Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN

“ GAMETOGENESIS ”

Disusun Oleh:

Nama : Rusmiati

Nim : 1710211019

Kelompok : 5 ( lima)

Tanggal Praktikum :14 Desember 2018

Tanggal Penyerahan : 21 Desember 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Untuk mempelajari proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina melalui
pengamatan preparat histologis
1.2 Dasar Teori
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet (sel kelamin). Proses pembentukan sel
kelamin jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan gamet betina disebut
oogenesis. Ksesluruhan proses pembentukan gamet betina disebut perbanyakan (proliferasi),
tumbuh, dan pematangan.
Spermatogenesis terjadi di dalam tubulus semiferus dalam testis. Proses tersebut
berlangsung mulai dari dinding tapi sampai ke lumen tubulus seminiferous. Tingkatan
perkembangan sel germa dalam tubulus seminiferus adalah sebagai berikut.
1. Spermatogonium : ukurannya relative kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang
terang, terletak berderet/ melekat membrane basalis.
2. Spermatosit I : ukuran paling besar, bentuk bulat, inti berwarna kuat, letak agak menjauh
dari membrane basalis.
3. Spermatosit II : ukuran agak kecil (1/2 x spermatosit I), bentuk bulat, warna inti lebih
kuat, letak makin menjauhi membrane basalis (mendekati lumen).
4. Spermatid: ukuran kecil, bentuk agak oval, warna agak oval, warna inti kuat, kadang-
kadang piknotis, letak dekat dengan lumen.
5. Spermatozoid : spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang
muda terdapat didalam lumen.
Oogenesis terjadi di dalam ovarium dan dilanjutkan di dalam oviduk jika terjadi penetrasi
spermatozoid. Dalam oogenesis, sel germa berkembang di dalam folikel folikel telur, dengan
tingkatan sebagai berikut.
1. Folikel primordial merupakan folikel utama yang terdapat sebelum lahir, terdiri atas
sebuah oosit I yang dilapisi oleh sel folikel berbentuk pipih.
2. Folikel tumbuh terdiri dari.
a. Folikel primer terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel folikel
(granulosa) berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulosa dipisahkan oleh
zona pelusida.
b. Folikel sekunder terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa sel
granulose
c. Folikel tersier volume stratum granulosum yang mealapisi oosit I bertambah
banyak / besar. Terdapat beberapa celah (antrum) diantara sel-sel granulose.
Jaringan ikat stroma yang terdapat di luar stratum granulosa menyusun diri
membentuk teka interna dan teka eksterna.
d. Folikel matang (folikel Graaf) berukuran paling besar antrum menjadi sebuah
rongga besar. Berisi cairan folikel (liquor folikuli). Oosit dikelilingi oleh sel
granulase yang disebut korona radiate, dihubungkan tepi oleh tangkai penghubung
yang disebut cumulus ooforus.
Oosit II diovulasi dari folikel graaf dalam tahap metaphase meosis II. Jika didalam
oviduk terjadi penetrasi, maka terjadilah penuntasan meosis II dan Oosit II berkembang menjadi
ootid atau ovum matang.
Gamet merupakan produk akhir dari gametogenesis yang berlangsung di dalam gonad
(testis atau ovarium). Gamet yang merupakan spermatogenesis disebut sperma, sedangkan gamet
yang mereupakan produk dari oogenesis disebut ovum. Gamet berfungsi sebagai pembawa
informasi genetic dari kedua parental kepada keturunannya. Gamet jantan disebut spermatozoid
dan gamet betina yaitu sel telur. Spermatozoa diproduksi di dalam tubulus seminiferus.
Spermatogenesis berlangsung di dalam testis, tepatnya pada dinding tubulus seminiferus.
Proses tersebut berlangsung mulai dari dinding tepi sampai ke lumen tubulus seminiferus.
Dinding tubulus seminiferus tersusun atas dua komponen utama yaitu sel somatic berupa sel-sel
sertoli dan sel germa. Proses dari pembentukan sel kelamin atau yang biasa disebut
gametogenesis ini melibatkan dua tipe pembentukan gamet yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
Dimana spermatogenesis (pada hewan jantan) berlangsung pada gonad(testis) dan hasilnya
adalah sperma, sedangkan oogenesis (pada hewan betina) berlangsung pada gonad(ovarium) dan
hasilnya adalah ovum. (Campbell, 2010)
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Pada saat kami melakukan pengmatan tentang “ Spermatogenesis” yang bertujuan untuk
mempelajari proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina melalui pengamatan preparat
histologis. Adapun alat dan bahan yang kami gunakan saat melakukan pengamatan antara lain
sebagai berikut. Alat yang kami gunakan yaitu mikroskop, optilab, pensil warna. Sedangkan
bahan yang kami gunakan yaitu preparat testis dsan ovarium.
2.2 Cara Kerja
1. Mengamati preparat testis dibawah mikroskop.
2. Mengambar sebuah tubulus semiferus besrta sel-sel germa yamg berkembang
didalamnya. Menggambar pula sel-sel intersial (sel leydig) yang terdapat di ruang antar
tubulus.
3. Mengamati preparat ovarium dibawah mikroskop.
4. Mengambar ovariyum lengkap dengan masing-masing folikel telur yang berkembang.
5. Memberi keterangan bagian-bagiannya dengan lengkap.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1 TABEL HASIL PENGAMATAN


No Preparat Gambar pengamatan Gambar tangan Gambar Keteragan
literatur
1. Preparat 1 1. Lumen
5
testis 2. Sel sertoli
3. Spermatot
ozid
4. Sel leydig
5. Spermatos
it II

4 6. Spermatos
2 3
it II
6
2. Preparat 1. lumen
ovarium 2. jaringan
ikat interestial

1
2
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami akan membahas tentang “ GAMETOGENESIS” yang
bertujuan untuk mempelajari proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina melalui
pengamatan preparat histologis. Adapun hasil pengamatan yang kami lakukan di pada saat
praktikum lain sebagai berikut.
4.1 Hasil Pengamatan Preparat Testis dan Ovarium
Pada saat kami melakukan pengamatan di bawah mikroskop pada preparat testis yang
menggunakan perbesaran 400x kami dapat mengetahui bagian-bagian yang terdapat di dalamnya
seperti lumen, spermatogonium, sel sertoli, spermatosit primer, spermatosit sekunder dan sel
leydig. Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel
Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig
yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Adapun spermatogenesis terjadi dalam testis yaitu tempatnya di dinding tubulus
seminiferus. Dalam pembentukan spermatogenesis terdapat beberapa proses antara lain sebagai
berikut. Proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal : spermatozoon) yang terjadi di organ
kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat
sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan
dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan
dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut
spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel
tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu
untuk membentuk sperma.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses antara lain sebagai berikut. Untuk
proses yang pertama yaitu Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yang merupakan peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit
primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi
spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari
spermatogonium menjadi spermatid
Pada pembelahan mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis
dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada
meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom.
Gametogenesis terdiri 4 tahap : perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan bentuk.
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma yang
dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan
cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel
Sertoli. Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke
lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan
bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil
sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma
baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran
reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran.
Pada pengamatan yang kedua kami menggunakan preparat ovarium yang menggunakan
perbesaran 400x dibawah mikroskop dapat kami temukan bagian-bagiannya seperti lumen dan
jaringan ikat interestial dimana bagian tersebut merupakan bagian-bagian pembentuk dari
preparat ovarium. Adapun proses oogenesis yang terjadi pada sel kelamin betina antara lain
sebagai berikut. Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Ovarium mengandung banyak sel induk
telur (oogonium) yang bersifat diploid (2n) dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom.
Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer. Oogonium
tersebut akan membelah secara mitosis menjadi oosit primer. Oosit primer akan membelah
secara meiosis menjadi satu oosit sekunder dan satu badan polar primer. Kemudian, oosit
sekunder membelah secara meiosis menjadi satu ootid dan satu badan polar sekunder. Ootid akan
mengalami pematangan menjadi sel telur (ovum), sedangkan badan polar sekunder akan luruh
(degenerasi). Sel telur yang telah matang akan dilepaskan oleh ovarium. Pelepasan sel telur oleh
ovarium disebut ovulasi. Di dalam ovarium terdapat banyak folikel yang merupakan pelindung
dan pemberi nutrisi bagi sel telur yang sedang dibentuk. Pada proses ovulasi, folikel akan
mengeluarkan sel telur. Folikel yang telah mengeluarkan sel telurnya disebut corpus luteum.
Corpus luteum menyekresikan hormon estrogen dan progesteron. Proses oogenesis itu dimana
ovum terbentuk dan berkembang. Ini terjadi dlm 2 tahap, yaitu tahap multiplikasi, yaitu tahap
Oogania berproliferasi dari germ sel (primordia) menghasilkan beberapa generasi sel yang
identik. Oogonia memasuki profase pada pembelahan meiosis I setelah menjadi oosit primer.
Oosit primer berhenti pada profase sampai dewasa kelamin terjadi. Pembelahan meiosis I
menyebabkan terjadinya perubahan oosit primer ke oosit sekunder. hasil pembelahan tersebut
berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih
kecil disebut badan kutub primer. Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer
akan mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi
dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga
badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
oogenesis hanya menghasilkan satu ovum. Gambar proses oogenesis.
Pada akhir oogenesis, ootid akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi
sebuah ovum haploid (n) yang fungsional dan 3 sel polosit sekunder akan mengalami degenerasi
(pada manusia ovum mengandung 22 autosom dan kromosom X atau 22AA + X). Bagian luar
ovum diselubungi oleh membran corona radiate dan zona pelucida. Selama pertumbuhan dan
perkembangannya, ovum diatur oleh hormon wanita (estrogen dan progresteron). Oogenesis
pada manusia berlangsung sejak awal hingga dewasa dan berjalan sampai berumur 40 atau 50
tahun saja.
4.2 Peran Sel Sertoli dan Sel Leydig dalam Spermatogenesis
Sel Sertoli terletak pada lapisan basalis tubulus seminiferus. Pada dewasa aktifitas mitosis
pada sel Sertoli tidak aktif. Sel Sertoli dikenal dengan sel penyokong pada tubulus seminiferus.
Sel Sertoli mensintesis berbagai faktor seperti protein, sitokin, growth factor, opioid, steroid dan
prostaglandin. Sel Sertoli juga mensintesis Androgen Binding Protein (ABP) yang akan
berikatan dengan testosteron untuk membawa testosteron masuk ke dalam tubulus seminiferus.
Adapun fungsi utama dari sel sertoli yaitu memberikan nutrisi terhadap perkembangan sperma
melalui tahap yang disebut spermatogenesis, bertindak sebagai phagocytosis dengan memakan
sisa sisa dari sitoplasma selama proses spermatogenesis.
Sel Leydig memproduksi hormon testosteron, merupakan hormon seks pria yang paling
penting. Embriologi sel Leydig berasal dari undifferentiated mesenchymal-like Stem cells .
Letak Sel Leydig berada diantara tubulus seminiferus, sehingga mempunyai nama lain yaitu sel
intersisial Leydig. Sel Leydig dewasa berbentuk oval, dengan sitoplasma yang eosinofilik, kaya
retikulum endoplasma halus dan mitokondria dengan tubular cristae, yang merupakan karakter
untuk sel penghasil steroid. Kristal Reinke adalah bangunan khas yang sering ditemukan pada sel
Leydig, walaupun fungsi sebenarnya belum diketahui. Differensiasi sel mesenkim intersisial
menjadi sel Leydig dibawah pengaruh dari LH. Selain Sel Leydig, pada kompartemen intersisial
juga terdapat makrofag dan limfosit. Adapun fungsi utama dari sel ledig yaitu menghasilkan
hormone testosterone dikarenakan adanya stimulasi dari Luteinizing Hormone.
4.3 Persamaan dan Perbedaan antara Spermatogenesis dan Oogenesis pada Mamalia
Persamaan spermatogenesis dan oogenesis yang terdapat pada mamalia antara lain
sebagai berikut. spermatogenesis adalah pembentukan gamet jantan. Oogenesis pembentukan
gamet betina. Secara umum prosesnya sama yaitu melalui mitosis dan miosis. Hal ini merupakan
persmaan dari spermatogenesis dan oogenesis pada mamalia.
Perbedaan dari spermatogenesis dan Oogenesis yaitu spermatogenesis mengalami
pembelahan meiosisnya terjadi secara simetris sedangakan oogenesis mengalami pembelahan
meiosinya terjadi secara asimetri. spermatogenesis terjadi tanpa henti sedangkan oogenesisnya
mempunyai periode istirahat yang penjan. Spermatogenesis menghasilkan 4 sel sperma
fungsional sedangkan oogenesis menghasilkan satu sel telur fungsional dan 2 sel polosi. Sel-sel
spermatogenesis asal sperma berkembang terus dan membelah sepanjang hidup lakilak, sehingga
