Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 OTOT JANTUNG


4.1.1 Sel
Sel otot jantung terbagi menjadi dua jenis menurut Irawati (2015), yaitu:
a. Sel kontraktil, adalah sel yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung,
melakukan kerja mekanis memompa darah. Dalam keadaan normal, sel ini tidak
membentuk sendiri potensial aksinya
b. Sel otoritmik, adalah sel otot khusus yang berbeda dari sel saraf dan sel otot
rangka di mana sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel ini
tidak berkontraksi tapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang
menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil. Sel otoritmik akan membentuk
beberapa area tersendiri yaitu :
1. Nodus Sinoatrial (Nodus SA)
2. Nodus Atroventrikuler (Nodus AV)
3. Berkas His (Berkas Atrioventrikuler)
4. Serat Purkinje
4.1.2 Potensial Aksi
Potensial aksi dari sel otot jantung menurut Irawati (2015) meliputi :
a. Fase 0 (Depolarisasi Cepat) Dibawah keadaan normal, serat otot jantung dapat
berkontraksi sekitar 60-100 kali/menit oleh karena impuls listrik yang dihasilkan
oleh nodus SA.Aksi ini merubah potensial istirahat membran dan membiarkan
masuknya aliran Na+ (sodium) secara cepat ke dalam sel melalui natrium
channel. Dengan masuknya ion natrium (bersifat positif) ke dalam sel, maka
potensial dalam membran sel akan menjadi lebih positif sehingga ambang
potensialnya akan naik (depolarisasi) sekitar 30 mV. - Fase 1 (Repolarisasi
Awal) Segera setelah fase 0, channel untuk ion K+ (potassium) terbuka dan
melewatkan ion kalium ke luar dari dalam sel. Hal ini membuat potensial
membran sel menjadi lebih turun sedikit.
b. Fase 2 (Plateu) Segera setelah repolarisasi awal, untuk mempertahankan ambang
potensial di membran sel maka ion kalsium (Ca+) akan segera masuk sementara
ion kalium tetap keluar. Dengan begini, ambang potensial membran sel akan
tetap datar untuk mempertahankan kontraksi sel otot jantung.
c. Fase 3 (Repolarisasi Cepat) Aliran lambat ion kalsium berhenti, akan tetapi
aliran ion kalium yang keluar membran sel tetap terjadi sehingga potensial
membran menjadi turun (lebih negatif) dan disebut dengan repolarisasi.
d. Fase 4 (Istirahat/resting state) Potensial membran menjadi ke fase istirahat
dimana potensialnya sekitar – 90 mV. Dikarenakan ion natrium yang berlebihan
di dalam sel dan ion kalium yang berlebihan di luar sel dikembalikan ke tempat
semula dengan pompa natrium-kalium, sehingga ion natrium kembali ke luar sel
dan ion kalium kembali ke dalam sel.1,2,5,7,8

Pada otot jantung, ion Na+ mudah bocor sehingga setelah repolarisasi, ion Na+ akan
masuk kembali ke sel disebut depolarisasi spontan (nilai ambang dan potensial aksi
tanpa memerlukan rangsangan dari luar). Sel otot jantung akan mencapai nilai
ambang dan potensial aksi pada kecepatan yang teratur disebut Natural Rate /
kecepatan dasar membran sel.
4.2 EKG
4.2.1 Fungsi

