KELOMPOK : 05
Evita Dewi Harnis
06091381520034
06091281520081
Rika Selfiana
06091181520083
Rorin Vilda
06091181419007
Siti Nabilah
06091981520093
Wahyu Ningsih
06091281520077
I.JUDUL PRAKTIKUM
Analisi Enzim Pencernaan Pada Usus Ikan Mas
II.TANGGAL PRAKTIKUM
01 & 07 September 2016
III.TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mengetahui macam-macam enzim pencernaan yang terdapat pada usus ikan
Mas.
b. Mengetahui fungsi empedu dalam pencernaan makanan.
IV.DASAR TEORI
Protein, lemak dan polisakarida yang merupakan senyawa organic dasar yang
ditemukan pada makanan, akan mengalami pencernaan kimiawi untuk mengiris bentuk
polimer senyawa tersebut menjadi bentuk monomer, sebelum dapat digunakan sebagai
sumber energi atau bahan baku untuk sintesis molekul lain. Molekul-molekul seperti
polisakarida, protein dan lemak yang menyusun sebagian besar makanan harus
dipecahkan oleh enzim khusus yang disekresikan oleh sel-sel yang melapisi usus.
Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicernaoleh amylase menjadi
disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida,
yaitu glukosa. Glukosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan
keseluruh tubuh oleh peredaran darah. Makanan dari kelompok protein setelah
dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin,
kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan(diemulsifikasi)
oleh cairan empedu menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak
kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak
dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
Glukosa memberikan warna merah bata bila diuji dengan reagen benedict,
sedangkan untuk protein atau adanya dua atau lebih ikatan peptide ditunjukkan dengan
adanya warna keunguan kalau diuji dengan reagen biuret.
V.ALAT DAN BAHAN
a. alat
Tabung reaksi
Botol warna gelap dan tutup
Mortar dan alu
Gelas piala
Pembakar spritus
Penjepit kayu
Pipet tetes
Rak tabung reaksi
Gelas ukur 10 ml
Corong kaca
Kertas saring
Papan seksi
Dissecting set
10 buah
1 buah
1 set
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
secukupnya
1 buah
1 set
b.bahan
secukupnya
20 ml
VII.HASIL PENGAMATAN
N
O
1.
Percobaan
Pengaruh empedu
Tabung
A
terhadap lemak
Perlakuan
Hasil
empedu + akuades +
minyak goreng
Akuades + minyak
empedu
lapisan atas adalah
goreng
Pembuktian adanya
amilase
B
pembuktian adanya
maltase
Pembuktian adanya
(tabung C :
kanji+ekstrak usus)
Reagen benedict +
(tabung D :
perubahan)
kanji+akuades)
Reagen benedict +
(tabung C :
maltose+ekstrak usus)
Reagen benedict +
Orange endapan
(tabung D :
merah bata
maltose+akuades)
Putih telur + ekstrak
Kuning bening
Putih bening
Reagen benedict +
aquadest.
Hijau terdapat
tripsin
reagen biuret
VIII. PEMBAHASAN
dan disimpan selama satu minggu (6-7 hari). Waktu satu minggu adalah waktu yang
optimum bagi gliserin untuk meluruhkan enzim pencernaan pada usus halus. Pada saat
inilah toluen memainkan perannya yaitu sebagai pengawet yang menjaga enzim dari
kerusakan atau membusuk selama penyimpanan.
Satu minggu kemudian ekstrak usus halus yang telah dibuat disaring dengan
menggunakan kertas saring dan dilakukan pengujian untuk membuktikan bahwa pada
usus halus terdapat enzim amilase, maltase, dan tripsin.
Pengaruh Empedu Terhadap Lemak
Saat lemak mencapai usus halus molekul lemak tidak tecerna sepenuhnya. Hal
ini merupakan masalah bagi sistem pencernaan karena molekul lemak tidak larut dalam
air. Akan tetapi, karena adanya garam-garam empedu yang berasal dari kantung
empedu, lemak dapat dihidrolisis oleh lipase dengan segera sehingga dapat diserap dan
diedarkan ke seluruh tubuh. Hal ini merupakan bukti bahwa empedu memilki peranan
penting pada sistem pencernaan, khususnya pencernaan lemak.
Untuk mengetahui pengaruh penting empedu terhadap lemak dilakukanlah
pengujian ini, empedu yang digunakan adalah empedu ikan Mas. Isi dari empedu
tersebut dikeluarkan dengan cara menggunting sedikit permukaannya dan menuangkan
isinya ke dalam tabung reaksi.
Setelah itu, tambahkan 1 ml aquadest sebagai pengencer sehingga didapatkan
larutan empedu sebanyak 2 ml pada tabung A. Sementara itu, dimasukkan 2 ml aquades
ke dalam tabung B, tabung ini digunakan sebagai kontrol pengamatan. Selanjutnya
masing-masing tabung ditambahkan 2 ml minyak goreng.
Kedua tabung tersebut kemudian dikocok dengan kuat, untuk menghomogenkan
larutan yang ada di dalamnya. Pada tabung A lapisan atas adalah minyak dan lapisan
bawah adalah cairan empedu, sedangkan pada botol B lapisan atas adalah minyak dan
lapisan bawah adalah aquadest.
Hasil yang terlihat setelah pengocokan adalah isi dari tabung A tidak lagi
membentuk dua lapisan, tetapi membentuk kompleks larutan dimana minyak tercampur
oleh empedu. Sedangkan pada tabung tidak terjadi perubahan apapun. Akan tetapi,
meskipun isi tabung A terlihat menyatu atau seperti larutan sebenarnya isi dari tabung A
bukanlah suatu larutan, melainkan hanya sebuah emulsi lemak yang prosesnya
dinamakan emulsifikasi.
memadat dan mengendap di dasar tabung dengan warna orange kecoklatan. Jika hal itu
terjadi maka proses hidrolisis albumin (putih telur) oleh enzim tripsin yang
diindikasikan terkandung dalam usus ikan mas akan berjalan sangat lama atau bahkan
tidak berhasil. Karena itulah dilakukan pengenceran dengan menggunakan aquadest.
Penggunaan aquades sendiri dimaksudkan untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi
pada putih telur sehingga tidak mengganggu proses hidrolisis protein oleh tripsin.
Setelah itu dinginkan kedua tabung, tabung A ditambahkan 1 ml ekstrak usus
halus sedangkan tabung reaksi B ditambahkan 1 ml aquadest. Tabung reaksi yang
ditambahkan aquadest ini digunakan sebagai kontrol. Setelah didiamkan selama sepuluh
menit masing-masing tabung reaksi ditetesi 5 tetes reagen biuret. Pengamatan yang
didapat adalah terjadinya perubahan warna pada tabung A menjadi kuning kecoklatan,
sedangkan tabung reaksi yang berperan sebagai kontrol tidak mengalami perubahan.
Hasil pengamatan pada tabung A ini bukanlah hasil yang maksimal karena dari suatu uji
biuret seharusnya terbentuknya cincin ungu pada permukaan atas tabung reaksi.
XI.KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan dan menganalisis hasil pengamatan maka dapat
disimpulkan bahwa pada usus ikan mas (Cyprinus carpio) terdapat enzim amilase,
enzim maltase dan enzim tripsin. Enzim amilase dan enzim maltase diuji dengan reagen
Benedict dengan hasil positif berupa terbentuknya sedikit endapan merah bata pada
permukaan bawah tabung reaksi, sedangkan enzim tripsin diuji dengan reagen Biuret
dimana hasilnya negative, yaitu terjadinya perubahan warna menjadi kuning. Sementara
itu melalui uji pengaruh empedu terhadap lemak dapat disimpulkan bahwa empedu
memilki fungsi untuk membantu penyerapan lemak oleh usus melalui proses yang
dinamakan emulsifikasi.
XII.DAFTAR PUSTAKA
Zuhra,Anissa. Analisis Enzim Pencernaan Pada Usus Ikan Mas (Cyprinus carpio).
http://biologikitakita.blogspot.co.id/2013/05/analisis-enzim-pencernaan-padausus_29.html. Diakses pada 11 september 2016
Mei. Analisis enzim pada usus. http://mei-science.blogspot.co.id/2010/05/analisisenzim-pencernaan-pada-usus. Diakses pada 12 september 2016
Pertanyaan
1. Mengapa pada percobaan ini harus menggunakan usus ikan yang masih segar?
Karena didalam keadaan usus ikan mas yang masih segar masih daapt
dijumpai reaksi metabolism seperti pemecahan zat makanan atas sari sari
makanan yang masih berlangsung didalam usus tersebut serta masih
mempunyai enzim yang aktif dan belum mengalami denaturasi atau
pengrusakan.
2. Ciri ciri apa yang dapat anda kemukakan dari hasil percobaan ini sehingga
terbukti adanya enzim maltase, amilase dan tripsin?
Ciri-ciri yang dapat dikemukakan pada percobaan uji amilase yaitu enzim
amilase akan menghidrolisis amilum menjadi disakarida yang terdiri atas
maltosa, fruktosa, dan sukrosa, kemudian maltosa ini akan di pecah oleh
enzim amilase menjadi glukosa yang dibuktikan dengan adanya perubahan
warna menjadi ungu yang artinya protein (proteosa) menjadi asam amino
dengan bantuan enzim tripsin yang terdapat pada duodenum.
Enzim amylase => terjadi perubahan warna dari biru tua menjadi hijau
kecoklatan dan terdapat adanya endapan yang berwarna merah didasar
tabung
Enzim maltase=> terjadi perubahan warna dari biru tua mejadi merah bata
serta terdapat endapan dari dasar tabung yang berwarna merah keorenan
Enzim tripsin => terjadi perubahan warna dari warna putih menjadi
kekuning kuningan
3. Apa pengaruh cairan empedu terhadap minyak, mengapa proses ini penting
untuk percobaan lemak?
Empedu memegang peranan penting karena mengandung garam-garam
empedu yang mampu mengemulsikan lemak menjadi tetesan-tetesan halus
sehingga mudah diserap dan dicerna.
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan kira kira 86%berupa air dan tidak
mengandung enzim. Akan tetapi mengandung mucin dan garam empedu
yang berperan dalam pencernaan makanan
-
pencernaan berikutnya.
4. Mengapa ekstrak usus halus disimpan selama 1 minggu sebelum diuji?
agar enzim yang masih terdapat pada usus ikan mas yang masih segar dapat
bekerja. Bahkan ekstrak ini dibungkus dengan kerts karbon yang disimpan
ditempat yang gelap. Perlakusn ini dilakukan untuk membuat suasana seperti
tempat(ruangan) usus yang terdapat pada ubuh ikan mas (diruang tanpa
terkena cahaya) yang berarti enzim tidak akan bekerja apabila suhu tinggi
sehingga akan mengganggu kerja enzim.
5. Uraikanlah urutan hidrolisa amilum
Secara umum amilum dan air akan menjadi glukosa
(C6H12O6)n + n H2O
n C6H10O6
Amilum +H2O
amilase
maltosa +H2O
(Hidrolisis)
(Hidrolisis)
maltase
Glukosa
LAMPIRAN