Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN II

MEMAHAMI STRUKTUR TUBUH KODOK (Bufo melanostictus)

A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi morfologi dan topografi alat visceral
pada kodok (Bufo melanostictus)
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem digestoria pada kodok
(Bufo melanostictus)
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem Urogenitalia pada kodok
(Bufo melanostictus)
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem Respiratoria pada kodok
(Bufo melanostictus)

B. Dasar Teori
Amphibi adalah definisi bagi sekelompok hewan yang semasa hidupnya di
darat dan di air. Amphibi yang hidup di dunia terdiri dari tiga Ordo yang pertama
adalah Caudata atau Salamander, Cecilia atau Gymnopiona dan Anura (Winata,
2015: 1).
Amphibi berasal dari kata amphi (rangkap) dan bios (kehidupan) karena
amphibi merupakan hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan yaitu pada
awalnya di air tawar selanjutnya di darat. Fase awal (di dalam air) sebelum alat
reproduksinya terbentuk atau merupakan fase larva (disebut berudu).
Selanjutnya setelah tumbuh columna vertebralisnya mulailalah katak hidup di
darat (Tim Dosen Biologi, 2011: 1).
Anggota ordo Anura ini dibedakan dengan sebutan kodok dan bangkong.
Kodok atau katak digolongkan pada jenis berkulit licin dan dapat dimakan.
Bongkong digunakan untuk menyebutkan kelompok yang berkulit kasar mirip
orang budukan. Pada umumnya jenis kodok ini beracun. Kodok mempunyai dua
jenis habitat, yaitu daratan dan air. Daratan lebih banyak dibutuhkan pada waktu
memasuki stadia percil (kodok muda) hingga dewasa, sedangkan pada masa
2

berudu atau kecebong lebih banyak memerlukan air sebagai habitatnya (Susanto,
2003: 5).
Salah satu ordo Anura yang umum ditemukan dari famili Bufonidae.
Penyebaran famili Bufonidae khususnya spesies kodok Bufo (Duttaphrynus
melanostictus) dimulai dari India, Indocina sampai ke Indonesia, dan
penyebaran kodok Bufo (Phrynoides) asper dimulai dari Indocina sampai ke
Sumatera dan Kalimantan (Wati, 2014: 154).
Kodok mempunyai manfaat bagi manusia, yaitu sebagai sumber protein
hewani karena memiliki kanadungan gizi yang tinggi. Kulit kodok dapat di
proses menjadi kerupuk yang rasanya gurih, selain itu limbah kodok dapat
dipakai untuk ransum ternak itik dan ayam. Kelenjar hipofisa yang terdapat
dalam kepala kodok dapat digunakan sebagai perangsang kodok untuk
melakukan pembuahan. Kulit kodok bisa diopset menjadi hiasan rumah dengan
harga yang cukup tinggi. Kodok juga dapat digunakan sebagai sarana hiburan di
Amerika diadakan lomba kodok loncat jauh. Di Indonesia pun sudah dilakukan,
terutama di Pekanbaru (Susanto, 2003: 2).
Sistem pencernaan amphibi berbeda dengan hewan vertebrata lainnya, dan
habitatnya juga berbeda. Hewan amphibi juga termasuk dalam kelas hewan
chordata.Hewan amphibi ialah hewan yang habitatnya di darat dan di air. Katak
mengalami metarmorfosis, hal ini berpengaruh pada organ-organ seperti organ
pencernaan larva katak (kecebong) adalah herbivora, sedangkan katak dewasa
adalah predator serangga. Katak dewasa memiliki sistem pencernaan yang lebih
rumit dibandingkan larva katak (Sugiarto, 2016: 19-20).
Menurut Sugiarto (2016: 20-21), berikut penjelasan mengenai organ
pencernaan katak:
1. Rongga mulut, organ pencernaan yang pertama mencerna makanan.
Ditopang oleh rahang atas dan bawah. Gigi tidak berkembang secara
sempurna dan berbentuk V. Katak mempunya lidah yang sangat panjang
dan berguna untuk menangkap mangsa.
2. Kerongkongan (esofagus), tidak memiliki leher sehingga kerongkongan
katak berupa saluran kecil dan sangat pendek
3

