Fertilisasi pada ayam yang termasuk aves (unggas) terjadi secara internal.
Unggas betina memiliki sepasang ovarium, namun hanya satu yang berfungsi dengan
sempurna, yaitu pada bagian kiri. Ujung oviduk pada unggas betina akan membesar
menjadi uterus dan memiliki muara yang disebut kloaka. Sedangkan unggas jantan
memiliki sepasang testis yang letaknya berhimpit dengan ureter dan akan bermuara pada
kloaka. Kopulasi berlangsung pada saat hewan jantan dan betina saling menempelkan
kloakanya. Ovum yang berhasil dibuahi oleh sel sperma akan dikelilingi oleh cangkang
yang tersusun atas zat kapur. Pun pada aves hanya akan ada satu sperma yang mampu
membuahi ovum. (Nyoman, 2016)
Telur ayam akan menetas setelah kurang lebih 21 hari inkubasi melalui
serangkaian perkembangan embrio. Proses perkembangan embrio disebut sebagai
embriogenesis. Perkembangan embrio ayam dimulai dari fertilisasi, blastulasi,
gastrulasi, neurolasi dan organogenesis. Proses perkembangan embrio ayam terjadi di
luar tubuh induknya, atau eksternal. Selama proses berkembang ini, embrio memperoleh
makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dan cangkang
telur. Sedangkan perkembangan embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion, dan
alantois. Kantung kuning telur merupakan bagian yang dindingnya dapat menghasilkan
enzim. Selama proses perkembangan embrio ada banyak faktor yang memengaruhi
seperti suhu, keberhasilan gastrulasi, dan kondisi lingkungan. (Nasrun, 2016)
Proses perkembangan embrio ayam terjadi melalui tahapan yang panjang. Akan
terjadi perkembangan dalam hari ke-10 pasca fertilisasi. Akan terjadi perkembangan
dalam pada hari ke-10 pasca fertilisasi ayam. Akan terbentuk berbagai organ, baik organ-
organ penunjang seperti sayap dan kaki, tapi juga organ-organ yang krusial seperti
jantung, otak, dan paru-paru. Atas dasar keingintahuan lebih lanjut perihal
perkembangan embrio pada ayam inilah, maka dilakukan praktikum. Diharapkan setelah
melakukan praktikum, praktikan dapat lebih mengenali proses perkembangan embrio
pada ayam.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mempelajari proses perkembangan embrio ayam pada hari ke-10 setelah
fertilisasi.
BAB II METODOLOGI
1.1.1 Alat
1. Mikroskop cahaya
1.1.2 Bahan
1. Preparat hisologi embriogenesis ayam
2.2 Langkah Kerja
Embrio Ayam
Hasil
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.2.4.1 Sebutkan bagian-bagian dari organ pulmo yang dapat diamati pada
perekmbangan embrio ayam pada umur 10 hari!
3.2.4.3 Sebutkan bagian-bagian dari organ otak yang dapat diamati pada
perkembangan embrio ayam pada umur 10 hari!
4.1 Kesimpulan
Fertilisasi ayam terjadi di dalam tubuh ayam betina. Namun, perkembangan embrio
ayam terjadi di luar tubuh induknya, atau secara eksternal. Tipe pembelahan pada ayam ialah
merobalstik discoidal. Pembelahan meroblastik discoidal adalah pembelahan yang terjadi
hanya pada sebagian sel telur dan terjadi pada telur dengan tipe polylecithal. Tipe telur ayam
ialah telolesital, dimana yolk hanya berada di salah satu kutubnya saja. Selama proses
berkembang ini, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa
kuning telur, albumen, dan cangkang telur. Sedangkan perkembangan embrio dibantu oleh
kantung kuning telur, amnion, dan alantois. Akan terjadi perkembangan dalam pada hari ke-
10 pasca fertilisasi ayam. Akan terbentuk berbagai organ, baik organ-organ penunjang
seperti sayap dan kaki, tapi juga organ-organ yang krusial seperti jantung, otak, dan paru-
paru.
4.2 Saran
Diharapkan kedepannya praktikum dapat dilaksanakan secara langsung mengenai
proses perkembangan embrio pada ayam, tidak hanya menggunakan video pembelajaran.
Tujuannya agar praktikan dapat benar-benar memahami tiap-tiap proses penting dalam
perkembangan embrio ayam. Besar harapan agar pandemi ini segera berlalu, sehingga
praktikum dan pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Nugroho, Rudy. 2015. Buku Ajar Reproduksi Perkembangan Hewan. 1st ed.
Yogyakarta.
Bellairs, Ruth., Osmond, Mark. 2014. The Atlas of Chick Development.3rd ed. London :
Elsevier.
Kusumawati, A. Febriany, R. Hananti, S., dkk. 2016. Perkembangan Embrio dan Penentuan
Jenin Kelamin DOC (Day-Old Chicken) Ayam Jawa Super. Jurnal Sain Veteriner 34
(1) : 29-41
Nasrun. 2016. Pertumbuhan Embrio Ayam Buras Umur 18 Hari Hasil Induksi Asam Amino
L-Arginin Ke Dalam Telur Selama Masa Inkubasi (In Ovo Feeding). Skripsi.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Nyoman Werdi S., N. 2016. Fertilisasi pada Hewan. Karya Ilmiah. Fakultas Kedokteran
Hewan. Universitas Udayana. Bali.
Pratiwi, H., Firmawati, A., Herawati. 2019. Embriologi Hewan. 1st ed. Malang : UB Press.
Rahayu, I. D., Djati, M. S. Indra, M. R. 2011. Hambatan EGCG terhadap Ekspresi Vascular
Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Ekspresi Vascular-endothelial Cadherin
(VE-Cadherin) dalam Vaskulo-angiogenesis Embrio Ayam. Jurnal Experimental
Life Science 1 (2) : 56-63.