PERKEMBANGAN HEWAN
SISTEM REPRODUKSI AMFIBI, REPTIL, AVES
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Abraham Prantaa Sitinjak (
Aisyah Afrilia
Isni Khotimah br Pane
Keysia Olivia Simatupang
Rika Malem Margaretta br Gurusinga ( 4221141022 )
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Mahsa Esa, karena berkat Rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyususn makalah Rekayasa Ide tentang Sistem Reproduksi Amfibi, Reptil
dan Aves ini dengan baik dan tepat waktu untuk memenuhi tugas dari mata kuiah Perkembangan
hewan. Terimakasih kami ucapakan kepada ibu Dra. Adrianan Yulinda Dumaria Lbn Gaol,
M.Kes, selaku dosen mata kuliah Perkembangan Hewan yang telah memberi kami tugas
pembuatan makalah ini sehingga kami lebih termotivasi.
Dalam makalah ini, kami menjelaskan tentang system reproduksi amfibi, reptile dan aves.
Makalan ini dibuat dari berbagai sumber, dan beberapa bantuan dari berbagai pihak, yaitu teman-
teman. Oleh karen aitu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekyrangan pada makalah ini. Oleh karena itu,
kami mohon krtitik dan saran agar pembuatan makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
A. Latar Belakang
Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting.tanapa
kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu, perlu dihasilkan
sejumlah besar indivdiu baru yang akan mempertahankan jenis suatu hewan. Proses
pembentukkan individu baru inilah yang disebut reprdosuksin (urogenital).
Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi
jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan
dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada
beberapa hanya satu) dan sdaluran reproduksi betina. Pada mamlia yang dilengkapi organ
kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu.
Reproduksi dapat terjadi secara generative atau vegetative. Reproduksi secara
vegetative tidak melibatkan proses pembentukan gamet, sedangkan reproduksi generative
diawali dengan pembentukan gamet. Di dalam gamet terkandung unit hereditas (faktor
yang diturunkan) yang disebut gen. gen berisi sejumlah besar kode informasi hereditas
yang sebenarnya, yang terletak pada DNA.
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup,
perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan
pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di
luar tubuh (fertilisasi eksternal), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam
tubuh (fertilisasi internal).
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal dilengkapi dengan adanya organ
kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan
ke betina.
B. Tujuan
Berdasarkan uraian di atas, maka kami dapat memahami tujuan dari penyusunan makalah
ini yaitu :
1. Untuk mengetahui system reproduksi hewan amfibi,reptile dan aves
4
2. Untuk mengetahui susunan fungsional organ reproduksi
3. Untuk mengetahui spermatogenesis dan oogenesis.
C. Pendahuluan
Kelompok amphibia, misalnya katak, merupak jenis hewan ovipar. Katak betina
dan katak jantan tidakmemiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak juga terjadi di luar
tubuh. Pada saat kawin, katak betina dankatak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu
katak jantan akan menempel pada punggung katak betinadan menekan perut katak betina.
Kemuidan katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiapovum yang
dikeluarkan katak betina diselaputi oleh selaput telur atau membran vitelin.
Sebelumnya,ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh
suatu corong. Perjalanan ovumdilanjutkan melalui saluran telur atau oviduk. Dekat
opangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapatsaluran yang menggembung yang
disebut kantung telur atau uterus. Oviduk katak betina terpisah denganureter (saluran
kemih. Oviduk berkelok!kelok dan bermuara di kloaka.Segera setelah katak betina
mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkansperma. Soperma
yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam
saluransperma (vas de"erens. #as de"erens katak jantan bersatu dengan ureter (saluran
kemih. Dari vasde"erens sperma bermuara di kloaka. Setelah terjadi "ertilisasi
eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairankental, sehingga kelompok telur tersebut
berbentuk gumpalan telur.$umpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang
menjadi berudu. %erudu awal yang keluar darigumpalan telur berna"as dengan insang
dan melekat pada tumbuhan air dengan alat isap. &akanannyaberupa pitoplankton
sehingga berudu tahap awal merupakan herbivor. %erudu awal berkembang lebihlanjut
dari herbivor menjadi karnivor atau insektivor (pemakan serangga. %ersamaan dengan
itu mulai
5
terbentuk lubang hidung dan paru!paru, serta celah!celah insang mulai tertutup.
Selanjutnya, celahinsang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah tiga bulan sejak terjadi "ertilisasi, mulailah terjadi metamor"osis. 'nggota gerak depan
menjadisempurna. 'nak katak mulai berani muncul ke permukaan air, sehingga paru!parunya
mulai ber"ungsi.Pada saat itu, anak katak berna"as dengan dua organ, yaitu insang dan paru!paru.
Kelak "ungsi insangberkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga
akhirnya lenyap. Pada saat itulahmetamor"osis katak selesai.
6
Saluran reproduksinya yaitu,tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermato-
oa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa
spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula
seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran!saluran
halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf
keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih
jelas dijumpai.
Pada urodela lebih panjang daripada salientia yangberbentuk oval sampai bulat dan lebih
kompak. Pada caecilian, strukturnya panjang seperti rangkaian manik-manik. Pada salamander
testis terlihat lebih pendek dengan permukaan yang tidak rata. Badan lemak terlihat pada gonad
jantan.
7
cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu
dierami hingga menetas menajdi anak. Ovipar terjadi pada burung dan bberapa jenis reptile,
namun ada juga reptile yang bersifat ovovivipar, seperti ular dan kadal. Ovovvivipar merupakan
embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi teur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh
induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanaan yang berada di dalam telur.
Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan akan akan kelaur dari vagian
induk betinanya. Contoh hewan ovovivpar adalah kelompok reptile (kadal) dan ikan hiu.
Reptile betina menghasulakn ovum di dalam ovarium. Ovum kemduian bergerak di sepanjang
oviduk menuju kloaka. Reptile jantan mengasilkan sperma di dalam dengan testis, yaitu epidermis. Dari
epidermi sperma bergeka menusju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua
penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan
karet. Pada saat kelompok hewan reptile mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis sajayang
dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina. Ovum reptile betina yang telah dibuahi akan dikelilingi
ooeh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam
lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptile, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan
ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptile
seperti kadal, igunana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan
sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan
telrunya.
a. Testis berbnetuk oval, realtif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak
di dorsal rongga mabdome. Pada kadal dan ular, saalah satu testis lebih ke depan dari pada yang
lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini
akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergekung membentuk epididymis.
Tubulus mesonefrus memebntuk suktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferous.
Pada kebanyakan reptile, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui
satu lubang, yaiut sinus urogenital yang pendel.
8
Pada reptile, organ genitalia masculine terdiri atas testis yang bebrnetuk oval, relative kecil,
berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, terletak di dorsal rongga abdomen yang di gantung oleh
mesorchium. Pada kadal dan ular, salah satu testis teretak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis
akan membesar saat musim kawin. Saaluran reproduksi, dukstus mesonfrus berfungsi sebagai saluran
reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebgaiaan duktus wolf dekat testis bergelung
membentuk epididymis. Duktus wolf bagian posterior menjadiduktus deferen. Pada kebnayakn reptile,
duktus deferen bersatu dengan ureter hemipenis merupakan se[asanag alat capulatio yang berupa
tonjolan di didnding cloaca. Hemipenis ini jika dalam keadaan istirahat akan melipat masuk ke dalam
mengadakan copulation di tonjolkan keluar.
Semua reptile selain spenodon memiliki organ kopulatoris, ular dan kadal memounyai
hemipenis, sednagkan pada buaya penis.
Jantan
Betina
System reproduksi pada aves jantan yaitu terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan
ureter dan bermuara di kloaka, serta terdapat saluran reproduksi yaitu Tubulus mesonefrus membentuk
duktus aferen dan epididymis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktur deferen. Pada burug-
burung kecil, duktus egeren bagian distal yang sangat panjang membentuk duktus aferen yang
berdilatasi menjadi duktus ejakuatori. Duktus eferen berhubungan dengan epididymis yang kecio
dengan ureter ketika masuk kloaka. Pada aves betina hanya ada satu ovarium. Ovarium dilekati oleh
suatu corong penerima ovum yang dioanjutkkan leh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus
yang bermuara pada kloaka.
Fertilisasi padsa avea (burung) akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma
masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergeak mendekati kloaka. Saat perjalanan
mennuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang
berupa zat kapur.
9
Kelompok burung merupakan hewa ovipar. Walaupun kelompok burung tudak memiiki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh (internal) yaitu merupakan penyatuan sperma dan
ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina.hal ini dapat terjadi karena adaya oersitiwa kopulasi,
yaitu masuknya alat kelamin jantan k eke dalam alat kelamin betina. Fertiliasi internal terjai pada hewan
yang hidup di dara (terstrial)mmisalmya hewan dari kelompok reptile, aves dan ammalia. Pada burung
proses fertilisasi ini dilakukan dengan cara saling menempelka kloaka. Sebgaian besar burung
membangun sarangnya untuk menyimpan telur dan mengeraminya, jumlah telur yang di letakan dalam
sarangnya yang bervariasi tergnatung spesiesnya, jumlah telur yang diletakkan dalam sarangnya yang
bervariasi tergnatung spesienya, ada yang yanya 1,3 atau ada yang samai 14 butir. Masa inkubasi
(pengeraman) pada burung berbeda-beda. Burung burung darat yang kecilnya maa inkubasinya kursng
lebih 14 hari, ayam peluharaan 21 jari, burung kuau 21 hari, bebek da rajawali masa 28 hari, sedangkan
burung unta 42-6- hari. Anak-anak burung yang bersifat atrical membutuhkan kurang lebih seminggu
setelah menetas untuk meninggalkan sarang.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna da tetap kecil yang disebut rudiementer. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum
yang dilanjutkkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang ermuara pada kloaka. Pada
burung jantan terdaat sepasang testits yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Teur dapat menetas aabila diermai oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan
memggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum data
mencaru makan sendir, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
10
posteriornya adalah magnum yang mengeksrisikan albumin, selanutnya istimus yang
mengrkesikan fimbre. Membrane sel telur dalam dan luar
11