3. Lambung (ventrikulus), bersifat asam dengan tujuan untuk membunuh


kuman penyakit dan melumpuhkan mangsanya. Lambung katak menyerupai
lambung ikan. Pankreas katak terletak didekat lambung yang menghasilkan
enzim yang membantu pencernaan makanan. Pankreasnya berwarna
kuning-kekuniangan. Dekat lambung terdapat hati yang menghasilkan ciran
empedu yang berguna menetralisir racun
4. Usus (intestinum), terdiri dari beberapa bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejenum) dan usus cerna (ileum). Dalam usus
katak terjadi prose penyerapan sari-sari makanan dengan bantuan enzim
yang dihasilkan oleh pankreas. Usus katak tak hampir menyerupai usus
ikan.
5. Usus besar atau usus tebal, didalam usus besar sudah tidak ada proses
pencernaan lagi, yangada pembusukan sari-sari makanan dan penyerapan
air saja
6. Kloaka, sisa makanan yang tidak diserap akan dikeluarkan melalui kloaka.
Bentuk kloaka pada katak menyerupai kloaka pada reptil dan ikan. Kloaka
pada katak mempunyai dua saluran yaitu saluran reproduksi dan saluran
pencernaan.

Gambar 1. Sistem Pencernaan pada Katak


Sumber: (Sugiarto, 2016: 19)
Menurut Tim Dosen Biologi (2011: 36-37), sistem urogenitalia pada kodok,
terdiri dari:
4

1. Organa uropoetica
Organa uropoetica, terdiri dari :
a. Ren (ginjal): terjadi dari mesonephros, terdapat sepasang, warna coklat,
b. Dorsal dari coelom dan retroperitonial (dibelakang/diluar peritonium)
c. Ureter (saluran kencing): hasil-hasil pengeluaran dari ren yaitu urine,
melalui saluran ini
d. Vesica urinaria (kandung kencing): menempel pada cloaca
2. Organa genitalia masculine (pada jantan)
Organa genitalia masculina (pada yang jantan), terdiri dari :
a. Testis sepasang, letaknya berdekatan dan ventral dari ren, alat
penggantungnya disebut mesorchium. Spermatozoa yang dihasilkan
testis ini dialirkan melalui beberapa saluran kecil yaitu vasa efferentia,
yang kemudian dibagian anterior dari ren berhubungan denga tubuli
uriniferi, teruis mengalir kebawah dan bersatu dengan ureter.
b. Ductus urospermaticus
c. Vesicula seminalis
d. Corpus adiposum (badan lemak): sepasang, masing-masing terdapat
pada bagian anterior testis atau ovarium (terdapat pada yang jantan dan
betina), warna putih-kuning, merupakan persediaan kalori pada musim
kawin (breeding season) atau pada waktu hibernation (tidur musim
dingin).
3. Organa genitalia femina (organ kelamin betina),
Organa genitalia femina (organ kelamin betina), terdiri dari:
a. Ovarium sepasang, penghasil ova, ventral dari ren dan alat
penggantungnya disebut mesovarium. Ova yang masak dilepaskan
kedalam coelom, kemudian masuk kedalam:
b. Oviduct saluran telur, sepasang, kiri-kanan dari ren, berbelit-belit dan
mempunyai bagian-bagian:
1) Ostium: ujung dari oviduct, disebelah kiri dan kanan dari
oesophagus
2) Infundibulum
5

3) Uterus: bagian oviduct yang membesar, posterior dari oviduct


4) Corpus adiposum (badan lemak), seperti pada hewan jantan
Katak mengawali hidupnya sebagi telur yang diletakkan induknya di air,
atau ditempat-tempat basa lainnya. Perkawinan katak terjadi pada waktu-waktu
tertentu, pada saat bulan mati atau menjelang hujan. Sistem reproduksi katak
terjadi secara seksual artinya penciptaan keturunan terjadi melalui proses
peleburan gamet haploid untuk membentuk zigot (telur yang dibuahi) yang
diploid. Gamet tersebut dibentuk secara meiosis. Gamet tersebut mengeluarkan
gamet ke lingkungan dan tidak disimpan didalam tubuhnya (Sugiarto 2016: 23-
24).
Menurut Sugiarto (2016: 23-24), proses reproduksi pada katak adalah
sebagai berikut:
a. Spermatogenesis, organ reproduksi pada gamet jantan, merupakan sepasang
testis yang berbentuk oval dan berwarna kuning puti-putihan. Testis terletak
disebelah atas ginjal yang digantungkan oleh mesorsium. Sperma yang
dihasilkan testis berjumlah sepasang dan nantinya akan disalurkan kedalam
vas deferens, yang selanjutnya akan bermuara dikloaka. Didekat kloaka,
duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk
vasikula seminalis (penyimpanan sperma sementara). Spermatogenesis
pada katak tidak jauh beerbeda dengan spermatogenesis pada hewan
vertebrata lainnya.
b. Oogenesis, pada katak betinaoogenesis membutuhkan waktu selama 3
tahun. 2 tahun pertama, oosit tumbuh dan berkembangsecara bertahap dan
pada tahun ke-3, pertumbuhan oosit meningkat yang menyebabkan yolk
menjadi besar. Fertilisasi pada katak merupakan peleburan sperma dengan
sel telur atau lebih dikenal juga dengan pembuahan. Fertilisasi terdiri dari
fertilisasi internal dan eksternal. Telur dihasilkan di ovarium. Sel oogonia
yang bersifat diploid membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer.
6

Gambar 2. Sistem Reproduksi pada Katak Jantan dan Betina


Sumber: (Sugiarto, 2016: 19)
Fertilisasi merupakan peleburan sperma dengan sel telur atau lebih dikenal
dengan pembuahan. Fertilisasi terdiri dari fertilisasi internal dan fertilisasi
eksternal. Fertilisasi eksternal banyak ditemui pada beberapa spesies dari kelas
amphibi. Fertilisasi eksternal biasanya sel telur (ovum) dibentuk dalam jumlah
besar karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan
secara internal. Pada katak saat akan melakukan fertilisasi, katak jantan akan
menempel pada punggung betina sambal menekan perut betina dengan
menggunakan kaki bagian depan dan merangsang pengeluaran telur kedalam air
(Sugiarto, 2016: 28-29).
Sistem pernafasan pada katak adalah yang paling menarik karena katak
memiliki beberapa pergantian sistem. Katak muda atau bisa disebut berudu
bernapas dengan menggunakan insang luar. Insang luar berupa 3 pasang lipatan-
lipatan kulit yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh kapiler darah.
Oksigen yang larut dalam air disekeliling insang berdifusi kedalam kapiler-
kapiler darah dan beredar keseluruh jaringan tubuhnya. Karbon dioksida
dibawah kembali oleh darah kealat pernafasan untuk dikeluarkan dari tubuh.
Setelah lebih kurang berumur 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam
(Sugiarto, 2016: 15).
Menurut Sugiarto (2016: 16-17), penjelasan tentang mekanisme pernapasan
pada katak, sebagai berikut:
1. Selaput rongga mulut, berfungsi sebagai alat pernapasan karena strukturnya
tipis dan dan banyak terdapat kapiler. Saat faringdan rongga mulut bergerak,
7

lubang hidung terbuka dan tertutup sehingga udara dapat masuk lewat
mulut.
2. Kulit, pernafasan melalui kulit dilakukan secara difusi. Terjadi karena katak
memiliki kulit yang tipis, selalu lembab, dan banyak mengandung kapiler
darah. Pernapasan ini dapat berlangsung didalam air maupun didaratan.
Oksigen (O2) masuk melalui kulit akan melewati vena kulit (vena kutane)
sebaliknya karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawah kejantung,
dari jantung dipopmpa kekulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru.
Dengan demikian terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di
kulit.
3. Paru-paru, katak bernapas dengan paru-paru walaupun masih belum sebaik
paru-paru mamalia. Paru-paru katak berupa sepasang kantung tipis yang
elestis sehingga udara pernapasan dapat berdifusi,
Menurut Sugiarto (2016: 18), pada katak inspirasi dan ekspirasi berlangsung
pada saat mulut katak tertutup.
1. Inspirasi
Udara kaya O2 masuk keparu-paru melalui selaput rongga rongga mulut
dan kulit. Otot sternohioideus berkontraksi sehngga rongga mulut
membesar, akibatnya udara luar yang kaya O2 masuk kedalam rongga mulut
melalui koane. Kemudian koane menutup dan segera otot rahang bawah dan
otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecill.
Mengakibatkan udara masuk kecelah-celah terbuka menuju keparu-paru.
Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas O2 diikat oleh darah yang ada dalam
pembuluh-pembuluh kapiler dinding paru-paru, sedangkan karbon dioksida
dilepaskan.
2. Ekspirasi
Udara yang miskin O2 dilepaskan keluar. Otot perut dan otot
sternohhioidaus berkontraksi hingga udara yang ada didalam paru-paru
tertekan keluar dan masuk kedalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan
koane membuka. Otot rahang bawah berkontraksi yang segera yang diikuti
kontraksi otot geniohioideus, sehingga otot mulut mengecil. Dengan
8

mengecilnya rongga mulut., akibatnya udara dari paru-paru yang kaya CO2
akan keluar melalui koane.

Gambar 3. Mekanisme Respirasi pada Katak


Sumber: (Sugiarto, 2016: 19)
9

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Dissecting set 1 set
b. Papan paraffin 1 buah
c. Toples atau killing bottle 1 buah
2. Bahan
a. Kodok (Bufo melanostictus)
b. Alkohol 70%
c. Kapas

D. Prosedur Kerja
1. Katak (Bufo melanostictus) dimasukkan kedalam killing bottle lalu
diberikan etanol.
2. Setelah katak (Bufo melanostictus) mati lemas, katak (Bufo melanostictus)
diletakkan diatas papan bedah dengan bagian ventral (perut menghadap
atas).
3. Extremitas atas dan bawah dijepit dengan menggunakan jarum penusuk.
4. Kulit katak (Bufo melanostictus) digunting dari atas posterior (kloaka atau
diantara extermitas bawah kearah horizontal hingga diantara extermitas atas
atau dibawah leher).
5. Antara kulit kodok (Bufo melanostictus) dan otot dipisahkan untuk
mengamati organ bagian dalam.
6. Anatomi luar dan anatomi dalam yang terlihat diamatai dan di gambar.
10

DAFTAR PUSTAKA

Sugiarto, Totok. 2016. Panen Kodok Dalam Waktu 3 bulan. Jawa Barat: Lumenta
Publishing. Hal: 16-29

Susanto, Heru. 2003. Edisi Revisi Budidaya Kodok Unggulan. Jakarta: Penebar
Swadaya. Hal: 2

Tim Dosen Biologi. 2011. Modul Praktikum Biologi. Sumedang: Fakultas


Peternakan Universitas Padjajaran. Hal: 1, 36-37

Wati, Meliya dan Yosmed H. 2015. Komposisi Makanan (Diet) Dua Spesies Kodok
Bufo Melanostictu, Schneider (1799) dan Bufo Asper Gravenshorts
(1829) Di Daratan Tinggi dan Daratan Rendah Sumatra Barat.
http://ejournal-skipi-pgri-sumber-ac.id/indeks.php/pelangi/article/
viewfil /30/264.pdf. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2017 pukul 20:00
WITA. Hal 154

Winata, Ega dkk. 2015. Jenis-Jenis Katak (Amphibi Anura) di Desa Kepenuhan
Hulu Kecamatan Kepenuhan Hulu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi
Riau.http://media.neliti.com/media/publications/109460-ID-jenis-jenis
–katak-amphibi-anura-di-desa.pdf. diakses pada tanggal 15 Oktober
2017 pukul 16:00 WITA. Hal 1
11

LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 16 Oktober 2017

Mengetahui,

Asisten Praktikum Praktikan

Rismayanti Lia Agustina


NIM. 1505015052 NIM. 1605015013

Anda mungkin juga menyukai