Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

ANALISIS ENZIM PENCERNAAN


PADA USUS IKAN MAS
(Cyprinus Carpio)

KELOMPOK : 05
Evita Dewi Harnis

06091381520034

Peni Falentina Sibarani

06091281520081

Rika Selfiana

06091181520083

Rorin Vilda

06091181419007

Siti Nabilah

06091981520093

Wahyu Ningsih

06091281520077

I.JUDUL PRAKTIKUM
Analisi Enzim Pencernaan Pada Usus Ikan Mas
II.TANGGAL PRAKTIKUM
01 & 07 September 2016
III.TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mengetahui macam-macam enzim pencernaan yang terdapat pada usus ikan
Mas.
b. Mengetahui fungsi empedu dalam pencernaan makanan.
IV.DASAR TEORI
Protein, lemak dan polisakarida yang merupakan senyawa organic dasar yang
ditemukan pada makanan, akan mengalami pencernaan kimiawi untuk mengiris bentuk
polimer senyawa tersebut menjadi bentuk monomer, sebelum dapat digunakan sebagai
sumber energi atau bahan baku untuk sintesis molekul lain. Molekul-molekul seperti
polisakarida, protein dan lemak yang menyusun sebagian besar makanan harus
dipecahkan oleh enzim khusus yang disekresikan oleh sel-sel yang melapisi usus.
Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicernaoleh amylase menjadi
disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida,
yaitu glukosa. Glukosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan
keseluruh tubuh oleh peredaran darah. Makanan dari kelompok protein setelah
dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin,
kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan(diemulsifikasi)
oleh cairan empedu menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak
kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak
dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
Glukosa memberikan warna merah bata bila diuji dengan reagen benedict,
sedangkan untuk protein atau adanya dua atau lebih ikatan peptide ditunjukkan dengan
adanya warna keunguan kalau diuji dengan reagen biuret.
V.ALAT DAN BAHAN

a. alat

Tabung reaksi
Botol warna gelap dan tutup
Mortar dan alu
Gelas piala
Pembakar spritus
Penjepit kayu
Pipet tetes
Rak tabung reaksi
Gelas ukur 10 ml
Corong kaca
Kertas saring
Papan seksi
Dissecting set

10 buah
1 buah
1 set
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
secukupnya
1 buah
1 set

b.bahan

Ikan mas yang masih hidup


Akuades
Toluene
Larutan kanji matang encer
Maltose
Albumin/putih telur
Minyak goreng
Gliserin 50 %
Reagen biuret
Reagen benedict
Korek api
Kertas karbon

1 ekor (berat 300-350 g)


secukupnya
4-5 tetes

secukupnya
20 ml

VI. PROSEDUR PERCOBAAN


a. Membuat ekstrak usus
1. Bedahlah ikan mas pada bagian perutnya.
2. Pisahkan usus dari organ lainnya secara hati-hati. Ambil usus halus
dengan cara memotongnya dari bagian akhir lambung hingga awal usus
besar.
3. Ambil kantung empedunya dengan hai-hati dan jangan sampai pecah.
4. Bukalah usus halus dengan cara menyayatnya secara longitudinal.

