Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM VII

Topik Percobaan : Reproduksi Pada Hewan

Nama / Stambuk : Atika Nazria Senina / F1A120021

Tanggal Percobaan : Jumat, 09 April 2021

Jurusan : Matematika

Asisten Pembimbing : Ani Astuti

A. Pendahuluan
Reproduksi merupakan kemampuan suatu mahluk hidup, baik yang uniseluler maupun yang
multiseluler untuk menghasilkan keturunan, tanpa proses reproduksi suatu mahluk hidup tidak akan
mungkin melestarikan jenisnya. Pada organisme uniseluler, proses reproduksinya lebih sederhana
dibandingkan dengan organisme multiseluler. Reproduksi seksual pada organisme multiseluler
diawali dengan pembentukan gamet atau gametogenesis yaitu gamet jantan dan gamet betina.
Proses pembentukan gamet melibatkan pembelahan meiosis. Setelah gamet jantan (sperma)
menyatu dengan gamet betina melalui proses fertilisasi, akan menghasilkan satu sel tunggal yang
disebut zigot, yang mengandung satu set kromosom dari masing-masing induk. Zigot akan
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dengan melalui serangkaian tahapan
pembelahan sel, sehingga dihasilkan individu baru. Pada bab ini, pertama-tama kita akan membahas
(i) reproduksi pada tingkat seluler, yang terdiri atas reproduksi pada organisme uniseluler seperti
organisme prokariotik yaitu bakteri, (ii) pembelahan sel atau siklus sel pada organisme eukariotik
yang melibatkan pembelahan inti atau yang dikenal dengan istilah mitosis dan sitokinesis, serta (iii)
pembelahan meiosis pada proses pembentukan gamet. Berikutnya kita akan membahas (iv)
reproduksi pada tumbuhan berbiji serta(v) struktur dan fungsi organ-organ reproduksi pada pria dan
wanita (Palennari dkk, 2016).
Reproduksi merupakan kekuatan dorongan dasar di balik perilaku hewan. Setiap organisme
akan menerapkan berbagai strategi untuk keberhasilan reproduksi. Mengapa reproduksi ini penting?
Karena reproduksi berarti organisme dapat mewariskan gen-nya ke generasi berikutnya, yang berarti
pula berhasil dalam melestarikan spesiesnya di alam. Jika reproduksi gagal, spesies akan punah.
Perilaku reproduksi bergantung pada sistem perkawinan pada hewan tersebut. Terdapat beberapa
sistem perkawinan yang mengikuti sistem sosioseksualnya sebagai berikut ini. Monogami adalah
pola yang memperlihatkan pasangan kawin; seekor jantan dan seekor betina yang kawin secara
eksklusif dengan pasangannya. Poligami adalah pola yang menunjukkan seekor individu dapat kawin
dengan lebih dari satu individu dari jenis kelamin yang berbeda. Terdapat tiga variasi kelompok
sosial poligami ini, yaitu: (a) poligini, satu jantan kawin dengan beberapa betina; (b) poliandri, satu
betina kawin dengan beberapa jantan; dan (3) kelompok multimalemultifemale atau banyak jantan-
banyak betina, sejumlah jantan dan sejumlah betina hidup bersama dan saling kawin (Sumarto dan
Koneri, 2016).
Spesies dengan kecepatan reproduksi dan pertumbuhan tinggi lebih dapat berkembang pada
tahap awal tetapi sebaliknya pada tahap akhir dengan adanya tekanan seleksi, spesies dengan
potensi pertumbuhan rendah tetapi dengan adanya kompetisi besar akan lebih untung dan lebih
dapat bertahan (Maknun, 2017).
Siklus reproduksi pada hewan primata umumnya dan manusia khususnya, dikenal dengan
siklus menstruasi. Siklus ini erat hubungannya dengan perkembangan folikel telur dan endometrium
uterus. Siklus ini dikendalikan oleh hormon-hormon reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus,
hipofisis dan ovarium . Siklus reproduksi yang lain dan identik dengan hewan mamalia primata juga
terjadi pada hewan mamalia nonprimata yang dikenal dengan siklus estrus. Siklus ini juga memiliki
empat fase yaitu : diestrus, proestrus, estrus dan metetrus (postestrus). Pada fase estrus terjadi
ovulasi dan pada fase ini juga terjadi puncak birahi pada hewan betina dan siap menerima hewan
jantan untuk kopulasi. Selain fase estrus, hewan betina tidak mau melayani hewan jantan untuk
kopulasi (Huda dkk, 2017).
Tebal endometrium uterus merupakan faktor utama yang memengaruhi bobot uterus dan
bobot total organ reproduksi. Hal tersebut disebabkan karena endometrium uterus merupakan
lapisan paling responsif terhadap perubahan hormon reproduksi, terutama hormon estrogen
(Alfiyanti dkk, 2019).
B. Hasil Pengamatan

1. Pengamatan Pada alat reproduksi Kucing


Jantan Betina

2. Pengamatan Pada alat reproduksi Ikan


Jantan Betina
3. Pengamatan Pada Alat Reproduksi Cicak
Jantan Betina

4. Pengamatan Pada Alat Reproduksi Katak


Jantan Betina

5. Pengamatan Pada Alat Reproduksi Burung


Jantan Betina
C. Pembahasan
Sistem reproduksi pada tiap makhluk pasti berbeda-beda, misalnya sistem reproduksi
hewan dipastikan tidak sama dengan sistem reproduksi tumbuhan. Secara garis besar,
reproduksi adalah suatu proses biologi yang dilakukan oleh organisme untuk menghasilkan
lebih banyak spesies turunannya. Melalui proses perkembangbiakan tersebut, induk akan
memindahkan materi genetik kepada keturunannya.
Pada hewan terdapat 2 pengelompokkan besar yaitu vertebrata dan avertebrata/
invertebrate. Hewan avertebrata adalah hewan yang memiliki tulang belakang sedang
invertebrate adalah hewan yang tidak mempunyai tulang belakang. Pada praktikum ini yang
dibahas adalah hewan vertebrata. Hewan vertebrata terdiri dari 5 kelas yaitu, mamalia,
pisces, reptile, amfibi dan aves.
Pada pengamatan, contoh kelas mamalia adalah kucing. Kelamin pada kucing dapat
dilihat dengan mata telanjang. Pada jantan terdapat alat reproduksi berupa testis, saluran
kelamin dengan kelenjar kelamin dan alat kopulasi (penis). Testis sebagai organ kelamin
primer mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan sel-sel kelamin jantan atau spermatozoa
dan mensekresikan hormon kelamin jantan atau testosteron. Organ primer / testis
berjumlah dua buah yang terdapat di dalam kantong luar yang disebut skrotum. Fungsi dari
skrotum adalah mengatur perubahan temperatur skrotum sehingga proses spermatogenesis
dapat berlangsung secara normal dan melindungi testis dari gangguan-gangguan luar berupa
pukulan, panas, dingin, serta gangguan mekanis lainnya. Sedangkan pada betina reproduksi
terdiri atas ovarium, saluran kelamin dan alat  penggantungnya. Saluran kelamin terdiri dari
tuba fallopii (oviduk), tanduk rahim (kornua uteri), badan rahim (korpus uteri), leher rahim
(servik uteri), vagina dan vulva. Vulva adalah celah paling luar dari alat kelamin betina / celah
antar bibir.
Pada kelas pisces, contohnya adalah ikan. Fungsi reproduksi pada ikan pada
dasarnya merupakan bagian dari sistem reproduksi yang terdiri dari komponen kelenjar
kelamin atau gonad, dimana pada ikan jantan disebut testis beserta salurannya sedang pada
betina disebut ovarium. Testis adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan
dan terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan
lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit).
Selanjutnya pengamatan pada cicak dari kelas reptile. Sama halnya pada hewan-
hewan diatas, cicak jantan memiliki alat reproduksi berupa testis yang berbentuk oval dan
sepasang. Vas deferens berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju
kloaka. Pada cicak betina, alat reproduksinya berupa ovarium yang juga berjumlah sepasang.
Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung.
Pada katak yang merupakan contoh hewan dari kelas amfibi, alat reproduksi katak
jantan yaitu sepasang testis yang berfungsi menghasilkan sperma. Sel sperma yang
dihasilkan oleh testis disalurkan melalui vas deferes menuju ke ginjal. Sel sperma ini nantinya
akan dikeluarkan bersama urine melalui kloaka. Katak betina mempunyai alat reproduksi
berupa sepasang ovarium. Ovarium pada katak betina berfungsi untuk menghasilkan ovum.
Kelas yang terakhir yaitu aves, contoh pengamatannya yaitu burung. Pada burung
jantan, alat reproduksinya adalah sepasang testis.  Testis burung berbentuk oval, terletak
pada sebelah ventral lobus penis. Testis inilah yang dijadikan sebagai tempat menyimpan
spermatozoa. Sama halnya pada hewa-hewan berkelamin betina diatas, burung betina juga
mempunyai alat reproduksi berupa sepasang ovarium, namun yang berkembang hanya
ovarium kiri yang terletak di bagian dorsal rongga abdomen sedangkan ovarium kanan tetap
kecil.
D. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
reproduksi adalah suatu proses biologi yang dilakukan oleh organisme untuk menghasilkan
lebih banyak spesies turunannya. Alat reproduksi hewan bentuknya bervariasi namun
mempunyai fungsi yang sama dimana pada hewan berkelamin jantan mempunyai testis yang
berfungsi menghasilkan sel sperma dan pada hewan berkelamin betina mempunya alat
reproduksi berupa ovarium yang berfungsi menghasilkan ovum atau sel telur.

E. Saran
Kepada kakak asisten dimohon untuk menjelaskan terlebih dahulu mengenai aturan
praktikum dan laporan yang akan dilakukan untuk meminimalisir kesalahan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Alfiyanti, A. A. (2019). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica A.Juss)
terhadap Berat Uterus dan Tebal Endometrium Mencit (Mus musculus L.). Buletin Anatomi
dan Fisiologi, 4(1). 82-86.

Huda, K. N. (2017). PENGARUH EKSTRAK SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP


SIKLUS ESTRUS MENCIT (Mus musculus L. Swiss Webster). Eksakta, 18 (2). 70-71.

Maknun, D. (2017). EKOLOGI : Populasi, Komunitas, Ekosistem. Cirebon: Nurjati Press.

Palennari, M. H. (2016). BIOLOGI DASAR. Makassar: Alauddin University Press.

Sumarto, S. d. (2016). EKOLOGI HEWAN. Bandung: CV. Patra Media Grafindo Bandung.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai