TUJUAN
MANFAAT
PETA KONSEP
Paedogenesis
Parthenogenesis
SISTEM REPRODUKSI SERANGGA
Sistem reproduksi jantan terdiri atas sepasang testis yang terletak di ujung
belakang abdomen. Setiap testis mengandung unit-unit fungsional dimana sperma
dihasilkan. Sperma matang yang keluar dari testis melewati saluran pendek dan
mengumpul di ruang penyimpan. Saluran yang sama mengarah keluar dari
vesikula seminalis, bergabung satu sama lain di sekitar pertengahan tubuh, dan
membentuk saluran ejakulasi (ejaculatory duct) tunggal yang mengarah keluar
dari tubuh melalui organ kelamin jantan (aedeagus).
Satu atau lebih pasangan kelenjar aksesori (accessory glands) biasanya
berhubungan dengan sistem reproduksi jantan, yaitu organ-organ sekretori yang
terhubung dengan sistem reproduksi melalui saluran pendek - beberapa mungkin
menempel dekat testis atau vesikula seminalis, yang lainnya mungkin
berhubungan dengan saluran ejakulasi.
Gambar 1. Organ Kelamin Jantan Insecta
Telur yang matang bentuknya beragam mulai dari yang pipih, bulat telur
(oval), seperti tong sampai bulat. Sebagian besar telur bagian terbesar telur terisi
oleh kuning telur (yolk) atau deutoplasma (deutoplasm), sitoplasma dan inti hanya
menempati bagian kecil dari telur. Kuning telur mengandung karbohidrat, protein
dan lipida. Protein adalah bagian yang terbanyak. Sitoplasma terdapat di sekitar
inti (sitoplasma inti) dan sekitar tepi kuning telur (periplasma atau sitoplasma
korteks = cortical cytoplasm). Telur dapat terbungkus oleh dua membran yaitu
membran vitelin yang merupakan membran sel telur dan korion (chorion) atau
kulit telur.
Korion berfungsi seperti kutikula yang melindungi terhadap gangguan
fisik, penguapan air, dan juga untuk ventilasi (pernapasan) telur. Telur-telur jenis
serangga tertentu yang diletakkan di tempat lembab dapat menyerap air dari
lingkungannya.
Gambar 7. Telur Belalang Daun
Spermatozoa dapat masuk ke dalam telur melalui satu atau lebih saluran
khusus disebut mikropil, yang merupakan perforasi, pada korion yang terdapat di
bagian tertentu dari telur. Pembuahan telur terjadi setelah ovulasi, dimulai dengan
transfer sperma dari serangga jantan ke serangga betina di dalam sistem
reproduksinya pada waktu kopulasi.
Sperma yang ditransfer itu bebas atau dalam spermatofor. Spermatofor
biasanya diletakkan dalam bursa kopulatriks atau vagina, jarang di dalam
spermateka. Spermatozoa, apapun kondisinya waktu ditransfer ke serangga betina
akhirnya berkumpul di spermateka.
Proses pembuahan adalah sebagai berikut:
a. Pelepasan sejumlah spermatozoa dari spermateka.
Spermateka atau kantung sperma pada serangga betina berfungsi
memproduksi bahan likat untuk menempelkan telur.
b. Masuknya spematozoa ke dalam telur melalui mikropil (micropyle)
Mikropil adalah saluran khusus untuk memasukkan sperma kedalam sel
telur.
c. Fusi pronuklei telur dan spermatozoa menjadi zigot.
Penentuan kelamin (seks) pada serangga seksual tergantung dari
keseimbangan antara gen-gen sifat jantan dan gen-gen sifat betina. Pada sebagian
besar kelompok serangga jantan adalah heterogamet dan betina homogamet.
Pada serangga primitif, pejantan meletakkan spermatozoa pada suatu
substrat, kadang-kadang dilindungi oleh struktur tertentu, dan kemudian
mencumbu si betina untuk mengambil spermatozoa tersebut dan dimasukkan ke
dalam bukaan organ kelaminnya. Capung dan laba-laba memasukkan langsung
spermatozoa ke dalam struktur kopulasi sekunder, yang kemudian digunakan
untuk membuahi betina. Serangga yang lebih maju memiliki organ khusus untuk
memasukkan spermatozoa langsung ke saluran reproduksi betina.
a. Poliembrioni
Setiap telur yang sedang berkembang dapat membelah secara mitosis dan
menjadi beberapa sampai banyak embrio. Tipe perkembangan ini biasanya
terdapat pada Hymenoptera.
Telur pada serangga polimbrioni berbeda dari serangga non-poliembrioni,
sebagai berikut:
(1) telurnya sangat kecil
(2) tidak ada kuning telur
(3) karion, jika ada, sangat tipis dan permeabel.
b. Paedogenesis
Serangga pradewasa memiliki alat kelamin yang telah matang dan dapat
menghasilkan keturunan. Beberapa jenis Coleoptera memiliki perkembangan
paedogenesis.
c. Parthenogenesis
Sel telur berkembang menjadi embrio tanpa mengalami
pembuahan. Partenogenesis dapat terjadi pada serangga ovipar maupun vivipar.
Partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina
memproduksi sel telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi.
Pada lebah madu hasil parthenogenesis menghasilkan lebah jantan (drone)
sedangkan jika ada fertilisasi akan menjadi lebah betina.
Glosarium
Indeks
Link Gambar
- https://www.google.com/search?
q=gambar+organ+kelamin+insecta&safe=strict&client=ms-android-samsung-
ga-rev1&source=android-
browser&prmd=insv&sxsrf=ALeKk02tKdCBjDOZ9-
KhmQSFnIVaW61FNg:1595826498164&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved
=2ahUKEwjk86781OzqAhXNfX0KHYj_DLoQ_AUoAXoECA4QAQ&biw=4
12&bih=749&dpr=2.63#imgrc=wC7Qms-jyvMU5M
- https://www.google.com/search?
q=gambar+organ+kelamin+insecta&safe=strict&client=ms-android-samsung-
ga-rev1&source=android-
browser&prmd=insv&sxsrf=ALeKk02tKdCBjDOZ9-
KhmQSFnIVaW61FNg:1595826498164&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved
=2ahUKEwjk86781OzqAhXNfX0KHYj_DLoQ_AUoAXoECA4QAQ&biw=4
12&bih=749&dpr=2.63#imgrc=yokYWuubwSf5bM