5. Bersihkan usus tersebut dengan akuades, kemudian masukkan kedalam


mortar.
6. Ambil 20 ml gliserin 50% dan masukkan kedalam mortar, haluskan
ususnya. Ambil 4-5 tetes toluene, haluskan kembali. Setelah halus,
masukkan usus tersebut kedalam botol, kemudian tutup rapat-rapat.
7. Simpan ekstrak usus tersebut dalam ruang gelap selama 6-7 hari.
8. Setelah 6-7 hari, saringlah ekstrak usus tersebut dengan kertas saring.
9. Lakukan tes terhadap larutan hasil saringan tersebut yaitu tes pembuktian
adanya amilase, maltase dan tripsin.
b. Pengaruh empedu terhadap lemak
1. Sediakan dua tabung reaksi. Beri label kedua tabung yaitu A dan B.
Tuangkan isi kantung empedu kedalam tabung A dengan menggunting
sedikit permukaannya.
2. Encerkan empedu tersebut dengan akuades sehingga volumenya menjadi
2 ml.
3. Masukkan 2 ml akuades kedalam tabung B, sebagai control.
4. Tambahkan kedalam kedua tabung tersebut masing-masing 2 ml minyak
goreng. Kocok keduanya kuat-kuat dan biarkan selama 5-10 menit.
Amati apa yang terjadi pada kedua larutan dalam tabung tesebut.
Bandingkan besarnya gumpalan lemak dalam masing-masing tabung
c. Tes pembuktian adanya amilase
1. Sediakan dua tabung reaksi dan beri label A & B. Tuangkan reagen
benedict ke dalam tabung tersebut masing-masing 2 ml.
2. Siapkan dua tabung lain beri label C & D.
3. Masukkan larutan kanji matang encer masing-masing 2 ml kedalam
tabung C & D. Untuk tabung C tambahkan 1ml ekstrak usus , sedankan
tabung D tambahkan 1 ml akuades. Goyang kedua tabung selama 5-10
menit.
4. Teteskan selama 5 tetes larutan dalam tabung C ke tabung A dan larutan
dalam tabung D ke tabung B.
5. Panaskan tabung A dan B selama 5 menit dan amati perubahan warna
yang terjadi pada larutan tabung A dan B
d. Tes pembuktian adanya maltase.
Langkah pembuktian adanya maltase seperti langkah pengujian adanya
amylase. Hanya saja larutan kanji encer diganti dengan maltosa.

e. Tes pembuktian adanya tripsin.


1. Siapkan dua tabung reaksi dan berilah label A & B. Masukkan kedalam
tabung reaksi masing-masing 1 ml putih telur yang sudah diencerkan.
Panaskan kedua tabung tersebut hingga mendidih.
2. Dinginkan kedua tabung tersebut, setelah dingin masukkan 1 ml ekstrak
usus kedalam tabung A dan 1 ml akuades untuk tabung B. Diamkan 5-10
menit.
3. Teteskan masing-masing 5 tetes reagen biuret kedalam tabung A & B.
amati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung.

VII.HASIL PENGAMATAN
N
O
1.

Percobaan
Pengaruh empedu

Tabung
A

terhadap lemak

Perlakuan

Hasil

empedu + akuades +

lapisan atas adalah

minyak goreng

minyak dan lapisan


bawah adalah cairan

Akuades + minyak

empedu
lapisan atas adalah

goreng

minyak dan lapisan


bawah adalah

Pembuktian adanya

amilase
B

pembuktian adanya

maltase

Pembuktian adanya

(tabung C :

endapan merah bata

kanji+ekstrak usus)
Reagen benedict +

biru (tidak ada

(tabung D :

perubahan)

kanji+akuades)
Reagen benedict +

endapan merah bata

(tabung C :
maltose+ekstrak usus)
Reagen benedict +

Orange endapan

(tabung D :

merah bata

maltose+akuades)
Putih telur + ekstrak

Kuning bening

usus + reagen biuret


Putih telur + akuades +

Putih bening

Reagen benedict +

aquadest.
Hijau terdapat

tripsin

reagen biuret

VIII. PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam enzim pencernaan


yang terdapat pada usus ikan dan mengetahui fungsi empedu dalam pencernaan
makanan.
Pada percobaan pertama dilakukan pembuatan ekstrak usus yang digunakan untuk
percobaan selanjutnya.
Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata lainnya. Akan
tetapi, ikan memilki beberapa variasi, terutama dalam hubungannya dengan cara
memakan. Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan indra
penglihatan. Penciuman dan persentuhan digunakan juga untuk mencari makan,
terutama oleh ikan pemakan dasar dalam perairan yang kekurangan cahaya. Ikan
pemakan plankton memiliki mulut relatif kecil dan umumnya tidak dapat dotonjolkan
ke luar. Rongga mulut bagian dalam dilengkapi dengan jari-jari tapis insang yang
panjang dan lemas untuk menyaring plankton yang dimakan. Mekanisme inilah yang
digunakan ikan mas dalam mencari makanannya.
Berbeda dengan mamalia, pada ikan pencernaan secara kimiawi dimulai di
lambung (ikan karnivora) atau di bagian depan usus halus (ikan herbivora), bukan di
bagian rongga mulut. Hal tersebut dikarenakan ikan tidak memilki kelenjar air liur yang
dapat menghasilkan enzim saliva.
Ekstrak Usus Ikan Mas
Langkah pertama yang dilakukan adalah membedah ikan mas yang pada bagian
ventral di atas alas papan seksi. Ambil usus halus secara hati-hati dengan cara
memotong atau memisahkannya dari bagian akhir lambung dan bagian awal usus besar.
Hal ini dikarenakan usus halus terletak diantara lambung dan usus besar. Setelah usus
terpisah dari organ-organ lainnya. Bukalah usus dengan menyayatnya secara
longitudinal, dan dicuci dengan menggunakan aquades. Kemudian dimasukkan ke
dalam cawan Petri dan tambahkan 20 ml gliserin 50% untuk dihaluskan. Penghalusan
usus halus ini bertujuan untuk mengeluarkan enzim-enzim pencernaan yang ada di
dalamnya sehingga memudahkan proses pengujian selanjutnya. Pemakaian gliserin
sendiri dimaksudkan untuk membantu proses peluruhan enzim pencernaan yang ada di
usus halus.
Usus halus yang setengah halus, ditambahkan 5 tetes toluen haluskan kembali.
Setelah benar-benar halus, masukkan usus ke dalam botol kemudian tutup rapat-rapat

dan disimpan selama satu minggu (6-7 hari). Waktu satu minggu adalah waktu yang
optimum bagi gliserin untuk meluruhkan enzim pencernaan pada usus halus. Pada saat
inilah toluen memainkan perannya yaitu sebagai pengawet yang menjaga enzim dari
kerusakan atau membusuk selama penyimpanan.
Satu minggu kemudian ekstrak usus halus yang telah dibuat disaring dengan
menggunakan kertas saring dan dilakukan pengujian untuk membuktikan bahwa pada
usus halus terdapat enzim amilase, maltase, dan tripsin.
Pengaruh Empedu Terhadap Lemak
Saat lemak mencapai usus halus molekul lemak tidak tecerna sepenuhnya. Hal
ini merupakan masalah bagi sistem pencernaan karena molekul lemak tidak larut dalam
air. Akan tetapi, karena adanya garam-garam empedu yang berasal dari kantung
empedu, lemak dapat dihidrolisis oleh lipase dengan segera sehingga dapat diserap dan
diedarkan ke seluruh tubuh. Hal ini merupakan bukti bahwa empedu memilki peranan
penting pada sistem pencernaan, khususnya pencernaan lemak.
Untuk mengetahui pengaruh penting empedu terhadap lemak dilakukanlah
pengujian ini, empedu yang digunakan adalah empedu ikan Mas. Isi dari empedu
tersebut dikeluarkan dengan cara menggunting sedikit permukaannya dan menuangkan
isinya ke dalam tabung reaksi.
Setelah itu, tambahkan 1 ml aquadest sebagai pengencer sehingga didapatkan
larutan empedu sebanyak 2 ml pada tabung A. Sementara itu, dimasukkan 2 ml aquades
ke dalam tabung B, tabung ini digunakan sebagai kontrol pengamatan. Selanjutnya
masing-masing tabung ditambahkan 2 ml minyak goreng.
Kedua tabung tersebut kemudian dikocok dengan kuat, untuk menghomogenkan
larutan yang ada di dalamnya. Pada tabung A lapisan atas adalah minyak dan lapisan
bawah adalah cairan empedu, sedangkan pada botol B lapisan atas adalah minyak dan
lapisan bawah adalah aquadest.
Hasil yang terlihat setelah pengocokan adalah isi dari tabung A tidak lagi
membentuk dua lapisan, tetapi membentuk kompleks larutan dimana minyak tercampur
oleh empedu. Sedangkan pada tabung tidak terjadi perubahan apapun. Akan tetapi,
meskipun isi tabung A terlihat menyatu atau seperti larutan sebenarnya isi dari tabung A
bukanlah suatu larutan, melainkan hanya sebuah emulsi lemak yang prosesnya
dinamakan emulsifikasi.

Emulsifikasi merupakan proses pelapisan lemak untuk memperkecil ukuran


lemak sehingga memiliki luas permukaan yang lebih besar. Dengan luas permukaan
yang lebih besar ini enzim lipase akan lebih mudah menghidrolisis lemak dan lemak
dapat dengan mudah diedarkan ke seluruh tubuh. Pada percobaan ini pelapis lemak
adalah cairan empedu ikan sehingga dapat dikatakan bahwa cairan empedu adalah
emulgator dan dapat dikatakan bahwa empedu berfungsi untuk membantu penyerapan
lemak.
Pembuktian Adanya Enzim Amilase
Untuk membuktikan keberadaan enzim amilase pada usus ikan ini digunakan
empat buah tabung reaksi dimana setiap tabung diberi label A, B, C, dan D. Pemberian
label tersebut dilakukan untuk memudahkan pengamatan yang akan dilakukan suapaya
tidak tertukar dengan hasil pengamatan uji yang lain.
Tabung reaksi A dan B diisi dengan 2 ml reagen Benedict. Alasan pemakaian
reagen Benedict adalah reagen ini merupakan reagen yang digunakan pada setiap uji
biokimia untuk mendeteksi gula pereduksi dalam suatu larutan. Pada pengujian kali ini
gula pereduksi tersebut adalah hasil dari hidrolisis enzim amilase. Jadi jika hasilnya
positif maka dapat dikatakan bahwa larutan (ekstrak usus) mengandung enzim amilase.
Sementara itu dua buah tabung lainnya, yaitu tabung C dan tabung D diisi
dengan larutan kanji matang encer masing-masing 2 ml. Untuk tabung C tambahkan 1
ml ekstrak usus, sedangkan tabung D ditambahkan 1 ml akuades. Goyangkan kedua
tabung reaksi selama 5-10 menit. Ambil 5 tetes larutan dari tabung C dimasukkan ke
dalam tabung A dan 5 tetes larutan dari tabung D dimasukkan ke dalam tabung B.
Perlakuan inilah yang dinamakan uji Benedict. Setelah itu tabung A dan B dipanaskan
di atas api Bunsen selama 5 menit. Pemanasan ini dilakukan untuk mempercepat proses
hidrolisis enzim amilase terhadap amilum karena semakin tinggi suhu semakin cepat
kerja enzim.
Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil berupa perubahan warna
pada larutan di tabung A dan pada tabung B tidak terjadi perubahan warna. Pada
awalnya, kedua tabung berisi larutan yang berwarna biru (warna Benedict), tetapi
setelah pemanasan larutan di dalam tabung A berubah warna menjadi hijau tua dimana
semakin lama pemanasan terlihat adanya gradasi warna yaitu sedikit warna kuning di
permukaannya, kemudian hijau muda dan didominasi oleh warna hijau tua.

Pada akhirnya terbentuk sedikit endapan berwarna merah di sisi tabung.


