Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISTILAH PENTING

1. Gemetogenesis adalah proses pembentukan, pembelahan, dan pematangan sel-sel gamet


sampai menjadi sel gamet yang siap berperan dalam proses reproduksi yang berlangsung
di gonad. (Sumarmin, 2016).
2. Fertilisasi merupakan suatu proses peleburan atau fusi (Syngami) inti sel gamet jantan
(Spermatozoon) dengan sel gamet betina (Ovum) membentuk sel tunggal yang
dinamakan zigot. (Nugroho, 2015)
3. Embriogenesis adalah proses perkembangan embrio atau mahluk hidup yang belum
memiliki bentuk detinitif. (Pratiwi, dkk. 2019)
4. Embrio ialah hasil fertilisasi yang akan berkembang dalam proses embriogenesis secara
terus-menerus hingga menjadi individu. (Nugroho, 2015)
5. Telolesital merupakan salah satu tipe penyebaran yolk yangmana terkumpul di salah satu
kutubnya. (Pratiwi, dkk. 2019)
6. Polylecithal merupakan tipe telur yang memiliki banyak yolk dan tertimbun pada salah
satu area. (Pratiwi, dkk. 2019)
7. Meroblastik adalah tipe pembelahan yang tidak menyeluruh pada sel telur, melainkan
hanya sebagian dari sel telur. (Nugroho, 2015)
8. Meroblastik discoidal adalah tipe pembelahan yang sering terjadi pada tipe telur
polylecithal yang terjadi tidak secara menyeluruh pada sel telur, melainkan hanya
sebagian dari sel telur. (Nugroho, 2015)
9. Amnion adalah selaput ekstraembrionik ini menyelubungi embrio dan berisi carian di
dalamnnya. Dengan adanya cairan di dalamnya, akan membuat embrio mengambang di
dalam carian amnion tersebut, dan melindungi serta memungkinkan pergerakan dari
tubuh dan tungkai embrio. (Nugroho, 2015)
10. Alantois adalah selaput yang terbentuk dari tonjolan dinding usus belakang (hindgut)
yang menyerupai kantung. Pada kelompok unggas, alantois berkembang dan mengisi
ruang ekstraembrionik serta bagian luarnya menyatu dengan korion sehingga
membentuk korioalantois, mulanya alantois berbentuk kantong kecil di sisi kanan
embrio . (Nugroho, 2015)
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum terjadi proses fertilisasi terdapat proses gametogenesis pada sistem
reproduksi tiap hewan, termasuk pada ayam. Gemetogenesis adalah proses
pembentukan, pembelahan, dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi sel gamet
yang siap berperan dalam proses reproduksi yang berlangsung di gonad. Gametogenesis
pada hewan jantan disebut spermatogenesis dan akan menghasilkan sperma. Sedangkan
gametogenesis pada hewan betina disebut oogenesis dan menghasilkan ovum.
(Sumarmin, 2016)

Fertilisasi pada ayam yang termasuk aves (unggas) terjadi secara internal.
Unggas betina memiliki sepasang ovarium, namun hanya satu yang berfungsi dengan
sempurna, yaitu pada bagian kiri. Ujung oviduk pada unggas betina akan membesar
menjadi uterus dan memiliki muara yang disebut kloaka. Sedangkan unggas jantan
memiliki sepasang testis yang letaknya berhimpit dengan ureter dan akan bermuara pada
kloaka. Kopulasi berlangsung pada saat hewan jantan dan betina saling menempelkan
kloakanya. Ovum yang berhasil dibuahi oleh sel sperma akan dikelilingi oleh cangkang
yang tersusun atas zat kapur. Pun pada aves hanya akan ada satu sperma yang mampu
membuahi ovum. (Nyoman, 2016)

Tipe pembelahan pada ayam ialah merobalstik discoidal. Pembelahan


meroblastik sendiri adalah pembelahan yang terjadi hanya pada sebagian sel telur.
Pembelahan mitosis yang terjadi tidak disertai dengan pembagai yolk sehingga
pembagiannya hanya pada inti sel dan sitoplasma kutub animal. Untuk tipe telur pada
ayam ialah telolesital dimaa yolk pada telur terpusat hanya di salah satu kutubnya.
Berdasarkan banyak sedikitnya yolk, telur ayam termasuk dalam tipe polylecital, yolk
banyak dan terpusat di satu area. ( Nugroho, 2015)

Telur ayam akan menetas setelah kurang lebih 21 hari inkubasi melalui
serangkaian perkembangan embrio. Proses perkembangan embrio disebut sebagai
embriogenesis. Perkembangan embrio ayam dimulai dari fertilisasi, blastulasi,
gastrulasi, neurolasi dan organogenesis. Proses perkembangan embrio ayam terjadi di
luar tubuh induknya, atau eksternal. Selama proses berkembang ini, embrio memperoleh
makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dan cangkang
telur. Sedangkan perkembangan embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion, dan
alantois. Kantung kuning telur merupakan bagian yang dindingnya dapat menghasilkan
enzim. Selama proses perkembangan embrio ada banyak faktor yang memengaruhi
seperti suhu, keberhasilan gastrulasi, dan kondisi lingkungan. (Nasrun, 2016)

Proses perkembangan embrio ayam terjadi melalui tahapan yang panjang. Akan
terjadi perkembangan dalam hari ke-10 pasca fertilisasi. Akan terjadi perkembangan
dalam pada hari ke-10 pasca fertilisasi ayam. Akan terbentuk berbagai organ, baik organ-
organ penunjang seperti sayap dan kaki, tapi juga organ-organ yang krusial seperti
jantung, otak, dan paru-paru. Atas dasar keingintahuan lebih lanjut perihal
perkembangan embrio pada ayam inilah, maka dilakukan praktikum. Diharapkan setelah
melakukan praktikum, praktikan dapat lebih mengenali proses perkembangan embrio
pada ayam.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mempelajari proses perkembangan embrio ayam pada hari ke-10 setelah
fertilisasi.
BAB II METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

1.1.1 Alat
1. Mikroskop cahaya
1.1.2 Bahan
1. Preparat hisologi embriogenesis ayam
2.2 Langkah Kerja

Embrio Ayam

Diamati secara saksama preparat


mikroskopis yang ada ada di atas
meja kerja.

Digunakan makrometer atau


mikrometer okuler untuk
memfokuskan gambar preparat
pada mikroskop.

Diperhatikan jika ada bagian yang


ditunjuk pada mikroskop.

Digunakan gambar pada buku


penuntun praktikum sebagai
pembanding gambaran yang
nampak pada mikroskop.

Hasil
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Gambar 1. Perkembangan organ jantung pada usia hari ke-10

Gambar 2. Perkembangan indera pada usia hari ke-10

Gambar 3. Perkembangan organ pulmo pada usia hari ke-10


Gambar 4. Perkembangan organ pulmo pada usia hari ke-10

Gambar 5. Perkembangan organ otak pada usia hari ke-10

Gambar 6. Perkembangan organ otak pada usia hari ke-10


3.2 Pembahasan

3.2.1 Analisa Alat dan Bahan

Alat yang dalam praktikum ini ialah mikroskop cahaya atau


binokuler. Mikroskop cahaya digunakan untuk melihat secara jelas proses
perkembangan embrio ayam melalui preparat embriogenesis yang didapat.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah preparat embriogenesis ayam
digunakan sebagai objek pengamatan praktikum. Dalam percobaan lainnya,
alat yang digunakan ialah alat inkubasi, pemotong, serta penggaris untuk
mengukur dan bahannya ialah embrio ayam yang telah diinkubasi dengan
suhu dan kelembaban tertentu, Heamatoxylin Eosin (HE) untuk memberi
pewarnaan, , dan neutral buffer formalin 5%. (Kusumawati,dkk., 2016)

3.2.2 Analisa Prosedur

Mula-mula letakkan preparat histologi embriogenesis ayam pada


meja mikroskop cahaya atau mikroskop binokuler, dan amati dengan
seksama. Gunakanlah makrometer dan micrometer guna memfokuskan
gambar preparat pada mikroskop, dan perhatikan pula jika ada bagian yang
ditunjuk oleh mikroskop. Gunakan gambar pada buku penuntun praktikum
sebagai pembanding gambar yang terlihat pada mikroskop.

Dalam percobaan lainnya, embrio ayam akan diinkubasi terlebih dulu


pada suhu 37-38°C dengan kelembaban 60-70%. Embrio ayam dikoleksi
berdasarkan tahapan perkembangan embrio mulai usia 12 jam hingga 21 hari.
Pada umur awal yaitu umur 0 sampai 3 hari perkembangan embrio, albumin
dikeluarkan dari telur kemudian embrio diwarnai dengan 0,5 % neutral red
untuk memberikan visual dari somite untuk dianalisa dan memberi kontras
warna pada jaringan tubuh embrio. Embrio ayam yang berumur 4 hingga 7
hari dibunuh dengan memotong pembuluh darah plasenta kemudian
dilakukan pewarnaan dengan Hematoxylin Eosin (HE) untuk memberikan
gambaran kontras dari perkembangan organ embrio. Embrio ayam Jawa
Super diatas umur 8 hari difiksatif dalam netral buffer formalin 5% untuk
meminimalkan penyusutan dan selanjutnya dianalisis. Analisa ukuran tubuh
embrio diatas umur 8 hari dilakukan dengan mengukur panjang tubuh dari
cranium mengikuti alur vertebrae sampai ujung tulang ekor, panjang sayap,
panjang kaki, dan ukuran paruh dari nostril sampai ujung anterior paruh.
(Kusumawati, dkk., 2016)

3.2.3 Analisa Hasil

Pada hari ke-10 perkembangan embrio ayam, terjadi perkembangan


organ-organ atau organogenesis. Pengamatan perkembangan embrio ini
difokuskan pada bagian tertentu khususnya pada bagian paru-paru, jantung,
dan otak. Pada bagian paru-paru atau pulmo terbentuk bronkus primer,
parabronki, mesenkim, mesotelium, epitel kuboid simpleks, dan pembuluh
darah. Pada jantung, terbentuk atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan,
serta vena pulmonalis pada struktur valvus atrioventrikuler, dan pada struktur
septum interventrikuler terbentuk endokardium, miokardium, dan
epikardium. Sedangkan pada baian otak, terbentuk inner cortical layer,
external granular layer, dan marginal layer. Selain ketiga organ tersebut,
pada hari ke-10 embrio juga mengalami perkembangan pada bagian kaki dan
sayap. Terjadi perkembangan pada struktur axial seperti transverse process
of rib dan sternal rib. Terbentuknya oesophagus, mesonephros, metanephros,
proventriculus, rhomboideus.

Dalam percobaan lainnya, pada 10 hari perkembangan embrio ayam,


organ yang berkembang sudah cukup lengkap, namun percobaan ini tak
hanya terfokus pada bagian paru-paru, jantung, dan otak saja. Kaki dan sayap
sudah mulai nampak, termasuk bagian digitinya. Bentuk jantung sudah
sempurna pada cavum thorax. Organ-organ visceral juga sudah terbentuk.
Membran niktitans juga sudah mulai muncul, paruh ayam mulai mengeras.
Dilakukan pengukuran terhadap paruh ayam yang berumur 10 hari. Panjang
paruh dan panjang jari ketiga mulai bisa diukur. Ukuran panjang paruh umur
10 hari adalah 2,5 mm dan panjang jari ketiga 5,4 ± 0,3 mm. Pada umur 11
hari membran niktitan mulai menutupi mata, panjang paruh 3 mm dan
panjang jari ketiga 7,4 ± 0,3 mm. (Kusumawati, dkk., 2016)

3.2.4 Menjawab Pertanyaan

3.2.4.1 Sebutkan bagian-bagian dari organ pulmo yang dapat diamati pada
perekmbangan embrio ayam pada umur 10 hari!

Pada usia 10 hari, terbentuk left lung. (Bellairs, 2014)


3.2.4.2 Sebutkan bagian-bagian dari organ jantung yang dapat diamati pada
perkembangan embrio ayam pada umur 10 hari!

Pada usia 10 hari, terbentuk dorsal aorta, vitreous chamber,


left and right ventricle, third ventricle, fourth ventricle, lobes of left
atrium, right atrium, ventral and dorsal hepatic cavity, sinus venosus.
(Bellairs, 2014)

3.2.4.3 Sebutkan bagian-bagian dari organ otak yang dapat diamati pada
perkembangan embrio ayam pada umur 10 hari!

Pada usia 10 hari, terbentuk encephalon, wall of


mesencephalon, thick wall of myencephalon. (Bellairs, 2014)

3.2.4.4 Jelaskan 2 periode organogenesis!

Periode awal dalam pembentukan organ-organ ini munculnya


domain timus dan paratiroid diskrit di primordium umum. Pada ayam,
domain ini dapat diidentifikasi dengan hibridisasi in situ, dengan
penanda molekuler spesifik. Saat perkembangan berlangsung, dasar-
dasar organ ini menjadi individu dan terpisah dari faring, sementara
kapsul mesenkim tipis, yang dibentuk oleh sel-sel yang diturunkan
dari krista saraf, mengelilinginya. Kemudian, epitel timus
dikolonisasi oleh sel progenitor hematopoietik. Periode akhirnya
adalah penyempurnaan bentuk individu atau spesies. (Figueiredo, et
al, 2018)

3.2.4.5 Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang memengaruhi


organogenesis!

Perkembangan organogenesis tentu juga dipengaruhi oleh


perekmbangan embrio. Beberapa faktor embrionya ialah seperti
jumlah peningkatan nutrisi, oksigen, serta pembuangan zat-zat sisa
metabolime sel. Peningkatan kebutuhan tersebut tidak bisa dipenuhi
secara difusi, sehingga dibutuhkan sistem baru untuk menjamin
kelangsungan hidup dan proses perkembangan embrio. Hal pertama
yang terjadi adalah diferensiasi sel-sel mesenkhimal (hemangioblast)
menjadi sel endothel sehingga terbentuk pembuluh darah baru secara
de novo. Peristiwa ini disebut vaskulogenesis. (Rahayu, dkk., 2011)
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Fertilisasi ayam terjadi di dalam tubuh ayam betina. Namun, perkembangan embrio
ayam terjadi di luar tubuh induknya, atau secara eksternal. Tipe pembelahan pada ayam ialah
merobalstik discoidal. Pembelahan meroblastik discoidal adalah pembelahan yang terjadi
hanya pada sebagian sel telur dan terjadi pada telur dengan tipe polylecithal. Tipe telur ayam
ialah telolesital, dimana yolk hanya berada di salah satu kutubnya saja. Selama proses
berkembang ini, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa
kuning telur, albumen, dan cangkang telur. Sedangkan perkembangan embrio dibantu oleh
kantung kuning telur, amnion, dan alantois. Akan terjadi perkembangan dalam pada hari ke-
10 pasca fertilisasi ayam. Akan terbentuk berbagai organ, baik organ-organ penunjang
seperti sayap dan kaki, tapi juga organ-organ yang krusial seperti jantung, otak, dan paru-
paru.

4.2 Saran
Diharapkan kedepannya praktikum dapat dilaksanakan secara langsung mengenai
proses perkembangan embrio pada ayam, tidak hanya menggunakan video pembelajaran.
Tujuannya agar praktikan dapat benar-benar memahami tiap-tiap proses penting dalam
perkembangan embrio ayam. Besar harapan agar pandemi ini segera berlalu, sehingga
praktikum dan pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugroho, Rudy. 2015. Buku Ajar Reproduksi Perkembangan Hewan. 1st ed.
Yogyakarta.

Bellairs, Ruth., Osmond, Mark. 2014. The Atlas of Chick Development.3rd ed. London :
Elsevier.

Figueiredo, M. Neves, H. 2018. Two-step Approach to Explore Early- and Late-stages of


Organ Formation in the Avian Model: The Thymus and Parathyroid Glands
Organogenesis Paradigm. Journal Visualized Experiments (136) : 57114.

Kusumawati, A. Febriany, R. Hananti, S., dkk. 2016. Perkembangan Embrio dan Penentuan
Jenin Kelamin DOC (Day-Old Chicken) Ayam Jawa Super. Jurnal Sain Veteriner 34
(1) : 29-41

Nasrun. 2016. Pertumbuhan Embrio Ayam Buras Umur 18 Hari Hasil Induksi Asam Amino
L-Arginin Ke Dalam Telur Selama Masa Inkubasi (In Ovo Feeding). Skripsi.
Universitas Hasanuddin. Makassar.

Nyoman Werdi S., N. 2016. Fertilisasi pada Hewan. Karya Ilmiah. Fakultas Kedokteran
Hewan. Universitas Udayana. Bali.

Pratiwi, H., Firmawati, A., Herawati. 2019. Embriologi Hewan. 1st ed. Malang : UB Press.

Rahayu, I. D., Djati, M. S. Indra, M. R. 2011. Hambatan EGCG terhadap Ekspresi Vascular
Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Ekspresi Vascular-endothelial Cadherin
(VE-Cadherin) dalam Vaskulo-angiogenesis Embrio Ayam. Jurnal Experimental
Life Science 1 (2) : 56-63.

Sumarmin, Ramadhan. 2016. Perkembangan Hewan. 1st ed. Jakarta : Kencana.

Anda mungkin juga menyukai