1
Yusrizal Akanal, "Anatomi Organ Reproduka Jantan Trenggiling Manis Javanica",
Jurnal Acta Veterinaria Indonesiana, vol. 2, No. 2, (2014), h.74-81.
2
Agustinus, dkk, Biologi Reproduksi Pria, (Surabaya: Airlangga University Press, 2018),
h.2-5.
1
2
3
Wiesjo Martha Horhorow." Ukuran Saluran Reprodules Ayam Petelur Fase Pullet yang
di beri Pakan dengan Campuran Rumput laut Gracilaria edulis". Jurnal Ilmu ternak dan Tanaman,
Vol.12, No.2 (2012), h. 18.
VIII. Pembahasan :
4
IX. Kesimpulan :
1. Tujuan reproduksi sebagai Perkembangan dan mempertahankan
Keturunannya
2. Hormon reproduksi di dalam testis yaitu steroid, testoseron 2 dan
androgen.
3. Pembentukan sel sperma terjadi di tubulusseminiferus.
4. Ovum dan yolk terbentuk di dalam ovarium.
5. Bagian oviduk terdiri dari tiga bagian, yaitu Infundibulum, magnum
dan isthmus
PERCOBAAN : II
I. Judul Praktikum : Spermatogenesis dan Oogenesis
II. Tanggal Praktikum : 19 Mei 2023
III. Tujuan Praktikum : 1. Untuk mahasiswa dapat memahami,
menjelaskan dan menunjukkan bagian-bagian
tahapan spermatogenesis pada preparat yang
telah disediakan.
2.Untuk mahasiswa dapat memahami,
menjelaskan dan menunjukkan bagian-bagian
tahapan oogenesis pada hewan betina.
3. Untuk mahasiswa dapat memahami bentuk
ovum (sel telur) pada berbagai spesies hewan.
6
7
menjadi oogonia. Setelah tiga bulan umur fetus oogonia (2n) tersebuat akan
membelah secara mitosis menjadi oosit primer (2n) dan dilanjutkan pembelahan
meiosis hingga pada fase profase.8
b. Bahan :
1. Sediaan Preparat Testis Segar
2. Sediaan Preparat Ovarium
Cara Kerja :
1. Diamati sediaan preparat dibawah mikroskop kemudian di jelaskan
satu persatu bagiannya.
2. Diambil testis segar dan diambil spermanya. Testis biasanya diambil
dari hewan mencit/tikus, aves (merpati) dan sapi.
8
Herlina Pratiwi, Embriologi Hewan, (Malang: UB Press, 2019), hal. 16
8
Pembesaran : 40 x 10
1. Kepala
2. Leher
3. Ekor
1. Oosit
2. Sel Folikel
3. Zona Pelusida
1. Sel Folikel
VII. Pembahasan :
12
VIII. Kesimpulan :
1. Spermatogenium memiliki dua tipe yaitu tipe A dan tipe B.
2. Bentuk sperma ada beberapa yaitu berbentuk capit,lonjong, tumpul dan
oval.
3. Oogenesis memiliki tahapan proliferasi, pertumbuhan, pematangan, dan
pertumbuhan.
4. Folikel primodial ada di bagian korteks.
5. Tahap folikel primer dimana oosit membesar dan sel folikel jadi kubus
PERCOBAAN : III
I. Judul Praktikum : Bentuk-bentuk uterus dan plasenta
II. Tanggal Praktikum : 26 Mei 2023
III. Tujuan Praktikum : Untuk memahami, menjelaskan, membedakan
bentuk-bentuk uterus dan plasenta pada
perkembangan hewan.
13
14
b. Bahan :
1. Awetan uterus
12
Laila Rahmi,” Gambaran Berat Plasenta Terhadap Berat Lahiran Bayi”, Jurnal
Kesehatan Media Saintika, Vol.7, No.1, (2016), h. 14.
15
VIII. Pembahasan :
18
IX. Kesimpulan :
1. Tempat implantasi zigot yang telah berkembang menjadi embrio
disebut uterus.
2. Fungsi uterus sebagai saluran yang dilewati oleh zigot, tempat
pertumbuhan dan perkembangan embrio dan proses kelahiran
(pranutrisi).
3. Dinding uterus terdiri dari endometrium, miometruim, dan
perimetrium.
4. Plasenta attau lapisan yang menempel pada rahim berperan sebagai
penyuplai nutrisi melalui tali pusar.