jumlahnya akan selalu bertambah sedangkan oogenesis ovariumnya mengandung semua sel yang
akan berkembang menjadi sel telur, sehingga jumlahna akan selalu berkurang.
4.4 Peranan Selanjutnya Nasib Sisa Folikel Graaf Setelah Ditinggal Oleh Oosit II
Pembelahan meiosis ini menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel yang
berukuran besar disebut oosit sekunder dan yang kecil disebut badan polarpertama. Oosit
sekunder dikelilingi oleh folikel. Di bawah pengaruh FSH, folikel-folikel ini membelah berkali-
kali dan membentuk folikel de Graaf (folikel yang sudah masak) yang di antaranya mempunyai
rongga. Selanjutnya, sel-sel folikel memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk
menyekresikan Luteinizing Hormone (LH). LH berfungsi memacu terjadinya ovulasi. Saat
menjelang ovulasi ini, meiosis I selesai. Oosit sekunder dan badan polar pertama melanjutkan
pembelahan dengan melakukan meiosis II dan berhenti pada metafase II. Selanjutnya, oosit
sekunder dilepas dari ovarium dan ditangkap oleh fimbriae dan dibawa ke oviduk. Pelepasan
oosit sekunder di ovarium dikenal dengan istilah ovulasi. LH membuat sel-sel folikel
berkembang menjadi korpus luteum. Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II
(meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai
tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit
sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada
oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan
menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua
(polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua.
Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis
setiap satu oogonium. Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur
(folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi
untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring
dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer
muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit
primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder,
folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier
berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel,
folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan
mengkerut menjadi korpus albikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tentang percobaan ” Gametogenesis” dapat kami
simpulkan bahwa setelah kami mealakukan pengamatan tersebut kami dapat mempelajari proses
pembentukan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina melaui preparat testis dan ovarium.
Adapun bagian-bagiannya yang kami temui pada saat di amati dibawah mikroskop yang
menggunakan perbesan 400x yaitu seperti lumen dan jaringan ikat interestial dimana bagian
tersebut merupakan bagian-bagian pembentuk dari preparat ovarium. Sedangkan bagian-bagian
yang kami temui pada preparat testis pad asaat di amati dibawah mikroskop yang menggunkan
perbesan 400x yaitu seperti lumen, spermatogonium, sel sertoli, spermatosit primer, spermatosit
sekunder dan sel leydig. Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau
spermatogonium. Adapun spermatogenesis terjadi dalam testis yaitu tempatnya di dinding
tubulus seminiferus. Sedangkan oogenesis terjadi di dalam ovarium.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., J. B. Reece, L. G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Anonim. 2014. Proses spermatogenesis dan oogenesis. Diambil dari internet online.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/9b912008b0a188a7e421d9a36050
a80e.pdf diakses pada tanggal 15 Desember 2018 pukul 06.45 WIB

Anonym. 2013. Sel Sertoli Dan Sel Leydig. Diambil dari internet online
https://www.scribd.com/doc/233385062/Peran-Sel-Sertoli-Dan-Sel-Leydig diakses pada
tanggal 15 Desember 2018 pukul 07. 05 WIB

Werly. 2013. Gametogenesis . Diambil dari internet online https://fa.itb.ac.id/wp-


content/uploads/sites/56/2016/06/gametogenesis.pdf diakses pada tanggal 16 Desember
2018 pukul 09.45 WIB
Diana. 2011. Perbedaaan Spermatogenesis dan Oogenesis. Diambil dari internet online
.https://www.scribd.com/doc/313435915/Perbedaan-Spermatogenesis-Dan-Oogenesis
diakses pada tanggal 16 Desember 2018 pukul 12.50 WIB

Anda mungkin juga menyukai