Drs.Suharsono., M.Pd.
Egi Nuryadin., S.Pd., M.Si.
Disusun Oleh:
Kelompok 9
B. Ciri-ciri
Berikut adalah ciri-ciri mamalia yang membedakannya dengan spesies
lainnya.
3. Proses Fertilisasi
4. Pencegahan polisperma
Selain aktivasi penyelesaian pembelahan meIosIs II sebagai
akibat rnasuknya spermatozoa ke dalam sitoplasma sel telur, sel telur
juga mengalami perubahan yang memungkinkan terjadinya suatu
mekanisme pencegahan terhadap masuknya spermatozoa yang lain
kedalam sel telur. Segera setelah spermatozoa masuk ke dalam
sitoplasma sel telur, potensial membran vitelin berubah menyebabkan
spermatoa lain yang berhasil menembus zona dan masuk ke ruang
perivitelin tidak dapat menembus membran vitelin. Selain itu granula-
granula kortek yang terletak di sepanjang pinggir (daerah kortek)
membran vitelin - yang terbentuk selama pematangan sel telur di dalam
folikel di ovarium - akan pecah dan mengeluarkan enzim-enzim
proteolitiknya ke ruang perivitelin. Enzim-enzim dari granula kortek ini
menyebabkan perubahan konfigurasi (struh.1ur) ZP3 yang berakibat pada
inaktivasi reseptor ZP3 dan perubahan struktur ZP2 yang berakibat pada
"pengerasan" zona pelusida sehingga spermatozoa lain tidak mampu
menembus zona pelusida. Perubahan potensial membran vitelin
(membran plasma) sel telur berlangsung sangat cepat akan tetapi bersifat
sementara karena potensial membran akan kembalikepada kondisi
semula. Sebaliknya reaksi kortek yang diikuti oleh perubahan pada zona
(reaksi zona) terjadi lebih lambat dibanding reaksi yang pertama dan
merupakan mekanisme pencegahan polispermia yang utama pada hewan
tingkat tinggi
Sebagai hasil dari persatuan antara induk dengan fetus maka akan
terbentuk vili. Berhubungan dengan bentuk dan tersebarnya vili pada
chorion plasenta dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Plasenta difusa, Plasenta ini memiliki ciri vili tersebar merata pada seluruh
permukaan luar dari chorion. Dimana blastosis-nya terletak memanjang
didalam rongga uterus. Plasenta semacam ini terdapat pada babi dan kuda.
2. Plasenta kotiloedonaria, Pada plasenta ini vili tidak tersebar merata pada
chorion, tetapi berkelompok pada pemukaan luar chorion yang disebut
kotiledon. Di daerah tempat melekatnya kotiledon dinding uterus
membentuk penebalan-penebalan yang dinamakan karunkel. Plasenta
semacam ini dimiliki oleh Sapi.
2. Fase Blastula
Blastula dari bahasa Yunani blastos yang berarti “tumbuh” adalah
sebuah bola berongga dari sel-sel yang terbentuk selama tahap awal
perkembangan embrio. Blastula ini terbentuk ketika zigot mengalami
pembelahan sel. Blastula didahului oleh proses morula dan diikuti proses
gastrula dalam urutan perkembangannya. Blastula ditandai dengan adanya
rongga (blastocoel) ditengah-tengah kumpulan sel padat hasil morulasi.
Proses pembentukan blastula disebut blastulasi.
Blastula pada mammalia disebut dengan blastocysta. Blastula ini
terbentuk dari tipe telur isolesital dimana yolk nya sedikit dan tersebar
merata. Penyebaran ini membuat pembelahan terjadi secara sempurna.
Setelah morula mensekresikan cairan sehingga membentuk rongga
blastula, maka embrio berada pada stadium blastosis.
Blastocysta memiliki sebuah rongga yang berisi cairan yang
dikelilingi oleh selapis sel pada bagian tepi yang disebut tropoblast atau
tropoektoderm yang kelak akan membentuk korion dan turut serta dalam
pembentukan plasenta. Adanya rongga pada blastula memungkinkan untuk
terjadinya gerakan-gerakan morfogenik untuk reorganisasi sel embrio pada
tahap selanjutnya. Pada bagian dalam embrio terdapat sel-sel dalam (Inner
Cell Mass) yang akan berkembang menjadi embrio sesungguhnya.
Pada stadium blastula, embrio siap mengalami implantasi. Sambil
terimplantasi blastula akan berkembang, dan terjadi plasentasi pada
jaringan tropoektoderm dan jaringan endometrium induk. Pada fase
blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk
pada fase morula. Konsentasi sitoplasma pada kedua kutub berbeda. Pada
kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit, dibandingakan
dengan kutub vegetal. Konsterasi sitoplasma yang berbeda menentukan
arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase ini
kutub animal dan kutub vegetal telah selesai dibentuk. Dua daerah utama
blastula, yaitu:
a. Epiblast, bagi blastomere yang terletak sebelah atas atau daerah kutub
animalus. Sebagian besar akan menumbuhkan ectoderm.
b. Hypoblast, bagi blastomere yang terletak sebelah bawah atau daerah
kutub vegetativus. Sebagian besar menumbuhkan endoderm.
Blastula memiliki daerah-daerah sel yang akan menjadi bakal
pembentuk alat. Pada embryogenesis berikutnya daerah-daerah itu akan
bergerak menyusun diri untuk menjadi lapisan-lapisan atau jejeran sel
tersendiri. Dikenal lima daerah bakal pembentuk alat, yaitu:
1) Bakal ectoderm epidermis,
2) Bakal ectoderm saraf,
3) Bakal notochord,
4) Bakal mesoderm, dan
5) Bakal endoderm (entoderm).
5. Fase Tubulasi
Pertumbuhan mengiringi pembentukan gastrula ialah tubulasi atau
pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis
benih yaitu ektoderm, endoderm, mesoderm menyusun sehingga berupa
bumbung berongga. Tubulasi terjadi mulai dari daerah kepala sampai ekor.
Kecuali mesoderm, hanya berlangsung di daerah truncus embryo.
Sementara tubulasi berlangsung embrio pun bertambah besar dan bertambah
panjang, menghasilkan tubuh bentuk batang sebagai ciri chordata.
Mengiringi proses tubulasi terjadi proses diferensiasi setempat pada
tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan
menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif. Ketika tubulasi ektoderm saraf
berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung
itu, bagian depan tumbuh jadi encephalon (otak) dan bagian belakang jadi
medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm
terjadi diferensiasi awal saluran itu atas bagian depan, tengah dan belakang.
Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan
otot rangka bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, oto viscera,
rangka dan alat urogentilia. Adapaun 3 proses yang berlangsung dalam
tubulasi adalah invaginasi, evaginasi, delaminasi.
H. Tahap Neurulasi
Neurulasi adalah proses awal membentuk sistem saraf, jaringan ini
berasal dari diferensiasi ektoderm, sehingga disebut ektoderm neural,
neurulasi dapat juga diartikan dengan proses awal pembentukan sistem saraf
yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan
pembentukan keping neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta
penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam
dinding tubuh dan berdiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan
berakhir dengan terbentuknya bumbung neural.
Tahapan-tahapan Neurulasi Proses neurulasi diawali dari
pembentukan lamina neuralis kemudian mengalami invaginasi menjadi
sulkus neuralis dan tebentuk tubulus neuralis. Neurulasi sangat berhubungan
erat dengan gastrulasi. Pada akhir gastrulasi terbentuklah nerve cord dan
notochord. Nerve cord sendiri berasal dari ektoderm sedangkan notochord
berasal dari lempengan ektoderm bagian dorsal. Pada manusia khususnya,
proses ini dimulai pada minggu ketiga setelah pembuahan. Secara terperinci
tahapan-tahapan proses neurulasi sangatlah kompleks, berdasarkan
perkembangan nya neurulasi melakukan beberap tahapan diantaranya:
a. Pembentukan Neural Plate Setelah fase gastrulasi selesai, kemudian
perkembangan embrio berlanjut pada fase neurulasi.Pada tahap awal
notokord( sumbu primitive embrio dan bakal tempat kolumna –
vertebralis ) menginduksi ectoderm yang berada di atasnya. Sel – sel
ectoderm berubah menjadi panjang dan tebal dari pada sel di sekitar nya
atau disebut proses poliferasisel – sel membentuk lempeng saraf( neural
plate ). Pembentukan ini terjadi pada bagian dorsal embrio, tepatnya di
daerah kutub animal.
b. Pembentukan Neural Fold Setelah neural plate terbentuk, maka akan di
ikuti dengan penebalan bagian neural plate itu sendiri. Karena
pertumbuhan dan perbanyakan sel ectoderm epidermis lebih cepat
dibandingkan dengan pertumbuhan ectoedrm neural, mengakibatkan
lapisan neural plate menjadi tertekan dan mengalami pelekukan
kebagian dalam (invaginasi) .Bagian Peleku kan ini lah yang disebut
sebagai neural fold.
c. Pembentukan Neural Groove Terbentuk nya neural fold atau lebih
sederhana nya adalah pematangan neural yang merupakan lipatan dari
kedua sisi lempeng neural secara bersama anakan diiringi dengan
terbentuknya neural groove. Neuralgroove atauparit neural adalah
bagian paling dasar dari lipatan ektoderm neural itu sendiri yang
mengalami pelekukan kebagian dalam embrio.
d. Pembentukan Neural Tube Karena pertumbuhan ectoderm epidermis
lebih cepat, maka akan semakin mendorong lipatan neural yang telah
terbentuk, mengakibatkan fusi antara neural fold bagian kanan dengan
neural fold bagian kiri. Pada akhirnya terbentuk tabung atau bumbung
saraf ( neural tube ) dengan lubangnya disebut neural canal atau
neurocoel. Pada perkembangan selanjutnya, neural tube akan
berdiferensiasi menjadi organ berikutini : a. Otak dan sumsum tulang
belakang b. Saraf tepi otak dan tulang belakang c. Bagian persarafan
indra mata, hidung, dankulit d. Chromatophore kulit dan organ tubuh
yang berpigmen Pada saat awal terbentuknya, neural tube masih
memiliki dua ujung yang belum menutup, yang dinamakan neurophore.
a. Neurophore anterior, yang akan membentuk otak dan bagian –
bagiannya. b. Nerophore posterior, yang akan membentuk fleksura atau
lipatan yang terdapat dalam otak, dan berperan dalam menentukan
daerah otak. Terbentuknya Neural Crest Pada awa terbentuknya neural
tube, bagain dorsal tube yang dekat dengan kutub animal, masih
menempel pada sel-sel ectoderm epidermis. Pada bagian yang
menempel tersebut terdapat sel-sel ectoderm neural yang tidak ikut serta
membentuk neural tube, sel ini lah yang dimaksud dengan neural
crest.Saat pembentukan tabung saraf (neural tube), sel-sel neural crest
akan terpisah dan akan bermigrasi jauh dari ectoderm neural. Neural
crest akan menjadi lokasi yang dituju kemudian berdiferensiasi menjadi
sel-sel ganglia spinalis dan otot otonom,dan sebagainya. Mesensim yang
berasal dari neural crest disebu tektomesensim.
Macam-macam Neurulasi 1) Neurulasi ini dibagi menjadi dua jenis
berdasarkan bagaimana neural tube terbentuk antara lain: a. Neurulasi
Primer Pada neurulasi primer ini, dimana neural tube terbentuk akibat
adanya proses pelekukan atau invaginasi dari lapisan ektoderm neural yang
diinisiasi oleh nothocord. Cara ini paling umum ditemukan pada kelompok
hewan antara lain: amphibi, reptile, aves dan mamalia termasuk manusia.
Selama proses neurulasi primer, ectoderm dibagi menjadi tiga area
peruntukan sel yaitu: Bagian ectoderm yang di tempat kan pada bagian
internal neural tube, yang akan membentuk otak dan sumsum tulang
belakang. Bagian ectoderm yang diposisikan eksternal untuk membentuk
epidermis kulit. Dorsal Root Ganglia akan menghubungkan tabung saraf
dan Neurulasi Mamalia Proses neurulasi diawali dengan adanya induksi
dari notochord sebagai inductor terhadap ektoderm neural yang terletak di
atasnya, yang berperan sebagai jaringan. Induks paling awal oleh induksi
dan disebut sebagai induksi primer sedangkan induksi-induksi selanjutnya
di sebut induksi sekunder. Tanpa ada nya induksi neural, induksi-induksi
selanjutnya, terutama yang terjadi pada tahap organogenesis, tidak dapat
berlangsung dan embrio tidakkan berkembang lanjut secara sempurna.
Kebanyakan proses induksi ini bersifat instruktif dan sisa nya permisif.
2) Fase Diferesnsiasi dan Organogenesis
Pada fase ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada
struktur dan fungsi sel untuk menjadi jaringan yang lebih spesifik. Proses ini
dikendalikan oleh faktor hereditas (gen) yang dibawa pada saat
pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Pada akhirnya masing-
masing bagian ektoderm, mesoderm dan endoderm akan mengalami
diferrensiasi menjadi organ-organ sebagai berikut:
a. Ektoderm, akan berdiferensiasi menjadi epidermis, rambut, kelenjar
minyak, kelenjar keringat, email gigi, sistem saraf dan sistem reseftor.
b. Mesoderm, akan berdiferensiasi menjadi tulang, jaringan ikat, otot,
sistem peredaran darah, sistem ekskresi misalnya duktus deferens, dan
sistem reproduksi.
c. Endoderm, akan berdiferensiasi menjadi jaringan epitel pencernaan,
sistem pernafasan, pankreas dan hati serta kelenjar gondok.
1. Hari ke-9
Gambar 2.17
Gambar 2.18
3. Hari ke-40
Gambar 2.19
Gambar 2.20
Gambar 2.21
Gambar 2.22
Kepala dan leher janin sudah sejajar dengan tulang belakang dan
sudah berposisi normal seperti kuda pada umumnya. Kelamin seks sudah
terbentuk, terlihat ada benjolan kecil dibentuk untuk skrotum (jantan) dan
ambing (betina). Janin sudah berukuran seperti tupai .
7. Hari ke-100
Gambar 2.23
Gambar 2.24
Dalam 30 hari janin telah tumbuh beratnya sekitar empat kali lipat
dari sebelumnya. Surai dan ekor rambut telah muncul. Janin tersebut
berukuran seperti anjing Beagle .
10. Hari ke-240
Gambar 2.26
Gambar 2.27
Periode perkembangan janin kuda hari ke 270
Gambar 2.27
Gambar 2.28
Anak Kuda