Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

Pengamatan Gamet dan Gonad

Oleh:

Ni Putu Dina Sutarnitri

1613041019

IVA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA
2018
PENGAMATAN GONAD DAN GAMET

I. Tujuan :
1. Mengetahui struktur histologi dari testis dan ovarium manusia.
2. Mengamati struktur morfologi sel sperma manusia, Echinidea, dan
gallus gallus.
3. Membandingkan ovum Echinidea dengan ovum Gallus gallus.

II. Alat dan Bahan :


1. Mikroskop
2. Preparat testis
3. Preparat ovarium
4. Object glass
5. Cover glass
6. Pipet tetes
7. Red solution
8. Landak laut
9. Testes Gallus gallus jantan
10. Telur ayam rebus
11. Sperma manusia
12. Garam fisiologis

III. Dasar Teori

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi. Makhluk hidup bereproduksi
bertujuan utuk melestarikan jenisnya. Dalam reproduksi kita akan mengenal istilah
gonad dan gamet. Gonad merupakan organ yang berfungsi dalam proses reproduksi.
Gonad ada dua jenis, yaitu gonad laki-laki dan gonad wanita. Gonad jantan adalah testis
yang menghasilkan sperma dalam bentuk spermatozoa. Sedangkan Gonad betina
adalah ovarium yang menhasilkan sel telur. Perpaduan dari kedua produk yang di
hasilkan oleh gonad inilah yang kemudian berkembang menjadi individu baru.
Sedangkan gamet adalah sel reproduksi dari suatu organisme. Gamet dapat juga disebut
sebagai sel kelamin. Gamet betina disebut ovum atau sel telur, dan gamet jantan disebut
sperma. Gamet adalah sel haploid, dan setiap sel hanya membawa satu salinan dari
setiap kromosom. Sel-sel reproduksi ini dihasilkan melalui jenis pembelahan sel yang
disebut meiosis. Selama meiosis, sel induk diploid, yang memiliki dua salinan dari
setiap kromosom, mengalami satu putaran replikasi DNA yang diikuti oleh dua siklus
terpisah dari divisi inti untuk menghasilkan empat sel haploid. Sel-sel ini berkembang
menjadi sperma atau ovum. Ovum matang dalam ovarium dan sperma berkembang di
testis melalui proses spermatogenesis.

Sperma terdiri dari beberapa bagian, yaitu kepala sperma, badan dan ekor. Kepala
pada sel sperma berbentuk lonjong dan terdapat inti sel (nucleus) dengan kadungan
iformasi genetic berupa DNA di dalamnya. Badan sperma terletak di bagian tengah
sperma yang banyak mengandung mitokondria sebagai suber energy. Pada bagian
belakang sperma terdapat ekor sperma berbentuk flagella (alat gerak pada
mikroorganisme) yang berbentuk sitoskeleton. Panjang ekor sel sperma sangat
menentukan kecepatan dari sel sperma. Sedangkan pada betina, sel telur merupakan sel
paling utama dalam sistem reproduksi betina. Sebagian besar struktur dalam sel telur
adalah sama seperti yang di setiap sel hewan lainnya namun diberi nama khusus.
Misalnya, inti disebut sebagai vesikel germinal dan nukleolus sebagai tempat germinal.
Sitoplasma sel telur disebut ooplasm (berarti bahan telur) atau vitellus. Membran
plasma dari sel telur disebut membran vitelline, dan memiliki fungsi yang sama seperti
pada sel lain, terutama untuk mengontrol apa yang masuk dan keluar dari mereka. Zona
pelusida, lebih dikenal sebagai ‘jelly mantel’, adalah yang tebal, lapisan berbasis
protein meliputi bagian luar membran vitelline yang membantu melindungi sel telur.
Hal ini juga terlibat dalam pengikatan sperma selama pembuahan dan mencegah lebih
dari satu sperma memasuki sel telur. Lapisan terluar disebut korona radiata. Hal ini
terdiri dari beberapa baris sel granulosa yang mrmbiarkan telur menempel setelah
dikeluarkan dari folikel. Korona radiata menyediakan sel telur dengan protein esensial
dan bertindak seperti pembungkus gelembung, melindunginya saat berjalan menuruni
tuba falopi.

Ovum antar spesies memiliki perbedaan. Perbedaan jenis ovum ini akan
berpengaruh pada pembelahan sel atau cleavage ketika telah dibuahi. Tipe telur
dibedakan berdasarkan jumlah dan letak yolk atau cadangan makanannya dan
dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

1. Isolesithal
Tipe telur ini disebut juga Homolesital. Tipe telur ini, penyebaran yolk atau
cadangan makanannya tersebar merata diseluruh ovum dan jumlahnya sedikit
dengan nukleus atau intiselnya berada ditengah. Jadi inti selnya dikelilingi oleh
cadangan makanannya. Tipe telur ini terdapat pada Amphioxus,
Echinodermata, Mollusca, Annelida dan Mamalia.
2. Telolesithal/Mesolesital
Tipe telur dengan letak dari yolk dan inti sel berada di dua kutub yang
berlawanan dengan jumlah yolk yang sedikit. Kutub dengan konsentrasi yolk
disebut kutub vegetatif sedangkan kutub dengan inti sel disebut kutub
animalia. Jenis telur ini terdapat pada Amphibia, Lamprey dan Lungfish.
3. Telo-ekstrimlesithal/Megalesithal
Pada tipe se telur ini yolk banyak sekali yang tersebar hampir semua bagian
telur, sehingga inti sel berada terdesak dibagian ujung/atas dari ovum dan
sitoplasmanya sedikit. Kutub vegetatifnya besar sedangkan kutub animalnya
sangat kecil. Tipe telur ini terdapat pada Reptilia dan Aves.
4. Centrolesithal
Centrolesithal merupakan tipe telur dengan yolk dan inti sel berada di tengah-
tengah telur. Tipe telur ini terdapat pada Insecta.
IV. Prosedur Kerja
A. Pengamatan Histologi Testis dan Ovarium Manusia
1) Mengamati histologi dari testis dan ovarium manusia menggunakan
preparat yang tersedia.
2) Membandingkan dengan atlas histologi.

B. Pengamatan Apusan Sperma


1) Mengamati sperma pada objek glass dengan menggunakan pipet tetes,
amati dengan mikroskop.
2) Setelah tampak adanya sperma, kemudian melakukan apusan sperma
dengan cover glass membentuk sudut 45o dengan sekali apusan satu arah.
3) Menganginkan preparat sampai kering
4) Meneteskan preparat yang sudah kering dengan satu tetes red solution ,
ratakan
5) Mengeringkan preparat yang telah berisi red solution
6) Membilas preparat dengan cara memasukkan objek glass ke dalam beaker
glass yang telah berisi air, tunggu hingga kering
7) Mengamati preparat di bawah mikroskop dengan pembesara lemah,
setelah sperma tampak pembesaran diganti dengan pembesaran kuat.
C. Pengamatan Sel Telur
1) Memasukkan asam asetat 1% sebanyak 3 ml ke dalam genital pore landak
laut.
2) Mengocok beberapa detik landak laut dan mengarahkan ke beaker glass
yang sudah berisi saringan air laut sebanyak 20 ml.
3) Jika terlihat tetesan warna kuning keluar dari genital pore, tunggu
beberapa saat sampai tetesan berhenti.
4) Mengaduk sel telur landak laut dan saringan air laut secara merata dan
perlahan.
5) Meneteskan 1 tetes larutan sel telur pada objek glass dan mengamatinya
dengan mikroskop.
6) Menentukan tipe yolk sel telur, dan membandingkannya dengan telur
ayam yang sudah direbus.
D. Pengamatan Sperma Gallus gallus
1) Mengambil testes ayam yang masih segar
2) Mengamati morfologi testes ayam
3) Membedah testes dan mengambil cairan sperma yang ada di dalamnya
4) Meneteskan 1 tetes cairan sperma pada objek glass, dan mengamati di
bawah mikroskop.

V. Hasil dan Pembahasan


A. Tabel Hasil Pengamatan
NO Nama Foto Skesa/Gambar Keterangan
Pengamatan salinan
1 Preparat 1. Jaringan
4 2
awetas testis penghubung
1
manusia interstisial
(Homo 1 2. Sel leydig
4
sapiens) 2 3. Tubulus
dengan seminiferous
perbesaran 3 3
4. Spermatozoa
5 5
100x 5. Basement
membrane
2 1. Tunika
Preparat 4 albuginea
Awetan
Ovarium 2. Folikel
Manusia
arteri
(Homo
sapiens) 3. Sel
dengan 2 3 1 2 5 granulosa
pembesaran
3
400 x 4. Folikel
(Gambar 1) 1
sekunder
100 x
(Gambar 2) 5. Stroma

3 Preparat 1. Akrosom
Apusan 1
2. Nukleus
Sperma 7 2
Manusia 3. Kepala
(Homo 3 4. Leher
sapiens)
6 4
dengan 5. Mitokondria
pembesaran
5 6. Membran
400x
1 2 4 5 6 plasma
3
7. ekor
7
4 Preparat 1 1. Akrosom
apusan 2 2. Nukleus
sperma ayam 3. Leher
3
(Gallus 4. Ekor
gallus)
dengan 4
perbesaran
1 3 4
400x 2

5 Pengamatan 1. Testis
Morfologi
2. Vas
Testis dan
Sperma deferred
Ayam Jantan
3. Testis
(Gallus
gallus) 4. Kloaka

2 3
2 3 1
1 1
4

6 Pengamatan 1. Sitoplas
Tipe Yolk 1 ma
pada Sel
Telur 2. yolk
Echinoidea 2
dengan
pembesaran
400x

1 2
7 Pengamatan 1. Albumin
Tipe Yolk
2. Yolk
pada Sel
Telur ayam 3. Cangkang
(Gallus
telur
gallus)
4. Membrane
dalam
2
1 2 1
4
4 3

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum tersebut, didapatkan hasil bahwa awetan
testis manusia memiliki jaringan penghubung interstisisal, sel leydig, tubulus
seminiferous, spermatozoa, dan basement membrane. Selain itu ovarium
manusia memiliki tunika albuginea, folikel arteri, sel granulosa, folikel
sekunder, dan stroma. Sperma manusia memiliki bagian-bagian seperti
akrosom, nucleus, kepala sperma, leher sperma, mitokondria yang digunakan
untuk bergerak, membrane plasma, dan ekor sperma. Sel sperma ayam
memiliki beberapa bagian yang terdiri dari akrosom, nucleus, leher sperma
dan ekor sperma. Dalam praktikum ini kita juga menemui bahwa tipe telur
landak laut adalah tipe isolesithal. Karena memiliki karakteristik penyebaran
yolk atau cadangan makanannya tersebar merata diseluruh ovum dan
jumlahnya sedikit dengan nukleus atau intiselnya berada ditengah. Jadi inti
selnya dikelilingi oleh cadangan makanannya.sedangkan tipe telur pada ayam
adalah megalesithal. Karena memiliki karakteristik yang yolk banyak sekali
yang tersebar hampir semua bagian telur, sehingga inti sel berada terdesak
dibagian ujung/atas dari ovum dan sitoplasmanya sedikit. Kutub vegetatifnya
besar sedangkan kutub animalnya sangat kecil.

VI. Simpulan
- Ada kemiripan bagian atara sel sperma ayam dan manusia , dengan
ditunjukkan adanya akrosom, leher sperma, nucleus, mitokondria dan
ekor
- Telur Echinodermata berbeda tipe yolk dengan telur ayam,

Daftar Pustaka

Surjono, T. W. 2000. Perkembangan Hewan. Jakarta: Universitas Terbuka

Anonim. 2016. Pengertian Struktur Fungsi Sperma. Diakses dari


http://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Struktur-Pembentukan-
Fungsi-Sperma-Adalah.html pada 3 April 2018

Jawaban Pertanyaan

1. Sebutkan persamaan dan perbedaan proses pembentukan sel kelamin


jantan dan betina!
Jawab:
 Adapun persamaan antara spermatogenesis dan oogenesis adalah:
a. Mengalami pembelahan mitosis dan meiosis
b. Membentuk 4 sel anakan
c. Membentuk kromosom haploid
d. Terjadi pada individu dewasa
 Perbedaan antara spermatogenesis dan oogenesis dimuat dalam tabel
berikut:
NO Pembeda Spermatogenesis Oogenesis
1 Tempat Tubula seminiferous Ovarium
pembentukan dalam testis
2 Waktu mulai Pubertas Embrio
3 Proses Spermatogenesis Oogenesis mempunyai
terjadi tanpa henti periode istirahat yang
panjang
4 Sel induk spermatogonium Oogonium
5 Sel hasil Spermatosit primer Oosit primer
pertumbuhan
sel induk
6 Sel hasil Spermatosit Oosit sekunder dan
meiosis I sekunder badan polar I
7 Sel hasil Spermatid Ootid dan badan polar II
meiosis II
8 Sel akhir Dari 1 spermatosit Dari oosit primer
gametosis primer dihasilkan 4 dihasilkan 1 ovum
sperma (fungsional) (fungsional 3 badan
polar (polosit)

2. Uraikan perjalanan spermatozoa dan saluran kelamin jantan dan saluran


kelamin betina pada mamalia serta faktor yang menentukan motilitas
sperma dalam perjalanan itu!
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut
spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferous. Tubulus
seminiferous terdapat pada ruang-ruang di dalam testis (lobules testis). Satu testis
mempunyai kurang lebih 250 lobulus testis.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma
fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferous yang kemudian
disimpan di epididimis. Setelah itu, spermatozoa akan melewati vas deferen
menuju vesika seminalis. Di dalam vesika seminalis ini sperma akan diberi
nutrisi, dan kemudian sperma keluar tubuh melalui uretra. Jika penis sedang
melakukan penetrasi, dan ejakulasi di dalam vagina, jutaan sperma akan
tersembur. Sesampainya di tubuh betina, perjalanan sperma mendapat berbagai
tantangan untuk mencapai keberhasilan membuahi sel telur. Tantangan pertama,
yaitu lingkungan asam pada vagina yang membuat sperma tidak mampu hidup
lama di vagina dan akhirnya mati. Tantangan kedua, yaitu lendir serviks. Hanya
sperma yang memiliki kemampuan berenang paling kuat yang dapat menembus
lendir serviks ini. Setelah berhasil melewati jaring-jaring dari lendir serviks,
sperma kemudian harus berenang sekitar 18 cm dari serviks menuju ke rahim,
kemudian ke tuba falopi untuk mencapai sel telur. Sperma bisa terjebak atau
nyasar ke tuba falopi yang salah, atau bahkan bisa mati di tengah pencariannya.
Rata-rata sperma mampu berjalan sepanjang 2,5 cm setiap 15 menit. Sperma yang
mampu berenang sangat cepat mungkin mampu bertemu dengan sel telur dalam
waktu 45 menit atau jika tidak, maka dapat memakan waktu sampai 12 jam. Jika
sperma mampu nemenbus sel telur, maka akan terjadi fertilisasi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mortilitas atau pergeraka
sperma adalah kekentalan sperma, usia pemilik sperma, kebugaran kondisi tubuh
sperma dan nutrisi yang dikonsumsi oleh pemilik sperma.

Anda mungkin juga menyukai