Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“PUISI LAMA” ini dengan lancar tanpa ada suatu halangan yang berarti.
Makalah ini semata-mata kami susun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu dari
tugas pelajaran Bahasa Indonesia, untuk belajar menulis makalah serta untuk menganalisis
dan menambah pengetahuan mengenai pengertian, ciri-ciri, dan jenis-jenis puisi lama.
Selama pengerjaan makalah ini, kami mendapatkan banyak bimbingan, petunjuk serta
dorongan berupa moral dan spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan
terimakasih kepada para pembaca dan semua pihak yang tergabung dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
menyempurnakan karya tulis ini.
Penyusun
PUISI LAMA
Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah
baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas
puisi lama dan puisi baru. Puisi lama jelas merupakan puisi yang lazim lahir dan
muncul sejak zaman dahulu serta telah digunakan sejak jaman - jaman kerajaan.
Puisi lama telah menjadi warisan kebudayaan Indonesia dan seringkali di
gunakan untuk upacara - upacara adat seperti acara pernikahan.
Dalam khasanah sastra Indonesia, Pengertian puisi lama adalah puisi yang
terikat dengan rima, atau jumlah baris yang kemudian padat makna. Rima sendiri
merupakan bunyi akhiran yang tersusun. Untuk Pantun misalnya biasanya memiliki
rima AB, AB dan memiliki jumlah baris yaitu empat.
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan yang
diikat oleh puisi lama itu antara lain adalah sebagai berikut :
b. Ciri-Ciri Pantun :
Contohnya:
Contohnya :
Contohnya :
Contoh sampiran :
[1]
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ketepian
………..
………………..
[2]
Dari mana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
……………………
……………………
Baris ke-3 dan ke-4 adalah isi
Pesan atau isi pantun berada pada baris ke-3 dan ke-4.
Contoh isi :
[1]
…………………..
………………………..
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
[2]
……………………
………………………
Dari mana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati
2. Berdasarkan Isinya :
d. Contoh Pantun
Pantun Anak
Elok rupanya kumbang janti
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Pantun Orang Muda
Sekuntum bunga dalam padi
Ambil batang cabut uratnya
Tuan sepantun langit tinggi
Bolehkah berlindung dibawahnya?
Pantun Jenaka
Sianak bermain dalam kubangan
Bersama sapi dan kambing domba
Enak sungguh gembala makan
Tiada diingat lumpur dimuka
Pantun Nasihat
Tuntutlah ilmu ke negeri cina
Jangan kau turut negeri eropa
Carilah ilmu yang berguna
Hakikat hidup ada disana
2) SYAIR
a. Pengertian Syair
Kata syair berasal dari bahasa Arab, syu'uryang artinya
"perasaan". Dilihat dari asal katanya, syair dapat diartikan sebagai
ekspresi perasaan atau pikiran pembuatnya. Syair adalah jenis puisi
lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir
dengan bunyi yang sama.
Syair digunakan untuk melukiskan hal-hal yang panjang
misalnya tentang suatu cerita, nasihat, agama, cinta, dan lain-lain. Oleh
karena itu, bait-bait dalam syair sangat banyak. Ditinjau dari struktur
fisiknya, syair sangat terikat oleh jumlah baris dalam satu bait, jumlah
suku kata dalam setiap baris, jumlah bait dalam setiap puisi, dan aturan
dalam hal rima dan ritma.
b. Ciri-Ciri Syair
Ciri-ciri syair antar lain sebagai berikut:
c. Syair Tertua
Syair yang tertua didapati pada batu nisan di ‘minje tujob’ (Aceh).
Berangka tahun 781=138 Masehi.
g. Contoh Syair
3) GURINDAM
a. Pengertian Gurindam
Gurindam adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari dua bait,
tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan rima yang sama, yang
merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa oleh
orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa
Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal,
perumpamaan. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau
perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari
masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Pada dasarnya gurindam berbeda dengan pantun karena di
dalam gurindam hanya terdapat dua larik pada satu bait sedangkan
pantun memiliki empat baris di setiap baitnya. Gurindam memiliki
kalimat yang saring terkait. Dengan kata lain gurindam adalah kalimat
majemuk yang terdapat hubungan sebab-akibat di dalamnya.
b. Ciri-Ciri Gurindam
c. Macam-Macam Gurindam
1. Gurindam Berkait
Gurindam berkait merupakan gurindam yang pada bait
pertamanya memiliki hubungan dengan bait selanjutnya dan juga pada
bait-bait seterusnya.
Contoh Gurindam Berkait:
2. Gurindam Berangkai
Gurindam berangkai gurindam yang memiliki kata yang sama
pada setiap baris pertama baitnya.
Contoh Gurindam Berangkai:
b. Ciri-Ciri Seloka
c. Contoh Seloka
Contoh Seloka umum :
Baik beristri perempuan sumbing
walaupun marah tertawa juga
Baik berisitri perempuan janda
anak tiri boleh disuruh
5) MANTRA
a. Pengertian Mantra
Mantra adalah rangkaian kata yang mengandung rima dan
irama yang dianggap mengandung kekuatan gaib. Mantra biasanya
diucapkan oleh seorang dukun atau pawang untuk atau menandingi
kekuatan gaib lainnya. Namun, hakikat mantra itu sendiri adalah doa
yang diucapkan oleh seorang pawang dalam keadaan trance atau
kerasukan. Di dalam mantra yang penting bukan makna kata demi kata,
melainkan kekuatan bunyi yang bersifat sugestif.
b. Ciri-Ciri Mantra
Ciri-ciri mantra adalah sebagai berikut.
1. Di dalam mantra terdapat rayuan dan perintah.
2. Mantra mementingkan keindahan bunyi atau permainan bunyi.
3. Mantra menggunakan kesatuan pengucapan.
4. Mantra merupakan sesuatu yang utuh, yang tidak dapat dipahami
melalui bagian-bagiannya.
5. Mantra sesuatu yang tidak dipahami oleh manusia karena merupakan
sesuatu yang serius.
6. Dalam mantra terdapat kecenderungan esoteris (khusus) dari kata-
katanya.
6) BIDAL
Bidal termasuk bentuk puisi. Bidal hanya terdiri atas satu kalimat
(larik). Ada yang lebih dari satu larik tetapi,merupakan suatu kalimat.
Isi bidal berupa ajaran,pendidikan,petunjuk,peringatan,serta pedoman
bagi masyarakat.contoh :
a) Pepatah
Pengertian pepatah ada 2 macam ,yaitu :
b) Peribahasa (ungkapan)
c) Tamsil
Bahasa berkias yang berima dan berirama. Tamsil kadang-
kadang menyerupai girindam atau pantun kilat.
Contoh :
Tua-tua keladi,makin tua makin menjadi.
Ada ubi ada talas,ada budu ada balas.
Keras-keras kerak,kena air lembut juga
d) Ibarat
Bahasa berkias dengan menggunakan perbandingan.
Contoh :
Ibarat kerakap tumbuh di batu,hidup segan mati tak mau.
Ibarat bunga segar dipakai layu dibuang.
e) Hadis melayu
Disebut juga kata arif.hadis melayu merupakan pernyataan
dang dipergunakan sebagai pedoman.kalimat dalam hadis
melayu mengandung kebijaksanaan.
Contoh :
Alang alim rusak agama,alang sepahan negeri kacau.
Di mana tanah diinjak,di sana langit dijunjung.
Waspada sebelum kena,melantai sebelum luput.
f) Kata adat
Pernyataan yang mempunyai nilai hukum.
b. Kepemimpinan
-menghukum sepanjang sarak.
-mantri menghukum silang selisih
-penghulu menghukum sepanjang adat,mualim
c. Adat kepribadian
-iman tidak boleh goncang,kemudi tak boleh patah.
Pedoman tidak boleh goyang,haluan tidak boleh berubah
7) TEROMBA
Adalah semacam pidato yang diucapkan bertalian dengan peristiwa
adat. Misalnya,pidato mempersilakan marapulai(mempelai),pidato
mempersilakan makan sirih. Pidato itu menggunakan ikatan puisi.
8) GAZAL
Adalah puisi yang berasal dari kesusastraan arab-persi.puisi ini hampir
tidak dikenal lagi di Indonesia.
Masnawi
Selain gazal,masnawi juga berasal dari kesusastraan arab – persi.
9) NAZAM
Bahwa bagi raja sekalian,
Hendak ada menteri demikian,
Yang pada suatu pekerjaan,
Sempurnakan segala kerajaan,
Menteri inilah maka tolan raja,
Dan peti segenap rahasianya sahaja,
Karena kata raja itu katanya,
Esa artinya dan dua adanya,
Maka menteri yang demikianlah perinya,
Ada keadaan raja dirinya,
Jika raja dapat adanya itu,
Dapat peti rahasianya di situ.
10) RUBA’I
Surana. 2001. Garis Besar Sejarah Sastra Indonesia Lama. Jakarta: Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Tofani, M. Abi; dan Nugroho, G.S. 2008. Sari Kata Bahasa Indonesia Lengkap.
Surabaya: Kartika
Suroso. 1981. Ikhtisar Seni Sastra. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Fahyuliani Putri, Cintya. 2014., Contoh Pantun Seloka, Talibun, Pantun Kilat
dan Pantun Berbalas. http://sangcacing.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 13
September 2016