Jurusan : Matematika
A. Pendahuluan
Reproduksi merupakan kemampuan suatu mahluk hidup, baik yang uniseluler maupun yang
multiseluler untuk menghasilkan keturunan, tanpa proses reproduksi suatu mahluk hidup tidak akan
mungkin melestarikan jenisnya. Pada organisme uniseluler, proses reproduksinya lebih sederhana
dibandingkan dengan organisme multiseluler. Reproduksi seksual pada organisme multiseluler
diawali dengan pembentukan gamet atau gametogenesis yaitu gamet jantan dan gamet betina.
Proses pembentukan gamet melibatkan pembelahan meiosis. Setelah gamet jantan (sperma)
menyatu dengan gamet betina melalui proses fertilisasi, akan menghasilkan satu sel tunggal yang
disebut zigot, yang mengandung satu set kromosom dari masing-masing induk. Zigot akan
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dengan melalui serangkaian tahapan
pembelahan sel, sehingga dihasilkan individu baru. Pada bab ini, pertama-tama kita akan membahas
(i) reproduksi pada tingkat seluler, yang terdiri atas reproduksi pada organisme uniseluler seperti
organisme prokariotik yaitu bakteri, (ii) pembelahan sel atau siklus sel pada organisme eukariotik
yang melibatkan pembelahan inti atau yang dikenal dengan istilah mitosis dan sitokinesis, serta (iii)
pembelahan meiosis pada proses pembentukan gamet. Berikutnya kita akan membahas (iv)
reproduksi pada tumbuhan berbiji serta(v) struktur dan fungsi organ-organ reproduksi pada pria dan
wanita (Palennari dkk, 2016).
Reproduksi merupakan kekuatan dorongan dasar di balik perilaku hewan. Setiap organisme
akan menerapkan berbagai strategi untuk keberhasilan reproduksi. Mengapa reproduksi ini penting?
Karena reproduksi berarti organisme dapat mewariskan gen-nya ke generasi berikutnya, yang berarti
pula berhasil dalam melestarikan spesiesnya di alam. Jika reproduksi gagal, spesies akan punah.
Perilaku reproduksi bergantung pada sistem perkawinan pada hewan tersebut. Terdapat beberapa
sistem perkawinan yang mengikuti sistem sosioseksualnya sebagai berikut ini. Monogami adalah
pola yang memperlihatkan pasangan kawin; seekor jantan dan seekor betina yang kawin secara
eksklusif dengan pasangannya. Poligami adalah pola yang menunjukkan seekor individu dapat kawin
dengan lebih dari satu individu dari jenis kelamin yang berbeda. Terdapat tiga variasi kelompok
sosial poligami ini, yaitu: (a) poligini, satu jantan kawin dengan beberapa betina; (b) poliandri, satu
betina kawin dengan beberapa jantan; dan (3) kelompok multimalemultifemale atau banyak jantan-
banyak betina, sejumlah jantan dan sejumlah betina hidup bersama dan saling kawin (Sumarto dan
Koneri, 2016).
Spesies dengan kecepatan reproduksi dan pertumbuhan tinggi lebih dapat berkembang pada
tahap awal tetapi sebaliknya pada tahap akhir dengan adanya tekanan seleksi, spesies dengan
potensi pertumbuhan rendah tetapi dengan adanya kompetisi besar akan lebih untung dan lebih
dapat bertahan (Maknun, 2017).
Siklus reproduksi pada hewan primata umumnya dan manusia khususnya, dikenal dengan
siklus menstruasi. Siklus ini erat hubungannya dengan perkembangan folikel telur dan endometrium
uterus. Siklus ini dikendalikan oleh hormon-hormon reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus,
hipofisis dan ovarium . Siklus reproduksi yang lain dan identik dengan hewan mamalia primata juga
terjadi pada hewan mamalia nonprimata yang dikenal dengan siklus estrus. Siklus ini juga memiliki
empat fase yaitu : diestrus, proestrus, estrus dan metetrus (postestrus). Pada fase estrus terjadi
ovulasi dan pada fase ini juga terjadi puncak birahi pada hewan betina dan siap menerima hewan
jantan untuk kopulasi. Selain fase estrus, hewan betina tidak mau melayani hewan jantan untuk
kopulasi (Huda dkk, 2017).
Tebal endometrium uterus merupakan faktor utama yang memengaruhi bobot uterus dan
bobot total organ reproduksi. Hal tersebut disebabkan karena endometrium uterus merupakan
lapisan paling responsif terhadap perubahan hormon reproduksi, terutama hormon estrogen
(Alfiyanti dkk, 2019).
B. Hasil Pengamatan
E. Saran
Kepada kakak asisten dimohon untuk menjelaskan terlebih dahulu mengenai aturan
praktikum dan laporan yang akan dilakukan untuk meminimalisir kesalahan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyanti, A. A. (2019). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica A.Juss)
terhadap Berat Uterus dan Tebal Endometrium Mencit (Mus musculus L.). Buletin Anatomi
dan Fisiologi, 4(1). 82-86.
Sumarto, S. d. (2016). EKOLOGI HEWAN. Bandung: CV. Patra Media Grafindo Bandung.
LAMPIRAN