Anda di halaman 1dari 3

REPRODUKSI AMPHIBIA

Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphiyang berarti dua dan Biosyang berarti hidup.
Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu
di darat dan di air. Amfibi adalah vertebrata yang memiliki dua fase kehidupan pada dua
lingkungan yang berbeda. Ketika menetas hidup di air dan bernafas dengan insang,
kemudian saat dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru.

Adapun kedudukan amphibia dalam system klasifikasi yaitu sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Amphibia

a. Sistem genitalia jantan


Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuning-kuningan yang digantungkan
oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak dibagian posterior
rongga abdomen. Saluran reproduksi, tubulus ginjal akan menjadi duktus eferen dan
membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesoneforus.

Gambar 1. Organ reproduksi katak jantan

Di dekat kloaka, duktus mesonefros pada beberapa spesies akan membesar


membentuk vesikula (penyimpanan sperma sementara). Vesikula seminalis akan
membesar haya pada saat musim kawin saja. Vas eferen merupakan saluran-saluran halus
yang meninggalkan testis, berjalan menuju ke bagian cranial ginjal. Duktus wolf keluar
dari dorsolateral ginjal, dan berjalan disebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang
masih jelas dijumpai.
b. Sistem genitalia betina

Gambar 2. Organ reproduksi katak betina

Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak


berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupun korpus adiposum berasal dari
plica gametalis, masing-masing gonalis dan pars progonalis. Saluran reproduksi berupa
oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang
mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya disebut oskum abdominal. Oviduk di
sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut duktus mesonefrus dan akhirnya
bermuara di kloaka.

c. Fertilisasi pada amphibi


Pembuahan pada amphibi terjadi secara eksternal, artinya penyatuan jantan dan
gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan ekternal biasanya dibentuk ovum
dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil daripada
pembuahan secara internel. Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak. Ovum
matang akan ditampung oleh corong (infundibulum). Perjalanan ovum dilanjutkan
melalui oviduk dan uterus (terdapat pada pangkal oviduk). Oviduk katak betina terpisah
dengan ureter dan bermuara pada kantong kloaka. Setiap ovum yang keluar dari dalam
tubuh induk betina akan dilapisi selaput telur (membrane vitelin). Pada betina juga
ditemukan semacam lekukan pada bagian lekukan leher, yang berfungsi sebagai tempat
“pegangan” bagi katak jantan yang mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak
jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupa telapak kaki
yang lebih kasar.
Gambar 3. Proses ampleksus pada katak

Pada saat musim kawin, katak jantan akan menempalkan tubuhnya pada punggung
katak betina (ampleksus) dan menekan perut katak betina. Katak betina akan
mengeluarkan ovum yang jumlahnya banyak. Bersamaan dengan hal tersebut katak
jantan akan mengeluarkan spermanya. Ovum yang bertemu sperma akan menghasilkan
zigot yang kemudia berkembang menjadi embrio. Embrio yang terbentuk akan dilindungi
oleh cairan kental sehingga akan membentuk gumpalan telur. Embrio yang berkembang
akan menjadi berudu, katak muda dan akan berakhir pada katak dewasa.

KESIMPULAN

1. Proses fertilisasi/pembuahan pada ikan ada 2 cara, yakni pembuahan di dalam


(internal fertilization) dan pembuahan di luar (external fertilization). Namun
demikian kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan diluar (external
fertilization).Ikan yang melakukan pembuahan diluar disebut ikan jenis ovipar. Ikan
jenis oviparmengeluarkan telur dari dalam tubuhnya untuk dibuahi oleh “si jantan”.
Sebaliknya ikan yang melakukanpembuahan di dalam disebut ikan jenis ovovivipar.
Ikan jenis ini berkembangbiak dengan cara melahirkan.
2. Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal artinya
penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Ampleksus
merupakan tingkah laku saat katak jantan berada di punggung katak betina untuk
melakukan fertilisasi.
3. Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melaluiproses
pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu
spermafungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan di epididimis.

Septiana. (2021). Taksonomi Invertebra. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
Ngarofah, L., (2020). Fisiologi Hewan. Lampung: UIN Raden Intan.

Anda mungkin juga menyukai