SISTEM UROGENITALIA
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui anatomi sistem urin pada hewan tingkat tinggi
2. Mengetahui anatomi organ reproduksi hewan jantan dan betina
3. Menentukan bagian-bagian organ reproduksi hewan jantan dan betina
B. Landasan Teori
a. Sistem Ekskretoria (Urinaria)
Organ-organ yang menyusun sistem ekskretoria terdiri dari:
1. Ginjal, sepasang berbentuk kacang yang berwarna kemerahan
2. Ureter, terdapat sepasang yang terpancar dari hilus ginjal, dan berakhir pada
vesika urinaria. Bagian yang melebar dari ureter yang berhubungan dengan
hilus disebut pelvis.
3. Vesika urinaria, kantung tempat menampung urin sebelum dikeluarkan.
4. Uretra, saluran tunggal yang keluar dari vesika urinaria untuk mengeluarkan
urin. Pada hewan jantan, uretra terdapat di dalam penis.
1
i. Oviduk (sepasang), saluran berliku, pada ujung anteriornya terdapat
lobang yang disebut ostium, tempat masuknya sel telur.
ii. Uterus (sepasang), tempat berkembangnya embrio
iii. Vagina, tempat masuknya penis pada waktu kopulasi terjadi dan
merupakan jalannya embrio saat dilahirkan.
iv. Klitoris, berupa tonjolan kecil di sebelah vagina. Klitoris ini identik
dengan struktur penis pada jantan.
PRAKTIKUM KE 2
A. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui bentuk sel kelamin hewan jantan dan betina
2. Untuk mengetahui perbedaan bentuk sel kelamin beberapa jenis hewan
B. Landasan Teori
Sel kelamin atau gamet merupakan sel yang berfungsi untuk bereproduksi secara
seksual pada makhluk hidup. Proses pembentukan gamet disebut juga gametogenesis.
Struktur yang dapat menghasilkan gamet adalah gonad.
Gamet memiliki jumlah kromosom setengah dari induknya (n). Gamet dibentuk dari
pembelahan meiosis sel-sel pada gonad. Mayoritas gamet makhluk hidup telah
2
mengalami rekombinasi genetik melalui proses pindah silang pada meiosis. Berikut ini
adalah beberapa contoh gamet makhluk hidup.
1. Sperma
Sperma adalah gamet jantan pada hewan. Sperma dibentuk pada testis, tepatnya
pada Tubulus seminiferous. Struktur dari sel sperma meliputi kepala, badan atau
bagian tengah, ekor atau flagellum. Bagian kepala pada sperma terdapat acrosome
yang mengandung enzim untuk membantu proses fertilisasi. Bagian tengah terdiri dari
organela mitokondria sebagai penghasil energi. Bagian ekor atau flagellum berfungsi
sebagai alat pergerakan sperma.
2. Sel Telur
Sel telur atau ovum adalah gamet betina pada hewan. Ovum dibentuk pada
ovarium dan memiliki ukuran sel yang lebih besar dari sel sperma. Sitoplasma dari
ovum terdiri dari yolk yang kaya akan nutrisi. Nutrisi ini digunakan apabila sel telur
mengalami peleburan dengan sel sperma dan berkembang menjadi zigot serta
pertumbuhan embrio.
PRAKTIKUM KE 3
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan siklus estrus pada hewan mamalia (mencit)
B. Landasan Teori
Siklus estrus adalah suatu siklus reproduksi yang ditemui pada hewan betina
yang tidak hamil. Siklus ini pada primata disebut siklus menstruasi, yang mempunyai
hubungan erat dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada organ reproduksi.
Siklus estrus pada mencit biasanya dimulai pada umur 6-7 minggu. Pada siklus ini
dikenal adanya masa proestrus estrus, metestrus, dan diestrus. Semua tingkatan ini
dapat ditentukan dengan membuat apusan vagina.
PRAKTIKUM KE 4
TIPE-TIPE TELUR
A. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui tipe-tipe sel telur beberapa jenis hewan
B. Landasan Teori
Sel telur selama masa perkembangannya di dalam ovarium mengalami
penimbunan deutoplasma atau yolk di dalam ooplasmanya. Hal ini diperlukan sebagai
makanan cadangan untuk pertumbuhan embrionya di kemudian hari. Penyebaran Yolk
di dalam ooplasma berbeda-beda sehingga dengan demikian didapat beberapa tipe
telur berdasarkan penyebaran dan jumlah yolk.
3. Telur megalesital, yolknya sangat banyak dan tersebar merata sehingga nukleus
dengan sedikit ooplasma di sekelilingnya terdesak ke permukaan sel telur dan
disebut keping lembaga. Tipe telur ini umumnya berukuran besar. Contoh telur
ayam dan telur insekta
Telur ayam dikelilingi selaput telur yang dikenal dengan albumen atau putih telur.
Mengelilingi sel telur dan yang mengelilingi albumen pekat ialah albumen cair.
5
Telur ayam juga dilapisi oleh cangkang yang terdiri dari zat kapur, ini berfungsi
untuk melindungi telur. Cangkang tidak dapat ditembus air tetapi dapat dilalui
udara.
PRAKTIKUM KE 5
A. Tujuan Praktikum
6
1. Untuk mengetahui bagian-bagian yang muncul pada tahap awal perkembangan
embrio ayam
B. Landasan Teori
Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima,
disini berlangsung pembelahan partial atau meroblastis. Sel-sel yang membelah itu
membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai blastodis yang merupakan
blastomer sentral yang melepasan diri dari detoplasma di bawahnya dan terbentuk
rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas terpisah dari
detoplasma dan ia terus menerus dalam detoplasma.
Proses morfogenetik yang disebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan
kembali sel-sel blastula secara dramatis. Gastrula berbeda rinciannya dari satu
kelompok hewan dengan kelompok hewan yang lainnya, tetapi suatu kumpulan
perubahan seluler yang sama menggerakkan pengaturan spasial embrio ini.
Mekanisme seluler yang umum tersebut adalah perubahan-perubahan motilitas sel,
perubahan dalam bentuk sel dan perubahan dalam adhesi (penempelan) seluler ke sel
7
lain dan ke molekuler matriks ekstraseluler. Hasil penting dari gastrulasi adalah
beberapa sel dekat permukaa blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal
ini akan mentransformasi blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut gastrula
(Campbell, 1987).
Blastulasi pada ayam termasuk blastula yang berbentuk pipih atau cakram
(diskoblastik) yang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: periblas hipoblas dan
juga sentoblas. Gastrulasi pada ayam merupaan proses dari pembentukan stria primitif
yang terdiri dari alur dan pematang primitif berupa garis dilinea mediana, Stria
primitif berbentuk sempurna pada inkubasi telur 18 jam.
Tahap neurula ayam nirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keeping
neural, lipatan neural, dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjut
setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan
ectoderm, mesoderm dan endoderm. Perkembangan embio ayam pada berbagai umur
inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogemesis.
1. Masukkan telur ke dalam inkubator sesuai dengan waktu inkubasi pada suhu
lebih kurang 38o C.
2. Beri tanda pada telur untuk menentukan bagian atas dan bagian bawah
4. Setelah sampai waktu sesuai dengan umur embrio yang akan diamati,lakukan
pembedahan dan pembuatan sediaan utuh embrio sebagai berikut:
a. Ambil telur dari inkubator dengan tetap mempertahankan posisi telur (jangan
dibalik)
c. Pisahkan embrio dari kuning telur dengan cara menggunting membran vitelin
di luar pinggir teriman pembuluh darah (sinus terminalis)
d. Buang kuning telur dengan menggunakan pipet tetes, dan cuci embrio dengan
hati-hati menggunakan larutan fisiologis sampai tidak ada lagi kuning telur
yang melekat pada embrio.
9
PRAKTIKUM KE 6
A. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui bagian-bagian yang terbentuk pada tahap lanjut perkembangan
embrio ayam
B. Landasan Teori
10
6. Pipet tetes
7. Larutan fisiologis
8. Vaselin
9. Larutan fiksatif
10. Pewarna picro carmine, yang dibuat dari : cramine 0,5 gr, amoniak 0,5 mL;
asam pikrat 0,005 gr; aquades 100 ml
11. Alkohol dengan konsentrasi berseri
12. Xylol
13. Albumen meyer dan canada balsem
14. Kertas saring
15. Seperangkat alat bedah
1. Masukkan telur ke dalam inkubator sesuai dengan waktu inkubasi pada suhu
lebih kurang 38o C.
2. Beri tanda pada telur untuk menentukan bagian atas dan bagian bawah
4. Setelah sampai waktu sesuai dengan umur embrio yang akan diamati,lakukan
pembedahan dan pembuatan sediaan utuh embrio sebagai berikut:
a. Ambil telur dari inkubator dengan tetap mempertahankan posisi telur (jangan
dibalik)
c. Pisahkan embrio dari kuning telur dengan cara menggunting membran vitelin
di luar pinggir teriman pembuluh darah (sinus terminalis)
d. Buang kuning telur dengan menggunakan pipet tetes, dan cuci embrio dengan
hati-hati menggunakan larutan fisiologis sampai tidak ada lagi kuning telur
yang melekat pada embrio.
11
PRAKTIKUM KE 7
REGENERASI AMFIBI
A. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui proses regenerasi yang terjadi pada amfibi (katak)
B. Landasan Teori
Regenerasi dalam biologi adalah menumbuhkan kembali bagian tubuh yang
rusak atau lepas. Daya regenerasi paling besar pada echinodermata dan
platyhelminthes yang dimana tiap potongan tubuh dapat tumbuh menjadi individu
baru yang sempurna. Pada Anelida kemampuan itu menurun. Daya itu tinggal sedikit
dan terbatas pada bagian ujung anggota pada amfibi dan reptil. Pada mamalia daya itu
paling kecil, terbatas pada penyembuhan luka.
Reptil dan amfibi tertentu memiliki kemampuan untuk regenerasi sel yang
kompleks, yang memungkinkan seluruh struktur jaringan untuk tumbuh kembali
setelah kerusakan melalui proses yang dikenal sebagai autotomy. Ketika cedera terjadi
atau makhluk seperti berada dalam bahaya dari predator, sel-sel dewasa dalam ekor,
sirip, dan pelengkap lainnya dapat terpisah dari tubuh utama, meninggalkan embel di
belakang. Sebagai bagian dari proses biokimia alami makhluk itu, sel-sel di tepi
12
cedera seperti berubah kembali ke sel induk, memungkinkan untuk proses regenerasi
sel identik dengan pertumbuhan awal dan perkembangan embel yang hilang.
Pada manusia, regenerasi sel menyajikan proses yang sedikit berbeda. Sel
induk, bahan bangunan seluler generik yang memungkinkan embrio untuk akhirnya
membentuk organ tertentu, jaringan, dan pelengkap, yang hadir hanya dalam vitro.
Setelah sel berkembang menjadi sel matang, mereka tidak dapat kembali lagi ke sel
induk, seperti yang terlihat pada reptil dan amfibi tertentu. Sebaliknya, sel-sel otak
dewasa, sel-sel kulit, sel saraf, dan klasifikasi selular lain hanya dapat membagi dan
bereproduksi seperti sel-sel, sehingga membatasi regenerasi sel pada manusia.
13
2. Bejana plastik
3. Air ledeng
4. Pisau silet
14
PRAKTIKUM KE 8
A. Tujuan Praktikum
- Untuk mengetahui cara pengukuran tulang embrio aves
- Untuk mengetahui ukuran tulang embrio aves
B. Landasan Teori
Tulang merupakan rangkaian sel yang kompleks berupa tenunan. Tenunan ini
selalu dalam keadaan tumbuh dan mengurai. Proses pembentukan terjadi dalam 2
macam proses yaitu osifikasi membran. Osofikasi membran merupakan proses
pembentukan tulang yang terjadi di dalam jaringan mesenskim. Proses osifikasi
membran terjadi pada tulang tengkorak.
Sementara osifikasi endrokondral terjadi pada tulang panjang . tulang panjang
pertama kali terbentuk sebagai tulang rawan dan kemudian menjadi tulang keras oleh
osifikasi yang dimulai pada badan tulang rawan dengan terbentuknya bone kolar.
Pada daerah tersebut akan masuk pembuluh darah yang membawa sel tulang
menghasilkan matriks tulang. Waktu pertumbuhan, daerah-daerah tertentu pada ujung
tulang panjang (epifisis) dipisahkan dari batang tulang oleh suatu lempeng epifisialis.
Pertumbuhan pada tulang panjang terjadi pada lempeng ini yang meletakkan
tulang pada batang tulang. pertumbuhan linear tulang dapat terjadi selama epifisis
terpisah dari batang tulang, tetapi pertumbuhan ini berhenti setelah epifisis bersatu
dengan penutup epifisialis dari berbagai tulang menurut suatu urutan yang teratur,
penutupan epifisialis terakhir terjadi setelah pubertas.
15
D. Cara Kerja Praktikum
1. Embrio difiksasi dalam alkohol 96 % selama 10 hari.
2. Rendam dalam KOH 1 % sampai transparan selama 90 menit
3. Pewarnaan dengan Alizarin Red S dalam KOH 1 % selama 4 jam
4. Rendam ke dalam KOH 1 % sampai transparan selama 75 menit
5. Penjernihan bertingkat dengan perbandingan KOH 1 % : Gliserin = 3:1, 1:1 dan
1:3 selama 1 jam.
6. Simpan dalam gliserin
7. Ukur panjang tulang femur menggunakan jangka sorong dan diameter tulang
menggunakan micrometer skrup.
8. Ukur luas penampang tulang pada pengukuran diameter.
16