4.2.2 Kelebihan
4.2.3 Kekurangan
4.2.4 Alat
Berdasarkan Kusumawati, dkk (2019) alat dan bahan yang digunakan untuk
pemeriksaan EKG ialah :
1. Kapas dan alcohol
2. Mesin EKG beserta elektroda
3. Gel atau pasta EKG
4. Kertas grafik garis horizontal dan vertical dengan jarak 1 mm. Garis tebal
terdapat pada setiap 5 mm
5. Lembar hasil pemeriksaan EKG
4.2.5 Bantalan
Berdasarkan Kusumawati, dkk (2019), bantalan elektroda pada EKG memiliki warna
yang berbeda-beda dengan peletakkannya yang berbeda pula, berikut ialah
penempatan elektroda berdasarkan warnanya :
- Merah : Kanan depan
- Kuning : Kiri depan
- Hitam : Kanan belakang
- Hijau : Kiri belakang
4.2.6 Cara Kerja
Berdasarkan Kusumawati, dkk (2019) cara kerja dari alat EKG adalah dengan
system sadapat atau lead melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada bagian
tubuh tertentu. dipol jantung dapat digambarkan pada bidang frontal yang melalui
jantung, dan seolah-olah terletak dipusat daripada segitiga sama sisi, dimana dua
sudut terletak sama tinggi di atas dan puncak ada di bawah. Einthoven menggunakan
tiga elektroda yang diletakkan pada pergelangan tangan dan kaki (limb), sehingga
terbentuk tiga lead ekstremitas bipolar untuk merekam perbedaan potensial arus
bioelektrik jantung. Orientasipolaritas dari sumbu lead yaitu
1) Lead I : Kutub negative dari EKG dihibungkan dengan bagian kanan depan dan
kutub positif dihubungkan dengan bagian kiri depan
2) Lead II : Kutub negative dari EKG dihibungkan dengan bagian kanan depan dan
kutub positif dihubungkan dengan bagian kiri belakang
3) Lead III : Kutub negative dari EKG dihibungkan dengan bagian kiri depan dan
kutub positif dihubungkan dengan bagian kiri belakang

Dengan menggunakan tiga lead tersebut akan membentuk segitiga sama sisi dengan
posisi jantung di tengah. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tubuh merupakan
volume konduktor yang baik. Jadi lead I sebenarnya mengukur perbedaan potensial
dari semua arus bioelektrik jantung yang merambat horizontal. Demikian pula lead II
dan III masing-masing akan mengukur perbedaan potensial dari semua arus
bioelektrik jantung yang membentuk sudut 60° dari kuadran kiri atas ke kanan
bawah, dan dari kuadran kanan atas ke kiri bawah. Dengan inilah akan dihasilkan
hasil pelaporan EKG.

4.3 KELAINAN JANTUNG


1. Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah kelainan pada pembuluh darah yang menyuplai otot
jantung. Kondisi yang menjadikan jantung tidak dapat memompa darah dengan baik
merupakan hal yang sangat menakutkan untuk dialami manusia pada umumnya.
Menjalani pemeriksaan rutin merupakan tindakan utama untuk dapat terhindar dari
terkena serangan penyakit jantung koroner ini.
2. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa
memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat.
3. Penyakit Jantung Bawaaan
Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktur jantung yang dialami sejak bayi
dilahirkan. Kelainan ini terjadi pada saat janin berkembang dalam kandungan. Peyakit
jantung bawaan yang paling banyak ditemukan adalah kelainan pada septum bilik
jantung atau dikenal dengan sebutan ventricular septal defect (VSD) dan kelainan pada
septum serambi jantung atau lebih dikenal dengan nama Atrial Septal Defect (ASD).
4. Penyakit Cerebrovaskular
Serebrovaskular (CVD) adalah kelainan pada pembuluh darah yang menyuplai otak
yang berupa penyumbatan, terutama arteri otak. Penyakit ini disebabkan oleh adanya
gangguan pada pembuluh darah otak, berupa penyumbatan ataupun pecah pembuluh
darah otak, dan bukan disebabkan oleh penyakit lain seperti tumor otak, infeksi otak
ataupun gangguan saraf perifer.
5. Penyakit Arteri Perifer
Penyakit arteri perifer adalah sebuah kondisi penyempitan pembuluh darah arteri yang
menyebabkan aliran darah ke kaki menjadi tersumbat. Penyempitan ini disebabkan oleh
timbunan lemak pada dinding arteri yang berasal dari kolesterol atau zat buangan lain
(artheroma). Dalam kondisi ini, kaki tidak menerima aliran darah yang memadai
sehingga kaki terasa sakit, terutama saat berjalan (klaudikasio). Kendati demikian,
penyakit arteri perifer yang paling ringan sekali pun mengindikasikan adanya masalah
pada arteri di bagian lain pada tubuh, khususnya jantung.

Anda mungkin juga menyukai