Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

PERKEMBANGAN HEWAN

ACARA III

STRUKTUR DAN FUNGSI ALAT REPRODUKSI

PADA MENCIT JANTAN DAN MORFOLOGI SPERMA

DISUSUN OLEH KELOMPOK II :

1. RIAN ABENDANI (E1A017064)

2. RIFCKA AULIA HIDAYATI (E1A017065)

3. RISKA AGUSTIN ANGGRIANI (E1A017066)

4. RIZKA YULIA ASHARI (E1A017067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
ACARA II
STRUKTUR DAN FUNGSI ALAT REPRODUKSI
PADA MENCIT BETINA

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : a. Untuk mengetahui struktur dan fungsi alat
reproduksi pada mencit jantan.
b. Untuk mengetahui morfologi sperma.
2. Hari, tanggal praktikum : Rabu, 13 November 2019
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi 2 FKIP,
Universitas Mataram.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Alat seksio.
b. Alat tulis.
c. Cawan petri.
d. Jarum pentul.
e. Kamera.
f. Mikroskop.
g. Papan bedah.
2. Bahan
a. Garam fisiologi.
b. Mencit jantan (Mus musculus).
c. Tissue.

C. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja pada praktikum struktur dan fungsi alat
reproduksi mencit jantan dan morfologi sperma sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum yang akan digunakan.
2. Mengambil satu ekor mencit jantan (Mus musculus), lalu meletakannya
diatas papan bedah.
3. Mendislokasi mencit jantan (Mus musculus), lalu mengubah posisi
mencit jantan (Mus musculus) dengan keadaan terlentang.
4. Mengambil jarum pentul dan menusuknya pada bagian kaki depan dan
kaki belakang.
5. Mengamati alat reproduksi bagian luar pada mencit jantan.
6. Mendokumentasikan hasil pengamatan.
7. Membedah mencit jantan (Mus musculus) secara vertikal menggunakan
alat seksio.
8. Mengambil jarum pentul dan menusuk pada bagian kulit mencit jantan
(Mus musculus) yang telah dibedah agar mudah diamati.
9. Mengamati alat – alat reproduksi bagian dalam pada mencit jantan (Mus
musculus).
10. Mendokumentasikan hasil pengamatan.
11. Menyiapkan cawan petri, lalu meneteskan garam fisiologi ke dalam
cawan petri sebanyak 2-3 tetes.
12. Mengambil salah satu dari testis yang terdapat pada mencit
menggunakan alat seksio
13. Meletakkan testis yang telah dipotong ke dalam cawan petri yang berisi
garam fisiologi.
14. menghancurkan testis bersamaan dengan garam fisiologi menggunakan
alat seksio hingga berwujud cair.
15. Mengambil kaca benda dan meneteskan cairan sperma ke dalam kaca
benda menggunakan pipet tetes.
16. Menutup kaca benda menggunakan penutup kaca benda.
17. Mengamati morfologi sperma menggunakan mikroskop.
18. Mendokumentasikan hasil pengamatan.
19. Membersikan dan merapikan alat dan bahan praktikum yang sudah
digunakan.
D. Hasil Pengamatan
1. Alat reproduksi
a. Bagian luar

Keterangan :

1. Skrotum.

2. Lubang hemipenis.

(Dokumentasi pribadi, 2019)


b. Bagian dalam

Keterangan :

1. Hemipenis.
2. Testis.
3. Epididymis (bagian
caput).
4. Epididymis (bagian
torax).
5. Epididymis (bagian
caudal).
6. Vas deferens.

(Dokumentasi pribadi, 2019)


2. Morfologi sperma
a. Gambar hasil pengamatan

Perbesaran :40x10
E. Pembahasan
Praktikum tentang struktur dan fungsi alat reproduksi pada mencit
jantan dan morfologi sperma bertujuan untuk mengetahui struktur dan
fungsi alat reproduksi pada mencit jantan dan untuk mengetahui morfologi
sperma.
1. Rian Abendani
2. Rizka Yulia Ashari
Merujuk pada Rudy Agung Nugroho (2015) dalam buku Reproduksi
Perkembangan Hewan menyatakan bahwa, fungsi utama dari system
reproduksi jantan adalah menghasilkan sel-sel gamet jantan (spermatozoa)
yang mempunyai sifat motilitas, gerak progresif, aktif dan potensial untuk
melakukan fertilisasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa alat
reproduksi pada mencit jantan dapat dibedakan menjadi alat reproduksi
eksternal dan alat reproduksi internal. Alat reproduksi eksternal terdiri dari
lubang hemipenis dan skrotum, sedangkan alat reproduksi internal terdiri
dari hemipenis, testis, epididymis, dan saluran vas deverens. Lubang
hemipenis berfungsi sebagai tempat keluarnya hemipenis ketika mencit
akan melakukan perkawinan. Skrotum pada mencit berbentuk seperti
kantung dan berjumlah sepasang yang terletak didepan kloaka.Merujuk
pada Rudy Agung Nugroho (2015) dalam buku Reproduksi Perkembangan
Hewan skrotum merupakan alat reproduksi jantan yang berbentuk seperti
kantung. Skrotum tersusun atas otot-otot dan kulit yang menyelubungi
testis. Skrotum sebagian besar tersusun atas otot polos. Skrotum berfungsi
sebagai “thermostat” yaitu pengatur panas, agar kondisi temperatur di dalam
skrotum stabil. Skrotum juga berfungsi untuk menjaga suhu testis agar tetap
optimal sehingga proses spermatogenesis berlangsung optimal.
Hemipenis mencit merupakan tonjolan didinding kloaka.
Berdasarkan hasil pengamatan hemipenipenis mencit berbentuk kecil,
memanjang, dan berwarna putih. Hemipenis berfungsi sebagai alat kopulasi
dan sebagai alat ekskresi yaitu pembuangan sisa metabolism dalam wujud
cair. Hemipenis mencit dikeluarkan ketika akan melakukan
perkawinan/kopulasi. Ketika sedang istirahat, hemipenis akan melipat
masuk kedalam pangkal caudal. Berdasarkan hasil pengamatan testis mencit
berbentuk bulat dan berjumlah sepasang. Testis berfungsi untuk
memproduksi sperma (spermatozoa). Merujuk pada Deswani, Ulty
Desmamita, dan Yuli Mulyanti (2018) dalam buku Asuhan Keperawatan
Prenatal dengan Pendekatan Neurosains menyatakan bahwa, testis
merupakan organ kelamin jantan yang berjumlah sepasang dan terletak
didalam skorotum. Testis banyak mengandung tubulus seminiferus.
Tubulus semineferus tersebut terdiri atas deretan sel epitel yang akan
mengadakan pembelahan mitosis dan meiosis sehingga menjadi sperma.
Testis berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses spermatogenesis
karena menghasilkan sperma dan hormon.
Merujuk pada Adnan (2010) dalam buku Penuntun Praktikum
Perkembangan Hewan menyatakan bahwa, epididymis adalah suatu struktur
memanjang yang bertaut rapat dari bagian bawah testis sampai bagian atas
testis dan di dalamnya terdapat duktus epididimis yang berliku-liku.
Epididimis dibatasi oleh jaringan ikat pada bagian luar, lapisan otot polos
ditengah, dan epitel berlapis banyak palsu bersilia di bagian dalam. Saluran
epididimis menghubungkan kelenjar testis dan vas deferens. Epididymis
berfungsi sebagai tempat pematangan spermatozoa dan sekaligus tempat
penyimpanan spermatozoa yang sudah matang (dewasa). Epididymis juga
berfungsi pengangkutan spermatozoa dari testis menuju vas deferens.
Berdasarkan hasil pengamatan epididymis pada mencit terletak di atas
testis. Epididymis terbagi menjadi 3 bagian yaitu bagian caput (kepala) yang
berukuran besar, toraks (badan) yang berukuran lebih kecil dari caput, dan
caudal (ekor) yang berukuran sangat kecil. Merujuk pada Ismudiono dan
kawan-kawan (2010) dalam buku Fisiologi Reproduksi pada Ternak
menyatakan bahwa, vas deferens berfungsi mengangkut spermatozoa dari
cauda epididymis ke urethra. Dinding vas deferens mengandung otot-otot
licin yang penting dalam mekanisme pengangkutan spermatozoa pada
waktu ejakulasi.
Merujuk pada Wildan Yatim (1990) dalam buku Reproduksi dan
Embriologi menyatakan bahwa, sperma merupakan sel yang terdiri dari
kepala dan ekor. Pada spermatozoa mencit, kepala membentuk struktur
seperti bulan sabit. Bagian ekor merupakan bagian paling panjang pada
spermatozoa, terdiri dari bagian leher, bagian tengah dan bagian utama, juga
terdapat bagian paling ujung. Berdasarkan hasil pengamatan, sperma pada
mencit terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, leher, dan ekor. Merujuk pada
Wildan Yatim (1990) dalam buku Reproduksi dan Embriologi menyatakan
bahwa, kepala mengandung lapisan tipis sitoplasma, dan sebuah inti
berbentuk lonjong yang hampir mengisi seluruh bagian kepala itu. Leher
adalah tempat persambungan ekor dengan kepala. Ekor dibedakan atas tiga
bagian yaitu bagian tengah, bagian utama, bagian ujung. Ketika melakukan
pengamatan, praktikan menggunakan garam fisiologis. Garan fisiologis
berfungsi sebgai bahan pengencer, memperpanjang waktu spermatozoa
untuk bertahan hidup dan mempertahankan pergerakan spermatozoa dalam
media penyimpanan.
3. Riska Agustin Anggriani
Merujuk pada Rudy Agung Nugroho (2015) dalam buku Reproduksi
Perkembangan Hewan, menyatakan bahwa bahwa Epididimis merupakan
organ yang dapat diemukan di antara ductus efferent dan vas deferens,
strukturnya berupa saluran berkelok-kelok. Setelah mengalami pematangan
di testis, spermatozoa kemudian di transport ke epididimis. Epididimis
mensekresikan cairan yang berfungsi untuk meningkatkan kematangan
spermatozoa. Skrotum merupakan organ reproduksi jantan yang berbentuk
seperti kantong. Skrotum berfungsi sebagai pengatur panas, agar kondisi
temperature di dalam skrotum stabil, sebagai penunjang proses
spermatogenesis yang terjadi di dalam tubulus seminiferus. Penis manusia
tersusun dari tiga silinder jaringan erektil mirip spons yang berasal dari vena
dan kapiler yang dimodifikasi. Selama kebangkitan gairah seks, jaringan
erektil itu akan terisi dengan darah dari arteri. Ketika jaringan ini terisi,
peningkatan tekanan akan menutup vena yang mengalirkan darah ke luar
dari penis,sehingga penis dipenuhi dengan darah. Ereksi yang dihailkan
sangat penting untuk pemasukan penis ke dalam vagina. Hewan pengerat,
rakun, dan beberapa mamalialain juga mempunyai bakulum (baculum),
yang merupakan tulang yang terdapat didalam penis, dan membantu
mengeraskan penis (Campbell dkk., 2003).Penis mencit berbentuk
hemipenis, yaitu penis yang berada di dalam tubuh,tidak terlihat dari luar
dan akan dikeluarkan ketika akan melakukan kopulasi. Berbedadengan
penis, hemipenis berjumlah sepasang, namun hanya satu yang
melakukankopulasi. Hemipenis juga dimiliki oleh reptile. Pada
pengamatan, hemipenis ini berwarna putih dan terletak di bagian dalam,
karenanya hemipenis ini terlihat setelah mencit dibedah. Hemipenis ini akan
mengeras dengan bantuan baculum kemudiankeluar dari saluran. Gonad
jantan, atau testes (tunggal, testis), terdiri dari banyak saluran yangmelilit-
lilit yang dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran tersebut
adalahtubula seminiferus (seminiferous tubule), tempat sperma terbentuk.
Sel-sel Leydig(Leydig cell) yang terbesar di antara tubula seminiferus
