Anda di halaman 1dari 11

.

Sistem Genitalia Amphibi Jantan


Pada amphibi jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih
kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal
dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga
abdomen.

Saluran reproduksinya yaitu, Tubulus ginjal akan menjadi duktus
aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus
mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa
spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan
sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat
musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus
yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian
kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di
sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.

Pada urodela lebih panjang daripada salientia yang berbentuk oval
sampai bulat dan lebih kompak. Pada caecilian, strukturnya panjang
seperti rangkaian manik-manik. Pada salamander testis terlihat lebih
pendek dengan permukaan yang tidak rata. Badan lemak terlihat pada
gonad jantan.

2. Sistem Genitalia Amphibi Betina
Pada betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya
dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik
ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis,
masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan
oleh mesovarium.

Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-
kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong
(infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.
Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus
mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II, diktat
asistensi Anatomi Hewan).

3. Pembuahan Eksternal
Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara
eksternal, artinya penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di
luar tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum
dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih
kecil dari pada pembuahan secara internal.

Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita
membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai
bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu
merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai
ribuan.

Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian
leher, yang berfungsi sebagai tempat pegangan bagi katak jantan
ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan
dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan
telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak
betina ketika terjadi fertilisasi.


Katak
Katak jantan (bertubuh lebih kecil) berada di atas katak betina untuk
merangsang katak betina bertelur. Telur yang dikeluarkan bisa mencapai
20.000 butir. Katak jantan mengeluarkan sperma dan membuahi telur
katak betina. Katak melindungi telur yang telah dibuahi dengan berbagai
cara misalnya dilekatkan di punggung (pada katak marsupialia kerdil),
ditelakkan di atas tumbuhan atau tanah (pada katak warangan), dan
dibawa pada kantong suaranya (pada katak darwin). Telur menetas
menjadi berudu.
Seperti pada ikan, katak juga bertelur dengan fertilisasi eksternal. Telur
yang telah dibuahi akan bergerombol dipermukaan air. Setelah enam hari
telur akan menetas menghasilkan berudu atau kecebong. Berudu hidup di
dalam air dan bernafas dengan insang. Setelah mengalami metamorfosis
selama 1- 3 bulan, ia akan berubah bentuk menjadi katak. Pada umur satu
tahun katak telah menjadi dewasa.

Reproduksi pada Katak
Katak termasuk hewan amfibi yang hidup di darat dan air. Pembuahan
katak terjadi secara eksternal yang dilakukan di air. Katak bersifat
ovipar atau bertelur. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis
yang berwarna putih kekuningan.
Gambar a. alat kelamin jantan
katak, b. alat kelamin betina katak
Testis menghasilkan sperma. Sperma melewati vas efferentia dan
menuju kloaka. Kloaka merupakan tempat keluarnya sperma, saluran
urin, dan sisa pembuangan makanan. Alat kelamin betina terdiri dari
sepasang ovarium yang menghasilkan sel telur. Telur melewati oviduk
dan menuju kloaka.
Pada saat kawin (kopulasi), katak jantan akan naik ke punggung katak
betina. Dengan jarinya, katak jantan menekan katak betina sehingga
katak betina mengeluarkan sel telur ke dalam air. Saat keluarnya
telur, katak jantan akan mengeluarkan spermanya. Terjadilah
pembuahan sel telur di dalam air dan akan berkembang menjadi zigot.
Salah satu contoh amfibi adalah katak. Saluran pencernaan katak terdiri
dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Kelenjar pencernaan
terdiri dari hati dan pankreas. Hati menghasilkan empedu.
Di dalam rongga mulut katak terdapat gigi dan lidah. Katak memiliki lidah yang
ujungnya bercabang dua dan berpangkal di rahang bawah. Lidah katak dapat
dijulurkan ke luar untuk menangkap mangsa, yaitu serangga. Di dalam rongga
mulut juga terdapat kelenjar ludah yang menghasilkan ludah. Ludah berfungsi
untuk mempermudah menelan makanan.

Sistem Pencernaan Amfibi
Pada proses pencernaan, makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan
kemudian ke lambung. Di dalam lambung makanan dicerna. Selanjutnya,
makanan menuju ke usus halus dan mengalami pencernaan kimiawi dengan
bantuan enzim pencernaan yang berasal dari hati dan pankreas. Di usus halus,
sari-sari makanan diserap. Sisa-sisa makanan yang tidak diserap akan
dikeluarkan melalui kloaka.
Metamorfosis Katak
Katak melakukan persenyawaan luar yaitu di dalam air. Telur yang
disenyawakan (zigot) kemudian mengalami pebelahan menjadi
satu blastula kemudian pembentukan gastrula dan usus primitive mulai
terbentuk. Gastrula berubah menjadi neurula yang menempatkan sistem saraf
primitive. Perkembangan selanjutnya membentukan larva atau berudu. Berudu
mempunyai insang luar untuk bernafas dalam air, mulut dan kloaka serta ekor.
Berudu mendapat makanan dari tumbuhan akuatik. Kemudian insang luar
digantikan oleh insang dalam dan anggota-anggota depan serta belakang mula
berkembang





Morfologi



Anatomi



Sistem respirasi



Sistem pencernaan



Sistem sirkulasi



Sistem ekskresi



Sistem reproduksi



B. Pembahasan
Adapun pembahasan dari percobaan ini adalah :
1. Katak sawah (Rana cancarivora)
a. Morfologi
Pada pengamatan morfologi katak (Rana cancarivora)terdapat mulut (Rima
oris), hidung (Nostril), mata (Visus), selaput renang (Membran swim), Selaput
pendengaran (Membran tympani), lengan atas (Branchium), lengan bawah
(Antibranchium), Linea alba, paha (Femur), jari-jari (Digiti), telapak tangan
(Manus), betis (Crus), dan kloaka (Cloaca). Sedangkan pada pengamatan dari
gambar internet tidak jelas ditemukan selaput renang (Membran swim) pada alat
gerak bawahnya yakni (Ekstremitas posterior). Selain itu katak memiliki tubuh
yang dapat dibedakan atas kepala, badan, anggota gerak. Tidak memiliki leher dan
ekor. Pada bagian kepala berbentuk segitiga dengan moncong yang tumpul, celah
mulut lebar. Perut dan punggung dilapisi oleh kelenjar mukosa. Kelenjar mukosa
terdapat diseluruh permukaan perut dan punggung.
b. Anatomi
Bagian anatomi katak terdiri atas, esofagus, testis, usus, intestinum, kloaka,
empedu, jantung, dan hati dapat ditemukan pada bagian ventral saat pembedahan.
Paru-paru sebagai organ respirasi dan organ pencernaan begitupun jantungnya
sebagai organ dari sistem sirkulasi merupakan bagian yang terlihat jelas pada saat
pembedahan. Adapun organ dari sistem ekskresinya seperti ginjal, kantung kemih,
dan urether tidak begitu jelas karena berada pada bagian dorsal katak.
c. Sistem respirasi
Pada berudu tempat respirasi adalah insang eksternal dan kemudian menjadi
insang internal. Katak dewasa bernafas dengan paru-paru, yaitu berupa kantung.
Kantung yang pada dindingnya terdapat banyak ruang. Paru-paru berhubungan
dengan udara luar melalui 2 bronkus, laring (kotak suara) yang mengandung tali-
tali vokal, lalu faring dan lorong-lorong nasal. Lubang dari faring ke laring berupa
celah longitudinal yang disebut glotis. Lubang-lubang dalam dari lorong-lorong
nasal itu disebut nares interna. Pertukaran gas terjadi juga melalui kulit.
d. Sistem pencernaan
Alat pencernaan diawali oleh cavum oris dan diakhiri dengan kloaka. Dari
cavum oris makanan akan masuk melalui pharink. Esofagus yang menghasilkan
sekresi alkalis dan mendorong masuk dalam ventrikulus yang berfungsi sebagai
gudang pencerna. Bagian muka ventrikulus yang besar disebut cardiac, bagian
ventrikulus yang kecil berakhir di pyloris. Kontraksi dinding otot ventrikulus
meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventrikulus yang
mengandung enzim atau fermen, yang merupakan katalisator. Enzim yang
dihasilkan terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin, untuk protein dan lipase untuk
lemak. Makanan masuk ke intestinum melalui klap pyloris. Bahan makanan yang
berupa sisa akan menjadi feses dan selanjutnya dikeluarkan melalui anus.
e. Sistem sirkulasi
Sistem sirkulatoria terdiri atas cor, arteria, capilaria, venae, ductus
limpaticus, darah dan cairan limpa. Cor dibungkus oleh selaput pericardium
berbentuk lonjong terdiri atas sebuah ventrikulum, yang letaknya disebelah
posterior, berdinding otot daging tebal, dua buah atrium yaitu sinisrum dan dextum
yang terletak sebelah anterior dari ventrikulum, berdinding daging tipis. Antara
atrium dan ventrikulum terdapat valvae sehingga darah tidak kembali, sinus
venosus yang berbentuk segitiga, terletak sebelah dorsal dari cor, dan truncus arteri
anterious.
f. Sistem ekskresi
Ginjal tipe mesonefroid dan saluran kemih yang disebut saluran wolf.
Saluran-saluran itu langsung membawa sekret ke kloaka, walaupun ada juga
kandung kemih di sebelah sis ventral ke kloaka.
g. Sistem reproduksi
Sistem reproduksi katak jantan tediri atas sepasang testis berbentuk oval
berwarna keputih-putihan, terletak disebelah anterior dari ginjal, di sebelah
terdapat vas eferensia yang bermuara pada saluran kencing. Kemudian menuju
kloaka. Akhir dari ureter mengalami pembesaran dan diesbut vesiku seminalis
sebagai tempat penampugan sperma sementara

Anda mungkin juga menyukai