Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

HISTOLOGI DAN EMBRIOLOGI

Pengamatan Terhadap Perkembangan Embrio Ayam

OLEH:

NOVITASARI

F1071151056

KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PGMIPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
Percobaan 2
Pengamatan Terhadap Perkembangan Embrio Ayam

A. TUJUAN
1. Mengamati tahapan perkembangan embrio ayam pada berbagai umur
2. Menggambarkan dan member keterangan berdasarkan pengamatan

B. DASAR TEORI
Menurut Soeminto (2000), tipe telur ayam adalah telolechital, tetapi karena
yolk-nya yang sangat banyak, maka dinamakan megalechital. Tipe pembelahan
pada telur ayam atau bangsa burung disebut meroblastik diskoidal karena bagian
yang membelah berbentuk seperti cawan. Deutoplasma banyak sekali, membentuk
lapisan yang mengisi hampir semua telur, sedangkan inti dan sedikit sitoplasma
yang menempati hanya daerah puncak kutub animal. Selaput pelindung telur ada
tiga macam, yaitu selaput primer, selaput sekunder dan selaput tersier. Telur ayam
mempunyai panjang  12 cm dan lebar 4cm. Sitoplasma bersama inti membentuk
germinal distus di puncak kutub anima. Yolk berlapis-lapis terdiri dari yolk putih
dan yolk kuning. Perbedaan warna ini terjadi karena yolk kuning mengandung
karotenoid yang berwarna kuning, juga terdapat granula dan globula yang dan
didalamnya. Yolk putih tidak mengandung material karotenoid, granula dan
gobulanya lebih kecil dan tidak seragam. Telur ayam terdiri dari tiga lapisan,
yaitu:
1. Bungkus telur primer, yaitu membrana vitelin yang dihasilkan oleh
ooplasma.
2. Bungkus telur sekunder, yaitu bungkus telur yang disusun oleh ovarium
yang terdiri dari sel-sel folikel yang disebut korona radiata dan zona
pelusida.
3. Bungkus telur tersier, yaitu bungkus telur yang dihasilkan dari sekresi
kelenjar-kelenjar pada dinding saluran genitalia betina (oviductus dan
uterus).
Bungkus telur tersier ada tiga macam, yaitu albumen yang dibentuk oleh
oviductus, membran testae atau selaput cangkang yang dibentuk oleh uterus, dan
cangkang dari Ca yang dibentuk oleh uterus. Perbedaan telur aves dengan telur
pisces, reptil, dan amphibi berdasarkan struktur dan komposisinya dapat berupa
keberadaan yolk. Kelas pisces, reptil dan amfibi melakukan fertilisasi secara
eksternal, sedangkan aves secara internal. Oleh karena itu, telur kelas pisces,
reptil, dan amfibi dapat menyerap bahan makanan dari lingkungan luar,
sedangkan untuk telur aves yang dilapisi cangkang yang kuat, memerlukan suplai
makanan untuk embrionya nanti berupa yolk yang sangat banyak.
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio.
Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan
atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat
sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Secara umum, sel
embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara lain sel
tunggal (yang telah dibuahi), blastomer, blastula, gastrula, neurula dan embrio /
janin (Campbell, 1987).
Periode pertumbuhan awal sejak zigot mengalami pembelahan berulangkali
sama saat embrio memiliki bentuk primitif ialah bentuk dan susunan tubuh
embrio yang masih sederhana dan kasar. Bentuk dan susunan tubuh embrio itu
umum terdapat pada jenis hewan vertebrata. Periode ini terdiri atas 4 tingkat yaitu
tingkat pembelahan, tingkat blastula, tingkat gastrula dan tingkat tubulasi (Yatim,
1983).
Seiring dengan berkembangnya embrio, homologi tersebut akan menghilang
dan strukturnya akan memiliki fungsi yang berbeda. Salah satu dasar klasifikasi
kelompok vertebrata (termasuk pula manusia) adalah keberadaan ekor dan celah
faringal. Kedua struktur tersebut tampak pada perkembangan embrio namun pada
bentuk dewasa tidaklah selalu jelas.[31]Pada tahap perkembangan embrio yang
paling awal, semua vertebrata tampak sangat mirip Seiring dengan berlanjutnya
perkembangan embrio, beberapa organ spesifik muncul dari bentuk dasar ini
(Adnan, 2008).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur,
amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan
enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio.
Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai
ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa
pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta
membantu alantois, serta membantu mencerna albumen (Admin, 2010).
Praktikum Perkembangan Embrio Ayam ini menggunakan
preparatwholemount embrio ayam berumur 24, 48, dan 72 jam
inkubasi. Wholemount menurut Patten (1958) yaitu metode yang digunakan dalam
pembuatan preparat secara utuh. Gambar yang dihasilkan dari
preparat wholemount ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme
tersebut masih hidup. Pembuatan preparat ini nantinya akan diamati dengan
mikroskop tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini,
preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan,
organ maupun individu. Pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas
terhadap morfologi secara umum saja. Sedangkan menurut Spurlin & Lwigale
(2013), embrio ayam sebagai organisme model yang bernilai yang digunakan
untuk mempelajari perkembangan vertebrata. Selain itu dan murahnya telur yang
terfertilisasi, tahapan awal embrio ayam mudah untuk dijadikan bahan
eksperimen.

C. METODOLOGI
1. Waktu
Hari/ Tanggal : Jumat, 6 Maret 2018
Waktu : 07.00 -selesai WIB
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP UNTAN
2. Alat dan Bahan
Alat:
a. Inkubator
b. Cawan Petri
c. Gunting
d. Pinset
e. Gelas Objek
f. Mikroskop
Bahan:
a. Telur ayam kampung
b. NaCl fisiologis 0,9 %
c. Kertas saring
3. Cara Kerja
(1) Diplih telur ayam kampung yang telah diinkubasi selama 24 jam, 48
jam dan 72 jam.
(2) Dipecahkan cangkang telur yang telah diinkubasi selama 244 jam dan
tuangkan kedalam cawan petri yang telah diberi NaCl fisiologis 0,9 %
(3) Dibuat lubang pada kertas saring dengan menggunakan gunting,
lubang pada kertas saring disesuaikan dengan besar embrio ayam yang
akan diamati
(4) Diletakkan kertas saring diatas bakal embrio sehingga hanya bakal
embrio yang tampak pada lubang kertas saring tersebut
(5) Diangkat kertas saring dengan menggunakan pinset sehingga embrio
yang telah dibersihkan ikut bersama kertas saring
(6) Dipindahkan embrio keatas gelas objek dan diletakkan dibawah
mikroskop, kemudian diamati dan digambar bagian - bagiannya
(7) Dilakukan perlakuan yang sama untuk telur dengan masa inkubasi 48
jan dan 72 jam
D. HASIL & PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
No. Hasil Pengamatan Gambar Literatur Keterangan
1. 24 jam

2. 48 jam

3. 72 jam
2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pengamatan terhadap