menghasilkan testosteronedan androgen lain, yang merupakan hormone
seks jantan (Campbelldkk., 2003).Pengamatan testis dilakukan dengan
mengamati anatomi, kemudianmengamati histology sayatan testis. Testis
mencit berada di sebelah dalam sejajardengan hemipenis dengan posisi di
sebelah dorsal. Fungsi testis pada mencit samadengan penis manusia, yaitu
memproduksi sel sperma. Secara anatomi, testis ini berdiameter 0,5 cm,
berwarna putih dan menggembung sperti kantung berisi udara.
Sperma merupakan suatu sel kecil, kompak dan sangat khas, yang
tidak bertumbuh atau membagi diri. Secara esensial ia terdiri dari kepala
yang membawa materi herediter paternal, dan ekor yang mengandung
sarana penggerak. Ia tidak memegang peranan apapun dalam fisiologi
hewan yang menghasilkan dan hanya melibatkan diri dalam pembuahan
untuk membentuk individu baru sejenis dari mana ia berasal. Sperma tidak
memiliki sitoplasma yang khas bagi kebanyakan sevolume. Misalnya,
hanyalah kurang lebih satu per dua puluh ribu dari volume satu ovum,
namun keduanya mempunyai nilai herediter yang sama. Di lain pihak,
sperma dihasilkan dalam jumlah yang lebih banyak pada saat ejakulat.
Spermatid lebih kecil dibandingkan dengan spermatosit dan terletak lebih
tinggi pada epitelium. Sel ini adalah sel bulat, sering berbentuk rusak satu
sama lain menjadi poligon dengan permukaannya yang tertutup. Nuklei
tanpa gumpalan kasar heterokromatin dan sitoplasmanya mengandung
mitokondria pendek. Profil tubular dan ventrikular retikulum endoplasma,
dan kompleks Golgi utama. Tanda pertama diferensiasinya kedalam
spermatozoa adalah adanya granula akrosomal kecil terikat membran ganda
trans-face kompleks golgi justaknulear. Dengan kemajuan perkembangan
semuanya bersatu ke dalam granula besar tunggal dalam vesikel akrosomal
yang lebih besar. Membran vesikel ini yang terbatas menjadi menempel
pada amplop nuclear (Irfanuddin 2004). Struktur sel sperma sesuai dengan
fungsinya. Pada sebagian besar spesies, kepala yang mengandung nukleus
haploid ditudungi oleh badan khusus yaitu akrosom (acrosome), yang
mengandung enzim yang membantu sperma menembus sel telur. Di
belakang kepala sel sperma mengandung sejumlah besar mitokondria (atau
sebuah mitokondria yang besar pada beberapa spesies) yang menyediakan
ATP untuk pergerakan ekor, yang berupa sebuah flagella. Bentuk sperma
mamalia bervariasi dari spesies ke spesies, dengan kepala berbentuk koma
tipis, berbentuk oval (seperti pada sperma manusia), atau berbentuk hampir
bulat. Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus testis. Titik
menempel awalnya menandai apeks nukleus sperma terkondensasi. Para
spermatozoa dikembangkan dari sel-sel germinal primitif yang telah
menjadi tertanam di testis, dan tahap-tahap perkembangan mereka sangat
mirip dengan pematangan sel telur. Sel germinal primer mengalami
perpecahan dan menghasilkan jumlah sel disebut spermatogonium, dan dari
spermatosit primer tersebut berasal. Setiap spermatosit primer membelah
menjadi dua spermatosit sekunder, dan masing-masing menjadi dua
spermatosit sekunder spermatid atau spermatozoa muda, dari ini, akan
terlihat bahwa spermatosit primer memberi aliran pada empat spermatozoa.
Pada proses ini dengan membandingkan bahwa dari pematangan ovum
akan diamati bahwa spermatosit primer menimbulkan dua sel, spermatosit
sekunder, dan oosit primer untuk dua sel, oosit sekunder dan kutub pertama
badan. Bahan kandungan akrosom adalah setengah padat yang dikelilingi
oleh membran akrosom yang terdiri dari dua lapis yaitu membran akrosom
dalam (inner acrosomal membran) dan membran akrosom luar (outer
acrosomal membran). Secara molekuler susunan kedua membran akrosom
ini sangat berbeda, membran akrosom luar bersatu dengan plasma membran
(membran spermatozoa) pada waktu terjadinya reaksi akrosom sedang
membran akrosom dalam menghilang. Bagian ekuatorial akrosom
merupakan bagian penting pada spermatozoa, hal ini karena bagian anterior
pada akrosom ini yang mengawali penggabungan dengan membran oosit
pada proses fertilisasi berubah menjadi spermatid dan akhirnya berubah
menjadi spermatozoa. Spermatozoa terdiri atas dua bagian fungsional yang
penting yaitu kepala dan ekor (Campbell 2003: 161).
Sperma abnormal Mus musculus pada saat menderita sterilisasi
musim panas, jantan penderita sakit demam, dan pada jantan yang
dikawinkan terlalu sering atau terlalu muda.) menyatakan bahwa, terkadang
tidak ada penyebab yang pasti mengapa ditemukan sperma abnormal dalam
ejakulat, dan cacat tersebut dapat menjadi normal kembali dengan
berlalunya waktu. Cacat-cacat sel sperma tertentu diketahui ada yang
bersifat genetic.Kepala sperma mengandung zat inti (nukleus spermatid)
yang bertugas melakukan fertilisasi ke dalam ovum. Di depan kepala
terdapat akrosom yang berasal dari badan golgi. Akrosom mengandung
hialurodinase dan protease yang berfungsi melarutkan dinding ovum.
Mitokondria mengelompok dibagian badan. Beberapa penyimpangan dari
morfologi normal dianggap sebagai abnormalitas. Antara lain sperma
dengan kepala raksasa atau kepala kerdil, kepala rangkap, sel sperma tanpa
kepala atau tanpa ekor (seringkali disebabkan perlakuan kasar waktu
membuat persediaan untuk diwarnai atau untuk pengawetan, tetapi sering
juga terlihat pada pembuatan persediaan yang dikejakan dengan hati-hati),
kepala dengan banyak ekor, ekor bengkok atau melingkar, dan kepala-
kepala protoplasmik di bagian tengah, pada ejakulat yang normal dapat
tidak dijumpai atau jarang dijumpai abnormalitas-abnormalitas tersebut.
Bila abnnormalitas ditemukan dalam jumlah besar, fertilisasi pejantan
pemilik semen tersebut akan terganggu sebagai patokan. Abnormal sperma
diklasifikasikan menjadi dua kelompok , yaitu abnormalitas primer dan
abnormalitas sekunder. Abnormalitas primer terjadi akibat kelainan-
kelainan spermatogenesis di dalam tubuli seminiferi, sedangkan
abnormalitas sekunder terjadi setelah sperma meninggalkan tubuli
seminiferi, selama perjalanan melalui saluran epididimis, selama ejakulasi,
atau dalam manipulasi ejakulat termasuk dalam proses pengambilan
sperma, pendinginan yang cepat, kontaminasi dengan air, urine, atau
antiseptik. Abnormalitas primer meliputi kepala yang terlampau besaran
(macrochepalic), kepala terlampau kecil (microchepalic), kepala pendek
melebar, pipih mempanjang, kepala rangkap, ekor ganda, bagian tengah.
yang melipat, membengkok, membesar, ekor yang melingkar, putus dan
membelah Ciri-ciri seperma yang sehat yaitu ketika ejakulasi, sperma yang
keluar bercampur antara yang cair dan kental dengan volume berjumlah
lebih dari 1,5 ml. Sebagai contoh, menurut standar ukuran internasional, 1
sendok teh = 5ml dan normalnya 15 juta sel per ml sperma dikeluarkan.
Kemudian dalam waktu kurang dari 60 menit sudah harus mencair. “Jika
lebih dari 60 menit belum mencair atau sperma terlalu kental maka dapat
dikategorikan abnormal. Pasalnya, sperma yang terlalu kental membuat sel
di dalamnya tidak dapat berenang dengan sempurna (memengaruhi
pergerakan sel). Kentalnya sperma dapat dipengaruhi oleh kegemukan,
varises di pembuluh darah kantong scrotum/pelir (varikokel), atau konsumsi
obat-obatan tertentu. Heru menambahkan, ketika pasangan melakukan
hubungan seksual yang penuh gairah maka sperma yang dikeluarkan akan
relatif encer meski demikian tentu saja keencerannya tidak sama dengan
encernya air urine

4. Rifcka Auli Hidayati


Merujuk pada Rudy Agung Nugroho (2015) dalam buku Reproduksi
Perkembangan Hewan, bahwa fungsi utama dari sistem reproduksi jantan
adalah menghasilkan sel-sel gamet jantan (Spermatozoa) yang mempunyai
sifat motilitas, gerak progresif, aktif dan potensial untuk melakukan
fertilisasi. Organ reproduksi jantan dapat dibedakan menjadi organ
reproduksi internal dan eksternal. Namun secara umum organ-organ
reproduksi jantan terdiri atas testis, saluran pengeluaran yaitu epididymis,
duktus deferens, urethra, kelenjar-kelenjar asesoris ( Vesikula seminalis,
prostat, dan kelenjar cowper), duktus sejakulasi dan organ kopulasi ( penis).
Praktikum tentang struktur dan fungsi alat reproduksi mencit jantan dan
morfologi sperma terdiri dari dua bagian yaitu bagian eksternal dan internal.
Bagian eksternal terdiri dari beberapa alat yaitu, skrotum dan hemipenis.
Skrotum merupakan organ reproduksi jantan yang berbentuk seperti kanton.
Skrotum tersusun atas otot-otot dan kulit yang menyelubungi testis dan
berlokasi di daerah pubis. Skrotum tersusun sebagian besar oleh otot polos
yang memungkinkan pengaturan jarak lokasi antara testis dengan rongga
badan. Lubang hemipenis (setengah penis) yang terdapat pada mencit jantan
merupakan organ reproduksi jantan yang memiliki fungsi yang sama dengan
penis yaitu sebagai alat kopulasi, dan sebagai alat ekskresi. Sedangkan
bagian internal alat reproduksi mencit jantan terdiri dari testis, hemipenis,
epididymis, dan vas diferen. Mencit jantan memiliki sepasang testis, testis
merupakan gonad reproduksi jantan yang bertanggung jawab dalam
produksi sperma hormone testosterone. Epididymis merupakan organ yang
dapat ditemukan antara duktus efferent dan vas deferens. Epididymis dapat
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala (caput), badan (torax)
dan ekor (caudal). Sedangkan Vas deferens merupakan saluran kelanjutan
dari epididymis.
Merujuk pada Partodiharjo dalam buku Ilmu Reproduksi Hewan,
bahwa testis mencit berada di sebelah dalam sejajar dengan hemipenis
dengan posisi di sebelah dorsal. Fungsi testis yaitu memproduksi sel sperma
(spermatozoa), dan memproduksi hormon testosterone. Epididimis sebagai
tempat untuk mensekresikan cairan yang berfungi untuk meningkatkan
kematangan spermatozoa, kemampuan spermatozoa bergerak lebih aktif.
Vas deferens berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididymis saat
ejakulasi, tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui lubang
hemipenis.
Merujuk pada Gusti dalam artikel kualitas sperma mencit (Mus
musculus L.) setelah perlakuan infus kayu amargo (Quassia amara) dan
pemulihannya, bahwa sperma merupakan sel yang terdiri dari kepala da
ekor, pada spermatozoa mencit, kepala membentuk struktur seperti bulan
sabit (falciform). Bagian ekor merupakan bagian paling panjang pada
spermatozoa, terdiri dari bagian leher, bagian tengah, dan bagian utama,
juga terdapat bagian paling ujung. Terdapat spermatozoa normal dan
spermatozoa abnormal. Spermatozoa normal kepala berbentuk oval,
regular, dengan bagian tengah utuh mempunyai ekor tidak melingkar,
sedangkan spermatozoa abnormal terdapat datu atau lebih dari bagian
spermatozoa yang abnormal. Jadi meskipun kepala spermatozoa oval, tetapi
bagian tengah menebal makat dikatakan abnormal. Praktikum tentang
struktur dan fungsi alat reproduksi mencit jantan dan morfologi sperma,
praktikan dapat melakukan pengamatan tentang morfologi sperma
menggunakan mikroskop perbesaran 40x10, dengan cara menghancurkan
salah satu testis menggnakan alat seksio dan dicampurkan dengan garam
fisiologi. Morfologi sperma terdiri dari kelapa berbentuk oval berfungsi
untuk menghancurkan asam hyaluronic pada sel telur, leher dan bagian
tengah berfungsi sebagai penghubung kedua ujung sperma yang berisi
mitokondria yang berfungsi menghasilkan energy untuk melangsungkan
hidup dan pergerakan spermatozoa menuju sel telut, membrane plasma dan
ekor berfungsi sebagai alat gerak yang memungkinkan sperma untuk
berenang cepat ke seluruh reproduksi betina, pada penghanuran testis agar
dapat memperoleh sel sperma digunakan garam fisiologi, garam fisiologi
berfungsi untuk mempertahankan sperma, agar dapat bertahan hidup lebih
lama, sehingga praktikan lebih mudah dalam melakukan pengamatan.

F. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Alat dan fungsi reproduksi pada mencit jantan dapat dibedakan menjadi
dua bagian yaitu organ reproduksi ekternal dan organ reproduksi
internal. Organ reproduksi eksternal terdiri dari skrotum dan lubang
hemipenis. Skrotum berfungsi sebagai “thermostat” yaitu pengatur
panas, agar kondisi temperatur di dalam skrotum stabil. Skrotum juga
berfungsi untuk menjaga suhu testis agar tetap optimal sehingga proses
spermatogenesis berlangsung optimal. Lubang hemipenis yang terdapat
pada mencit jantan merupakan organ reproduksi jantan yang memiliki
fungsi yang sama dengan penis yaitu sebagai alat kopulasi, dan sebagai
alat ekskresi. Bagian internal mencit terdiri dari testis, epididymis, dan
vas deferens. Fungsi testis yaitu memproduksi sel sperma
(spermatozoa), dan memproduksi hormon testosterone. Epididimis
sebagai tempat untuk mensekresikan cairan yang berfungi untuk
meningkatkan kematangan spermatozoa, kemampuan spermatozoa
bergerak lebih aktif. Vas deferens berfungsi untuk menyalurkan sperma
dari epididymis saat ejakulasi, tempat penyimpanan sperma sebelum
dikeluarkan melalui lubang hemipenis.
2. Dapat mengetahu morfologi sperma. Sperma merupakan suatu sel kecil,
kompak dan sangat khas, yang tidak bertumbuh atau membagi diri.
Secara esensial ia terdiri dari kepala yang membawa materi herediter
paternal, dan ekor yang mengandung sarana penggerak.

b. Saran
Saran kami semoga kakak coast tetap sabar dalam membimbing
praktikan dan tetap semangat dalam belajar. Kami harap semoga
praktikum selanjutnya tetap berjalan dengan lancar dan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar:


Universitas Negeri Makassar.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi
Edisi Kelima. Jilid II. Jakarta : Erlangga.

Deswani, Ulty Desmamita, dan Yuli Mulyanti. 2018. Asuhan Keperawatan


Prenatal dengan Pendekatan Neurosains. Malang: Wineka Media.
Irfanuddin. 2004. Fisiologi Sistem Reproduksi. Indralaya :Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Ismudiono, Pudji Srianto, Husni Anwar, Sri Pantja Madyawati, Abdul


Samik, dan Erma Safitri. 2010. Fisiologi Reproduksi pada Ternak.
Surabaya: Airlangga University Press.

Gusti. 2015. Kualitas Sperma Mencit (Mus Musculus L.) Setelah


Perlakuan Infus Kayu Amargo (Quassia Amara) Dan
Pemulihannya. Jurnal Biologi. Vol. 16. No. 1. Halaman : 45-59.

Nugroho, Rudy Agung. 2015. Reproduksi Perkembangan Hewan.


Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Nugroho, Rudy Agung. 2015. Reproduksi Perkembangan Hewan.


Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Nugroho, Rudy Agung. 2015. Reproduksi Perkembangan Hewan.


Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Partodiharjo. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara.

Yatim, Wildan. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Transito.

Anda mungkin juga menyukai