Endapan tersebut diindikasikan sebagai hasil positif keberadaan enzim amilase pada
usus halus ikan mas (Cyprinus carpio).
Pembuktian Adanya Enzim Maltase
Jika pati dihidrolisis dengan enzim amilase akan dihasilkan maltosa dan maltosa
akan dihidrolisis oleh enzim maltase menjadi galaktosa. Untuk membuktikan
keberadaan enzim maltase tersebut dilakukan pengujian yang prosedurnya sama dengan
proses pengujian keberadaan enzim amilase.
Hal yang dilakukan pertama kali adalah tabung reaksi A dan B diisi dengan 2 ml
reagen Benedict. Sementara itu dua buah tabung lainnya, yaitu tabung C dan tabung D
diisi dengan 2 ml larutan maltosa. Kemuadian pada tabung C ditambahkan 1 ml ekstrak
usus dan tabung D ditambahkan 1 ml aquadest.
Pada pengujian ini tabung D merupakan kontrol atau pembanding pengamatan.
Setelah penambahan ekstrak usus dan aquadest, kedua tabung C dan D digoyanggoyangkan secara perlahan selama 5-10 menit. Hal tersebut dimaksudkan untuk
menghomogenkan larutan yang ada di dalamnya. Setelah 10 menit, tambahkan 5 tetes
larutan dari tabung C yang dimasukkan ke dalam tabung A dan 5 tetes larutan dari
tabung D dimasukkan ke dalam tabung B. Kemudian, sama seperti perlakuan di uji
enzim amilase kedua tabung A dan B dipanasakan di atas bunsen.
Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil berupa perubahan warna
pada larutan tabung A. Pada awalnya, kedua tabung berisi larutan yang berwarna biru
(warna Benedict), tetapi beberapa menit setelah pemanasan, larutan di dalam tabung A
berubah warna yang pada akhirnya terbentuk sedikit endapan berwarna merah bata di
dasar tabung. Endapan tersebut diindikasikan sebagai hasil positif keberadaan enzim
maltase pada usus halus ikan mas (Cyprinus carpio).
Pembuktian Adanya Enzim Tripsin
Tripsin merupakan salah satu protease atau enzim yang menghidrolisis protein.
Pembuktian adanya enzim tripsin pada usus halus ikan mas ini diawali dengan
menyiapkan putih telur atau albumin yang telah diencerkan dengan aquadest. Setelah itu
putih telur dimasukkan ke dalam dua buah tabung reaksi masing-masing 1 ml putih
telur. Kemudian kedua tabung reaksi dipanaskan di atas api bunsen. Tujuan pengenceran
putih telur tadi akan terlihat pada saat pemanasan. Putih telur yang terlalu kental akan

memadat dan mengendap di dasar tabung dengan warna orange kecoklatan. Jika hal itu
terjadi maka proses hidrolisis albumin (putih telur) oleh enzim tripsin yang
diindikasikan terkandung dalam usus ikan mas akan berjalan sangat lama atau bahkan
tidak berhasil. Karena itulah dilakukan pengenceran dengan menggunakan aquadest.
Penggunaan aquades sendiri dimaksudkan untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi
pada putih telur sehingga tidak mengganggu proses hidrolisis protein oleh tripsin.
Setelah itu dinginkan kedua tabung, tabung A ditambahkan 1 ml ekstrak usus
halus sedangkan tabung reaksi B ditambahkan 1 ml aquadest. Tabung reaksi yang
ditambahkan aquadest ini digunakan sebagai kontrol. Setelah didiamkan selama sepuluh
menit masing-masing tabung reaksi ditetesi 5 tetes reagen biuret. Pengamatan yang
didapat adalah terjadinya perubahan warna pada tabung A menjadi kuning kecoklatan,
sedangkan tabung reaksi yang berperan sebagai kontrol tidak mengalami perubahan.
Hasil pengamatan pada tabung A ini bukanlah hasil yang maksimal karena dari suatu uji
biuret seharusnya terbentuknya cincin ungu pada permukaan atas tabung reaksi.

XI.KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan dan menganalisis hasil pengamatan maka dapat
disimpulkan bahwa pada usus ikan mas (Cyprinus carpio) terdapat enzim amilase,
enzim maltase dan enzim tripsin. Enzim amilase dan enzim maltase diuji dengan reagen
Benedict dengan hasil positif berupa terbentuknya sedikit endapan merah bata pada
permukaan bawah tabung reaksi, sedangkan enzim tripsin diuji dengan reagen Biuret
dimana hasilnya negative, yaitu terjadinya perubahan warna menjadi kuning. Sementara
itu melalui uji pengaruh empedu terhadap lemak dapat disimpulkan bahwa empedu
memilki fungsi untuk membantu penyerapan lemak oleh usus melalui proses yang
dinamakan emulsifikasi.

XII.DAFTAR PUSTAKA
Zuhra,Anissa. Analisis Enzim Pencernaan Pada Usus Ikan Mas (Cyprinus carpio).
http://biologikitakita.blogspot.co.id/2013/05/analisis-enzim-pencernaan-padausus_29.html. Diakses pada 11 september 2016
Mei. Analisis enzim pada usus. http://mei-science.blogspot.co.id/2010/05/analisisenzim-pencernaan-pada-usus. Diakses pada 12 september 2016

Pertanyaan

1. Mengapa pada percobaan ini harus menggunakan usus ikan yang masih segar?
Karena didalam keadaan usus ikan mas yang masih segar masih daapt
dijumpai reaksi metabolism seperti pemecahan zat makanan atas sari sari
makanan yang masih berlangsung didalam usus tersebut serta masih
mempunyai enzim yang aktif dan belum mengalami denaturasi atau
pengrusakan.
2. Ciri ciri apa yang dapat anda kemukakan dari hasil percobaan ini sehingga
terbukti adanya enzim maltase, amilase dan tripsin?
Ciri-ciri yang dapat dikemukakan pada percobaan uji amilase yaitu enzim
amilase akan menghidrolisis amilum menjadi disakarida yang terdiri atas
maltosa, fruktosa, dan sukrosa, kemudian maltosa ini akan di pecah oleh
enzim amilase menjadi glukosa yang dibuktikan dengan adanya perubahan
warna menjadi ungu yang artinya protein (proteosa) menjadi asam amino
dengan bantuan enzim tripsin yang terdapat pada duodenum.
Enzim amylase => terjadi perubahan warna dari biru tua menjadi hijau
kecoklatan dan terdapat adanya endapan yang berwarna merah didasar
tabung
Enzim maltase=> terjadi perubahan warna dari biru tua mejadi merah bata
serta terdapat endapan dari dasar tabung yang berwarna merah keorenan
Enzim tripsin => terjadi perubahan warna dari warna putih menjadi
kekuning kuningan
3. Apa pengaruh cairan empedu terhadap minyak, mengapa proses ini penting
untuk percobaan lemak?
Empedu memegang peranan penting karena mengandung garam-garam
empedu yang mampu mengemulsikan lemak menjadi tetesan-tetesan halus
sehingga mudah diserap dan dicerna.
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan kira kira 86%berupa air dan tidak
mengandung enzim. Akan tetapi mengandung mucin dan garam empedu
yang berperan dalam pencernaan makanan
-

Cairan empedu tersusun atas bahan bahan berikut


Air , berguna sebagai pelarut utama
Mucin , berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak
terjadi iritasi pada dinding usus.

Garam empedu mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu


bersifat alkali.garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan
permukaan lemak dan air (mengemulsikan lemak.
Proses ini penting dalam pencernaan lemak karena dengan adanya garam
asam empedu sebagai emuglator, maka lemak dalam usus dapat dipecah
pecah menjadi patikel-partikel kecilsebagai emulsi sehingga luas permukaan
lemak semakin besar , sehingga proses hidrolisis dapat berjalan dengan
cepat. Dan lemak yang telah dipecah-pecah menjadi partikel-partikel kecil
yang dapat diserap oleh tubuh lainnya dalam ikan untuk dilanjutkan proses

pencernaan berikutnya.
4. Mengapa ekstrak usus halus disimpan selama 1 minggu sebelum diuji?
agar enzim yang masih terdapat pada usus ikan mas yang masih segar dapat
bekerja. Bahkan ekstrak ini dibungkus dengan kerts karbon yang disimpan
ditempat yang gelap. Perlakusn ini dilakukan untuk membuat suasana seperti
tempat(ruangan) usus yang terdapat pada ubuh ikan mas (diruang tanpa
terkena cahaya) yang berarti enzim tidak akan bekerja apabila suhu tinggi
sehingga akan mengganggu kerja enzim.
5. Uraikanlah urutan hidrolisa amilum
Secara umum amilum dan air akan menjadi glukosa
(C6H12O6)n + n H2O
n C6H10O6
Amilum +H2O
amilase
maltosa +H2O
(Hidrolisis)
(Hidrolisis)
maltase
Glukosa

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai