OLEH
NIM : E1A017065
KELAS : C/VI
UNIVERSITAS MATARAM
2019
Fisman, Saraf 1
Fisman, Saraf 2
Fisman, Endokrin I
2. Jelaskan pendapat saudara tentang seseorang yang menderita Diabetes Mellitus apabila
disertai luka sulit utuk disebuhkan bahkan tidak jarang diamputasi.
Diabetes Mellitus ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi atau menggunakan
insulin yang terdapat di tubuh. Insulin sendiri adalah sebuah hormon yang mengubah
gula dan glukosa di tubuh menjadi energi. Menderita diabetes berarti memiliki kadar
gula yang tinggi dalam darah, sebagai akibat dari adanya gangguan metabolisme gula
karena gagalnya fungsi insulin. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai macam
gangguan kesehatan, salah satunya adalah luka yang sulit sembuh. Sulitnya luka
sembuh dan memburuknya kondisi luka pada penderita diabetes sering kali berbanding
lurus dengan tingginya kadar gula dalam darah. Ini karena kondisi diabetes memiliki
berbagai pengaruh terhadap kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka.
a. Kadar gula darah tinggi, saat kadar gula dalam darah tinggi, terdapat beberapa
mekanisme yang terganggu seperti terhambatnya kemampuan nutrisi dan oksigen
untuk masuk ke dalam sel, menurunnya fungsi sistem kekebalan tubuh, dan
meningkatnya kemungkinan terjadinya radang pada berbagai sel dalam tubuh.
Semua kondisi tersebut tentu memiliki dampak pada progres penyembuhan luka.
b. Gangguan saraf atau neuropati, salah satu komplikasi diabetes adalah terjadinya
kerusakan ujung saraf akibat kadar gula yang tinggi dalam darah dalam jangka
waktu yang panjang. Lama-kelamaan, kerusakan pada ujung saraf dan pembuluh
akan membuat area yang rusak menjadi kebas dan kehilangan fungsi sensori. Pada
kondisi yang normal, tubuh terutama tangan dan kaki dapat merasakan sakit, yang
membuat seseorang menjadi awas terhadap benda yang mungkin membahayakan
atau luka yang timbul di bagian tersebut. Pada kondisi ketika fungsi sensori
menurun akibat diabetes, tubuh menjadi tidak awas terutama pada timbulnya luka.
Akibatnya, sering kali luka yang awalnya kecil menjadi terbengkalai hingga
kemudian memburuk.
c. Gangguan sirkulasi, selain gangguan ujung saraf, penderita diabetes juga rentan
mengalami gangguan fungsi dan struktur pembuluh darah. Gangguan pembuluh
darah ini dapat terjadi di berbagai lokasi, mulai dari perifer seperti di tangan dan
kaki atau gangguan pembuluh darah di ginjal, yang memperbesar kemungkinan
penderita diabetes mengalami komplikasi penyakit pada ginjal. Gangguan
pembuluh darah tentu akan menurunkan fungsi sirkulasi. Padahal, sirkulasi darah
sangat penting untuk proses penyembuhan luka karena fungsi penting darah adalah
mengangkut berbagai nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk proses tersebut.
Gangguan pembuluh ini juga dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah
yang menurunkan aliran darah ke alat gerak. Tingginya kadar gula dalam darah juga
dapat membuat darah menjadi lebih kental, sehingga sirkulasi menjadi semakin
buruk.
d. Infeksi, kadar gula berlebih dalam darah merupakan “makanan” bagi bakteri yang
dapat menyebabkan berbagai infeksi. Selain itu, kadar gula darah yang tinggi juga
menghambat kerja sistem kekebalan tubuh dalam memerangi bakteri. Ini
menjadikan infeksi lebih cepat menyebar, memburuk, bahkan dapat menyebabkan
luka membusuk atau sepsis.
Fisman, Endokrin VI
Fisman, Reproduksi 1
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya
hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih
dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat
estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan
hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah
pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran
RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.
Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan
pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen
mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de
graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah
korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH
dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum
menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar
endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar
hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium.
Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa
ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Fisman, Resproduksi 2
1. Pasangan Suami Istri (Pasutri) bercita-cita memiliki anak perempuan lahir tgl. 21
April 2021, saudara analisis diluar bayi tabung, usaha-usaha apa yang seharusnya
dilakukan oleh Pasutri tersebut supaya cita-citanya berhasil/tercapai.
Untuk mendapatkan anak perempuan yang lahir pada tanggal 21 April 2021,
maka usaha yang dilakukan oleh pasangan suami dan istri yaitu, jika istri menstruasi
pada tanggal 1-7 Juli 2020 (1 minggu masa menstruasi secar umum) kemudian si
istri mandi bersih atau berhenti menstruasi pada tanggal 8 Juli 2020, kemudian masa
ovulasi si istri dari tanggal 9 Juli 2020 sampai 24 Juli 2020, dan masa yang tepat
untuk berhubungan intim (seks) adalah dari tanggal 16 Juli 2020 sampai 20 Juli
2020 dengan menggunakan metode Shettles yaitu untuk mendapatkan anak
perempuan dengan metode Shettles, metode yang diperkenalkan oleh Dr. Shettles
pada dekade 1960an ini menyarankan para pasangan untuk berhubungan intim
sekitar 2-4 hari sebelum masa subur, maka disarankan pasangan suami istri untuk
berhubungan seks selama 2 sampai 4 hari sebelum masa subur yaitu diantara
tanggal 16 sampai 24 Juli 2019 sehingga diperkirakan kelahiran anak perempuan
dengan kelahiran normal selama 9 bulan 10 harinya adalah tanggal 21 April 2021.