5. Plasenta terdiri dari difusse, cotyledonary, discoid dan zonary
PERCOBAAN :IV
IV. DasarTeori :
Tubuh makhluk hidup karena adanya sel. Gamet-gamet dibentuk karena
melalui pembelahan sel. Pembelahan sel tersebut atau biasa disebut reproduksi sel
terdiri atas 2 macam yaitu mitosis dan meiosis, berlangsungnya reproduksi ini
melalui suatu tahapan (fase), pada tahap demi tahap terjadi perubahan dari
kedudukan kromosom, sehingga berdasarkan kedudukan kromosom inilah dapat
dilihat fase-fase pembelahannya.13
Pembelahan sel pada mahkluk hidup terbagi menjadi tiga jenis yaitu
amitosis, mitosis dan meiosis. Amitosis adalah pembelahan langsung, tanpa
melalui tahapan pembelahan langsung, tanpa melalui pembelahan sel, biasanya
terjadi dibakteri. pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh mahkluk hidup multi
seluler sedangkan pembelahan meiosis terjadi pada sel gamet.14
Blastula lanjutan dari stadium pembelahan berupa masa blastomer
membentuk dasar calon tubuh ayam. Pada tahap ini terbentuk blastoselom.
Selanjutnya setelah blastula maka akan membentuk gastulasi yang ditandai
dengan terbentuk glasstosen. Blastula juga merupakan bentukan lanjutan dari
morula yang terus mengalami pembelahan. Salah satu stadium yang
13
Yunus Efendi, Buku Ajar Genetika Dasar, (Magelang : pustaka rumah cinta,2020), h.11
14
Enick Kriswiyanti, “Indek Mitosis Kecambah Cabe”, Jurnal Biologi, Vol.19, No.2,
(2017), h.2
20
21
15
Aris Haryanto, “Perkembangan Embrio”, Jurnal Sains, Vol.34, No.1, (2016), h.30
16
Endy Muhammad, Fiqih kedokteran komtemporer, (Jakarta : Pustaka Al-kautsar, 2018),
h.59
22
1. Kutub animal
2. Pembelahan bidang
aquator
3. Kutub vegetal
4. Pembelahan bidang
vertical
5. Pembelahan bidang
meridian
6. Pembelahan bidang
latitudinal
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diamati dapat diketahui bahwa
cadangan makanan telur terdiri dari butiran-butiran lemak, karbohidrat, dan
protein. Diproduksi oleh mitokondria, badan golgi, dan vakuola sel-sel folikel.
Telur bermacam-macam menurut deutoplasma dan terbagi atas empat macam
homolechital, megalechital, mediolechital dan centrolechital. Telur ovipar dan
ovovivipar mengandung deutoplasma banyak, sedangkan telur vivipar
mengandung deutoplasma sedikit.
Homolechital mempunyai deutoplasma yang sedikit, tersebar atau di
seluruh protoplasma. Homolechital terdapat pada mamalia, Mollusca, Annelida
dan echinodermata. Mediolechital deutoplasmanya sedang-sedang berupa lapisan
di daerah kutub vegetal telur dan terdapat pada amfibi. Megalechital
deutoplasmanya banyak sekali membentuk lapisan yang mengisi hamper semua
telur. Megalechital terdapat pada reptile dan aves. Chentriolechital
deutoplasmanya relative banyak dibandingkan dengan volume telur tapi terletak di
bagian tengah dan terdapat di insekta.
Pembelahan biasanya sama juga dengan segmentasi dan terjadi setelah
pembuahan. Zigot yang selalu membelah sampai terdiri dari banyak sel disebut
24
IX. Kesimpulan :
1. Yolk Cadangan makanan telur terdiri dan lemak, karbohidrat dan
Protein.
2. Telur menurut deutoplasma terbagi empat homolecithal, megalecithal,
Centrolecithal dan mediolecithal.
3. Homolecithal mempunyai deutoplosma yang sedikit.
4. Pembelahan Segmentasi biasanya disebut sama dengan segmentasi
5. Pembelahan terbagi 4 macam holoblactik, meroblastik perantara holo
dan meroblastik.
PERCOBAAN : V
I. Judul Praktikum : Perkembangan telur
II. Tanggal Praktikum : 2 Juni 2023
III. Tujuan Praktikum : Untuk mampu memahami perkembangan ayam
dari sejak zigot sampai menjadi individu baru
17
Neil A Campbell, Biologi Edisi Kelima Jilid Ketiga, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 175
18
Muhammad Rastaf, Pengelolaan Produksi Telur, (Yogyakarta: Kanisius, 2016), h. 55
19
Laba Mahaputra, “Peranan Choline Esterase (CHE) Pada Pembentukan Vesikel Otak
Embrio Ayam Yang Terpapar Insektisida Karboturan”, Jurnal Kedokteran Indonesia, Vol.22,
No.3, (2017), h.146
25
26
Bobot telur pada sistem liter baik pada suhu 18°C dan suhu 30°C tidak
berbeda secara statistik, meskipun bobot telur pada suhu 18°C lebih rendah
dibandingkan dengan bobot telur pada suhu 30°C. Bobot telur dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal, diantaranya konsumsi pakan, henday production dan massa
telur. Egg mas menunjukkan hal yang tidak berbeda antara kedua suhu (18°C dan
suhu 30°C).20
V. Alat dan Bahan :
a. Alat:
1. Inkubator ayam
b. Bahan :
1. Telur ayam fertil
VI. Cara Kerja :
1. Diamati telur ayam kedalam alat inkubator kemudian diamati setiap
hari
20
Setiawati, “Perfoma Produksi dan Kualitas Ayam Petelur Pada Sistem Liter dan Cage
Dengan Suhu Kandang Berbeda”, Jurnal Produksi dan Terknologi peternakan, Vol.4, No.1,
(2016), h. 97
27
3. Albumin
4. Yolk
5. Khalaza
3. Yolk
4. Pembuluh darah
5. Bakal mata
Hari ke :9
1. Cawan petri
2. Yolk
3. Pembuluh darah
4. Membran vitellus
5. Mata
6. Amnion
7. Alantois
8. Bakal sayap
9. Bakal paruh
1. Cawan petri
2. Yolk
3. Pembuluh darah
4. Mata
5. Lubang hidung
6. Amnion
7. Alantois
8. Sayap
9. Paruh
10. Kaki
11. Vitelus
12. Bakal volikel bulu
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
telur bangsa burung lebih besar daripada telur mamalia karena telur burung harus
mengandung makanan (yolk) untuk perkembangan embrio yang tidak berada di
dalam tubuh induknya. Ayam tergolong ke dalam hewan ovipar (bertelur). Telur
ayam perlu di erami untuk dapat berkembang menjadi individu baru. Masa
pengeraman yang sudah sangat jelas perubahannya ketika masa pengeraman 45-
50 jam.
Telur pertama yang diamati berumur 1 hari dan terdapat lempengan
embrio yang belum nampak. Struktur telur masih sama dan belum terjadi
perubahan. Telurnya masih mengandung albumen encer dan albumen pekat. Yolk
masih utuh dan terlihat adanya khalaza (lapisan putih telur tebal daerah ujung-
ujung telur) yang berfungsi untuk menahan kuning telur supaya tetap berada di
tempatnya, dan melindungi embrio dari benturan.
Telur ayam yang diamati kedua berumur 5 hari dan menunjukkan adanya
perubahan yang akan menjadi bakal mata. Albumin lebih sedikit dibandingkan di
hari sebelumnya dan yolk lebih banyak dari hari sebelumya. Pembuluh darah
semakin banyak. Telur yang ke- 3 perkembangan embrio ayam yang berumur 9
30
hari ditandai dengan adanya kelopak mata, membran vitellus mengelilingi dengan
sempurna, terlihat jelasnya amnion, alantois, bakal sayap dan bakal paruh.
Telur ayam yang ke-4 perkembangan embrio ayam yang berumur 11 hari
ditandai dengan adannya pembuluh darah, rongga amniotik dan sudah
terbentuknya sayap dan paruh yang masih kecil. Telur ke-5 perkembangan embrio
ayam yang berubur 12 hari ditandai dengan adanya lubang hidung, pertumbuhan
kelopak mata, sayap yang masih kecil, kaki yang mulai terlihat jelas, tunas ekor
yang mulai nampak dan paruh yang lebih jelas dan sudah memiliki bakal volikel
bulu.
Telur ayam memiliki warna berbeda-beda ada yang berwarna kuning dan
ada telur yang berwarna oranye. Kuning telur ayam berbeda-beda warnanya bisa
terjadi karena pola dan jenis makanan ayam si petelur, serta kesehan dari
lingkungan sekitarnya. Dan masa pengeraman ayam terjadi selama 21 hari yang
diawali dari zigot hingga menjadi anak ayam yang utuh sempurna.
IX. Kesimpulan :
1. Ayam tergolong ke dalam hewan ovipar (bertelur).
2. masa pengeraman ayam terjadi selama 21 hari yang diawali dari zigot
hingga menjadi anak ayan yang utuh sempurna.
3. Perkembangan embrio telur ayam di hari ke-1 tidak mengalami
perubahan apa-apa.
4. perkembangan embrio ayam yang berubur 12 hari ditandai dengan
adanya lubang hidung, pertumbuhan kelopak mata, sayap yang masih
kecil, kaki yang mulai terlihat jelas, tunas ekor yang mulai nampak dan
paruh yang lebih jelas dan sudah memiliki bakal volikel bulu.
5. khalaza berfungsi untuk menahan kuning telur supaya tetap berada di
tempatnya, dan melindungi embrio dari benturan
PERCOBAAN : VI
I. Judul Praktikum : Pengamatan Whole Mount Ayam
II. Tanggal Praktikum : 2 Juni 2023
III. Tujuan Praktikum : Untuk memahami proses organogenesis melalui
Pengamatan Whole Mount ayam
31
32
24
Fitriani, dkk, “Histologi Perkembangan embrio ayam pada masa inkubasi satu sampai
tujuh hari”, Jurnal Agispot, Vol. 21, No.1, (2021), h.65
33
Gambar :
Keterangan
Pembesaran :
5.
Gambar :
Keterangan
Pembesaran :
4.
Gambar :
Keterangan
Pembesaran :
34
4.
Gambar :
Keterangan
Pembesaran :
7.
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan Whole mount merupakan metode
pembuatan preparant yang nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa
didahului adanya proses pemotongan atau penyayatan. Jadi, pada metode ini
35
preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan,
organ maupun individu.
Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mount ini dapat dilihat dalam
wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masi hidup sehingga pengamatan
yang dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja.
Metode pembuatan preparat yang digunakan untuk pengamatan secara
menyeluruh, artinya mempelajari struktur objek pengamatantanpa melakukan
penyayatan terhadap objek yang diamati tersebut karena metode ini menggunakan
semua bagian organisme sebagai preparatnya.
Metode whole mount memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian organisme pada
tahap embriodengan jelas tiap bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya
adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada organisme tahap embrio dengan
ukuran yang kecil saja tidak bisa dengan embrio hewan peliharaan yang besar
sehingga metode ini perlu terus dikembangkan dengan melakukan berbagai
percobaan.
Hasil pengamatan pada preparat embrio ayam, terlihat jelas preparat
memperlihatkan bagian-bagian embrio ayam, seperti bakal mata, bakal otak, bakal
paruh, bakal ekor, bakal kaki, dan bakal sayap. Bagian-bagian yang terlihat pada
embrio ayam ini jika telah dewasa akan berkembang menjadi organ-organtubuh
dari ayam yang akan membantu ayam dalam melakukan aktivitas sesuai dengan
preferensi habitat dari ayam.
36
IX. Kesimpulan :
1. Whole mount metode dimana objek yang akan dibuat sebagai preparat
dalam keadaan utuh tanpa pemotongan.
2. Gastrulasi dilapisi oleh 3 lapisan benih yakni ectoderm, mesoderm dan
endoderm.
3. Lapisan ectoderm akan menghasilkan jaringan epitel sebelah luar
tubuh, kulit epidermis dan derivatnya yang terdiri dari bahan tanduk,
kuku, dll.
4. Pipa mesoderm menghasilkan banyak jaringan dan otot-otot lurik, otot
polos dan otot jantung.
5. Pipa endoderm menjadi lapisan terdalam contohnya sakuran
pencernaan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus. dkk. 2018. Biologi Reprouksi Pria. Surabaya: Airlangga
UniversityPress
AkanalYusrizal .2014. "Anatomi Organ Reproduka Jantan Trenggiling
ManisJavanica". Jurnal Acta VeterinariaIndonesiana. vol. 2. No. 2.
Ekosusetyarini Rr. 2020 .Embriologi dan Reproduksi Hewan. Malang: Universitas
Muhamadiyah malang
Martha Horhorow Wiesjo.2012. " Ukuran Saluran Reprodules Ayam Petelur Fase
Pullet yang di beri Pakan dengan Campuran Rumput laut
Gracilariaedulis". Jurnal Ilmu ternak dan Tanaman. Vol.2. No.2.
A Campbell Neil. 2006. Biologi Edisi Kelima Jilid Ketiga. Jakarta: Erlangga
Mahaputra Laba. 2017. “Peranan Choline Esterase (CHE) Pada Pembentukan
Vesikel Otak Embrio Ayam Yang Terpapar Insektisida Karboturan”.
Jurnal Kedokteran Indonesia. Vol.22. No.3
Muhammad Rastaf. 2016. Pengelolaan Produksi Telur. Yogyakarta: Kanisius
Setiawat, 2016. “Perfoma Produksi dan Kualitas Ayam Petelur Pada Sistem Liter
dan Cage Dengan Suhu Kandang Berbeda”. Jurnal Produksi dan
Terknologi peternakan. Vol.4. No.1
Luh Putu Widiastini.2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dan
Bayi Baru Lahir.Bogor: IN Media
Effendi yunus. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Magelang : pustaka Rumah
Cinta.
Haryanto Aris. 2016. “Perkembangan Embrio”. Jurnal sains. Vol. 34. No. 1.
KriswiyantiEnick. 2017. “Indeks Mitosis kecambah cabe”. Jurnal Biologi. Vol.
19. No.2.
Muhammad Endy. 2018. Fikih kedokteran kontemporer, Jakarta : pustaka Al-
kautsar.