Sistem Reproduksi
a) Kadal Betina
Pada kelas reptile, hewan yang digunakan sebagai bahan pengamatan adalah hewan
kadal (Mabouya multifasciata). Pada pengamatan yang telah dilakukan dimana terlihat
ovarium yang berjumlah sepasang, hal ini sesuai dengan laboratorium anatomi Zoologi
(1990) bahwa ovarium sepasang, berbntuk ovid dengan dataran luarnya benjol-benjol,
letaknya tepat di ventral columna vertebralis, kurang lebih yakni pada caudal pertengahan
badan kadal. Oviduk: laretal dari ovarium, menurut Laboratorium Anatomi Zoologi
(1990), bahwa dinding oviduk tipis dan banyak glandula yang memberi kulit pada ovum
yang telah dibuahi. Oviduct pada reptilia langsung bermuara pada cloaka melalui ostea,
sedang pada sphenodon, kura-kura dan crocodilia, bagian atas dari oviduct mempunyai
kelenjar yang menghasilkan albumen.
Pembuahan pada reptile berlangsung didalam tubuh betina. Pada saat
kopulasihemipenis kadal jantan dimasukan kedalam cloacal betina dan seperma
jantandipancarkan untuk membuahi sel telurdalam tubuh kadal betina. Telur yang
telahdibuahi akan mengandung zigot yang akan berkembang menjadi embrio.
Telur tersebut akan dipertahankan hinga menetas didalam tubuh induk betina,
kemudianmuda keluar melalui cloaca, sehingga induk betina kadal tampak seperti
melahirkan, sehinggta disebut ovovivipar. Fertilisasinya internal dan bersifat ovovivipar
yang menghasilkan telur dengan banyak kuning telur. Telur itu tumbuh dan berkembang
dalam oviduk (saluran telur) hewan betina. Saluran telur itu disebut uterus (Djuhanda,
1984).
b) Kadal Jantan
Pada kadal jantan, berdasarkan dengan hasil pengamatan. Penis pada kadal
memiliki organ reproduksi yang unik yaitu hemipenis. Hemipenis merupakan
sepasang alat kopulasi yang berupa tonjolan dinding kloaka. Hemipenis ini jika dalam
keadaan istirahat akan masuk ke dalam pangkal cauda dengan dindng ototnya di bagian
luar, kemudia jika akan mengadakan kopulasi makan tonjolan tersebut akan keluar.
Oleh karena itu kadal meiliki alat kopulasi maka kadal merupakan salah satu hewan
dengan fertilisasi internal. Hemipenis yang berjumlah ini jugalah yang menyebabkan
keistimewaan kloaka pada kadal berbentuk celah yang melebar, dan beda dengan
kloaka hewan vertebra lainnya. Maka jika hewan jantan memiliki kloaka dengan celah
lebar maka hewan betina pun juga memiliki bentuk kloaka tersebut. Karena kopulasi
tidak bisa dilakukan jika hanya dengan satu hemipenis. Hemipenis ini merupakan
organ kapulatoris (Tenzer, 2014).
Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang
saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis kemudian sperma
bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis (David, 1986). Bagian lain
yakni testis, dalam pengamaran ditemukan sepsang testis dengan warna putih yang
lebar sedikit gepeng pada hewan kadal jantan, hal ini sesuai dengan Lab. anatomi
Zoologi (1990) bahwa testis pada kadal adalah oval, kecil, agak keputihan, dan
berjumlah sepasang. Dari testis, kemudian terdapat epididymis, dimana itu merupakan
saluran yang amat berkelok-kelok dekat sebelahlateral daripada testis. Terdapat vas
deferens yang merupakan lanjutan epididymis ke caudal bersatu dulu dengan ureter
untuk kemudian bermuara di dalam kloaka.
Secara ringkas menurut Tenzer (2004) bahwa sperma dari testis disalurkan melalui
saluran reproduksi dengan lintasan sebagai berikut: testisduktus
afferensepididimisduktus deferensuretra.
Sistem Reproduksi
a) Mencit Betina
Pada pengamatan yang telah dilakukan, pada mamalia diwakili dengan hewan
mencit. Berdasarkan hasil pengamatan hewan betina pada saat praktikum. Pada bagian
dada luar dilengkapi dengan kelenjar mamae, dan organ kelamin luarnya adalah berupa
vulva dan klitoris. Hal ini sesuai dengan Partodihardjo (1992), yang menyatakan bahwa
pada mamalia termasuk mencit dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu.
Sistem reproduksi pada mencit betina tersusun atas sepasang ovarium di dalam rongga
pelvis yang berisi sel-sel telur mencit.
Gonad perempuan, ovarium (ovary), berada di dalam rongga abdomen,
manggantung, dan bertaut melalui mesentrium ke uterus. Masingpmasing ovarium
terbungkus dalam kapsul pelindung yang keras dan mengandung banyak folikel. Sel-sel
folikel juga menghasilkan hormone seks utama perempuan, yaitu estrogen. Sel telur itu
didorong dari folikel dalam proses ovulasi. Jairngan folikel sisanya kemudiantmbuh di
dalam ovarium untuk membentuk massa padat yang disebut sebagai korpus luteum
(corpus luteum). Korpus luteum mensekresikan tambahan estrogen dan progesterone,
yaitu hormone yang mempertahanakan dinding uterus selama kehamilan. Jika sel telur
tidak dibuahi, korpus luteum akan lisis, dan sebuah folikel baru akan mengalami
pematangan selama siklus berikutnya (Campbell dkk., 2003).
Setelah ovarium, terdapat saluran berkelok-kelok yang menghubungkan ovarium
dengan uterus, yakni oviduct atau tuba fallopi yang menjadi jalan keluar sel telur menuju
uterus (saluran telur). Ovarium berfungsi sebagai penghasil telur. Oviduk merupakan
organ berbentuk tubuler yang bergantung pada kedua sisi ovarium ke uterus. Oviduk
sebagai lumen menghubungkan rongga peritoneum dengan rongga uterus yang
digantungkan pada mesentrium.
Pada pengamatan yang telah dilakukan ovarium mencit betina tampak sangat kecil,
dan berwarna kekuningan. Oviduknya panjang, tetapi tidak terlalu panjang. Menurut
Radiopoetro (1998), oviduk bagian posterior berdilatasi membentuk uterus yang
mensekresikan bungkus telur. Dalam pengamatan, kami menemukan bahwa mencit
memiliki uterus yang sangat berkembang, hal ini berkaitan dengan perkembangbiakan
mencit dengan cara melahirkan. Pada proses ini terjadi fertilisasi internal dan
perkembangan embrio pada sebagian besar mamalia terjadi di dalam uterus.
Mencit memiliki uterus yang memanjang dan bertipe bicornis dengan 2 tanduk
ovary yang tampak jelas. Pada bagian bawah uterus terdapat serviks. Uterus terdiri atas
sepasang yang terletak di kiri dan kanan dan berfungsi sebagai alat transportasi sperma
ke dalam tuba, pembentuk plasenta serta tempat perkembangan embrio dan kelahiran
mencit. Sistem reproduksi mencit betina berakhir pada suatu muara yang disebut vagina.
Vagina adalah ruangan berdinding tebal yang membentuk saluran kelahiran yang dilalui
bayi saat lahir; dan juga merupakan tempat singgah bagi sperma selama koopulasi
(Campbell dkk., 2003). Seperti pada perkembangan embrio katak, dan ayam.
Perkembangan embrio mencit juga melalui tahapan segmentasi, blastulasi, gastrulasi,
neurulasi dan organogenesis (Muctharomah,B : 2007).
b) Mencit Jantan
Pada pengamatan hewan mamalia jantan, diwakili dengan hewan mencit jantan
juga. Pada saat praktikum kedua mencit yang disediakan betina semua, sehingga tidak
dapat mengamati secara langsung anatomi sistem reproduksi jantan pada mencit.
Berdasarkan literatur yang kami dapatkan bahwa sistem reproduksi mencit jantan
tersusun atas organ genital eksternal dan internal. Pada organ genital eksternal terdapat
skrotum yang berupa kantong dan terletak didepan anus mencit. Selain itu juga terdapat
penis yang digunakan sebagai alat kopulasi sebagian besar hewan mamalia. Toelihere
(1985), menjelaskan bahwa organ kopulatoris hewan jantan, penis, mempunyai tugas
ganda yaitu pengeluaran urin dan peletakan semen ke dalam saluran reproduksi hewan
betina.
Penis terdiri dari akar, badan dan ujung bebas yang berakhir pada kepala penis.
Hewan pengerat, rakun, dan beberapa mamalia lain juga mempunyai bakulum (baculum),
yang merupakan tulang yang terdapat di dalam penis, dan membantu mengeraskan penis
(Campbell dkk., 2003). Penis mencit berbentuk hemipenis, yaitu penis yang berada di
dalam tubuh, tidak terlihat dari luar dan akan dikeluarkan ketika akan melakukan
kopulasi. Berbeda dengan penis, hemipenis berjumlah sepasang, namun hanya satu yang
melakukan kopulasi. Hemipenis juga dimiliki oleh reptile. Hemipenis ini berwarna putih
dan terletak di bagian dalam, karenanya hemipenis ini terlihat setelah mencit dibedah.
Hemipenis ini akan mengeras dengan bantuan baculum kemudian keluar dari saluran
reproduksi.Badan penis terdiri dari corpus cavernosum penisyang relatif besar dan
diselaputi oleh suatu selubung fibrosa tebal berwarna putih, tunica albuginea. Sistem
reproduksi mencit jantan tersusun atas sepasang testis berbentuk bulat telur yang
merupakan lokasi pembuatan sel gamet jantan, epididimis yang merupakan tempat
pemasakan spermatozoa mencit, dan juga terdapat saluran panjang yang disebut vas
deferens yang menghubungkan testis dengan kelenjar aksesori.
Di dalam sistem reproduksi mencit juga terdapat beberapa kelanjar aksesori seperti
vesikula seminalis dan prostate. Sistem reproduksi mencit jantan ini berakhir pada penis.
Testis pada mencit berbentuk bulat telur dan berjumlah sepasang. Testis ini berkembang
pada ujung dorsal rongga peritoneum dan terletak dalam skrotum. Menurut Partodiharjo
(1992) bahwa dalam testis mencit terdiri dari tubulus seminiferus dan jaringan
stroma.Testis sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan
spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan, dan mengsekresikan hormon kelamin jantan,
testosteron. Gonad jantan, atau testes (tunggal, testis), terdiri dari banyak saluran yang
melilit-lilit yang dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran inilah yang disebut
tubula seminiferus (seminiferous tubule), tempat sperma terbentuk. Sel-sel Leydig
(Leydig cell) yang terbesar di antara tubula seminiferus menghasilkan testosterone dan
androgen lain, yang merupakan hormone seks jantan (Campbell et al, 2003).
Dinding tubulus seminiferus terdiri dari dua tipe sel yaitu sel yang memproduksi
sperma dan sel pendukung yang memproduksi cairan sumber makanan sperma (Lane,
1980). Sel-sel pendukung tersebut dikenalsebagai sel sertoli. Disamping itu, terdapat sel
interstitial yang berada diantara tubulus seminiferus yang nantinya akan memproduksi
hormon testosterone.