka ialah puisi tradisional melayu yang berbentuk bebas
yang tidak mempunyai bentuk tertentu dari segi rangkap.Jumlah
baris,sama ada mempunyai irama atau pun tidak.Antara ciri seloka
adalah mengejek,menyindir,secara serius atau jenaka mahupun
mengkritik tingkah laku dan sifat negatif seseorang ataupun kelompok
masyarakat.
Menurut kamus dewan edisi ke-4, seloka ialah sejenis puisi
yang mengandungi ajaran seperti sindiran mahupun jenaka.kata seloka
berasal dari bahasa sanskrit iaitu 'sloka'.seloka biasanya ditulis dua atau
empat baris dan terkadang seloka juga ditulis lebih dari empat baris.

 Menurut Sabarudin Ahmad,seloka adalah pantun berangkai


(pantun berkait)

 Menurut C . Hooykas ,bentuk seloka mempunyai ciri-ciri


sebagai berikut :
a. Setiap bait terdiri atas 4 larik
b. Berima terus (sama)
c. Setiap larikterdiri atas 8-11suku kata
d. Tidak bersampiran
e. Isinya : sindiran,atau tanggapan sesaat

 Menurut Simorangkir-Simanjuntak ,seloka adalah bidal ataupun


pepatah yang diberi sampiran.
Contoh :
Setali pembeli kemenyan,
Sekupang pembeli ketaya.
Sekali lancung keujian,
Seumur hidup tak dipercaya.
Kesimpulan :
1. Seloka dalam kesustraan Indonesia berbentuk
caturrangkai.
2. Persamaannya dengan syair,kecuali bentuk caturrangkai
pada rima akhir,yaitu rima terus.
3. Persamaannya dengan pantun,kecuali bentuk
caturrangkai,satu bait seloka telah memuat pikiran yang
lengkap.
4. Iramanya seperti pantun dan syair.
5. Seloka berisi sinpiran,kritik,atau tanggapan sesaat.
6. Seloka bersifat liris seperti pantun.

b. Ciri-Ciri Seloka

 Satu bait seloka terdiri daripada 4 baris atau lebih.


 Memiliki lebih dari satu bait.
 Seloka pula disusun secara berangkap.Namun setiap rangkap
tidak tetap,jadi rima akhir adalah bebas.isi seloka biasanya
bersifat menyindir atau mengejek seperti seloka Pak kaduk.
 Berasal daripada perkataan sanskrit bermaksud karangan
berangkap yang melarat.
 Tidak tetap bilangan baris dan iramanya.
 Isinya lebih kepada mesej-mesej lucu,jenaka,ejekan,gurauan
atau sindiran yang tajam.
 Sebuah seloka mmepunyai kesatuan isi atau idea yang lengkap.

c. Contoh Seloka
Contoh Seloka umum :
Baik beristri perempuan sumbing
walaupun marah tertawa juga
Baik berisitri perempuan janda
anak tiri boleh disuruh

jangan digenggam bagai bara


terasa panas dilepaskan

Baik beristri perempuan gemuk


nahhai memeluk punggung kerbau

Contoh seloka yang dijadikan pantun:


Ikan serinding menyeriding
meski tulangnya enak juga
Elok beristri perempuan sumbing
meski marah tertawa juga

Asam kandis asam belimbing


ketiga dengan asam jawa
Elok berbini perempuan sumbing
sedang marah tertawa juga

Anak Agam menjual sutera


jual di Rengat tengah pekan
Jangan digenggam bagai bara
terasa panas dilepaskan
Kerupuk berderuk-deruk
dimakan berdesau-desau
Berisitri perempuan gemuk
bagai memeluk punggung kerbau

Contoh Seloka dan pantun yang ditulis dalam bentuk peribahasa:


Umumnya peribahasa yang dirubah dari seloka menjadi kalimat
majemuk dalam satu baris, hanya teknik penulisannya saja.

Baik berisitri perempuan sumbing, walaupun mara tertawa juga

Baik berisitri perempuan janda, anak tiri boleh disuruh

Jangan digenggam bagai bara, terasa panas dilepaskan

Baik berisitri perempuan gemuk, bagai memeluk punggung kerbau

5) MANTRA
a. Pengertian Mantra
Mantra adalah rangkaian kata yang mengandung rima dan
irama yang dianggap mengandung kekuatan gaib. Mantra biasanya
diucapkan oleh seorang dukun atau pawang untuk atau menandingi
kekuatan gaib lainnya. Namun, hakikat mantra itu sendiri adalah doa
yang diucapkan oleh seorang pawang dalam keadaan trance atau
kerasukan. Di dalam mantra yang penting bukan makna kata demi kata,
melainkan kekuatan bunyi yang bersifat sugestif.
b. Ciri-Ciri Mantra
Ciri-ciri mantra adalah sebagai berikut.
1. Di dalam mantra terdapat rayuan dan perintah.
2. Mantra mementingkan keindahan bunyi atau permainan bunyi.
3. Mantra menggunakan kesatuan pengucapan.
4. Mantra merupakan sesuatu yang utuh, yang tidak dapat dipahami
melalui bagian-bagiannya.
5. Mantra sesuatu yang tidak dipahami oleh manusia karena merupakan
sesuatu yang serius.
6. Dalam mantra terdapat kecenderungan esoteris (khusus) dari kata-
katanya.

c. Jenis-Jenis dan Contoh Mantra


1. Mantra orang menyadap nira
Assalamu'alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
sumber

2. Mantra pengobat sakit perut


Gelang-gelang si gali-gali
malukut kepala padi
Air susu keruh asalmu jadi
aku sapa tidak berbunyi

3. Mantra berburu rusa


Sirih lontar pinang lontar
terletak diujung muara
Hantu buta jembalang buta
aku angkat jembalang rusa
4. Mantra untuk mengobati orang dari pengaruh makhluk halus.
Sihir lontar pinang lontar
terletak diujung bumi
Setan buta jembalang buta
aku sapa tidak berbunyi

5. Mantra agar anjing tidak menggonggong kepada rimba


sekampung
Pulanglah engkau kepada rimba yang besar,
Pulanglah engkau kepada gunung guntung,
Pulanglah engkau kepada sungai yang tiada berhulu,
Pulanglah engkau kepada kolam yang tiada berorang,
Pulanglah engkau kepada mata air yang tiada kering,
Jikalau kau tiada mau kembali, matilah engkau.

6) BIDAL
Bidal termasuk bentuk puisi. Bidal hanya terdiri atas satu kalimat
(larik). Ada yang lebih dari satu larik tetapi,merupakan suatu kalimat.
Isi bidal berupa ajaran,pendidikan,petunjuk,peringatan,serta pedoman
bagi masyarakat.contoh :

1) Mati ikan karena umpan


2) Besar kayu besar dahannya
3) Habis manis sepah dibuang

Yang termasuk bidal adalah pepatah,peribahasa,tamsil,ibarat,hadis


melayu(aferisme),dan kata adat.

a) Pepatah
Pengertian pepatah ada 2 macam ,yaitu :

1. Ucapan pendek yang mengandung kebenaran.


Contoh :
-Bermain api letup.
-Setali tiga uang.

2. Ucapan pendek untuk mematahkan (memotong)


percakapan orang.
Contoh :
-Tong kosong berbunyi nyaring
-Air beriak tanda tak dalam

b) Peribahasa (ungkapan)

-Kiasan pendek ,bersifat umum.contoh :


Berat sama dipikul.
Patah tumbuh,hilang berganti.

-Potongan (bagian) kalimat yang mengandung kias.


Contoh :
Makan tangan
Duduk perut
Tinggi hati
Lupa daratan

c) Tamsil
Bahasa berkias yang berima dan berirama. Tamsil kadang-
kadang menyerupai girindam atau pantun kilat.
Contoh :
Tua-tua keladi,makin tua makin menjadi.
Ada ubi ada talas,ada budu ada balas.
Keras-keras kerak,kena air lembut juga
d) Ibarat
Bahasa berkias dengan menggunakan perbandingan.
Contoh :
Ibarat kerakap tumbuh di batu,hidup segan mati tak mau.
Ibarat bunga segar dipakai layu dibuang.

e) Hadis melayu
Disebut juga kata arif.hadis melayu merupakan pernyataan
dang dipergunakan sebagai pedoman.kalimat dalam hadis
melayu mengandung kebijaksanaan.
Contoh :
Alang alim rusak agama,alang sepahan negeri kacau.
Di mana tanah diinjak,di sana langit dijunjung.
Waspada sebelum kena,melantai sebelum luput.

f) Kata adat
Pernyataan yang mempunyai nilai hukum.

a. Adat hubungan antar individu


Contoh :
-yang sakit bagi kita itu,sakit juga bagi orang lain.
-yang enak bagi kita itu,enak juga bagi orang lain.

b. Kepemimpinan
-menghukum sepanjang sarak.
-mantri menghukum silang selisih
-penghulu menghukum sepanjang adat,mualim

c. Adat kepribadian
-iman tidak boleh goncang,kemudi tak boleh patah.
Pedoman tidak boleh goyang,haluan tidak boleh berubah
7) TEROMBA
Adalah semacam pidato yang diucapkan bertalian dengan peristiwa
adat. Misalnya,pidato mempersilakan marapulai(mempelai),pidato
mempersilakan makan sirih. Pidato itu menggunakan ikatan puisi.

8) GAZAL
Adalah puisi yang berasal dari kesusastraan arab-persi.puisi ini hampir
tidak dikenal lagi di Indonesia.
Masnawi
Selain gazal,masnawi juga berasal dari kesusastraan arab – persi.

9) NAZAM
Bahwa bagi raja sekalian,
Hendak ada menteri demikian,
Yang pada suatu pekerjaan,
Sempurnakan segala kerajaan,
Menteri inilah maka tolan raja,
Dan peti segenap rahasianya sahaja,
Karena kata raja itu katanya,
Esa artinya dan dua adanya,
Maka menteri yang demikianlah perinya,
Ada keadaan raja dirinya,
Jika raja dapat adanya itu,
Dapat peti rahasianya di situ.

10) RUBA’I

Ruba’i yang terkenal adalah Ruba’iyat karangan Omar Khayam.


Contoh Ruba’i :
Subhana’llah apa hal segala manusia,
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia,

Tanah itu kujadikan tubuhnya kemudian,


Yang ada dahulu dari padanya terlalu mulia.
DAFTAR PUSTAKA

Surana. 2001. Garis Besar Sejarah Sastra Indonesia Lama. Jakarta: Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri

Tofani, M. Abi; dan Nugroho, G.S. 2008. Sari Kata Bahasa Indonesia Lengkap.
Surabaya: Kartika

Suroso. 1981. Ikhtisar Seni Sastra. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1946. Puisi Lama. Jakarta: Dian Rakyat

Fahyuliani Putri, Cintya. 2014., Contoh Pantun Seloka, Talibun, Pantun Kilat
dan Pantun Berbalas. http://sangcacing.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 13
September 2016

Lukman, Umar. 2013., Pengertian & Contoh Mantra.


http://umarlukman.mywapblog.com/. Diakses pada tanggal 13 September 2016

Lien. 2012., Macam-macam Puisi Lama Beserta Contoh. http://iin-


simplevirgo.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 13 September 2016

Izzalatunnisa, Syafira. 2012., Puisi LAMA: MANTRA, GURINDAM, SYAIR,


PANTUN, KARMINA. http://babekece.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 13
September 2016

Anda mungkin juga menyukai