peerkembangan embrio ayam dengan tujuan mengamati tahapan perkembangan
embrio ayam pada berbagai umur serta menggambar dan memberi keterangan
berdasarkan pengamatan. Embrio merupakan sebuah eukariotadiploidmultisel
dalam tahap paling awal dari perkembangan. Dalam percobaan ini embrio yang
digunakan adalah embrio ayam yang sebelumnya telah diinkubasi selama 24
jam, 48 jam dan 72 jam. penggunaan embrio ayam karena masa
perkembangannya berlangsung secara cepat. Selain itu tahapan setiap
perkembangan dapat mudah diamati.
Setelah telur ayam kampung yang telah dipilih diinkubasi selama 24 jam,
48 jam dan 72 jam yang bertujuan untuk mempercepat proses perkembangan
embrio didalam telur, dan bantuan cahaya lampu akan memberi suhu yang
hangat yang menyerupai suhu tubuh induknya. Selanjutnya masing-masing telur
ditetaskan/dibuka dan dituang ke dalam petri dish serta diberi NaCl fisiologis 0,9
%. Tujuan diberikannya NaCl fisiologis 0,9 % agar telur tetap berada dalam
keadaan kondisi normal setelah dikeluarkan dari cangkangnya sehingga jaringan
pada telur tidak rusak sehingga mempermudah dalam pengamatan. Selanjutnya
embrio diambil menggunakan kertas saring yang telah diberi lubang untuk
kemudian diamati menggunakan mikroskop.
Berdasarkan literature yang didapat (Surjono, 2001), menyatakan bahwa
kondisi telur pada inkubasi 24 jam telah terbentuk area ovaca dan membrane
vitelin serta telah terlihat adanya peta takdir dan zona pelusida. Selain itu kunig
telur, albumin (putih telur) dan kalaza masih terlihat jelas. Dan pada inkubasi
48 jam jantung dan embuluh darah telah terbentuk, pembentukan pembuluh
darah dapat dilihat dari adanya warna agak kemerahan pada embrio. Pada
inkubasi 48 jam area ovaca, peta takdir, kuninng telur dan albumin masih
terlihat. Dan pada inkubasi 72 jam jantung pada embrio mulai berdetak, kuning
telur telah berada ditengah dengan jumlah albumin yang masih banyak. Sudah
terbentuk bakal mata, bakal kaki dan cairan amnion walaupun jumlahnya masih
sedikit. Selain itu jumlah pembuluh darah sudah semakin banyak.
Berdasarkan hasil pengamatan embrio di mikroskop bagian-bagiannya
tidak begitu jelas. Hal ini bisa disebabkan karena saat mengambil bagian embrio
untuk diletakkan pada kaca benda, mengambilnya tidak secara tepat jadi ada
bagian embrio yang tidak terambil dan malah bagian yang tidak untuk diamati
juga ikut terambil. Sehingga pada saat di amati di mikroskop ada bagian-
bagiannya tidak jelas.
Pada literatur yang diperoleh seharusnya embrio ayam umur 24 jam khorda
timbul di bawah lipatan neural pada sumbu tengah embrio. Khorda ini tidak
timbul karena delaminasi mesoderm, asalnya adalah dari sel-sel yang tidak
mengalami diferensiasi di antara kedua lapisan mesoderm. Hal ini disebabkan
pula karena perbanyakan sel-sel di muka daerah nodus Hensen. Mesoderm
tumbuh ke samping dan ke belakang primitive shreak dan juga tumbuh ke muka
kiri dan kanan dari keping neural, sesudah terbentuk lipatan kepala, mesoderm
tumbuh pada kanan dan kiri notokhorda.( Viera, 2007)
Embrio ayam umur 48 jam memiliki ± 27 pasang somit. Embrio pada
stadium ini mengalami pelekukan kepala sehingga mesencephalon tampak di
sebelah dorsal, sedangkan prosencephalon dan rhombenchepalon tampak sejajar.
Badan embrio memutar sepanjang sumbu sehingga bagian kiri menjadi di atas
kunir sedangkan pandangan dari dorsal tampak kepala bagian kanan, badan bagian
posterior masih menunjukkan bagian dorsal. Bagian badan sebelah tengah telah
menunjukkan adanya lipatan lateral, sedangkan di daerah ekor telah telah terjadi
tail fold. Lama-kelamaan seluruh badan embrio berada dalam selubung amnion,
setelah semua lipatan-lipatan bertemu (Syahrum et al, 1994).
Perkembangan embrio ayam 48 jam menurut Djuhanda (1981), adalah
sebagai berikut :
1. Neurulasi
Otak dan sum-sum tulang belakang merupakan yang paling
terkemuka dari semua organ. Ketiga bagian otak tadi mengalami
diferensiasi-diferensiasi, prosensefalon menjadi telensefalon dan
diensefalon. Vesikula optik menyempit dan memanjang, dan
membentuk tangkai optik yang tumbuh ke arah lateral dan menginduksi
primordia lensa pada ektoderm. Vesikula optik berinvaginasi
membentuk cawan optik, di hadapan mulut cawan terjadi kantong lensa
yang kelak berdiferensiasi menjadi lensa.
2. Sistem pembuluh darah
Jantung terjadi dari penebalan-penebalan mesoderma
splankhnis. Jantung mula-mula berupa suatu bumbung yang letaknya di
bawah rhombensefalon. Bagian anterior menjadi akar-akar aorta ventral
dan bagian posterior berhubungn dengan vena omfalomesentrika yang
datang dari yolk. Sinus venosus dan atrium dibentuk dari vena
omfalomesentrika yang bersatu. Fleksura jantung menonjol ke kanan
menjadi ventrikel. Sistem peredaran darah embrio dapat dibedakan
sistem peredaran intra embrional yang terdapat di dalam embrio itu
sendiri dan sistem peredaran darah ekstra embrional yang dibangun
oleh sirkulasi vitelina pada kantong yolk dan sirkulasi alantois.
Organ-organ yang terbentuk pada umur 48 jam yaitu otak dan sumsum
tulang belakang. Selanjutnya ketiga bagian otak mengalami deferensiasi ,
prosensefalon menjadi telensefalon dan diensefalon. Vesikula optik menyempit
dan memanjang kemudian terbentuk tangkai optik yang tumbuh ke arah lateral
menuju ke ekloderma luar dan menginduksi primordial lensa pada ectoderm yang
merupakan suatu penebalan ekstra (Djuhanda, 1981).
Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 72 jam memiliki ± 35 pasang
somit. Embrio mengalami pelekukan servikal, sehingga daerah rhombencephalon
berada di sebelah dorsal dan telencephalon mendekati perkembangan jantung.
Lipatan kepala makin berkembang ke arah posterior, sebaliknya dengan amniotic
tail fold (berkembang ke arah anterior), dan lateral body fold semakin menutup.
Mata terletak lebih ke arah kaudal dari pada otosis. Daerah ventro-lareral
rhombencephalon berkembang derivat neural crest berupa pasangan ganglion
saraf-saraf kranial. Di daearah setinggi AIP, terjadi penebalan mesoderm yang
akan berkembang menjadi upper limb bud atau wing bud, merupakan primordia
sayap. Sedangkan di daerah kauda dibentuk lower bud yaitu primordia kaki
(Syahrum et al, 1994).
Penetasan pada jam ke 72 pada kedua sisi embrio ayam terbentuk dua
bubung yang menandakan pembentukkan kaki. Perkembangan selanjutnya
membentuk tunas kaki yang jelas, kemudian berangsur-angsur diferensiasi dari
bagian-bagian kaki belakang dan depan, tulang rawan, tulang dan otot.
Penempatan yang tepat dari tunas kaki, diferensiasi beberapa sel tunas kaki
menjadi tulang rawan dan sel lain menjadi otot, pemebentukan tunas kaki depan
menjadi sayap dan tunas kaki belakang menjadi kaki dan pencerminan
perkembangan semua struktur ini di bagian tubuh yang berlawanan, semuanya
terpusat pada regulasi morfogenesis dan diferensiasi dalam perkembangan embrio
(Ville et al., 1988).

E. KESIMPULAN
1. Embrio merupakan sebuah eukariot adiploid multisel dalam tahap paling
awal dari perkembangan.
2. NaCl fisiologis 0,9 % berfungsi menjaga embrio tetap berada dalam
keadaan kondisi normal sehingga jaringan pada telur tidak rusak sehingga
mempermudah dalam pengamatan.
3. Tampilan yang tidak jelas dalam perkembangan embrio ini dapat
disebabkan oleh kesalahan yang terjadi pada proses inkubasi.
4. Semakin lama inkubasi yang dilakukan maka perkembangan embrio akan
berlangsung dengan baik seperti diinkubasi oleh induknya.
5. Pada inkubasi 24 jam telah terbentuk area ovaca dan membrane vitelin
serta telah terlihat adanya peta takdir dan zona pelusida. Selain itu kunig
telur, albumin (putih telur) dan kalaza masih terlihat jelas.
6. Pada inkubasi 48 jam jantung dan embuluh darah telah terbentuk,
pembentukan pembuluh darah dapat dilihat dari adanya warna agak
kemerahan pada embrio. Pada inkubasi 48 jam area ovaca, peta takdir,
kuninng telur dan albumin masih terlihat.
7. Pada inkubasi 72 jam jantung pada embrio mulai berdetak, kuning telur
telah berada ditengah dengan jumlah albumin yang masih banyak. Sudah
terbentuk bakal mata, bakal kaki dan cairan amnion walaupun jumlahnya
masih sedikit.
8. Tahapan perkembangan pada embrio ayam antara lain tahap mefalla,
blastula, dan gastrula.

DAFTAR PUSTAKA

Admin,Ludi., dkk. 2010. Pengetesan Fertilisasi Telur. Jakarta: Gramedia

Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makasar: Biologi FMIPA URM.

Campbell. 1987. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga

Djuhanda, T.1981. Embriologi Perbandingan. Bandung: CV. Amrico.

SL Vieira, 2007. Chicken Embryo Utilization of Egg Micronutrients. Brazilian

Journal of Poultry Science. Vol 9 (1): 01 – 08.

Syahrum, M. H, et al. 1994. Reproduksi dan Embriologi: Dari Satu Sel Menjadi

Organisme. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.

Ville, C. A., F. W. Warren and D. Robert. 1988. General Zoology. Philadelphia:

W. B. Saunders Company.

Yatim, W. 1983. Embryologi. Bandung : Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai